Charlotte Shimon terkejut melihat barisan ini, dia melirik Lucas Hank yang berada di sebelahnya dan berbisik, "Minta mereka untuk bubarkan diri, cepat!"Lucas Hank berkata, "Nyonya Hank, angkat kepalamu dan tegakkan badanmu, kau adalah istri bos mereka!"“…” Charlotte Shimon ingin menendangnya.Lucas Hank mengulurkan tangan dan langsung menggendongnya.Charlotte Shimon tidak mengira dia akan menggendongnya di depan umum dan kedua tangan kecilnya seketika merangkul lehernya, dia mendengar para staf tertawa dan menutupi mulut mereka. Daun telinga kecil seputih salju Charlotte Shimon segera menjadi merah."Tuan Hank, apa yang kau lakukan?"Beratnya hanya 45kg. Lucas Hank dapat menggendongnya dengan mudah. Dia berjalan di atas karpet merah sambil menggendongnya dengan mantap, dan berkata dengan tersenyum, "Tidak apa-apa jika kau tidak suka mengangkat kepala tinggi-tinggi. Nyonya Hank bisa bersembunyi dalam pelukanku jika malu."Charlotte Shimon merasa sangat malu, dia hanya menyembunyika
Mereka duduk di atas karpet wol sekarang, tangan kecil Charlotte Shimon bersandar di lantai dan tubuh rampingnya agak bersandar ke belakang dan kaki kecilnya menendang Lucas Hank. Wajah cantiknya agak merona. Mungkin dia sendiri tidak menyadari betapa menarik dirinya saat ini.Lucas Hank untuk sementara melepaskannya.Charlotte Shimon bergegas untuk bangun, dia berbaring di samping jendela yang setinggi langit-langit, dan menatap bintang-bintang di langit, orang-orang mengatakan bahwa dapat memetik bintang-bintang dari sini, memang tidak salah.Charlotte Shimon melihat cincin berlian yang dikenakan di tangan kanannya. Bibir merahnya melengkung dengan manis, kemudian perlahan mengulurkan tangan kecilnya untuk mengambil bintang.Pada saat itu, terlihat meteor di kejauhan dan meteor itu langsung menuju ke arah tangan Charlotte Shimon.Charlotte Shimon terkejut, sebuah lengan yang kuat menariknya dari belakangnya, memegang pinggangnya, dan memeluknya dari belakang.“Apa yang kau takutkan?”
Megan Shimon terus mengikuti mobil Lucas Hank. Dia juga tidak tahu yang ingin dia lakukan, dia hanya tahu dia tidak akan melepaskannya. Lucas Hank adalah miliknya!Tetapi Rolls-Royce Phantom di depannya dengan cepat mengubah jalurnya. Dia tertangkap basah. Megan Shimon ingin ikut berpindah jalur, tetapi suara klakson mobil memperingatinya dan seseorang berteriak, "Hei, kau cari mati?"Megan Shimon mengeluarkan keringat dingin. Keterampilan mengemudinya tidak sebaik Lucas Hank. Dia berusaha berpindah jalur tanpa menekan sinyal belok tadi. Dia hampir menabrak mobil di belakang.Ketika Megan Shimon mendongak lagi, Rolls-Royce Phantom di depan telah menghilang.Lampu merah menyala dan Megan Shimon menghentikan mobilnya. Lucas Hank sangat waspada dan berhasil menyingkirkannya.Dia tidak rela!Bagaimana dia bisa rela?Megan Shimon mengeluarkan ponsel dan menelepon Lucas Hank....Dalam Rolls-Royce Phantom, Lucas Hank tiba-tiba berubah arah dan Charlotte Shimon langsung jatuh ke pelukannya.
Charlotte Shimon bergidik dan segera berkata, "Aku ... Aku tidak melihat apa-apa!"Lucas Hank mengangkat matanya yang sipit. Dia melirik kotak itu, "Ada apa dalam kotak itu? Apakah sesuatu yang berpengaruh buruk pada anak-anak? Apakah itu untukmu atau untukku?""..."Charlotte Shimon membutuhkan waktu beberapa detik untuk memahami maksudnya.Charlotte Shimon segera menyembunyikan kotak itu di bawah tempat tidur, "Ini hadiah ulang tahunku, Tuan Hank. Kau harus menghormati privasiku dan jangan mengintip, aku ... aku mandi dulu!"Charlotte Shimon menyelinap ke kamar mandi....Melihat bayangan indahnya kabur, Lucas Hank merapatkan bibir tipisnya. Charlotte Shimon baru berusia 20 tahun dan masih muda, tetapi Lucas Hank sudah berusia 27 tahun dan dia adalah pria dewasa.Meskipun dia belum pernah memiliki seorang wanita sebelumnya, dia tahu segala sesuatu yang seharusnya dipahami. Melihat penampilannya yang sembunyi-sembunyi, dia pasti telah diajari sesuatu yang buruk.Lucas Hank mengeluarka
Pada saat itu, pintu kaca buram di dalam kamar mandi terbuka dan wajah tampan Lucas Hank muncul dan menatapnya, "Nyonya Hank, kemarilah."Charlotte Shimon merasa dia tidak bisa melihat ke mana-mana. Dia berjalan dengan kepala menunduk, mengulurkan tangan kecilnya dan memberikan rokok padanya, "Ini rokokmu."Lucas Hank datang mengambil rokok itu.Charlotte Shimon ingin menarik kembali tangan kecilnya, tetapi dia tidak dapat melakukannya karena Lucas Hank mengambil rokok bersama dengan tangan kecilnya.Charlotte Shimon melihat ke arahnya. Rambut pendeknya yang basah menempel di keningnya. Dia mengedipkan mata dan berkata, "Kau, apa yang kau lakukan, cepat lepaskan aku."..."Tatapan mata Lucas Hank tertuju pada wajah cantiknya. “Menurutmu apa yang ingin aku lakukan?” Lucas Hank meraih tangan kecilnya dan menariknya ke dalam.Tangan kecil Charlotte Shimon yang satunya segera meraih pintu kaca buram dan memegangnya erat-erat. Tubuhnya bersembunyi di belakang pintu. "Tidak ... Aku sudah m
Jawaban Laura Yasmeen membuat William Shimon marah. Dia hidup dengan nyaman serasa di atas awan akhir-akhir ini. Sekarang perayaan ulang tahun yang dia persiapkan dengan sungguh-sungguh malah menjadikannya bahan tertawaan dan menghempaskan impiannya untuk menjadi besan Keluarga Hank. Sekarang semua orang berlomba-lomba untuk menarik modalnya, dia merasa telah jatuh dari surga ke neraka.Beberapa hari ini Laura Yasmeen telah melayaninya dengan sangat baik dan dia juga mulai menyukai Laura Yasmeen. Setelah kejadian ini, kebenciannya terhadap Laura Yasmeen kembali meningkat."Laura Yasmeen, kau masih berani berkelit. Lihatlah kekacauan yang telah kau buat sebelumnya. Semua orang mencemooh aku. Aku pikir akan mengampunimu kali ini karena kau adalah ibu Megan. Tapi kalian ibu dan anak telah mengacaukan perayaan ulang tahun menjadi seperti ini dan Charlotte Shimon malah menjadi Nyonya Hank. Semua ini salahmu!” William Shimon berkata dengan marah.Laura Yasmeen juga sangat marah, "William Shi
Megan Shimon kembali ke kamar, dia membuka laci dan mengeluarkan sepotong liontin giok.Liontin giok ini diberikan pada Charlotte Shimon oleh Lucas Hank enam atau tujuh tahun yang lalu, tetapi dia mencari kesempatan untuk mencurinya.Ingatan Megan Shimon kembali ke hari ketika salju tebal beterbangan. Charlotte Shimon menyelamatkan Lucas Hank yang sekarat di dalam timbunan salju dan membawanya ke sebuah gua dan tidur bersama selama satu malam. Keesokan paginya, tidak hanya Steve Turner dan Shayla Shimon, dia juga ada di sana.Dia melihat Steve Turner pergi dengan marah dan Shayla mengejarnya. Kemudian, Charlotte Shimon keluar dari gua untuk mencari bala bantuan. Megan Shimon berada tepat di luar gua.Charlotte Shimon tidak tahu bahwa tidak lama setelah dia pergi, anak buah Lucas Hank tiba. Mereka adalah orang-orang yang terlatih dan dengan cekatan membawa Lucas Hank ke sebuah mobil limosin. Dia melihat plat nomornya menandakan mobil itu dari Kota Regalsen, dan pemiliknya adalah tokoh b
Wajah Leo Henderson menjadi pucat pasi.Sonia sama sekali tidak ingin menyia-nyiakan waktu padanya. Dia berjalan melewatinya dan menuju ke farmasi. Pada saat ini, dia melihat Charlotte Shimon.Charlotte Shimon tiba lebih awal, dan sekarang berdiri di depan pintu farmasi, sepasang bola mata yang lincah menatapnya dengan hangat.Hati Sonia menjadi hangat, dan segera berlari, "Charlotte!"Charlotte Shimon meraih tangan kecilnya dan melihat dari atas ke bawah beberapa kali, "Sonia, berapa berat badanmu? Aku baru saja melihatmu dikelilingi seperti seorang selebriti. Sonia, kau sekarang sangat cantik."Sonia berkedip penuh semangat, "Charlotte, ini semua berkatmu, resep obat diet yang kau berikan sangat berguna, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih!"Charlotte Shimon berkata dengan pelan, "Kalau begitu kau sudah berterima kasih padaku dengan memberikan Bunga Mandara!"Kedua gadis itu berbincang dengan gembira, tetapi Leo Henderson membeku di tempat. Awalnya, dia sangat bangga melihat So
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan