Setelah dibohongi Brenda Wright, orang tua Richie Alderson sudah tidak percaya dengannya, selain itu demi bayi dalam perut Naomi Stone, mereka segera berkata, "Naomi, jangan emosi, jangan melukai bayi dalam perutmu. Kami percaya denganmu.""Angel, kau sudah pernah menipu kami, apakah masih ingin menipu kami untuk kedua kalinya? Kami bukan monyet yang bisa kau permainkan. Jangan memfitnah orang lain menculikmu, kami bisa menuntutmu.”"Ya, kau bilang Naomi Stone merencanakan semua ini. Apakah kau punya bukti?"Brenda Wright menatap orang tua Richie Alderson, lalu mengalihkan tatapannya ke wajah Richie Alderson. "Richie, bagaimana denganmu, apakah kau juga tidak percaya padaku?"Richie Alderson juga terkejut, tetapi dia merasa Naomi Stone tidak mampu merencanakan semua ini, ini sangat tidak masuk akal."Aku tidak percaya dengan siapa pun. Jika kau menuduh Naomi Stone, maka tolong tunjukkan buktimu," kata Richie Alderson.Naomi Stone awalnya sangat panik, tetapi sekarang Keluarga Alderson
Kaki Naomi Stone melemas, semua sudah berakhir!Pada saat ini, terdengar suara Nicolas Stone. "Semua salah Naomi Stone, adikku yang menyuruhku!""Adikku sudah lama ingin menikah dengan Richie Alderson untuk menjadi nyonya muda menggunakan alasan hamil, tetapi kau adalah penghalangnya. Jadi adikku merencanakan untuk menyingkirkanmu dengan menculikmu.” "Raja Hugh, aku sebenarnya tidak bersalah. Semua ini rencana adikku. Aku hanya membantunya, tangkap adikku dan cepat lepaskan aku."Nicolas Stone sudah menjelaskan semuanya. Orang tua Richie Alderson menatap Naomi Stone dengan kaget. Mereka tidak menyangka seorang gadis yang terlihat begitu lemah lembut ternyata merencanakan konspirasi yang mengerikan untuk mempermainkan mereka.“Naomi Stone, apakah itu benar?” Richie Alderson menatap Naomi Stone dengan wajah suram.Naomi Stone menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu tidak benar. Dia berbohong. Aku tidak melakukan apa-apa. Kalian tidak boleh memercayainya.”"Naomi Stone, bagus, kau ingin m
Apakah dia sangat menurutinya?Brenda Wright hendak tertawa, tetapi dia tidak ingin berbicara tentang Hugh Randall dengan Richie Alderson, jadi dia hanya berkata dengan santai, "Dia sangat berbahaya, kau sebaiknya menjauh darinya."Apakah berbahaya?Richie Alderson merasa Hugh Randall memang sangat berbahaya, tetapi siapa sangka pria yang begitu bahaya akan mengalah pada Brenda Wright, seperti harimau yang sudah dilatih.Mungkin Brenda Wright belum menyadari pengaruhnya pada Hugh Randall sekarang, jadi Richie Alderson juga tidak melanjutkan topik ini."Apakah kau mencariku hari ini untuk membicarakan Naomi Stone. Apakah kau ingin aku mencabut gugatan dan melepaskan Naomi Stone?" Brenda Wright langsung bertanya.Ternyata dia berpikir begitu?"Mengapa kau berpikir begitu?""Bukankah begitu? Dia sudah mengandung anakmu, Paman dan Bibi sangat menginginkan anak ini." Brenda Wright hanya berkata sesuai fakta.Richie Alderson tahu penculikan ini sudah mendorong Brenda Wright makin jauh darin
Melihat Keluarga Alderson sudah bisa dikendalikan, Naomi Stone sangat bangga. Dia membuka mulutnya dengan patuh dan meminum semua obat yang telah disuapi ibu Richie.Naomi Stone mengelus perutnya dan merasa bayi ini benar-benar adalah bintang keberuntungannya, hari-hari baiknya sudah menunggu.“Oke, obat janin sudah diminum, jangan ribut lagi dan beristirahatlah.” Orang tua Richie Alderson hendak pergi.“Paman, Bibi, kalian harus membantuku, jangan lupa.” Naomi Stone mengingatkan lagi.Orang tua Richie Alderson tidak berbicara, menandakan mereka setuju.Naomi Stone menarik selimutnya dan segera tertidur.Setelah beberapa saat, dia bermimpi buruk. Sebuah batu besar menekan perutnya, perutnya sakit, kemudian perutnya mulai mengeras.Naomi Stone langsung membuka matanya. Dia melihat ke sekeliling bangsal, untung hanya mimpi.Naomi Stone bernapas lega, tetapi segera menyadari ada yang aneh, perutnya benar-benar sakit.Apa yang telah terjadi?Naomi Stone membuka selimut dan melihat darah
Hugh Randall tidak segera menanggapi, hanya menatap Brenda Wright dengan waspada.Brenda Wright melanjutkan, "Aku tidak berbohong. Meskipun aku tidak menemui adikku dan Chelsea, mereka pasti akan mencariku. Lebih baik aku yang mendatangi mereka dulu dan memberi mereka penjelasan agar tidak muncul perselisihan. Aku tidak peduli dengan hidup matimu, tetapi aku tidak bisa melihat adikku dan Chelsea terluka."Hugh Randall berpikir sejenak, lalu mengangguk, "Baik, aku akan mengaturnya."Hugh Randall memeluk Brenda Wright ke samping mobil, lalu membuka pintu mobil dan mendorongnya ke dalam. "Brenda, kau salah, hidup matiku berhubungan erat denganmu. Semasa aku hidup, kau adalah wanitaku. Jika suatu hari aku mati, aku tidak akan membiarkanmu hidup sendirian. Aku pasti akan membuatmu dikubur bersamaku."Brenda Wright tahu pria itu adalah seorang psikopat, tetapi tak disangka separah ini. Dia tidak meragukan ucapannya. Sebelum dia mati, dia pasti akan membunuhnya terlebih dahulu.Brenda Wright
Brenda Wright baru menatap Hugh Randall dan berkata, "Kau bisa pergi dan mencari mereka, tidak ada yang akan memaksamu untuk tinggal di sini."Hugh Randall menyipitkan matanya. "Brenda, apakah kau jual mahal sekarang?""Iya, jadi kau sebaiknya kau tidak memanjakan aku atau aku akan makin sombong dan mungkin akan menginjak kepalamu.”Hugh Randall tertawa dan merangkul Brenda Wright ke dalam pelukannya. "Kau sudah berhasil membangkitkan minatku, biasanya hanya aku yang menindas wanita dan belum pernah ada wanita yang berani menginjak kepalaku.”Dia tersenyum mesum dan berkata, “Sebelum menginjak kepalaku, bukankah kau seharusnya menunggangi … tubuhku?” "..." Brenda Wright mendorongnya, "Aku belum mandi.""Kenapa belum mandi? Apa kau menungguku untuk mandi bersama?""Bukan begitu …”“Ayo, mandi bersama.” Hugh Randall mengulurkan tangan untuk menggendongnya.Brenda Wright menolak. "Kau mandi dulu. Gambar desainku sudah hampir selesai. Ini harus segera dikirim ke klien.”"Brenda, meskip
Brenda Wright berkeringat dingin. Dia sepertinya pernah bercanda seperti ini dengannya, dia mulai merasa takut."Jangan bercanda seperti ini, aku tidak menyukainya."Melihat wajahnya memucat, Hugh Randall merasa lucu. "Aku hanya bercanda, kenapa begitu ketakutan?""Kalau begitu suruh orang menyiapkan obat kontrasepsi. Aku baru selesai datang bulan beberapa hari lalu. Sekarang adalah masa-masa kritis, sangat mudah hamil."Hugh Randall menyipitkan matanya. "Tidak perlu makan obat, jangan khawatir, kau tidak akan hamil."Brenda Wright segera meletakkan pensilnya lalu bangkit dan berjalan keluar.Hugh Randall meraih pergelangan tangannya. "Mau pergi ke mana?""Aku akan meminta mereka membawakan obat. Aku tidak mau hamil, aku tidak ingin merusak tubuhku."Hugh Randall mengerutkan bibirnya, kemudian berkata, "Aku sudah bilang kau tidak akan hamil. Coba kau lihat, mana ada wanita yang hamil dalam rumahku?”Brenda Wright menatapnya dengan curiga. Apa maksudnya?"Aku sudah operasi vasektomi,
Sally benar-benar hamil.Meskipun Hugh Randall memiliki banyak wanita, belum pernah ada yang hamil selama ini, Sally adalah yang pertama.Meskipun Sally disukai semua orang, mereka sangat iri sekarang."Sally, selamat ya. Tak disangka kau yang pertama hamil. Sekarang derajatmu akan naik, pasti memandang rendah temanmu ini, bukan?""Tadi aku masih mencemaskan Sally. Sepertinya dia sudah tahu sebenarnya, kalau dipikir-pikir aku memang bodoh.”"Sekarang Sally sangat berharga. Kita sebaiknya menjauh darinya, jangan sampai kita disalahkan, kalau terjadi sesuatu pada anaknya."Setelah menyindir Sally, para wanita cantik ini segera membubarkan diri, Brenda Wright hanya berdiri di samping dan tidak berbicara. Tatapannya tertuju pada Sally. Sally tidak peduli dengan yang dikatakan para wanita ini, hanya mengelus perutnya dengan lembut.Sally memancarkan aura keibuan sekarang, tampaknya dia sangat menyayangi anaknya.Brenda Wright kembali ke kamarnya....Di malam hari, Hugh Randall sudah pulan
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan