Lauren Keith membentur dinding kemudian jatuh ke karpet, tenggorokannya terasa amis, dan dia memuntahkan darah.James Coleman hampir membunuhnya."Kakak James ... ini aku ..." Lauren Keith mengangkat kepalanya dan melihat ke arah James Coleman.James Coleman berdiri di depan jendela setinggi langit-langit. Dia memandang ke arah Lauren Keith, yang terbaring di lantai karena malu dan kesakitan. Dia sangat mengenal Victoria Anne dan ada aroma yang memikat di tubuhnya. Dia seharusnya sudah menyadarinya saat menggendongnya, tetapi dia dibutakan oleh nafsu dan kartu kamar telah diberikan padanya, dia tidak menduga itu adalah orang lain.Ketika berpikir dia telah memeluk orang lain selama beberapa detik, dia ingin membilas dirinya beberapa kali untuk membersihkan diri.James Coleman menatap Lauren Keith, dan berkata, "Mengapa kau ada di sini? Cepat katakan, jika kau belum mau mati!"Lauren Keith tidak pernah menduga dia akan bereaksi begitu keras. Dia sangat percaya diri tadi dan tidak mendu
Hati Charlotte Shimon seperti diolesi madu, pria ini sangat pandai membujuk wanita.Megan Shimon membuka pintu dan berjalan masuk. Dia melihat penghalang ruangan dan ingin mendekat, "Tuan Hank, mengapa kau di sini dan apa yang kau lakukan?"Megan Shimon datang, Charlotte Shimon segera mencubit Lucas Hank dengan ketakutan.Lucas Hank merasa cubitannya seperti sedang menggelitik dirinya . Dibandingkan dengan kegugupan gadis itu, wajah tampannya tetap tenang dan dia hanya berbicara dengan santai, "Berhenti!"Megan Shimon segera berhenti, tidak berani masuk ke dalam."Aku di sini karena ada dokumen penting yang harus ditangani. Ada apa mencariku?"Megan Shimon sangat sulit bertemu dengan Lucas Hank, apalagi kesempatan untuk berdua saja, tapi sekarang dia bersama dengan Lucas Hank dalam ruangan ini, detak jantungnya semakin cepat, "Tuan Hank, apakah kau benar-benar putus dengan Charlotte?"Lucas Hank yang berada di dalam melihat ke arah Charlotte Shimon, yang sedang menganggukkan kepala den
Di luar gerbang, William Shimon dan Laura Yasmeen mendapatkan jawaban, suami tua di Orlane Estate akan datang ke perayaan ulang tahun Charlotte Shimon.Laura Yasmeen segera mengeluarkan ponsel dan memberitahu kabar baik ini pada Megan Shimon, Megan Shimon merasa sangat senang hingga seolah hampir terbang.Mereka kembali ke mobil mewah. William Shimon mengeluarkan ponsel dan menelepon Charlotte Shimon. Telepon itu segera tersambung dan suara jernih Charlotte Shimon terdengar, "Halo, Ayah.""Charlotte, dua hari lagi adalah hari ulang tahunmu yang ke-20. Kau dan Megan berulang tahun pada hari yang sama. Ayah telah mempersiapkan perayaan ulang tahun yang meriah untuk kalian."Charlotte Shimon menjawab, "Baik, terima kasih, Ayah."Setelah menutup telepon, William Shimon menghela napas lega. Semuanya sudah siap dan sekarang hanya menunggu hari ulang tahun tiba.“William, kau bisa tenang sekarang. Megan telah berhasil dan hari ulang tahunnya adalah hari dimana dia menjadi Nyonya Hank.” Pada s
Charlotte Shimon melihat tatapan bangga Megan Shimon, dan berkata, "Jika aku mengatakan aku tidak marah, apakah kau percaya?"Megan Shimon merasa yakin bahwa Charlotte Shimon pasti marah, bahkan merasa iri dan benci karena Lucas Hank memberinya kejutan besar, menerangi langit Barbara Bay dengan lentera. Charlotte Shimon tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini. Kalau dipikir-pikir, Lucas Hank benar-benar sangat menyukainya.“Charlotte Shimon, jika kau marah, katakan saja. Jangan ditahan, tidak baik untuk kesehatanmu.” Megan Shimon menyeringai.Saat ini Laura Yasmeen juga sudah datang, dia berpenampilan cantik dengan mengenakan pakaian yang modis dan mahal, dan wajahnya berseri-seri. William Shimon telah tinggal di kamarnya selama beberapa hari terakhir, dan saat ini dia merasa sangat nyaman dan tenteram.Seorang anak adalah kebanggaan ibunya. Laura Yasmeen yang dulu dipermalukan, hari ini merasa sangat bangga. Dia memandang Charlotte Shimon dengan jijik, "Charlotte Shimon, kau su
Awalnya, semua orang tidak terlalu memperhatikan Harry. Walaupun misterius, Orlane Estate bukan keluarga kaya. Para sosialita merasa Orlane Estate tidak setingkat dengan derajat mereka.Tetapi ekspresi Harry memperlihatkan aura dan keberanian yang tertanamkan dalam keluarga kaya. Semua orang terdiam.Semua orang juga sangat terkejut bahwa suami sakit-sakitan di Orlane Estate memiliki keberanian seperti itu.Harry dengan hormat memanggil Charlotte Shimon --- Nyonya Muda.Semua orang terkejut.--- Apakah kau mendengarnya? Pria tua ini memanggil Charlotte Shimon ... Nyonya Muda!--- Apa maksudnya, dia bukan ... suami Charlotte Shimon?--- Ada apa ini?Ekspresi William Shimon, Laura Yasmeen dan Megan Shimon semuanya berubah. Mereka tidak pernah meragukan bahwa Harry adalah suami Charlotte Shimon.Laura Yasmeen segera berkata, "Charlotte Shimon, orang tua ini memanggilmu apa? Kami pernah ke Orlane Estate, dan melihat dengan jelas pria tua ini di dalamnya. Dia adalah suamimu. Apakah kau berk
Lucas Hank datang dan semua orang mengelilingi Lucas Hank.--- Aku sudah mendengar bahwa Tuan Hank akan menghadiri ulang tahun Nona Megan, tetapi tidak menyangka Anda benar-benar datang. Tuan Hank, sangat beruntung dapat bertemu dengan Anda.--- Selama ini, Tuan Hank sangat rendah hati dan misterius. Dia tidak pernah muncul di depan umum. Ini adalah pertama kalinya. Ini membuktikan betapa besar cinta Tuan Hank pada Nona Megan.--- Nona Megan bukan hanya sosialita teratas di Barbara Bay, tetapi juga seorang gadis jenius di bidang medis. Dia sangat cocok dengan Tuan Hank. Mereka adalah pasangan yang serasi.Megan Shimon melirik Lucas Hank yang berada di sampingnya. Dia selalu bermimpi bahwa suatu hari akan bisa berdiri di sisinya dan menikmati tatapan cemburu dari semua orang. Mimpi ini akhirnya menjadi kenyataan.Wajah William Shimon berseri-seri, dia juga tidak pernah bermimpi bahwa pria ini akan jatuh cinta pada putrinya dan dia akan menjadi besan dari pria yang berkuasa ini.William
"Tidak!" Megan Shimon mengencangkan tinjunya. Dia tidak bisa mengendalikan diri lagi, "Tuan Hank, apakah kau lupa? Kau berkata akan memberikan aku kejutan di hari ulang tahunku."Wajah tampan Lucas Hank tampak tenang dan acuh tak acuh, "Bukankah ini kejutan ulang tahunmu?"Megan Shimon tiba-tiba kesulitan bernapas. Dia akhirnya mengerti dengan "kejutan" ulang tahun yang dimaksud Tuan Hank. Semuanya adalah konspirasi, semuanya adalah tipuan, mulai dari menganggap kepala pelayan adalah suami Charlotte Shimon hingga Charlotte Shimon berpura-pura putus, dan semua sudah direncanakan, hanya untuk "menampar" wajahnya di pesta ulang tahun ini.Banyak orang sudah mengetahuinya, James Coleman, Kevin Keith, Victoria Anne... Di Bar 1949, dia bahkan mengatakan banyak hal buruk tentang Orlane Estate di depan mereka. Mereka pasti menertawakannya saat itu.Dia bodoh!Megan Shimon suka membandingkan dirinya dengan Charlotte Shimon sejak kecil dan dia sangat sombong selama ini. Sekarang dia menjadi lelu
Charlotte Shimon terkejut melihat barisan ini, dia melirik Lucas Hank yang berada di sebelahnya dan berbisik, "Minta mereka untuk bubarkan diri, cepat!"Lucas Hank berkata, "Nyonya Hank, angkat kepalamu dan tegakkan badanmu, kau adalah istri bos mereka!"“…” Charlotte Shimon ingin menendangnya.Lucas Hank mengulurkan tangan dan langsung menggendongnya.Charlotte Shimon tidak mengira dia akan menggendongnya di depan umum dan kedua tangan kecilnya seketika merangkul lehernya, dia mendengar para staf tertawa dan menutupi mulut mereka. Daun telinga kecil seputih salju Charlotte Shimon segera menjadi merah."Tuan Hank, apa yang kau lakukan?"Beratnya hanya 45kg. Lucas Hank dapat menggendongnya dengan mudah. Dia berjalan di atas karpet merah sambil menggendongnya dengan mantap, dan berkata dengan tersenyum, "Tidak apa-apa jika kau tidak suka mengangkat kepala tinggi-tinggi. Nyonya Hank bisa bersembunyi dalam pelukanku jika malu."Charlotte Shimon merasa sangat malu, dia hanya menyembunyika
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan