Melihat sepasang nenek dan cucu ini bersahut-sahutan, ekspresi Jeanny Hank menjadi serius, "Lucas, kau adalah putra tertua Keluarga Hank. Sekarang kau menikah dengan seorang istri dari desa, yang hanya lulusan sekolah menengah. Jika ayahmu tahu, dia pasti akan marah dan ayahmu telah mencarikan pasangan lain untukmu, dia adalah putri orang terkaya."Sebelum Jeanny Hank selesai berbicara, Lucas Hank sudah bangkit. Dia menyela Jeanny Hank dengan datar, "Ayah tidak pernah mengurusku selama ini. Pernikahanku tentu saja tidak perlu diatur olehnya. Aku dapat membuat keputusan sendiri."Jeanny Hank, "..."“Bibi, Larry, aku pergi dulu.” Lucas Hank mengambil kunci mobil dan meninggalkan vila.Jeanny Hank langsung menoleh ke Nyonya Hank tua, "Bu, apakah kau tidak peduli dengan hal ini? Keluarga Hank adalah keluarga terpandang di Kota Regalsen. Mana mungkin Lucas menikah dengan gadis desa yang tidak berpendidikan?"Nyonya Hank tua mendengus, "Aku yang menyetujui pernikahan ini. Jika anakku merasa
Lucas Hank melempar puntung rokok ke tempat sampah, memeluknya dengan kedua tangan dan menempelkan wajah tampannya di rambut panjangnya, mengendus aroma tubuhnya.Aroma tubuh Charlotte Shimon memberinya rasa aman, perasaan ini sulit digambarkan, seperti sudah lama mencari dan sudah lama mengenalnya, sesuatu yang selalu dia rindukan.Pada saat ini sebuah mobil mewah perlahan berhenti di seberang jalan, dan jendela perlahan-lahan bergerak turun, memperlihatkan wajah Larry Hank yang tampan dan dingin.Larry Hank memandang sepasang pria dan wanita yang saling berpelukan di bawah penerangan lampu jalan, beberapa detik kemudian dia menginjak pedal gas dan menjauh.Lucas Hank memeluknya sebentar, "Aku sudah lapar, ayo kita makan makanan laut.""Tapi, tiba-tiba aku tidak mau makan makanan laut.”"Lalu kau ingin makan apa?"Charlotte Shimon meraih tangannya, "Tuan Hank, ikut denganku!"...Charlotte Shimon membawa Lucas Hank ke farmasi, lalu mengeluarkan bekal makan siang, "Sonia memberiku maka
Jantung Charlotte Shimon berdetak kencang karena tatapannya. Dia mengulurkan tangan kecilnya dan meraih jari telunjuknya.Adegan ini sepertinya kembali ke masa ketika Lucas Hank pertama kali melihat Charlotte Shimon 20 tahun lalu, ketika Charlotte Shimon masih bayi. Dua wanita legendaris Sophia Lowry dan Monica Morris berdiri di dalam kamar dengan desain yang lembut, Sophia Lowry sedang berbincang dengan Monica Morris.Lucas Hank berdiri di dekat ayunan dan Monica Morris dengan lembut berjalan mendekat dan membelai kepalanya, "Lucas, apakah dia akan menjadi pengantin kecilmu di masa depan?"Charlotte Shimon yang berada di ayunan memandangnya dengan membuka mata lebar-lebar, tangan kecilnya menggapai-gapai, dan menarik jari telunjuk Lucas Hank.Dia menarik dengan erat dan tidak mau melepaskannya.Charlotte Shimon menyeringai, dia belum tumbuh gigi, wajah tampan Lucas Hank tiba-tiba memerah, dia berbalik dan kembali ke kamarnya.Setelah pergi, dia mendengar suara merdu Sophia Lowry, dan
Megan Shimon mengenakan gaun yang elegan. Dia melihat ada banyak pakar medis dan profesor bergengsi di aula. Ini adalah pertama kalinya dia berpartisipasi dalam acara seperti ini, jadi dia sangat senang dan bersemangat.Profesor Quinn menyapanya, "Hi, Megan."Megan Shimon segera melangkah maju dan meraih lengan Profesor Quinn. "Mentor. Ada banyak profesor di sini. Aku pernah melihat mereka dalam wawancara TV sebelumnya dan membaca jurnal medis mereka."Profesor Quinn berkata, "Megan, selama ini kau selalu sibuk dengan studi dan baru saja kembali dari Akademi Saint Lee. Kau belum memiliki banyak koneksi. Aku akan memperkenalkan banyak orang padamu hari ini. Yang paling penting adalah kau harus mencari seorang guru."Hati Megan Shimon melonjak. Ya, dia akan mencari seorang guru. Setiap pakar medis memiliki tim medisnya sendiri. Mereka terlibat dalam penelitian medis klinis yang canggih dan memiliki jaringan yang luas. Dia harus bergabung dengan salah satunya.Profesor Quinn melihat seke
Mendengar teriakan Megan Shimon, dua orang petugas keamanan segera datang, "Nona, ada apa?"Megan Shimon menunjuk ke arah Charlotte Shimon, "Wanita ini mau masuk ke ruang perjamuan tanpa membawa kartu undangan, dan berbohong bahwa dia diundang oleh Rektor. Menurutku, dia hanya membuat keributan, tolong usir dia!"Megan Shimon tidak ingin melihat Charlotte Shimon di sini. Dia tidak pantas menghadiri pesta ini, dan gaunnya begitu indah. Tentu saja, dia tidak ingin Charlotte Shimon menjadi pusat perhatian.Kedua petugas keamanan segera menghampiri Charlotte Shimon, "Nona, jangan membuat keributan di sini, tolong segera pergi, atau kami akan mengusirmu!"Melihat Charlotte Shimon termakan oleh kata-katanya sendiri, Megan Shimon sangat senang, dan dia mendengus, "Charlotte, cepat pergi!"Tiba-tiba terdengar suara tegas, "Ada keributan apa di sini?"Megan Shimon melihat ke belakang, Rektor Jeanny Hank datang!Profesor Quinn mengikuti Jeanny Hank.Megan Shimon segera melangkah maju dan menjela
Mendengar Larry Hank menyebut nama "Charlotte Shimon", Jeanny Hank tertegun, "Larry, apakah kau mengenal Charlotte Shimon? Ya, gadis jenius yang aku maksud adalah Charlotte Shimon. Bibi ingin memperkenalkan... "“Bibi, aku segera ke sana!” Larry Hank langsung menutup telepon.Anak ini!Jeanny Hank menyimpan ponselnya dan merasa agak curiga, apakah Larry dan Charlotte sudah mengenal lama?Larry mengatakan tidak mau datang tadi, tetapi begitu mendengar nama Charlotte Shimon, dia langsung berubah pikiran. Bahkan dia bergegas menyusul, ini sepertinya menjelaskan sesuatu....Charlotte Shimon mengambil gelas dan meminum anggur merah. Pada saat ini, Megan Shimon berjalan dengan wajah muram dan bertanya, "Charlotte, bagaimana kau berkenalan dengan Rektor? Apakah kau menyembunyikan sesuatu?"Charlotte Shimon tahu hati Megan Shimon pasti sangat kacau sekarang. Bagaimanapun, gelar akademis dan ilmu pengobatan adalah dua hal yang paling dibanggakan Megan Shimon dan menjadi fondasinya. Jika fondas
Mereka masih sangat muda. Sepasang pria dan wanita yang berdiri saling bertatapan, dari kejauhan tampak seperti sebuah lukisan pasir yang indah.Lucas Hank tetap di tempatnya, matanya terpaku dengan pemandangan ini.Dia tidak menyangka Charlotte Shimon akan datang. Ternyata jamuan makan malam yang dia maksud adalah pesta ini. Ketika melihat Jeanny Hank yang ada di samping mereka, Lucas Hank mengerti segalanya.Ternyata gadis jenius yang disukai Jeanny Hank adalah ... Charlotte Shimon!Orang yang ingin diperkenalkan Jeanny Hank pada Larry Hank dan orang yang akan kencan buta dengan Larry Hank, adalah Charlotte Shimon!Tatapan Lucas Hank menjadi sedingin es. Dia menyelipkan satu tangan di saku celananya, dan berseru, "Nyonya Hank!"Suara Lucas Hank segera terdengar oleh ketiga orang itu. Charlotte Shimon langsung menoleh dan melihat Lucas Hank.Mengapa dia ada di sini?Charlotte Shimon segera berlari tetapi gaunnya yang terlalu panjang membuatnya tersandung dan hampir jatuh.Larry Hank i
Di Rolls-Royce Phantom, Lucas Hank sedang mengemudi dan tidak berbicara di sepanjang jalan.Charlotte Shimon tahu dia sedang marah, dia menatapnya, "Tuan Hank, apakah kau marah?"Lucas Hank berkata, "Kalau sudah tahu, kenapa masih bertanya?""Tuan Hank, aku bisa menjelaskan masalah ini. Aku tidak tahu bahwa Rektor Akademi Saint Lee adalah Bibimu, aku juga tidak tahu bahwa Larry Hank adalah adikmu. Hari ini hanya kebetulan."Lucas Hank meliriknya, "Larry dan kau adalah rekan kerja?"Dia tidak tahu bahwa Larry Hank telah datang ke Barbara Bay dan telah memasuki Lembaga Penelitian Privy, dan menjadi rekan kerja Charlotte Shimon. Lagipula, Larry Hank adalah seorang pakar bedah dan akademisi Kota Regalsen. Mengapa dia bisa datang ke Barbara Bay?Charlotte Shimon mengangguk dengan jujur, "Ya, dia sudah ada di sana ketika aku masuk ke Lembaga Penelitian Privy.""Kalian akrab?""Tidak akrab, aku baru tahu namanya tadi.”"Tidak ada lagi?""Apa yang ingin kau dengar, Larry Hank ... dia membantuk
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan