"Geoffrey, lihat dirimu, begitu banyak gadis cantik yang memperhatikanmu!"Dia sedang mengujinya, Geoffrey Grant tidak menyipitkan mata. "Aku buta.""..."Lara Moses segera memegang wajah tampannya dengan kedua tangan dan mengusap janggutnya dan berkata dengan lembut, "Serius sedikit, aku sedang membicarakan hal serius. Jangan coba-coba menipuku!"Setelah bersamanya cukup lama, Geoffrey Grant menyadari gadis ini suka mengada-ada.Pria lain mungkin akan membujuknya dengan manis, tetapi dia mengangkat alisnya dan menepuk pantatnya dengan keras, "Mau mati malam ini?""..."Wajah Lara Moses menjadi merah padam. Dia mulai merasa ada yang salah dengan posturnya saat ini. "Turunkan aku!""Mau cari masalah lagi?"“Tidak, aku ingin turun dan ganti posisi!” Lara Moses bersikeras dengan wajah memerah.Geoffrey Grant mengerutkan bibirnya dan menggenggam pinggangnya, lalu langsung mengangkat gadis itu ke pundaknya."Astaga, keren sekali.""Aduh, aku hampir pingsan karena terlalu tampan."...Gadis
Jordan Baxter mengangkat alisnya dan merendahkan suaranya, "Ingin menangkap mata-matanya?"Geoffrey Grant bersandar lesu di sofa dan belum berbicara. Pada saat ini, Lara Moses berjalan dari dapur. Dia menaruh mangkuk buah di meja kopi, "Masih ada jeruk di kulkas, silakan dimakan, seharusnya sangat manis."Geoffrey Grant membungkuk, mengambil sepotong jeruk, lalu memakannya.Tetapi detik berikutnya, dia tertegun."Ada apa?" tanya Jordan Baxter.Tidak ada ekspresi di wajah Geoffrey Grant, dia langsung mengulurkan tangan dan melempar jeruk ke tempat sampah, "Jeruknya sudah tidak enak."“Bagaimana mungkin, kau berbohong, aku akan mencobanya sendiri.” Lara Moses mengambil jeruk di mangkuk buah.Geoffrey Grant menepis tangannya dan mengerutkan alisnya, "Kau tidak patuh? Pergi memasak!"Melihat wajah galaknya, Lara Moses masuk ke dapur dengan kesal.Lara Moses pergi. Jordan Baxter mengambil sepotong jeruk dan mengendusnya, wajahnya serius, "Jeruk sudah diracuni. Tampaknya mereka sudah tidak s
Lara Moses berpikir sejenak, dia sudah menjalankan tugas cukup lama, Tori pasti sangat merindukannya.Meskipun Nenek menjaganya dengan baik, tetapi putrinya ini sangat lengket dengan ibunya.“Telepon dari siapa, kenapa tidak mengangkatnya?” Geoffrey Grant bertanya.Hati Lara Moses menegang. Dia ingin menjawab telepon itu, tetapi Geoffrey Grant akan mengetahui keberadaan Tori.Tori adalah kejutan terbesar yang dia persiapkan untuknya, tidak bisa sekonyong-konyong muncul seperti ini.Lara Moses menyembunyikan ponsel di tangannya dan berkata, "Tidak nyaman mengangkatnya."Geoffrey Grant adalah orang yang sangat waspada, dia bisa mengendus ada yang tidak beres dengan Lara Moses, "Siapa yang menelepon, apakah kau ingin aku mengetahui orang yang meneleponmu?""Ini... "“Berikan ponselnya.” Geoffrey Grant mengulurkan telapak tangannya dan langsung meminta ponselnya."Tidak." Lara Moses menolak.Geoffrey Grant mengerutkan alisnya, "Kau pasti menyembunyikan sesuatu, Ashley Cutler atau pria lai
Irene mengangkat matanya dan melihat ada sosok yang tinggi dan kuat di depan matanya, Geoffrey Grant yang datang.Geoffrey Grant manatapnya dengan tajam, kemudian menghampiri Lara Moses, dan membantunya, "Aku hanya pergi sebentar, kau sudah diganggu?"Lara Moses menatap Geoffrey Grant dengan lembut.Selama berada di sisi pria ini, hatinya selalu merasa tenang.Irene berdiri dengan menahan rasa malu dan rasa sakit. Dia menatap Geoffrey Grant, "Bloodwing, ayahku diracun dan masih koma di rumah sakit. Lara Moses adalah tersangkanya, tapi sepertinya kau juga ada di sana semalam. Mungkin kau dan Lara Moses bersekongkol untuk meracuni ayahku!"Hati Lara Moses menegang, dia segera menarik tangannya dari telapak tangan Geoffrey Grant, "Tidak, dia tidak ada di sana semalam."Irene mencibir, "Benarkah? Bloodwing adalah pacarmu, dia memiliki motif untuk bersekongkol denganmu."Kepala Eksekutif diracuni, kejadian ini sangat aneh dan masih harus diselidiki, dia tidak ingin melibatkan Geoffrey Grant
Lara Moses sudah pulang, tetapi tidak bisa tidur malam itu.Dia bangun sangat pagi dan akhirnya waktu menunjukkan jam 8, dia menyalakan TV LCD.Di saluran militer, pembawa acara melaporkan…Kemarin, Kepala Jordan Baxter secara resmi pensiun. Kepala baru akan dilantik hari ini. Kepala baru ini adalah Bloodwing yang legendaris.""Bloodwing, yang bernama asli Geoffrey Grant, adalah bos besar di Hong Kong tiga tahun lalu dan identitas aslinya jarang diketahui orang luar."Telinga Lara Moses berdengung, dia tidak bisa mendengar apa-apa lagi, dalam benaknya dipenuhi pikiran, Geoffrey Grant adalah Kepala Baru dan Geoffrey Grant akhirnya menjadi Kepala Baru!Identitasnya akhirnya terungkap.Dia berjalan menuju cahaya.Layar TV beralih, para wartawan berkumpul di satu tempat. Mereka sangat tertib dan tidak berani membuat keributan. Garis polisi ditarik di tempat kejadian, mereka semua adalah polisi khusus yang bersenjata lengkap. Acara itu berlangsung dengan dengan tertib dan hikmat.Pada saat
Dia pasti juga sedang menatapnya juga.Detak jantung Lara Moses semakin kencang. Pada saat ini, jip itu melesat pergi.Dia pergi.Lara Moses menurunkan kelopak matanya, sebenarnya dia ingin berbicara dengannya.Dia ingin memberitahunya bahwa dia sangat bahagia.Dia ingin melihatnya baik-baik, melihat penampilannya dalam seragam militer untuk pertama kalinya.Dia tidak bisa melihatnya dengan jelas ketika dia berada di atas panggung tadi.Dia sudah lama menantikan hari ini. Penampilannya dalam seragam militer berbeda dengan yang dia bayangkan. Alangkah baiknya,... jika dia bisa mengenakan seragam militer untuknya secara pribadi.Dia ingin mengusap lencana di pundaknya, menyentuh pipi tampannya, dan berkata padanya, Geoffrey Grant, kau sangat hebat, kau adalah kebanggaanku.Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa.Pada saat ini, penglihatan Lara Moses menjadi gelap dan dia jatuh pingsan."Hei, Gadis Kecil!"...Lara Moses perlahan membuka matanya, sekarang dia berada di bangsal.Ada apa den
Emilia Alden ingin mencari Geoffrey Grant untuk meminta pertanggungjawaban.“Bu!” Lara Moses meraih Emilia Alden dan berkata dengan tegas, “Bu, jangan mencari Geoffrey Grant, Geoffrey Grant dan aku sudah melewati banyak rintangan, aku percaya padanya. Bu, jika kau percaya dengan putrimu, jangan gegabah, tolong beri Geoffrey Grant dan aku sedikit waktu."Emilia Alden menatap Lara Moses, lalu mengangguk dan berkata, "Oke, aku akan mendengarkanmu, tetapi kau adalah putriku, jangan biarkan dirimu ditindas oleh seorang pria.""Bu, jangan khawatir, tidak ada yang bisa menindasku."...Lara Moses dan Ashley Cutler bertemu di bar.Di bar.Ashley Cutler berkata, "Lara, pernikahan palsu kita sudah dibatalkan oleh atasan, kau sudah kembali lajang sekarang.""Kak Senior, terima kasih," Lara Moses berkata dengan tulus.Ashley Cutler tersenyum. Sebenarnya, dia menyukai Lara Moses. Sejak pertama kali melihatnya tiga tahun lalu, ketangguhan wanita itu sangat menarik perhatiannya.Namun, dia tahu Lara
“Aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun, dan melewati banyak rintangan untuk bisa bersama. Meskipun sekarang dia menjauh dan bersikap dingin, aku memang merasa agak sedih, dan merindukannya, tapi aku tidak pernah meragukan cintanya untukku. Aku selalu percaya padanya.""Tidak masalah, dia tidak ke sini, aku akan tetap menunggunya sampai dia kembali.”...Dalam ruang VIP.Geoffrey Grant sedang merokok dengan santai, dia tidak tertarik dengan pembicaraan Felix Popper dengan yang lainnya. Tatapannya tertuju pada Lara Moses dan Ashley Cutler yang duduk bersama, entah apa yang mereka bicarakan, Lara Moses tersenyum cerah pada Ashley Cutler.Senyumnya sangat mempesona.Geoffrey Grant menyelipkan telapak tangannya ke dalam saku celana dan mengeluarkan ponsel. Dia sudah mengganti ponselnya. Memori ponsel yang lama tidak cukup untuk mengunduh WeChat. Dia membuka WeChat dan melihatnya.Dia mengajukan permohonan ditambahkan sebagai teman, tetapi belum disetujui gadis itu.Dia mengirimkan pe
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan