Sekarang Julius Wright kedinginan, Chelsea tahu cara terbaik untuk menghangatkannya dalam situasi ini adalah dengan menggunakan suhu tubuhnya sendiri untuk menghangatkannya. Dia melepas pakaian pemuda itu kemudian masuk dalam pelukannya dengan wajah memerah.Pada saat ini, Chelsea benar-benar tidak berpikir panjang. Tetapi dia juga mengerti, jika ada yang melihat dia bersama Julius Wright seperti ini, maka dia akan kehilangan muka.Julius Wright dalam tidurnya langsung merasakan sesuatu, dia memeluk Chelsea erat-erat.Pipi Chelsea merona, tangan kecilnya meluncur ke bawah, mendarat di ujung kausnya dan perlahan terangkat.Julius Wright mengerti dan langsung melepas kaosnya, memperlihatkan dadanya yang kokoh.Dia memeluknya lagi.Tubuh mereka saling menempel, hanya dibatasi oleh tank top putih yang tertinggal di tubuh Chelsea, sekarang tubuh pemuda itu sangat dingin.Suhu tubuhnya segera berangsur-angsur hangat dan kembali ke suhu tubuh normal.Demamnya sudah hilang.Syukurlah.Chelsea
Julius Wright mengulurkan tangannya dan menyentuh bawah hidungnya, dia benar-benar mimisan.Sial!Julius Wright segera menutupi hidungnya.“Julius Wright, ada apa denganmu? Kurasa demammu sangat parah.” Chelsea membungkuk dengan cemas.Julius Wright melihat penampilannya yang polos, dia benar-benar tidak tahu apa-apa, seperti selembar kertas kosong.Kelak, entah anak laki-laki mana yang akan melukis di atas kertas kosong ini.Selama memikirkan kemungkinan ini, Julius Wright mengerutkan alisnya. Dia tidak rela anak laki-laki lain menyentuhnya."Aku baik-baik saja, menjauh dariku," Julius Wright berkata.Chelsea membeku. Dia tidak menduga pemuda itu akan mengucapkan kata-kata yang begitu dingin. Dia berkorban banyak demi menyelamatkannya semalam. Dia tidak berterima kasih malah mengusirnya!Menyebalkan!Chelsea memelototinya dengan marah.Julius Wright terdiam, dia sedang melindunginya, karena jika gadis itu mendekat, dia belum tentu bisa mengendalikan dirinya sendiri.Pada saat ini, sua
Koridor sangat ramai, orang-orang mulai berdatangan. Chelsea memeluk pemuda itu dan membiarkannya bersandar di pundaknya.Sudah tidak apa-apa.Dia menepuk punggungnya dengan lembut."Astaga, lihatlah, apakah gadis kecil itu sudah gila? Kenapa dia bisa berani memeluk si pembunuh yang memegang pisau?""Pembunuh itu sangat menakutkan. Tadi dia menusukkan pisau tanpa mengedipkan matanya."Tubuh Julius Wright membeku dan tidak bisa bergerak. Tangan kecil gadis itu menepuknya dengan lembut, sambil membisikan kata-kata yang menenangkan hatinya seperti saat ibunya berbicara dengannya ketika dia masih kecil. Itu adalah kenangan indah yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.Tubuh kaku Julius Wright perlahan rileks. Dia perlahan mengangkat tangannya dan memeluk Chelsea erat-erat ke dalam pelukannya.Dia membenamkan wajah tampannya di leher Chelsea dan menangis."Chelsea, apakah aku menakutkan?" Dia bertanya dengan suara serak.Dia ingin menanyakan pertanyaan ini sejak dulu, gadis itu juga sudah m
Hugh Randall melirik ponsel.Pada saat ini, pintu ruang operasi dibuka dan dokter keluar.Hugh Randall tidak menjawab telepon, tetapi berlari ke depan, "Bagaimana operasinya?"Julius Wright dan Chelsea mengepung mereka, dokter melepas masker dan berkata, "Operasi berhasil, pasien telah diselamatkan!"Syukurlah!Ekspresi tegang Chelsea segera mengendur.Perawat mendorong Brenda Wright keluar. Hugh Randall segera berlari, Brenda Wright berbaring dengan tenang, wajahnya sangat pucat."Kapan kakakku bisa bangun?" Julius Wright bertanya."Pasien seharusnya akan bangun dalam waktu 24 jam. Dia kehilangan terlalu banyak darah, harus dirawat dengan baik dan perhatikan kesehatan mentalnya."Julius Wright mengangguk. "Baik."Dokter memandang Chelsea. "Nona Besar, tugas kami sudah selesai dan sudah bisa melapor pada Prof. Shimon. Kami masih ada proyek penelitian medis, jadi harus pergi sekarang. Kami akan tetap berada di sini selama beberapa minggu ini, jika terjadi sesuatu, silakan hubungi aku.
Tidak ada ekspresi di wajah Hugh Randall, hanya menyipitkan matanya dan merokok. "Aku tidak akan mati, jangan khawatir.""..." Pria tua itu terdiam sejenak, "Aku selalu memberitahu kalian bahwa seorang pria harus melakukan pekerjaan penting, wanita hanya seperti pakaian, dapat diganti sesuka hati. Aku tidak pernah mengganggu kalian. Seperti saat ayahmu ingin menikahi ibumu. Status mereka sangat berbeda, tetapi ayahmu berkata mereka benar-benar saling mencintai. Jadi aku menyetujuinya dan mereka benar-benar menikah.""Tapi kau lihat, apakah pernikahan mereka berakhir dengan bahagia, bagaimana nasib orang tuamu sekarang?""Aku selalu mengkritik ayahmu. Jika tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya dan tidak bisa menahan godaan dari luar, untuk apa bersumpah setia dengan ibumu. Jika bukan karena ayahmu, ibumu tidak akan merasakan kemunafikan manusia. Dia juga tidak akan kehilangan nyawanya, dan bisa tetapi hidup dalam fantasi cinta yang indah selamanya, bukankah begitu?"Hugh Randall meno
Ayahnya menelepon.Ayahnya selalu bermimpi kaya mendadak, sayangnya nasibnya tidak seberuntung itu. Empat tahun lalu, dia menjual Brenda Wright ke Bar 1949, menghancurkan kehidupan putrinya dan membiarkan dia terlibat dengan si iblis Hugh Randall, kemudian ketika Julius Wright kembali, dia mengambil pisau dan memotong dua jari ayahnya. Ayahnya bersumpah bahwa tidak akan berjudi lagi dan melarikan diri, lalu tidak pernah kembali sejak itu.Tuan Wright tidak berani kembali, karena dia tahu putranya Julius Wright tidak akan melepaskannya. Sekarang dia bahkan tidak berani menelepon Julius Wright, malah menelepon Brenda Wright.Brenda Wright tahu ayahnya pasti sudah lelah bersembunyi dan ingin kembali untuk mencelakai kedua anaknya.Brenda Wright menekan tombol untuk menyambungkan panggilan, "Halo.""Halo, Brenda? Ini Ayah. Di mana kau sekarang? Ayah ingin bertemu." Tuan Wright berkata dengan pelan, berusaha menyenangkan hatinya.Brenda Wright tidak merasa senang sama sekali, tetapi dia tid
Brenda Wright tidak tahu dia menggantikan siapa, juga tidak tahu siapa tuan muda yang duduk di dalam mobil mewah itu. Dia tidak tertarik dan langsung mengembalikan cek dan perjanjian pada kepala pelayan. Dia berkata, "Terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa menerimanya, jangan mencariku lagi atau aku akan melapor polisi."Setelah berbicara, dia langsung pergi.Brenda Wright terbangun dari ingatannya. Dia menyadari sekarang bahwa tuan muda di dalam mobil mewah itu adalah Hugh Randall. Ternyata dia sudah mengincarnya sejak empat atau lima tahun lalu.Karena tawarannya ditolak, dia menjebak ayahnya agar menjualnya ke Bar 1949.Dia mengalami begitu banyak penghinaan dan dipukul hingga kaki kanannya patah di Bar 1949. Semua ini diperintahkan oleh pria itu, tujuannya hanya satu, agar dia menyerah pada nasib.Brenda Wright merasa semua ini sangat konyol."Brenda, jangan salahkan Ayah, semua ini adalah salah Hugh Randall!"Brenda Wright menatap ayahnya. "Hugh Randall tidak bisa dima
Ujung jari Brenda Wright mulai bergetar, karena dia tahu bahwa dia adalah pengganti gadis itu!Dalam foto itu, gadis itu memegang lengan ibunya dengan mesra, mereka tampak sangat akrab. Foto itu seharusnya diambil oleh Hugh Randall. Dia adalah gadis kesayangannya.Karena mirip dengan gadis ini, Hugh Randall tertarik dengannya. Setelah menolak untuk menjadi wanita simpanannya, pria itu merencanakan serangkaian kejadian untuk mendorongnya ke neraka.Pada saat ini, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, Hugh Randall sudah selesai mandi dan berjalan keluar."Apa yang kau lakukan?" Kata-kata Hugh Randall tiba-tiba berhenti, karena dia melihat Brenda Wright sedang memegang fotonya.Dia melangkah maju dengan wajah suram dan mengambil foto itu dari tangan Brenda Wright, "Siapa yang mengizinkanmu memegang barang-barangku, Brenda Wright, kau mau cari mati?"Hugh Randall sangat marah, menggeram dengan ganas dan mengangkat tangannya untuk menampar wajah Brenda Wright.Brenda Wright tidak menghindar
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan