Dia sudah pergi.Pada saat ini, terdengar suara yang lembut dan lemah, "Geoffrey."Geoffrey Grant membeku, dia segera melihat ke bawah, Lara Moses tidak membuka matanya, tetapi bulu-bulu matanya bergetar.Setetes air mata yang panas jatuh di wajah gadis itu.Lara Moses perlahan membuka matanya dan menatapnya. Dia melihat pria itu menangis.Dia terkejut, dan segera tersenyum, "Bodoh, aku tidak tidur, meskipun tubuhku sangat sakit, ingin memejamkan mata dan tidur sebentar agar tidak sakit. Tapi aku tidak jadi tidur, karena ... tidak tega."Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah pria itu. "Aku tidak tega tidur, karena aku takut, jika aku tertidur, bagaimana dengan Geoffrey-ku?"Geoffrey-nya adalah seorang pejuang. Dia berjuang sendirian terlalu lama, memberikan cahaya bagi banyak orang, tetapi dia sendiri hanya bisa berdiri dalam kegelapan, menjadi bayangan, dan tidak dikenal siapa-siapa.Dia tidak berani meraih kebahagiaannya, di antara negara dan cinta, dia selalu menempatkan
Jared Myer mengenakan setelan jas dan sepatu kulit. Dia berlutut dengan satu lutut dan memasangkan cincin di jari manis Irene.Irene menerima lamaran Jared Myer, semua orang merestui mereka dan bertepuk tangan.Ada juga sebaris kalimat di bawah foto --- Bloodwing, lihatlah, aku bisa sangat bahagia tanpamu!Geoffrey Grant melempar ponsel ke samping, meremas tangan kecil Lara Moses dengan erat dan terus tidur di samping tempat tidur.Namun tak lama kemudian ponselnya bergetar lagi, Irene menelepon lagi.Geoffrey Grant segera mengerutkan alisnya, berisik sekali!Dia langsung mematikan ponsel.Geoffrey Grant menutup matanya....Di tengah malam, terdengar suara sepatu hak tinggi di koridor rumah sakit, Irene datang.Irene mengenakan rok panjang, dengan rambut yang tergerai, dia tinggi dan cantik.Dia mendorong pintu bangsal dan berjalan masuk.Ada cahaya redup dalam bangsal, Lara Moses berbaring di tempat tidur dan pria itu berbaring di samping tempat tidur.Dia melangkah maju dan menatap
"Hei!" Lara Moses berser, "Nona Irene masih menunggumu, apakah kau tidak ingin berduaan dengannya?"Geoffrey Grant menatapnya. "Apakah kau sudah gatal?"Dia menutup pintu dengan kakinya, meninggalkan Irene di luar pintu.Irene membeku di tempatnya, kedua tangan yang tergantung di sampingnya dikepal erat. Pria ini selalu begitu dingin dan kejam padanya, dia selalu berpikir itu memang wataknya.Tetapi ternyata tidak, dia juga bisa lembut.Hanya ada Lara Moses di matanya....Di bangsal.Geoffrey Grant meletakkan Lara Moses di ranjang rumah sakit dan meletakkan bantal di belakangnya, "Apakah kau ingin minum air?""Ya." Lara Moses mengangguk.Geoffrey Grant menuangkan segelas air hangat dan langsung menyuapinya.Lara Moses menyesap air dan segera mengangkat alisnya.“Kenapa, sakit lagi?” Geoffrey Grant mengerutkan alisnya, “Aku akan mencari dokter agar dia memberikan obat penghilang sakit.”Dia bangkit dan pergi."Geoffrey!"Lara Moses segera meraih lengan baju pria itu dan berkata, "Liha
"Ya." Geoffrey Grant mendengus."Geoffrey, hari ini adalah upacara promosi Jared Myer. Acara ini seharusnya milikmu, tetapi kau masih hidup dalam kegelapan, hidup sebagai bayangan. Dunia ini sangat besar tetapi tidak ada tempat untukmu. Kali ini, kau berhasil memecahkan kasus, lalu kembali ke gunung, dan ketika kau dibutuhkan lagi, kau akan keluar lagi, apakah kau tidak merasa terlalu menderita? Apakah kau tidak memikirkan Nona Moses, dia adalah seorang putri orang kaya, yang biasa tinggal di kota besar, apakah dia bisa tinggal di gunung dan menderita bersamamu?”Geoffrey Grant mengerutkan alisnya. "Aku akan memberinya kompensasi. Aku akan memberikan yang terbaik untuknya.""Geoffrey!""Felix," Geoffrey Grant menyela, "Apa tujuan awal kita membentuk Bloodwing? Hatiku tidak pernah berubah."Setelah berbicara, Geoffrey Grant berbalik dan pergi....Geoffrey Grant pergi, Lara Moses keluar dan menatap Felix Popper.Meskipun Felix Popper pernah menentangnya bersama Geoffrey Grant tiga tah
Keduanya terjerat dalam postur ini, Geoffrey Grant membenamkan wajah di rambutnya, "Mau makan apa malam ini?""Bubur."“Oke, aku akan membelinya.” Geoffrey Grant bangkit dan keluar dari pintu bangsal.Pria itu pergi, Lara Moses malas bergerak. Tubuhnya penuh dengan suhu tubuhnya yang hangat. Dia mengulurkan kedua tangan untuk menutupi wajahnya yang merah dan panas.Lara Moses memutar nomor ponsel, "Hei, Ketua Tim, bisa meminta bantuanmu untuk melapor pada atasan, aku ingin bertemu dengan Kepala Eksekutif lama!"Kepala Eksekutif ini, Jordan Baxter, berusia lebih dari lima puluh tahun. Dia mengukir prestasi yang luar biasa ketika masih muda. Sekarang dia sangat dihormati.Irene Baxter adalah putri dia satu-satunya.Lara Moses sudah sering mendengar nama Jordan Baxter, dia adalah jenderal yang gagah berani, sayangnya agak terlambat mendapatkan anak, jadi dia terlalu memanjakan Irene.Lara Moses akan bertemu dengannya."Lara, beliau tidak bisa menemui sembarang orang, tetapi aku bisa meng
Jantung Lara Moses berdetak kencang, dia sudah punya seorang putri.Setelah dia kembali, dia akan memberitahunya kabar baik ini.Lara Moses mengencangkan bajunya dengan kedua tangannya, dan berbisik, "Tapi, aku masih terluka ..."“Tidak apa-apa?” Dia mengusap bekas luka di perut bagian bawahnya.Perut bagian bawahnya rata, kulitnya halus, dan sekarang dia memiliki bekas luka.Namun setelah beberapa hari, bekas luka di perut bagian bawahnya bisa dihilangkan."Tapi, aku takut ..."“Apa yang kau takutkan?” Geoffrey Grant mengangkatnya ke wastafel, “Aku akan bersikap lembut.”Dia mencium bibir merahnya....Setelah satu jam.Geoffrey Grant mengangkat Lara Moses dari kamar mandi ke ranjang rumah sakit, dia mengulurkan tangannya dan mengenakan celananya, lalu membungkuk dan mengusap wajahnya yang memerah, "Aku pergi sekarang."Lara Moses membenamkan wajahnya di bantal, kemudian meraih telapak tangannya, seolah-olah tidak ingin dia pergi.Geoffrey Grant melihat tangannya, lalu menjulurkan l
"Tiga..."Seseorang sudah meneriakkan "tiga", tetapi mereka tidak bisa berkata-kata lagi.Semua prajurit tidak lagi membidikkan senjata di tangan mereka, mereka hanya menatap Lara Moses.Dia adalah ... tunangan Bloodwing?Bloodwing, tidak ada yang mengenalnya, tetapi dia adalah tokoh legendaris.Namun Bloodwing adalah prajurit yang mengembara, dia tidak seberuntung mereka.Tidak ada yang mengetahui nama asli Bloodwing.Semua prajurit saling memandang.Jordan Baxter mengerutkan bibirnya, "Gadis Kecil, ikuti aku."...Ketika Lara Moses tiba ke kantor Jordan Baxter, dia menghela napas lega, dia sebenarnya juga takut.“Tuan Baxter, namaku Lara Moses.” Lara Moses melapor.Jordan Baxter menatap mata dingin Lara Moses, dia tersenyum dan menunjuk ke sofa, "Lara Moses, silakan duduk.""Tuan Baxter, aku tidak akan duduk, aku langsung ke pokok pembicaraan. Kali ini Bloodwing mempertaruhkan nyawanya demi menyelesaikan misi, tetapi Jared Myer mengambil semua jasanya. Putrimu mengetahui kejadian yan
Geoffrey Grant tertegun, dia melihat wajah gadis yang ceria dan tersenyum nakal, kali ini dia terbang ke luar negeri untuknya?Bagaimana dia bisa bertemu dengan Jordan Baxter?Jika menerobos kamp militer, pasti akan ditembak.Dia merasa sangat terharu, gadis bodoh ini.Geoffrey Grant tidak berbicara, dia menggenggam tangan kecilnya dan berjalan keluar dari lobi bandara.Langkahnya sangat lebar, Lara Moses harus berlari untuk mengikuti langkahnya. Dia menarik telapak tangannya, memiringkan kepalanya dan tersenyum, "Geoffrey, apakah kau merasa senang?"Geoffrey Grant tidak berbicara.Lara Moses mengerutkan alisnya, menegakkan punggungnya dan berkata dengan bangga, "Aku sudah mengatakan, kelak kau mencintai negaramu dan biarkan aku mencintaimu.""Benar-benar omong kosong!"Geoffrey Grant berkata dengan tidak sabar dan memeluk pinggangnya, dia membungkuk dan mencium pipinya.Uhm!Mata Lara Moses melebar, apa yang dia lakukan? Kenapa dia tiba-tiba menciumnya?Ada banyak orang di sini!Geoff
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan