Lara Moses terkejut, pria ini tidak pernah menyembunyikan hasratnya dan dia akan selalu menatapnya seperti ini ketika ingin berhubungan intim dengannya.Pada saat ini, Geoffrey Grant berkata, "Aku mandi dulu."Dia berjalan ke kamar mandi, sambil membuka sabuk pinggangnya, kemudian melemparnya ke sofa.Wajah Lara Moses semakin merah!...Lara Moses berdiri di balkon sebentar, suara air terdengar dari kamar mandi.Suasana dalam kamar sangat panas, dia sudah tergoda oleh pria itu.Setelah wajahnya tidak terlalu panas, dia kembali ke kamar dan menuangkan segelas air hangat.Ketika dia akan minum, pintu kamar mandi terbuka, meniupkan hawa dingin yang menyegarkan dari kamar mandi.Lara Moses mengangkat kepalanya dan melihat pria itu melalui cermin.Geoffrey Grant sudah selesai mandi, rambut pendeknya masih basah dan menutupi keningnya.Dia mengenakan jubah mandi putih hotel dan mengikat sabuknya dengan longgar, sehingga memperlihatkan sebagian besar dadanya.Lara Moses melihat otot dadanya y
Lara Moses mendorong dada pria itu dan ingin melompat dari wastafel.Tetapi pria itu segera menangkapnya, lalu kembali mendudukkannya di wastafel."Cemburu?" Dia bertanya sambil tersenyum."Lepaskan aku!" Lara Moses mengepalkan tangannya dan memukulnya dengan keras, tetapi tubuhnya seperti besi, alih-alih menyakiti pria itu, tangannya sendiri yang kesakitan."Huh, aku memang cemburu, jangan harap bisa membujukku!"Maksud tersirat dalam kalimat Lara Moses adalah, cepat bujuk aku!Geoffrey Grant tersenyum lembut dan memegang wajah kecilnya, "Aku berbohong, aku tidak mengenal sekretaris wanita sama sekali. Aku hanya punya seorang sekretaris pribadi."Hanya sekretaris pribadi ini yang dapat menemui dan melapor langsung padanya.Dia benar-benar belum pernah melihat sekretaris wanita itu. Dia bisa bersumpah, tidak ada wanita di sekitarnya.Lara Moses mendengus lagi, "Kau berbohong, aku tidak percaya.""Siapa yang berbohong adalah anak anjing! Aku sangat sibuk setiap hari, yang aku temui hany
Lara Moses menyentuh tempat amputasinya dengan lembut. Tiga tahun lalu, dia mendonorkan sumsum tulang untuknya dan mengorbankan kaki untuknya. Dia merasa sangat terharu dan mencium bekas amputasi.Tubuh Geoffrey Grant tiba-tiba menegang, gadis itu mencium bekas amputasinya dengan penuh rasa iba.Geoffrey Grant segera meremas rahang gadis itu dan memaksanya untuk mengangkat kepalanya, "Jangan cium lagi."Suaranya menjadi serak.Lara Moses menatapnya, sebelum dia sempat berkata-kata, pria itu menambahkan, "Cium bagian atasnya."Lara Moses tertegun, lalu melihat ke bagian atas tempat dia diamputasi."..."Apa yang dia pikirkan?Lara Moses memasangkan prostesis baru, yang sangat pas, "Geoffrey, coba berdiri dan berjalan beberapa langkah."Geoffrey Grant berdiri dan berjalan beberapa langkah, barang buatan Ashley Cutler ini lumayan bagus."Berapa harganya? Bayar dia uangnya." Dia melirik ke arahnya.Lara Moses mengangguk, "Aku sudah membayarnya.""Karena sudah dibayar, jangan berhubungan de
Geoffrey Grant tercengang ketika pertama kali melihat anak kecil ini. Dia sudah melihat banyak gadis kecil yang cantik, tetapi baru pertama kali melihat seorang gadis kecil yang secantik boneka porselen.Sekarang Tori langsung memeluk pahanya dan memanggilnya ayah, jantungnya berdetak sangat kencang dan matanya terbuka lebar-lebar.“Gadis Kecil, kau salah orang, aku bukan ayahmu,” kata Geoffrey Grant.Tori mengangkat kepalanya, menatapnya, dan tersenyum manis, "Tidak, kau adalah ayahku"Geoffrey Grant tidak pernah bermimpi akan terjerat oleh seorang gadis kecil. Dia selalu berkelana sendirian sepanjang hidupnya. Sebelum bertemu dengan Lara Moses, dia tidak akan berani memikirkan wanita maupun anak. Dia selalu merasa dirinya tidak berhak memiliki semua ini.Tetapi sekarang, semuanya sudah berubah.Geoffrey Grant sangat menyukai anak-anak dan dia selalu ingin memiliki bayi dengan Lara Moses. Baik putra maupun putri, dia pasti menyukai mereka selama dilahirkan oleh Lara Moses.Tatapan gad
"Kau dan Irene sudah saling mengenal sebagai ayah dan anak sejak lama. Selama bekerja dengan Tuan Baxter, kau sudah mengumpulkan banyak koneksi dan kekuatan sehingga dapat membentuk jaringanmu sendiri.""Tapi kau tidak pernah menduga, Tuan Baxter akan mengajukan aku sebagai penggantinya. Setelah rekomendasinya disetujui atasan, aku dilantik menjadi Kepala Eksekutif baru.""Kau tidak ingin menunggu lebih lama lagi. Selagi aku belum menjabat lama dan Tuan Baxter masih koma di rumah sakit, kau ingin menghabiskan aku di Gunung Athos!""Ha, ha ha," sekretaris pribadi itu tertawa, "Tidak sia-sia Jordan Baxter begitu menyukaimu, dia membimbingmu seperti putranya sendiri. Benar, semua perkataanmu benar!""Seberapa besar usaha dan pengorbananku selama bekerja di sisi Jordan Baxter, posisi Kepala Eksekutif yang baru seharusnya adalah milikku. Kenapa alih-alih kau yang mendapatkannya?"Wajah sekretaris pribadi menjadi sangat mengerikan karena rasa cemburu dan serakah.Pada saat ini, dengusan ding
Lara Moses segera tiba di Gunung Athos. James Coleman dan Victoria Anne juga sudah tiba dan menyambutnya.“CEO Coleman, Vic.” Lara Moses melangkah maju."Lara, kami sudah mengirim orang untuk mencari di sekitar sini dan berhasil menemukan ponsel ibumu. Mobilnya terbalik dan ibumu masih ada di dalam."Victoria Anne membawa Lara Moses untuk melihat jejak roda bekas tergelincir dan berguling di lereng bukit.Lara Moses melihat ke bawah. Hutan di bawah tidak ada ujungnya, seperti ditelan kegelapan.Wajah Lara Moses memucat, dia melihat waktu, sudah pukul satu.Waktu sudah hampir habis, tornado akan datang pada pukul dua.“Aku telah mengirim orang untuk mencari sekitar satu jam di bawah, tetapi tidak ada kabar. Lihatlah cuacanya.” James Coleman melihat ke langit.Lara Moses juga perlahan mengangkat kepalanya, matahari yang terik ditutupi oleh awan gelap, dan angin dingin di akhir musim gugur menerpanya, membuat tangan dan kakinya menjadi dingin.Kakinya gemetar, seperti tenggelam dalam air
James Coleman mengangguk, "Jangan khawatir."Geoffrey Grant melirik Lara Moses dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi bibirnya hanya bergerak dan tidak mengatakan apa-apa, lalu dia tersenyum dengan lembut padanya.Lara Moses tiba-tiba merasa hatinya sangat sakit, seperti ada yang retak.Pada saat ini Geoffrey Grant berbalik dan pergi.Dia semakin jauh selangkah demi selangkah, mata Lara Moses terasa panas, dia mulai menangis.Dia selalu mengira dirinya sangat pemberani.Sebenarnya tidak.Dia tidak bisa merelakannya pergi."Geoffrey!"Dia berteriak, lalu berlari keluar dari bawah payung, dan memeluk pinggang pria itu dari belakang.Geoffrey Grant berhenti, lalu menyelipkan tangan besarnya ke lengan baju gadis itu untuk meraih tangan kecilnya, "Kalau kau seperti ini, aku tidak akan bisa pergi."“Geoffrey, berlutut dan lamar aku!” Suara tersedak gadis itu tiba-tiba terdengar di telinganya.Geoffrey Grant membeku dan berbalik perlahan.Lara Moses menarik benang merah yang tergantung di leher
Mata Emilia Alden memerah dan tiba-tiba ingin menangis.Geoffrey Grant melanjutkan, "Aku meninggalkan rumah pada usia sangat muda dan aku tidak berada di sisi orang tuaku pada saat mereka meninggal. Sayangnya, aku bahkan tidak bisa melihat wajah mereka untuk terakhir kalinya. Penampilan ibuku sudah sangat samar dalam ingatanku, tetapi ketika melihatmu, aku dapat melihat bayangan ibuku. Ibuku sangat mencintai aku dan adikku, kau melakukan semua itu karena mencintai Lara."“Aku sadar profesiku sangat berbahaya. Kau tidak ingin Lara Moses mengulangi jalan yang telah kau tempuh. Selain itu, usiaku juga tidak muda lagi, ibu mana pun tidak akan memilih aku sebagai menantu, jadi Bibi, aku mengerti.""Aku baru mengetahui keberadaan Tori belum lama ini. Aku bahkan tidak tahu aku memiliki seorang putri. Selama aku tidak ada tiga tahun ini, kau selalu berada di sisi Lara, dan merawat Tori. Aku mengingat semua kebaikan ini."“Bibi, sebenarnya, aku selalu ingin berbicara denganmu dan mengungkapkan
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan