Ayahnya menelepon.Ayahnya selalu bermimpi kaya mendadak, sayangnya nasibnya tidak seberuntung itu. Empat tahun lalu, dia menjual Brenda Wright ke Bar 1949, menghancurkan kehidupan putrinya dan membiarkan dia terlibat dengan si iblis Hugh Randall, kemudian ketika Julius Wright kembali, dia mengambil pisau dan memotong dua jari ayahnya. Ayahnya bersumpah bahwa tidak akan berjudi lagi dan melarikan diri, lalu tidak pernah kembali sejak itu.Tuan Wright tidak berani kembali, karena dia tahu putranya Julius Wright tidak akan melepaskannya. Sekarang dia bahkan tidak berani menelepon Julius Wright, malah menelepon Brenda Wright.Brenda Wright tahu ayahnya pasti sudah lelah bersembunyi dan ingin kembali untuk mencelakai kedua anaknya.Brenda Wright menekan tombol untuk menyambungkan panggilan, "Halo.""Halo, Brenda? Ini Ayah. Di mana kau sekarang? Ayah ingin bertemu." Tuan Wright berkata dengan pelan, berusaha menyenangkan hatinya.Brenda Wright tidak merasa senang sama sekali, tetapi dia tid
Brenda Wright tidak tahu dia menggantikan siapa, juga tidak tahu siapa tuan muda yang duduk di dalam mobil mewah itu. Dia tidak tertarik dan langsung mengembalikan cek dan perjanjian pada kepala pelayan. Dia berkata, "Terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa menerimanya, jangan mencariku lagi atau aku akan melapor polisi."Setelah berbicara, dia langsung pergi.Brenda Wright terbangun dari ingatannya. Dia menyadari sekarang bahwa tuan muda di dalam mobil mewah itu adalah Hugh Randall. Ternyata dia sudah mengincarnya sejak empat atau lima tahun lalu.Karena tawarannya ditolak, dia menjebak ayahnya agar menjualnya ke Bar 1949.Dia mengalami begitu banyak penghinaan dan dipukul hingga kaki kanannya patah di Bar 1949. Semua ini diperintahkan oleh pria itu, tujuannya hanya satu, agar dia menyerah pada nasib.Brenda Wright merasa semua ini sangat konyol."Brenda, jangan salahkan Ayah, semua ini adalah salah Hugh Randall!"Brenda Wright menatap ayahnya. "Hugh Randall tidak bisa dima
Ujung jari Brenda Wright mulai bergetar, karena dia tahu bahwa dia adalah pengganti gadis itu!Dalam foto itu, gadis itu memegang lengan ibunya dengan mesra, mereka tampak sangat akrab. Foto itu seharusnya diambil oleh Hugh Randall. Dia adalah gadis kesayangannya.Karena mirip dengan gadis ini, Hugh Randall tertarik dengannya. Setelah menolak untuk menjadi wanita simpanannya, pria itu merencanakan serangkaian kejadian untuk mendorongnya ke neraka.Pada saat ini, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, Hugh Randall sudah selesai mandi dan berjalan keluar."Apa yang kau lakukan?" Kata-kata Hugh Randall tiba-tiba berhenti, karena dia melihat Brenda Wright sedang memegang fotonya.Dia melangkah maju dengan wajah suram dan mengambil foto itu dari tangan Brenda Wright, "Siapa yang mengizinkanmu memegang barang-barangku, Brenda Wright, kau mau cari mati?"Hugh Randall sangat marah, menggeram dengan ganas dan mengangkat tangannya untuk menampar wajah Brenda Wright.Brenda Wright tidak menghindar
Kompetisi Desain AIGA adalah kompetisi desain paling populer di dunia. Brenda Wright akan menggunakan kupu-kupu hitam ini untuk ikut serta dalam kompetisi.Brenda Wright memiliki bakat unik dalam desain, terutama desain busana. Jika Hugh Randall tidak muncul empat tahun yang lalu, dia sudah menerima undangan Milan untuk belajar di luar negeri.Dia sudah tidak memegang pensil selama empat tahun. Ini adalah pertama kalinya dia mengambil pensil. Awalnya dia mengira akan merasa kaku ketika memulainya lagi, tetapi dia menyadari desain sudah mandarah daging dalam dirinya.Dulu, dia dilahirkan untuk melukis, tetapi sekarang lukisan terlahir untuknya.Brenda Wright tidak hanya sudah membuka hatinya, tetapi juga berhasil membuat terobosan dan terlahir kembali.Melihat senyum dan cahaya di mata kakaknya, Julius Wright juga tersenyum. Awan gelap sudah berlalu, hari-hari akan cerah mulai sekarang. "Kakak, aku akan membantumu mendaftar."Brenda Wright menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, aku su
Anak buahnya menyadari tuannya sudah menemukan target baru, dia tertarik dengan gadis cantik tadi.“Baik.” Anak buahnya sudah terlatih dengan hal semacam ini, jadi dia langsung melaksanakannya.Sekretaris muda itu masih ingin bersandar padanya.Melihat riasan tebal sekretaris muda itu, Calvin Randall merasa dia sangat murahan, tidak bisa dibandingkan dengan Brenda Wright sama sekali. Dia langsung berkata, "Besok kau tidak perlu datang ke kantor lagi dan kita tidak perlu bertemu lagi."Apa?Sekretaris muda itu tahu bahwa dia sudah ditinggalkan, tetapi dia belum menyerah. "CEO Randall, apa yang tidak kau suka dariku? Aku bisa mengubahnya."“Sudah, kita berpisah baik-baik saja.” Calvin Randall langsung pergi....Di bangsal, Brenda Wright sedang duduk di kursi. Jika dugaannya tepat, Calvin Randall pasti sudah menyuruh orang menyelidikinya, dia segera akan tahu bahwa dia adalah wanita putranya.Dia tidak bisa menyembunyikan hal ini, juga tidak ingin menyembunyikannya. Dia ingin meninggal
Brenda Wright mengangkat kepalanya dan menatap Hugh Randall di dekat pintu.Hugh Randall mengenakan jaket hitam, jari-jarinya menarik kancing di dekat leher, dan matanya terpaku pada Brenda Wright.Dia seperti sedang menatap mangsa yang lezat dan setelah sibuk selama beberapa hari. Tiba saatnya untuk memanjakan diri dengan menyantap makanan lezat.Brenda Wright berdiri. “Kau sudah pulang."Hugh Randall masuk dan langsung menutup pintu.Di kamar tidur yang besar, hanya ada mereka berdua."Kemari." Hugh Randall berkata.Brenda Wright berjalan mendekat.Hugh Randall merentangkan tangannya dan memerintah, "Bantu aku membuka pakaian."Brenda Wright tidak melawan, tetapi membantunya menanggalkan pakaian dengan patuh.“Begitu penurut?” Hugh Randall mengulurkan tangan untuk mengangkat wajahnya.Melihat dia menatapnya dengan curiga, Brenda Wright membalas tatapannya dan berkata dengan tenang, "Tuan Muda Randall, apakah aku ada pilihan?"Hugh Randall menatap wajahnya yang polos dan cantik, menu
Saat itu, dia menyuruhnya minum obat agar tidak menimbulkan masalah untuknya. Aborsi tidak baik untuk kesehatan.Hugh Randall mengangkat alisnya, tadi dia pergi dengan tergesa-gesa, jadi melupakannya, "Baik, beli pil kontrasepsi, tetapi suruh sopir yang membelinya."Brenda Wright tidak berbicara lagi dan sopir menutup telepon. "Nona Brenda, tolong tunggu di sini, aku akan membeli obat."Sopir turun dari mobil.Brenda Wright tinggal di mobil sendirian. Dia melihat ke luar jendela. Melalui kaca spion, dia melihat sebuah mobil mewah dengan pelat khusus. Itu adalah pelat seri Keluarga Randall, mobil Calvin Randall.Calvin Randall akhirnya datang.Brenda Wright sedang menunggu kesempatan ini. Dia segera membuka kancing dua kancing dan menarik kerahnya hingga memperlihatkan pundak kanannya.Ketika membuka pintu mobil, dia baru menyadari hujan sedang turun. Tetesan air hujan jatuh di badannya.Pada saat ini, mobil Calvin Randall sudah melaju ke arahnya, Brenda Wright berlari segera dan langs
Wajah sopir itu memucat ketakutan dan dia segera mengurungkan niatnya untuk menelepon.Brenda Wright melanjutkan, "Jika kau tidak memberitahunya, tidak akan ada yang tahu. Masuk ke mobil."Sopir merasa perkataannya cukup masuk akal. Dia segera membuka pintu belakang dan Brenda Wright duduk.Sopir menyerahkan pil kontrasepsi dan sebotol air mineral. "Nona Brenda, saatnya minum obat."Hugh Randall selalu sangat waspada, dia meminta sopir untuk mengawasinya minum obat.Brenda Wright membuka air mineral dan menelan pil kontrasepsi....Ketika Chelsea tiba di sekolah, hal pertama yang dia lakukan adalah mencari Fara Bennet.Saat tamasya, Fara Bennet mendorongnya ke jurang. Jika bukan berkat Julius Wright, entah bagaimana nasibnya sekarang, jadi dia tidak bisa melepaskan Fara Bennet dengan mudah.Chelsea menghalangi Fara Bennet di kamar kecil, "Fara Bennet, ada yang ingin aku katakan."Fara Bennet yang sudah melakukan perbuatan jahat, sekarang merasa bersalah. Ketika melihat Chelsea diselam
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan