Home / Fantasi / Tumbal Pengantin Iblis / 21. Zaman Now (Part-2)

Share

21. Zaman Now (Part-2)

Author: KarRa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

       Semua mata ikut mengarah kepada pemuda tampan itu.

        "Dia Elang, Pa teman Kalina," lirih gadis itu.

        "Kamu bawa laki-laki pulang ke rumah tanpa ijin. Jangan-jangan kamu sudah berbuat yang tidak-tidak pada anak saya!" bentak lelaki gagah itu mendadak naik pitam menatap tajam Elang.

        "Saya bisa menjelaskan semua, Pak." Elang membuka suara.

        "Sabar Pa, kita duduk dulu biarkan mereka menceritakan yang sebenarnya," ajak sang mama.

         Semua orang duduk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tumbal Pengantin Iblis   22. Rencana Para Siluman

    Puluhan siluman itu mulai berdesakan keluar pintu bangunan tua tersebut. Mereka mulai bergerak. Begitu pula dengan Sekar dan yang lain yang sudah berada di bukit belakang istana. Cukup lama mereka menunggu Raja Arsen keluar dari tempat persembunyiannya. Sampai sebuah sosok bayangan hitam menyembul dari semak belukar gua. Mereka mendekat dan …. "Tahan Rajaku!" teriak Elard. Sang Raja sangat terkejut, hampir dia mengayunkan pedang di tangan jika tidak mendengarkan teriakan Elard. Dalam remang-remang malam melihat siluman harimau dan yang lainnya menunggu di depan mulut gua. Ditambah lagi seorang gadis asing yang tidak pernah terlihat sebelumnya. "Kalian—." Kalimat Raja Arsen terhenti napasnya terputus-putus. "Anda terlalu lama Rajaku," ujar Lamont, siluman serigala memecah keheningan. "Kenapa kalian tau aku ada di sini?" Raja Arsen memegangi dadanya yang terlihat ada bercak darah, dengan bau anyir mulai menguar. "Ceritanya panjan

  • Tumbal Pengantin Iblis   23. Rencana Para Siluman (Part-2)

    "Gadis ini bernama Sekar, Rajaku, dia gadis istimewa. Dia bisa melihat masa depan atau masa lalu hanya dengan mengamati sang target, dan melihat pada bola matanya. Dia juga mampu merapalkan mantra-mantra yang tidak pernah dipelajari sebelumnya," jelas siluman Elang. "Benar-benar kemampuan yang langka dari bangsa manusia. Penggabungan antara klan peramal dan klan penyihir, sangat menarik," kata Raja menelengkan kepala merasa konyol. "Saya tahu Anda masih sangsi, mau Anda dengar sesuatu yang saya lihat dari diri Anda Rajaku?" Sekar berucap. "Baik, coba katakan," tantang Raja berkacak pinggang. "Sebelum kekacauan ini terjadi Anda telah melalui malam yang menggairahkan dengan Selir Zemira, gadis peramal itu. Anda sangat …." "Cukup … berhenti!" Sang Raja menyela uc

  • Tumbal Pengantin Iblis   24. Rencana Para Siluman (Part-3)

    Raja Asen melangkah lebih mendekati jendela, samar mengamati ke arah dalam. Namun, dia tidak dapat mengamati siapa lelaki yang tengah dibincangkan tersebut. Hanya terlihat samar punggung lelaki itu. 'Siapa dia?' tanyanya lagi dalam hati. "Kalian sudah sampai, jadi bagaimana kalian menemukan permata Aurora?" tanya Zemira. "Itu susah, sudah ada yang lebih dahulu mendahului kita," lapor kepala Klan Penyihir. "Siapa, berani sekali mereka mau berebut dengan kita?" tanya kepala Klan Peramal. "Atau jangan-jangan klan siluman sudah mencurigai gerak-gerik kita?" tanyanya lagi. "Itu tidak mungkin Ayah, jika mereka sudah curiga pasti mereka akan mencari keberadaan Raja Arsen untuk memberitahunya. Tidak ada hal mencurigakan," keluh Zemira. "Aku akan coba melihat dengan mata batinku," k

  • Tumbal Pengantin Iblis   25. Rencana Para Siluman (Part-4)

    Raja Arsen mengakhiri ceritanya, Sekar dan yang lain menatap iba atas apa yang terjadi. "Maaf, aku bukan raja yang baik," ujar Raja Arsen menundukkan kepala. "Semua sudah takdir, tidak ada yang bisa mengubah itu," ujar Sekar sebelum semuanya berdebat akan hal tidak penting. "Yang membuatku sakit dengan tega Zemira mengarahkan anak panah itu ke arahku. Dia tidak mencintaiku hanya memanfaatkanku untuk memuluskan rencananya. Suasana istana benar-benar kacau dan mencekam. Dengan bantuan para pengawal aku berhasil melarikan diri sampai kemari. Tapi aku melupakan permata kita dan sang Ratu aku tidak berhasil membawanya ikut serta," keluh Raja Arsen. "Dia tidak ada di kamarnya," imbuhnya. Memang sempat sebelum dia masuk ke arah perpustakaan, dia tidak mendapati Ratu Anantari. "Kami telah mengamankan permata t

  • Tumbal Pengantin Iblis   26. Pemberontakan

    Sekar menatap gamang, "Ada pengkhianat pada Bangsa Siluman yang menjadi mata-mata dari para Klan," ungkap Sekar membuat mereka terbelalak. "Kau benar, aku melihat saat aku mengendap-endap untuk menguping pembicaraan Zemira dan Klan-nya. Tetapi, aku tidak tahu siapa, dia menutup wajah dengan tudung jubah yang dikenakan, aku hanya melihat tangan berotot itu," ungkap Raja Arsen. Mendadak suasana hening, tidak ada lagi yang berkomentar. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing. Hanya suara binatang malam yang merambah bersahutan. "Apa mereka juga tahu keberadaanmu Sekar?" keluh Gavin merasa bersalah melibatkan gadis yang dia cintai ikut terseret bahaya. "Aku rasa tidak," jawab Raja Arsen yakin. "Maksud Anda?" Lamont mendekat. "Kalian yang mengambil permata Aurora, bukan?" tanya Raja Arsen. Dijawab anggukan oleh ketiga teman dan bawaannya itu. "Lalu Sekar, sebelumnya kau telah merapalkan mantra agar keberadaan mereka tidak dapat tercium jejaknya,

  • Tumbal Pengantin Iblis   27. Pemberontakan (Part-2)

    "Ini gawat kita telah terkepung, dari penglihatanku aku melihat mereka berbondong-bondong di segala arah menuju kemari membawa banyak senjata dan obor," jelas Gavin. "Celaka, kita belum sampai di titik aman!" kata Raja Arsen. "Apa kita akan mati di sini?" keluh Lamont. "Tidak bisakah kita melawan mereka saja?" tanya sang Raja. "Jumlah mereka sangat banyak dari apa yang kita kira. Dan anda ingat pada ucapan ayah klan siluman harimau. Beliau bilang mereka dapat merapalkan mantra untuk menghilangkan kekuatan dan energi bangsa siluman," ucap siluman elang dengan nada tinggi. "Berapa lama mereka akan sampai ke arah kita?" tanya Sekar. "Masih cukup lama." "Sekar bisakah kau hancurkan saja permata itu? Setidaknya jika kita mati mereka juga tidak akan mendapatkan permata itu," Raja Arsen mulai putus asa. Sekar menitihkan air mata, kebingungan berkecamuk di hatinya. Mereka semua merasa putus asa, cemas, bingung dan marah. Pe

  • Tumbal Pengantin Iblis   28. Penyegelan Permata

    Jaman Old Suara riuh teriakan dan tangis mulai samar-samar terdengar. Banyak anggota klan bangsa siluman yang disiksa di alun-alun kerajaan. Entah mantra apa yang para klan itu gunakan untuk melumpuhkan kekuatan bangsa siluman, tubuh kuat bangsa siluman berubah menjadi lemas tidak bertenaga ketika klan penyihir merapalkan mantra tersebut. Banyak klan bangsa siluman terbunuh dalam peperangan itu, hanya sebagian kecil dari mereka yang dievakuasi darurat yang masih selamat. Mereka tertangkap diikat dicambuk bahkan berkali-kali ketua klan perdukunan dan ketua klan peramal menghunuskan pedang mereka. Darah segar mengalir dimana-mana. "Katakan di mana kalian sembunyikan permata itu!" teriak ketua Klan Peramal sembari menghunuskan pedangnya pada salah seorang siluman harimau. Argh! Teriakan memilukan terdengar bersama dengan suara daging robek karena sayatan. Bau anyir darah semakin menguar. Malam tragedi yang sangat memilukan. "Sampai matipun kami tidak

  • Tumbal Pengantin Iblis   29. Penyegelan Permata (Part-2)

    Di tempat yang berbeda, Raja Arsen dan yang lain kebingungan. Ada drama pemukulan perut dan sebagainya agar Permata Aurora keluar dari mulut Gavin. Sekar hanya bisa menutup mulut yang menganga dengan kedua tangan melihat adegan kekerasan itu. Bagi bangsa siluman itu hal wajar, tidak sakit sama sekali. Namun, berbeda dengan Sekar yang baru pertama kali melihat orang dipukuli. "Astaga Sekar, kenapa kau ceroboh sekali. Aduh bagaimana ini?" cebik Lamont panik buakan main. "Astaga, apa yang kalian lakukan," keluh Gavin ketika tubuhnya menjadi bulan-bulanan temannya. "Mungkin kau pukul lagi pada bagian punggung, Lamont!" Sang Raja berucap. "Karena aku bingung harus bagaimana, maafkan aku," keluh Sekar. "Bersiaplah Elang, aku akan memukulmu dengan keras," kata Lamont. "Hentikan, astaga!" pekik Elard melerai, "kalian keterlaluan, sudah hentikan. Semua sudah terlanjur," keluh Elard membuat teman-temannya berhenti melakukan hal konyol. "Lebih b

Latest chapter

  • Tumbal Pengantin Iblis   Kastil Tuan Abraham

    Zaman now.Seorang wanita cantik berada di perpustakaan sebuah castle kuno yang masih terjaga sampai sekarang. Di ditemani seorang lelaki paruh baya bersama sang istri. Mereka tengah berbincang dengan serius. Perpustakaan bak lautan buku di mana banyak sekali rak-rak terisi penuh hingga menjulang tinggi hampir ke langit-langit. Lantai marmer nan bersih dan buku tanpa debu menandakan tempat tersebut terawat dengan baik.“Saya menyukai tempat ini, ini sangat luar biasa dan sangat bersih.” Suara melantun merdu dari wanita berambut panjang tergerai indah.“Nyonya Anantari terlalu memuji,” balas seorang wanita yang kemudian duduk di kursi kayu berseberangan lawan bicaranya.Anantari tersenyum kemudian kembali berkutat pada buku bacaan yang sudah dia ambil.“Aku sangat terkejut ketika Nyonya Anantari memberi kabar terkait kalung peninggalan teman Anda.” Kali ini suara seorang lelaki terdengar.Kedua wanita elegan itu menoleh ke arah sumber suara, seorang lelaki yang masih terlihat tampan mes

  • Tumbal Pengantin Iblis   Meyakinkan Nenek Arimbi

    “Kumpulkan para sesepuh dan para pemimpin ras, panggil juga gadis bernama Sekar!” Raja Arsen berkata seraya membalikkan badan. Dia memijat kening yang berdenyut, kaki panjang itu melangkah keluar kamar meninggalkan tiga temannya yang masih diam membisu. Mereka mencoba memposisikan diri di tempat Raja Arsen. Benar-benar situasi sulit dilalui, bukan? Anantari menoleh ke arah dua lelaki yang juga sama bingungnya. “Aku akan menyusul Sekar.” Gavin mendelik menatap Anantari yang tertunduk, “Apa yang akan kau lakukan?” “Gavin, aku tahu ini tidak benar, aku juga tidak tega melihat Kalina menderita. Namun, bagaimana jika takdir itu memang membawa Kalina datang ke mari untuk suatu hal. Tidakkah kalian pikir banyak misteri tentang Nigella yang belum terungkap dan menemui titik terang? Seolah hidup kita dikendalikan sesuatu. Tidakkah kalian curiga para sesepuh menyembunyikan sesuatu?” “Curiga, tentu aku sangat curiga lebih dari yang kalian tahu. Namun, apa yang bisa kita lakukan?” Lamont ber

  • Tumbal Pengantin Iblis   Perawan atau Tidak, Asal itu Kamu!

    Kalimat bak omong kosong terdengar dari bibir Elard hingga membuat Kalina merinding. Bukan karena tidak percaya, banyak yang tadinya dianggap diluar nalar terjadi begitu saja. Tidak ada hal mustahil seperti dia terlempar ke masa lalu. Maka tidak heran bilamana Elard beranggapan telah bereinkarnasi. Itu membuat sedikit khawatir, reinkarnasi terjadi ketika seseorang telah meninggal. “Jika memang bereinkarnasi, artinya Elard di Kerajaan Nigella mati.” Kalina menatap Elard sendu. Elard menyadari raut muka Kalina yang berubah, lelaki itu lalu berkata, “Aku rela mati untukmu.” Jawaban Elard membuat Kalina melebarkan mata. Gadis itu denial pada perasaan sendiri. Jika mengingat cerita yang pernah terlontar pada mulut Gavin saat siluman itu berada di dunianya sebagai Elang, maka kematian dan runtuhnya kerajaan Nigella terjadi. Namun, nasib membawa Kalina isekai ke dunia lain, Kerajaan Nigella yang sama sekali tidak diketahui keberadaannya. Tidak ada catatan dalam sejarah tentang Kerajaan Ni

  • Tumbal Pengantin Iblis   Darah Manis Pemikat Iblis (18+)

    Kalina menggigit bibir bagian bawah menahan perasaan membuncah hingga membuat hampir gila. “Elard.” Kalina memanggil nama calon suaminya. Gadis itu melihat wajah tampan Elard dengan seksama. Mereka sama-sama telanjang, berbagi peluh untuk mengarungi samudra kenikmatan. Wajah berpeluh Elard yang terlihat dewasa dari ketika dia melihat di Kerajaan Nigella masih terlihat muda. Namun demikian, gambaran eksotis ekspresi ketegangan dan tatapan tajam masih sama membuat gelayar aneh menjalar di tubuh Kalina. Elard menggerakkan tubuhnya di atas Kalina semakin kencang. “Iya, Sayang, terus panggil namaku!” Lelaki itu mengecup telapak tangan Kalina yang menyentuh bibirnya dan menggigitnya. Kedua tangan Elard sibuk meremas dada Kalina yang terguncang-guncang. Kalina semakin berteriak lantang hingga suaranya benar-benar habis. Pertarungan panas untuk mencapai puncak kebahagiaan yang sesungguhnya dengan menyebut nama masing-masing saat ledakan dahsyat membuat lemas dan tersengal kehabisan napas.

  • Tumbal Pengantin Iblis   83. Bukan Anugrah, tapi Kutukan

    “Mimpi ini lagi.” Suara lirih bariton terdengar. Di mana cahaya putih menyilaukan samar menghilang tergantikan tempat yang sangat asing, banyak gedung-gedung pencakar langit. Serta bunyi bising membuat lelaki itu menutup telinga beberapa kali. Alat transportasi yang belum pernah Gavin temui sebelumnya. Dia mencoba menempatkan diri dengan baik, senyuman Kalina benar-benar memabukkan hingga dirinya rela tinggal di mana saja asal dapat mendekap hangat tubuh gadis itu. Mimpi yang terasa nyata, hanya ada Gavin dan Kalina, keduanya menghabiskan waktu bersama penuh kebahagiaan, sampai kepulan asap tebal datang. Suasana berubah mencekam dan gulita, kepulan asap mengepung dan melenyapkan Kalina. Gavin mempertaruhkan hidup dengan menukar nyawa demi menyelamatkan orang yang dicinta. Saat-saat genting, seorang lelaki gagah datang menghampiri menyelamatkan Kalina, ketika Gavin terlihat sekarat rasanya ingin mengumpat bahwa lelaki yang disambut Kalina adalah Elard. Hatinya remuk bukan main, Gavin

  • Tumbal Pengantin Iblis   82. Dada yang Menggoda

    Raja Arsen duduk di singgasana, terlihat gagah dalam balutan pakaian kerajaan dan mahkota. Tanpa rasa takut dirinya mulai memantapkan diri. Ada orang berharga yang sekarang dalam genggaman, dia tidak ingin siapa pun menyakiti atau merebutnya. Meski masa depan dari beberapa alur cerita yang pernah terjadi, tetapi hal-hal terpenting masa depan sesuai apa yang terjadi di masa lalu. Kehadiran Kalina bukan untuk mengubah masa depan, tetapi untuk mengukuhkan pondasi keberadaan Permata Aurora sebagai simbol ras siluman. “Seperti yang sudah diperintahkan, untuk sementara Elard dari ras siluman Harimau tidak diizinkan keluar rumah karena sebagai pemicu skandal. Hukuman tersebut terdengar ringan karena pada waktu itu belum disahkan secara resmi calon ratu dan pertunangan.” Gavin sebagai ketua ras siluman Elang yang baru mewakili berbicara. Alasan cukup logis, mengingat beberapa waktu lalu ada insiden tidak terduga dengan hilangnya Kalina.Tuan Fariz memperhatikan, kata mata-mata yang ditempatk

  • Tumbal Pengantin Iblis   81. Hasrat tak Tertahan Raja Arsen

    Sore itu, Kalina benar-benar langsung dijemput kereta kuda Istana, di mana Raja Arsen yang hadir langsung untuk membawa. Sebagai hukuman, Elard tidak diizinkan untuk pergi ke Istana apalagi sampai bersua dengan Kalina. Sebanyak apa pun Kalina merengek dan menangis, Raja Arsen hanya diam, lebih diam dari biasanya. Keluarga Elard mengingatkan jika dirinya harus berhati-hati dan waspada dengan para sesepuh. ‘Aku ingin pulang ke tempat asalku, aku lelah.’ Kalina mendongakkan kepala, punggungnya dia rebahkan di sandaran kursi kereta kuda. ‘Jangan pernah percaya siapa pun ketika kau di Istana,’ bisik Ibu Elard ketika mereka berpelukan tadi. Kalina ingat, perpisahan penuh tangis pun terjadi, ibu Elard pun berat untuk melepas kepergian Kalina, di mana sebenarnya dia sangat berharap Kalina yang akan menjadi menantunya. Satu masalah mengganjal adalah hukuman yang belum diputuskan untuk Elard. Hubungan terlarang terkuak menjadi aib luar biasa memalukan. Meski pada akhirnya para sesepuh dan

  • Tumbal Pengantin Iblis   80. Tubuh Menggairahkan

    “Apa kepalamu terbentur ketika kakakku menggagahimu semalam?” Kalimat yang terlontar dari mulut Anantari membuat Kalina melongo mirip keledai, bagaimana mungkin Anantari mengucapkan hal yang sungguh diluar dugaan dan membuat malu. “Saya baik-baik saja, Nona Anantari. Elard memperlakukan saya dengan baik. Meski dia agak kasar dan sedikit memaksa.” Bayangan tubuh sexy menggairahkan Elard terpampang jelas. “Seperti yang Nona katakan, jika Raja Arsen dan para sesepuh mengharapkan saya kembali, maka saya akan kembali ke istana.” Kalina mendekat ke telinga Anantari, “Jika benar kedatangan saya berkaitan dengan kalung dan juga bulan, maka dalam waktu dekat saya akan kembali ke tempat asal. Segala hal terjadi mungkin akan menemui titik temu, Nona. Saya sumber masalah akan menghilang.”Anantari memeluk Kalina lalu ikut berbisik, “Jadi, kita akan berpisah?” Anantari menghela napas panjang lalu berucap dengan sedikit mengeraskan suara, “Tata kramamu semakin meningkat dalam berbicara. Aku lebih

  • Tumbal Pengantin Iblis   79. Gerakan yang Memprovokasi (18+)

    Kalina menggeliatkan tubuhnya yang telanjang dari bali selimut, rasanya enggan untuk bangun meski sinar sang surya sudah memancar menyilaukan mata. Tubuh terasa lemas dan sakit seperti habis terlindas beban berat. “Aunch … sakit ….” “Kau sudah bangun?” Kalina melihat ke arah dekat jendela, di mana Elard sudah duduk mengenakan kemeja putih dan celana formal hitam. Aroma kopi menguar, tersaji dua cangkir masih mengepul panas di meja bersama roti dan selai. “Aku sudah membawakanmu air cuci muka.” Tangan berotot itu mengacungkan jari ke arah nakas dekat ranjang. “Bangunlah dan sarapan dahulu, pelayan sedang ke rumah utama mengambilkan pakaian untukmu! Atau kau mau aku bantu bangun?” ujar Elard melihat Kalina nyengir ketika beringsut duduk. “Aku bisa sendiri.” Gadis itu melilitkan selimut kemudian pelan bangun dari ranjang dan membasuh wajah. “Maafkan aku, itu pengalaman pertamamu, ini juga pertama kali untukku. Sepertinya aku kurang berpengalaman hingga membuatmu kesakitan. Tidak seh

DMCA.com Protection Status