Ekspresinya sangat serius. Tatapannya yang dingin, terlihat lebih menakutkan di bawah sinar bulan.Chelsea adalah seorang tuan putri yang selalu disukai dan disanjung semua anak laki-laki. Baru pertama kali yang ada memperlakukannya seperti Julius Wright.Chelsea menatap langsung ke matanya dan mengangkat alisnya, "Jangan khawatir, aku tidak melihat apa-apa tadi."Julius Wright meliriknya, lalu melangkah pergi."Hei, tugas latihan tambahanmu! Miss Cherry berkata semua harus mengumpulkannya!"Julius Wright tidak berhenti. Dia memang murid yang baik dan tidak akan pernah melupakan tugasnya, "Itu adalah urusanmu, tidak ada hubungannya denganku."Setelah berkata itu, sosoknya segera menghilang ke dalam kegelapan malam.Chelsea berdiri di tempatnya, Whitney Coleman segera datang, "Kak Chelsea, kenapa kau tidak langsung pulang, aku sampai mencarimu kemana-mana.”“Whitney, ayo kita pulang sekarang.” Chelsea meraih tangan Whitney Coleman."Kak Chelsea, coba tebak siapa yang aku lihat di jalan
Di pagi hari, Chelsea mendengar kabar yang menggemparkan di sekolah.Luna Crane memeluk lengannya dan menceritakan dengan jelas, "Chelsea, ada kabar luar biasa, Julius Wright pacaran lagi!"Apa?Jantung Chelsea terkejut, karena dia baru saja melihat Julius Wright dan Fara Bennet berkencan semalam. Apakah kejadian ini sudah terbongkar?"Chelsea, apakah kau tahu siapa pacar Julius Wright kali ini, Fara Bennet! Dia adalah mantan gadis idola sekolah kita!""Kudengar Julius Wright dan Fara Bennet berkencan di balkon tadi malam. Kejadian ini dilaporkan seseorang secara diam-diam. Sekolah kita melarang siswa berpacaran pada usia muda, jadi Julius Wright dan Fara Bennet sudah dipanggil untuk menghadap wali kelas pagi-pagi sekali.”Chelsea terkejut. Siapa yang melaporkan kejadian ini?"Chelsea, menurutmu bagaimana sekolah akan menghukum Julius Wright dan Fara Bennet? Sekarang tahun ajaran baru dimulai, sekolah pasti akan menghukum mereka dengan berat, agar tidak ada yang berani mengikuti jejakn
Chelsea merasa sangat tersentuh. Dia sudah mendengar berbagai cerita tentang Julius Wright, yang mengatakan dia adalah seorang pembunuh dan kakaknya melakukan pekerjaan yang tidak pantas. Dia tidak menduga kenyataannya seperti ini.“Gadis Kecil, apakah kau pacar Julius?” Bibi itu tiba-tiba bertanya.Chelsea tercengang, "Hah? Bukan... bukan...""Gadis Kecil, tidak perlu malu. Julius benar-benar sangat baik. Ayahnya berhutang begitu banyak pada rentenir, tetapi entah dia mendapatkan uang dari mana. Julius dapat membayar semua hutang ayahnya. Ayahnya bersembunyi karena ketakutan dan belum pulang selama dua tahun. Sekarang hanya mereka berdua yang tinggal di sini, Julius sedang berusaha mengobati kaki kakaknya.""Menurutku, kondisi Julius agak kurang baik sekarang, tetapi aku percaya dia memiliki masa depan yang baik."Chelsea tahu bibi ini benar-benar salah paham, dia bukan... pacar Julius Wright..."Bibi, aku...""Oh, cucuku akan segera pulang dari sekolah. Kurasa Julius Wright akan sege
Wilbert tercengang dan berlari mengejar Julius Wright, secantik apa pacar sahabatnya ini!...Begitu Julius Wright sampai di rumah, dia mendengar suara barang pecah dan jeritan kakaknya, dia bergegas masuk dan melihat Chelsea.“Siapa yang menyuruhmu datang?” Julius Wright melangkah maju dan mendorong Chelsea.“Kak, kau baik-baik saja?” Julius Wright memeluk Brenda Wright yang lepas kendali.Kondisi Brenda Wright sangat buruk, wajahnya sangat pucat dan seluruh tubuhnya gemetar.Chelsea sedang menghibur Brenda Wright, tetapi tidak menyangka Julius Wright akan tiba-tiba kembali dan mendorongnya. Dia tidak bisa berdiri dengan kokoh dan terhuyung mundur beberapa langkah, hampir jatuh.Setelah bisa berdiri dengan stabil, Chelsea menatap Julius Wright dan berkata, "Julius, aku mencarimu karena ada urusan, aku tidak berniat jahat."Raut wajah Julius Wright sangat buruk, dia memeluk Brenda Wright, sambil menatap Chelsea dengan tajam dan muram, "Ini adalah rumahku, kau tidak diterima di sini, s
Tak lama kemudian, sebuah taksi berhenti.Julius Wright membukakan pintu belakang dan berkata padanya, "Masuk ke mobil dan pulang."Chelsea tidak masuk ke dalam mobil, dia menatapnya dengan serius. "Julius, aku perlu berbicara denganmu, aku tidak mengadu tentang aku dan Fara Bennet."Apakah dia di sini untuk mengatakan ini?Julius Wright mengangguk, "Aku tahu, kau tidak akan begitu iseng."Apakah dia percaya padanya?Chelsea tidak menyangka pemuda itu akan langsung mempercayainya.“Masuk ke mobil dan pulang.” Dia mengulangi kata-katanya lagi.Kata-kata ini terdengar seperti mengusir Chelsea. Dia menggigit bibirnya dan berbisik, "Julius, apa kakakmu tidak hanya perlu merawat kakinya, tetapi juga hatinya. Jangan biarkan dia tinggal sendirian. Bawa dia keluar...""Cukup!" Julius Wright menyela sebelum Chelsea selesai berbicara. Dia mengangkat kelopak matanya dan meliriknya dengan dingin. "Kau tidak perlu ikut campur dalam urusan kakakku.""Julius, jangan lakukan ini, kakakmu mengurung
Brenda Wright menatap adiknya. "Julius, kau sudah merencanakan semuanya. Cepat atau lambat akan membawaku ke luar negeri. Kalau begitu, mengapa kau tiba-tiba masuk ke SMA No.1? Aku ingat Kepala Sekolah Jansen telah mengundangmu beberapa kali, tetapi selalu kau tolak. Aku juga melihat surat undangan dari Universitas Stanford di laci. Kau adalah anak jenius, tidak perlu masuk ke sekolah menengah.”Julius Wright tidak berbicara, kadang diam berarti setuju.“Awalnya aku tidak mengerti, aku benar-benar tidak mengerti. Sampai hari ini, ketika gadis bernama Chelsea itu datang ke sini, sepertinya aku mulai mengerti semua ini. Bagimu, SMA No. 1 tidak layak, tetapi demi Chelsea, kau rela menghentikan langkahmu."Brenda Wright sangat mengenal adiknya. Adiknya ini sangat berbakat bahkan melebihi anak-anak seusianya, tetapi Tuhan maha adil. pada saat yang sama dia hidup dalam penderitaan, lingkungan keluarga yang buruk dan kakaknya ini sudah menjadi bebannya, yang hampir membuatnya kehabisan napas
Suara Chelsea yang manis tiba-tiba terdengar, semua orang tertegun dan menoleh satu per satu.“Chelsea, kau sudah datang?” Greg Sudder menyambutnya dengan antusias.Greg Sudder sudah SMA kelas tiga dan merupakan siswa yang tinggi dan tampan. Dia adalah Ketua Serikat Siswa. Ayahnya adalah Pimpinan Dewan Direksi. Tahun ini, dia menyumbangkan dua kantin besar. Keluarganya sangat kaya. Tadi dia mengkritik Julius Wright dengan penuh semangat, tampaknya dia sangat membenci Julius Wright.Mata Greg Sudder berbinar ketika melihat Chelsea, sama sekali tidak menyembunyikan kekagumannya pada Chelsea, "Chelsea, kita sedang membicarakan Julius Wright, bukankah Julius Wright sekelas denganmu? Kau tidak perlu takut lagi, karena hari ini kita akan mengusir Julius Wright."Ayah Greg Sudder adalah seorang CEO. Dia sudah lama mendengar putranya menyukai Chelsea. Melihat penampilan Chelsea yang sopan dan elegan, dia merasa sangat puas.Para CEO sangat pintar menilai orang. Meskipun Chelsea sudah menyembun
Julius Wright berkata dengan datar, "Ada apa? Jika tidak apa-apa, aku akan menutup telepon."Bocah tengik, tidak sabar sekali!Kepala Sekolah Jansen hanya berani mengumpat di dalam hati, bocah jenius ini adalah harta berharga yang didapatkan dengan susah payah, dia harus menyanjungnya."Hehe Julius, masalah antara kau dan Fara Bennet sudah diselesaikan dengan sempurna. Datanglah ke sekolah besok.""Aku ada urusan akhir-akhir ini, jadi tidak bisa pergi ke sekolah lagi.""Kalau begitu, kapan kau bisa kembali ke sekolah?""Tergantung situasinya, mungkin tidak akan kembali lagi.""Julius, kau tidak boleh tidak datang. Apakah kau tahu bagaimana kasusmu diselesaikan? Semua ini adalah berkat Chelsea! Chelsea berkata dia juga ada di balkon malam itu, dia menjadi saksi bahwa kau dan Fara Bennet tidak berkencan, sehingga bisa meredakan rumor ini." Kepala Sekolah Jansen berusaha mengungkit Chelsea untuk menguji reaksi Julius Wright.Benar saja, dia akhirnya tidak berbicara.Kepala Sekolah Jansen
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan