"Kak Chelsea, kurasa kau berpikir terlalu banyak, mengapa kakak ipar marah? Pelajaran matematikamu kurang bagus, jadi memang perlu les matematika. Jika matematikamu bagus, prestasimu akan semakin baik. Bukankah berkencan seharusnya membuat kita menjadi lebih baik?" Whitney Coleman bertanya dengan serius.Melihat kepolosan Whitney Coleman, Chelsea benar-benar tidak tahu bagaimana menjawabnya, dan yang dikatakan Whitney Coleman sepertinya masuk akal."Kak Chelsea, kupikir kakak ipar bukan orang yang picik, selain itu, kakak ipar sangat berprestasi, dia bahkan seorang jenius digital. Sedangkan kau paling lemah dalam pelajaran matematika. Ini tampaknya tidak seimbang. Setelah kau les matematika dan mendapat nilai yang bagus, kau tidak hanya bisa memberi kejutan besar kepada kakak ipar, tetapi juga membuatnya lebih menghargai dan menghormatimu."Hati Chelsea tergerak. Julius Wright adalah seorang jenius digital. Pemuda itu sering mengatai dirinya bodoh, dia pasti menghina kelemahannya dalam
Entah apakah pria itu terlalu pintar atau karena Chelsea merasa bersalah. Dia merasa seperti sudah ketahuan dan berkata, "Ya, ayo kita masuk ke kelas."Chelsea segera berlari. Melihat gadis itu melarikan diri, Julius Wright tahu dia berbohong.Julius Wright mengeluarkan ponsel, jari-jarinya mengetik segera di ponsel dan segera menembus firewall ponsel Chelsea, sebuah pesan muncul di ponselnya.Senior Travis.Ada seorang bernama Senior Travis di ponselnya, Senior Travis ini mengajaknya pergi ke toko buku di mal sepulang sekolah, dan dia menyetujuinya.Tadi, dia benar-benar sudah berbohong.Dia berbohong padanya!Jari-jari Julius Wright meringkuk, dia meremas ponsel dengan erat. Hawa permusuhan meluap di dadanya. Dia ingin menangkap Chelsea sekarang dan menyuruhnya memberikan penjelasan.Namun, dia menahan diri.Dia masih percaya padanya dan ingin memberinya kesempatan....Setelah sekolah selesai, Chelsea mengemasi buku-bukunya dan membawa tas sekolahnya.Pada saat ini Julius Wright da
"Wow, lihat, dia sangat tampan."Di sepanjang jalan yang dilalui mobil sport Julius Wright, gadis-gadis di sisi jalan berteriak dengan antusias.Tetapi Julius Wright tidak memperhatikan mereka, perhatiannya tertuju pada mobil sport yang ketinggalan jaman di depan, lalu dia mengambil ponsel di kursi sebelahnya dan memutar sebuah nomor.Nada dering ponsel yang merdu terdengar, kemudian Chelsea berbicara dengan manis, "Halo, Julius."Julius Wright menelepon Chelsea."Chelsea, kau ada di mana sekarang?" Julius Wright bertanya.Chelsea sedang duduk di dalam mobil, dan tangannya terus memegang buku yang ingin dia hadiahkan pada Julius Wright. Karena ingin memberinya kejutan, dia tidak bisa memberitahunya sekarang.Chelsea melirik Gary Travis di sebelahnya, kemudian berbohong sedikit. "Julius, aku ... aku sudah di rumah."Dia bilang dia sudah pulang.Julius Wright melengkungkan bibirnya, dia menjawab, "Oh."Dia sudah memberinya kesempatan.Dia sudah berbohong sekali di sekolah, dan sekarang
Dia setuju.Julius Wright menutup telepon, lalu membuka pintu mobil dan berjalan keluar.“Kau terluka, kami sudah menelepon polisi, apakah perlu mengantarmu ke rumah sakit sekarang?” Orang-orang yang berlalu-lalang berkumpul dan menatap Julius Wright dengan penuh perhatian.Julius Wright menyingkir dari kerumunan dan berjalan keluar, dia membuat panggilan lagi, "Suruh seseorang membereskannya."...Mobil sport Gary Travis berhenti di lantai bawah, Chelsea turun dari mobil."Senior Travis, terima kasih untuk hari ini, tetapi temanku akan datang mencariku nanti. Jadi kita undur dulu les matematika malam ini, besok baru les lagi."Gary Travis sudah mendengar percakapan Chelsea dengan Julius Wright di dalam mobil. Dia tahu "teman" Chelsea akan datang, seorang teman yang bisa membuat Chelsea begitu perhatian, Gary Travis benar-benar sangat penasaran. Saat ini, ada banyak gadis yang tidak pandai memilih pacar. Senior Travis sangat bangga dengan dirinya sendiri. Dia memandang rendah "teman"
Apa yang dia lakukan?Chelsea tersipu dan segera mendorongnya. "Julius, apakah kau sudah gila? Whitney! Whitney sedang melihat kita!"Julius Wright menoleh dan menatap tajam Whitney Coleman yang berdiri di dekat pintu, seolah-olah ingin membunuhnya.Whitney Coleman tercengang. Astaga, apa yang dia lihat, ini seperti adegan klasik dalam drama. Kakak ipar benar-benar sangat keren!Dia masih terlalu muda sekarang, apakah pantas memperlihatkan adegan ini di depannya?Sekarang tatapan tajam Julius Wright tertuju padanya, Whitney Coleman mundur selangkah dengan ketakutan dan segera menutupi matanya dengan kedua tangan. "Aku … aku tidak melihat apa-apa, lanjutkan."Setelah berbicara, Whitney Coleman berbalik dan pergi.Chelsea berharap Julius Wright akan melepaskannya karena ada Whitney Coleman di sini. Tak disangka, Whitney Coleman akan melarikan diri lebih dulu. Chelsea berseru, "Whitney!"Seolah-olah mendengar panggilannya, Whitney Coleman tiba-tiba berhenti dan kembali.Mata Chelsea ber
Dia!Chelsea segera memegang tangannya dan memelototinya dengan marah. "Julius Wright, kau berani?!"Jari Julius Wright terhenti, dia benar-benar tidak berani, meskipun pemikiran ini muncul di benaknya.Suasana membeku selama beberapa saat, Julius Wright perlahan melepaskannya, lalu bangkit dan turun dari tempat tidur.Chelsea duduk dan melihat Julius Wright berjalan ke jendela kamar. Dia mengambil sebungkus rokok dari saku celananya, kemudian mengambil sebatang rokok dan menyalakannya, lalu mulai merokok.Ini adalah pertama kalinya Chelsea melihat Julius Wright merokok. Pemuda itu berdiri diam di dekat jendela, dan terlihat sangat tampan.Chelsea berjalan mendekat dan meraih rokok di tangannya. "Julius, kau tidak boleh merokok!"Julius Wright mengangkat lengannya dan tidak membiarkan gadis itu meraihnya. Tidak hanya itu, dia menundukkan kepalanya dan mengembuskan asap ke wajah kecilnya.Sangat menyebalkan.Chelsea tersedak, "Julius Wright, kau keterlaluan!"Dia batuk beberapa kali d
Sebenarnya, Julius Wright tahu Gary Travis tidak melakukan apa-apa, tetapi dia sudah merasa terancam dan waspada. Dia terlalu peduli dengan gadis itu. Dia tidak bisa menghabiskan waktunya lagi dalam hubungan ini. Dia harus pergi."Baik, Julius, kami mengikuti semua keputusanmu. Besok, semua pasukan dan pengawasan akan ditarik sepenuhnya. Julius, ada satu hal lagi yang perlu aku katakan padamu. Pangeran Rosen sudah curiga dan akan segera datang."Pangeran Rosen akan datang mencari Chelsea.Terakhir kali, Julius Wright meretas ponsel Chelsea, Pangeran Rosen sudah curiga dan dalam perjalanan.Dia sudah menduga semua ini akan terjadi, tetapi tidak menyangka akan secepat ini.Setelah menutup telepon, suasana menjadi sunyi. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi beberapa kali, serentetan pesan singkat muncul di ponsel Julius Wright, semuanya dikirim oleh Chelsea.Julius Wright membuka pesan, Chelsea menjelaskan semuanya dengan sabar."Julius, Gary Travis adalah guru matematika yang dicarikan Whitney
Wajah Julius Wright tiba-tiba menjadi suram. "Jika kalian berani menyentuhnya, aku akan membuat kalian mati mengenaskan!"Orang di ujung telpon tertawa terbahak-bahak, "Hahaha, tampaknya kau sangat menyukai Tuan Putri Chelsea ini."“Tuan Muda, sudah waktunya masuk pesawat.” Seorang anak buah mengingatkan.Julius Wright menutup telepon, "Rencananya dibatalkan. Aku tidak jadi pergi hari ini.""Apa? Tuan ..."Julius Wright berbalik dan sosok tampan itu segera menghilang di bandara....Kompetisi Pemrograman Digital kali ini sangat menarik perhatian. Semua stasiun TV datang untuk meliputnya. Kompetisi sudah dimulai. Sederetan angka muncul di sebuah layar besar dalam hitungan detik. Para peserta kompetisi menatap dengan cemas, belum ada yang menemukan solusinya."Chelsea, kompetisi kali ini sangat sulit. Kudengar tingkat kesulitan kali ini adalah yang tertinggi dalam sejarah. Para peserta ini berasal dari sekolah terkemuka, tetapi belum ada yang bisa menyelesaikannya, padahal beberapa men
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan