Obat kontrasepsi!Lara Moses melihat kedua kata ini.Penglihatan Geoffrey Grant sangat bagus, dia juga melihat kedua kata ini. Wajahnya langsung tampak suram.“Curtis Wagner, apa ini?” Lara Moses mengangkat kepalanya dan menatap langsung ke arah Geoffrey Grant.Geoffrey Grant tidak ingin dia mengetahui tentang ini, tetapi dia sudah tidak bisa menyembunyikannya sekarang. Dia mengepalkan tangannya erat-erat."Kak Geoffrey, aku ... aku tidak sengaja, aku juga tidak tahu kenapa botol ini bisa jatuh...""Nona Moses, tolong jangan paksa Kak Geoffrey lagi, ya. Aku pernah berhubungan dengan Kak Geoffrey, aku takut hamil, jadi aku diam-diam memakan obat kontrasepsi.""Tapi, Nona Moses, jangan salah paham. Kak Geoffrey dan aku tidak seperti yang kau pikirkan. Kak Geoffrey menyukaimu. Aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap dapat tinggal di sisi Kak Geoffrey dan menjaganya, tolong jangan usir aku..."Lisette Bates terus menerus mengoceh, di permukaan terdengar seperti sedang memohon belas kasih
Lara Moses perlahan-lahan membuka matanya dan melihat sekeliling. Dia sudah tidak berada di kamarnya dan tidur di sebuah tenda sekarang.Di mana ini?Lara Moses duduk.Tiba-tiba tenda dibuka, seseorang masuk, "Nona Moses, kau sudah bangun?"Lara Moses mendongak, "Tuan Muda Arthur, ternyata kau?"Arthur Dunlop menatap tubuh Lara Moses dengan mesum. "Ya, Nona Moses, ini aku."Lara Moses sudah tahu yang terjadi, Arthur Dunlop ini berani membius dan menculiknya ke sini.Lara Moses mencibir, "Tuan Muda Arthur, kenapa menculikku ke sini selarut ini, jangan katakan kau terpesona denganku dan ingin bermalam denganku."Arthur Dunlop membeku karena Lara Moses sudah mengucapkan semua kata hatinya. Gadis ini memang berbeda. Dia sangat menarik. "Nona Moses, karena kau sudah mengetahui niatku, jangan melawan lagi agar kau tidak perlu menderita. Ayolah, biarkan aku menciummu."Arthur Dunlop segera menindihnya.Lara Moses menghindar, Arthur Dunlop tidak berhasil menciumnya.Wajah Arthur Dunlop menja
Geoffrey Grant pergi mencari Lara Moses.“Kak Geoffrey!” Lisette Bates berteriak, tetapi Geoffrey Grant tidak menoleh dan segera menghilang dari pandangan.Lisette Bates memandang Felix Popper dengan kesal. "Kak Felix, mengapa kau memberitahu Kak Geoffrey? Lihat, sekarang dia langsung pergi mencari Lara Moses!"Mereka memang berselisih pendapat tadi. Felix Popper ingin memberitahu Geoffrey Grant, tetapi Lisette Bates menghalanginya, dia merasa ini adalah kesempatan emas. Bahkan Tuhan pun membantunya. Lara Moses tersesat di kaki gunung tempat kawanan serigala, mungkin nyawanya sudah melayang, jadi tidak ada yang berebut Geoffrey Grant dengannya lagi, tetapi Felix Popper telah merusak kesempatan ini.Felix Popper mengerutkan alisnya dan menatap Lisette Bates, dia berkata dengan serius, "Lisette, meskipun aku tidak menyetujui hubungan Geoffrey dan Lara Moses, tetapi ini adalah masalah nyawa, bagaimana bisa dianggap hal sepele? Lisette, aku merasa kau sudah berubah, kau sudah menjadi egoi
“Curtis!” Lara Moses segera berlari ke depan, berjongkok di samping Geoffrey Grant. Kemeja hitam dan celana panjang hitam Geoffrey Grant robek di beberapa tempat dan ada beberapa goresan dan bekas gigitan pada ototnya.Lara Moses mengulurkan tangan untuk mengusap lukanya, tetapi dia terhenti. Dia tidak berani menyentuhnya karena takut akan membuatnya kesakitan.“Curtis, kau terluka.” Suara Lara Moses bergetar.Geoffrey Grant mengerutkan alisnya dan jakunnya meluncur naik turun, pakaiannya basah kuyup dan tenaganya sudah terkuras habis.Dia mengulurkan telapak tangan untuk menutupi perutnya, darah segera mengalir dari ujung jarinya.Karena sedang berlutut, dia tidak bisa melihat luka di perutnya.Tetapi luka yang paling serius adalah di perutnya."Tidak apa-apa ..." Dia melontarkan kata-kata ini dari bibirnya yang kering.“Curtis, biarkan aku melihat luka di perutmu.” Lara Moses mengulurkan tangannya dan membuka kemeja di perut Geoffrey Grant.Banyak darah di sana dan ada taring serigal
Geoffrey Grant tiba-tiba tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Akhir-akhir ini, dia selalu memimpikannya setiap malam.Mimpi malam itu sangat nyata. Dia berbaring di tempat tidurnya seperti sekarang, tubuhnya yang lembut terbaring di ranjang kayu yang keras, tetapi ketika membuka matanya, orang itu menjadi Lisette Bates.Lara Moses berbaring di sampingnya, ketika tertidur tadi, dia menyentuh wajah tampannya. Sejak berpisah begitu lama, dia belum pernah menatapnya dari sedekat ini.Dia berbisik, "Sudah bangun?"Suaranya yang akrab membuat Geoffrey Grant merasa yakin bahwa itu benar-benar dia. Dia menarik tangan gadis itu ke bibirnya, memejamkan matanya dan menciumnya. "Ya."Bibirnya yang kering terus menerus bergesekan dengan tangan gadis itu yang lembut, dia menciumnya dengan hangat.Hati Lara Moses tergerak, tetapi dia masih memikirkan masalah antara dia dan Lisette Bates, dia perlahan-lahan menarik tangannya.Geoffrey Grant membuka matanya dan mengerutkan bibirnya. "Aku
Geoffrey Grant sangat menikmati inisiatifnya dan tidak bisa menahan diri untuk merangkul pundaknya. Dia mendekapnya erat-erat dalam pelukannya.Pada saat itu, terdengar suara ketukan di pintu lagi. Lisette Bates belum menyerah, "Kak Geoffrey, kau terluka parah, tidak bisa berbuat sembarangan. Biarkan aku masuk untuk memeriksa lukamu..."Geoffrey Grant ingin segera bangun untuk mengusir Lisette Bates.Tetapi Lara Moses bangun lebih dulu, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Berbaring di sini dan jangan bergerak. Aku akan menemuinya, jaga sikapmu.""..." Geoffrey Grant menatapnya, mata gadis itu berbinar, seperti seorang istri yang akan mengusir pelakor, kemudian membuat perhitungan dengannya secara pribadi nanti.Geoffrey Grant tersenyum, dia benar-benar terhibur olehnya dan segera berkata dengan patuh, "Baik, ikuti saja kemauanmu."Lara Moses merasa puas. Dia turun dari tempat tidur, melangkah ke pintu dan langsung membuka pintu.Lisette Bates mengira Geoffrey Grant yang membuka pintu
“Geoffrey Grant, lepaskan aku dulu, aku ingin bertanya sesuatu.” Lara Moses mendorongnya.Tetapi Geoffrey Grant tidak mau melepaskannya. "Tidak. Aku khawatir kau akan lari begitu aku melepaskanmu. Aku tidak ingin mengatakannya, tapi kau terus memaksaku. Setelah aku mengatakannya, sekarang kau marah dan tidak menginginkanku. Apa yang harus aku lakukan? Lara, beritahu aku, apa yang harus aku lakukan?""Apa yang sudah terjadi tidak bisa diputar balik. Aku sangat menyesal. Aku hanya bisa mengatakan aku minta maaf. Tapi percayalah, aku benar-benar menganggap itu adalah kau. Aku selalu mengira itu adalah kau."Lara Moses bisa merasakan kegalauan dan penyesalan pria itu. Tetapi dia hanya ingin tertawa, idiot ini, dia bahkan tidak tahu siapa yang tidur dengannya.Itu sama sekali bukan mimpi, tetapi kenyataan, oke?Malam itu, pria itu membuatnya terluka di mana-mana. Setelah dia pergi, Lisette Bates ternyata berpura-pura menjadi dia!"Geoffrey Grant," Lara Moses berbalik dan menatapnya, "Kapa
Lara Moses menggulung lengan bajunya dan menunjukkan lengannya. "Lihat, kau membuatku tanganku merah."Dia memprotes.Geoffrey Grant melihatnya sekilas. Kulitnya sangat halus, tempat yang dia tekan meninggalkan bekas merah, dia bahkan tidak merasa menggunakan tenaga tadi.Melihat lengannya yang ramping dan alisnya yang indah, hasratnya semakin bergelora. Geoffrey Grant merasa hawa kekerasan di tubuhnya semakin meningkat dan dia sudah tidak sabar ingin meninggalkan lebih banyak tanda di tubuhnya."Lara, cepat pergi, tubuhku mulai tidak nyaman. Aku tidak ingin menyakitimu, ikutilah perkataanku."Lara Moses pernah melihat keadaannya saat kambuh. Dia hampir mencekiknya malam itu. Dia berpikir sejenak, "Ketika kecanduanmu kambuh, mereka biasanya akan mengikatmu dengan tali. Aku juga akan mengikatmu jadi kau tidak bisa menyakitiku."Pada saat ini, Geoffrey Grant akan mengikuti semua perkataannya, dia mengangguk, "Baik."Lara Moses menemukan sebuah tali lalu mengikat tangannya ke kepala tem
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan