Menghadapi tatapan mata Yudas yang bertanya, Ishan hanya tersenyum. Hanya saja, di matanya justru terdapat kedinginan yang melintas. Melihatnya tidak berbicara, Yudas juga tidak bertanya lagi, melainkan mengerutkan alis sambil berkata, “Selamatkan adik laki-lakimu dulu saja. Sekarang dia sedang dikurung di Pencak Silat Persaudaraan Setia dan kita tidak tahu dengan hidup matinya.”“Aku akan segera ke sana.” Ishan mengangguk. Setengah jam kemudian, Ishan tiba di markas Pencak Silat Persaudaraan Setia.Dia mengeluarkan kartu identitas anggota Pencak Silat Nusantara dan berkata kepada anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia yang berjaga di pintu masuk markas. “Saya Ishan Jiman dari Pencak Silat Nusantara ada urusan dan memohon untuk bertemu dengan pengurus kalian.” Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia itu menerima kartu identitas itu dan menelepon untuk memberi laporan setelah melihatnya. Tak lama kemudian, Frandy berjalan keluar dengan langkah besar dan dengan ramah berkata, “Nama
Dia membawa Yudas keluar dengan wajah misterius. ……David dan Melinda sudah keluar dari The Cupola.Setelah menerima sebuah panggilan telepon, Melinda berbicara kepada David dengan wajah yang sedikit sedih. “Nenek menyuruh kita pergi ke sana sebentar sekarang. Entah masalah apa yang telah terjadi.” “Tidak apa-apa. Bahkan jika langit runtuh juga tetap ada aku.” David menghiburnya sejenak dan bergegas ke rumah Keluarga Windian bersamanya. Keduanya baru masuk dan mereka menemukan seluruh petinggi Keluarga Windian sudah berkumpul. Raut wajah semua orang sangat tidak enak dilihat dan lebih tepatnya bergetar!“Nenek, Anda memanggilku kemari apa karena ada urusan?” kata Melinda dengan wajah penuh kebingungan. “B*rengsek! Segera berlutut kepadaku!” bentak Nyonya besar Keluarga Windian.Wajah Melinda langsung berubah. Dia mengerutkan alis sambil berkata, “Nenek, apa salahku sampai Nenek menyuruhku berlutut?”“Melinda, sudah di saat seperti ini dan kamu masih berpura-pura bodoh dengan kami
Selesai berbicara, David langsung meninggalkan rumah Keluarga Windian dengan membawa Melinda.Melihat menghilangnya kedua orang itu, Shelly tersenyum menghina dan berkata, “Apakah kalian sudah mendengar omongan terakhir anak itu?”“Menyuruh kita untuk tidak menyesal dan mengatakan kita akan memohon Melinda untuk kembali ke Keluarga Windian? Benar-benar tidak malu untuk membual.”“Apa yang dikatakan Shelly benar. Dia kira siapa dia? Kepala Instruktur Pencak Silat Persaudaraan Setia?”“Jika harus menyesal, merekalah yang harus menyesal. Tanpa Keluarga Windian mereka bukan apa-apa. Cepat atau lambat akan mati di jalanan!”“Lihat saja, merea berani menyinggung orang Pencak Silat Nusantara. Demi menenangkan masalah, Pencak Silat Persaudaraan Setia pasti akan mengeluarkan Melinda!”“……”Sekian banyak anggota Keluarga Windian mulai mengejek dengan perkataan masing-masing. Dalam omongan mereka penuh dengan hinaan. Nyonya besar Keluarga Windian juga tersenyum dingin dan berkata kepada Shelly.
Setelah memutuskan sambungan telepon, David melihat ke kamar dan bergumam. “Kakak Ke-enam, karena kamu menginginkan dunia, maka aku yang menjadi adikmu ini akan mengabulkannya!”……Di dalam rumah Keluarga Windian.Shelly masuk dengan membawa kunci vila dan dengan puas berkata, “Nenek, si jalang kecil itu sudah pindah keluar.”“Apakah dia tidak mengatakan apapun, misalnya omongan penyesalan?” tanya nyonya besar Keluarga Windian secara reflek.Dia menyuruh Shelly melakukan hal ini karena ingin membuat Melinda menyesal. Yang paling baik adalah jika dia kembali memohon kepadanya untuk memberinya kesempatan sambil menangis. Shelly menggeleng dan berkata, “Dia tidak mengatakan apapun dan bahkan tidak meneteskan setetes air mata pun. Dia bertindak dengan langsung.” Alis nyonya besar Keluarga Windian mengkerut dan dengan tidak puas, dia berkata, “Kelihatannya dia sudah bertekad untuk pergi bersama anak itu. Karena seperti itu, maka aku ingin melihat mereka bisa bertahan hingga seperti apa.”
Tidak hanya Keluarga Windian yang sudah menerima undangan. Bahkan keluarga konglomrat di Ciracap yang lain juga sudah menerimanya. Keluarga Jiman juga tidak terkecuali.Malam telah tiba. Ishan membawa Yudas datang ke sebuah klub swasta. Tanpa menunggu Yudas bertanya, Ishan langsung berkata kepada pria kekar berjas di depan pintu. “Aku ingin bertemu dengan Tuan Miyaki.”Setelah pria kekar berjas menelepon ke sebuah nomor di dalam ruangan, dia kemudian berkata kepada Ishan, “Tuan Ishan, Tuan Miyaki sedang menunggu Anda di dalam.” Ishan langsung ingin masuk dengan membawa Yudas. Tapi dia justru dihadang oleh pria kekar berjas. “Tuan Ishan, maaf. Teman Anda tidak boleh masuk.” “Kurang ajar. Ini adalah ayahku, kepala keluarga konglomerat Jiman di Ciracap. Kali ini aku datang dengan membawanya untuk mendiskusikan hal besar bersama Tuan Miyaki.” Bentak Ishan.Wajah pria kekar langsung berubah, kemudian memberi jalan. Keduanya baru saja berjalan masuk dan pintu sudah ditutup oleh seseora
“Itu sudah pasti.””Tuan Miyaki tersenyum ringan dan berkata, “Karena tujuan Jepania adalah membunuh kepala instruktur baru Pencak Silat Persaudaraan Setia dan membuat mereka kehilangan pemimpin. Yang paling baik adalah menghancurkan seluruhPencak Silat Persaudaraan Setia dan mendatangkan kerugian bersar kepada Indojaya.”“Demi hal ini, kali ini Jepania mengerahkan seorang maha guru silat, ditambah dengan 500 orang pasukan siap mati dan berencana menangkap mereka semua dalam upacara pelantikan 3 hari kemudian.” Yudas terkejut hingg wajahnya memucat. “Aku juga bisa memberitahumu bahwa kepala instruktur Pencak Silat Persaudaraan Setia sebelumnya, Yaris Palir itu mati dalam rencana terselubung Jepania.”“Dia bahkan bukan tandingan Jepania. Menurutmu, apakah bocah ingusan yang baru menjabat ini bisa selamat dari perencanaan Jepania?”Tuan Miyaki terlihat seperti sedang tersenyum. Ishan berkata, “Benar, Ayah. Selain itu Tuan Miyaki juga bisa menjamin setelah memusnahkanPencak Silat Persa
Jarak keduanya sangat dekat. Nafas yang dihembuskan Melinda mengenai wajah David.Begitu panas dan geli. Ditambah dengan jari lentinya yang terus menggambar bentuk lingkaran di dada David, seperti sedang menggaruk hati David.Selama bertahun-tahun ini, David tinggal di atas gunung untuk bertapa dan tidak pernah mendapatkan godaan sepeti ini. TEpat ketika dia sudah hampi tidak bisa menahan diri, Melinda justru tiba-tiba menjewer kupingnya dan dengan niat membunuh yang menggebu-gebu berkata, “B*jingan cilik, wujud aslimu sudah terungkap, ‘kan?”“Kakak Ke-enam, sakit, sakit, pelan sedikit……” kata David dengan tak tertahankan. “Ini bukan salahku, kamu sendiri yang menggodaku. Bagaimanapun juga aku adalah seorang pria normal.” David tampak tertindas. Melinda dengan bencinya berkata, “Aku menggodamu dan kamu langsung tidak bisa menahan diri?”“Bagaimana jika kamu sedang bersama wanita lain dan mereja juga menggodamu seperti ini?” “Itu tidak akan terjadi. Aku pasti bisa menahan diri. Me
David: “……”Entah setelah berapa lama berlalu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, “Itu, kamu tolong keluar sebentar supaya aku bisa ganti pakaian.”“Masih merasa malu? Aku juga bukannya tidak pernah melihatnya.” Melinda memelototinya. Tapi dia tetap berjalan keluar kamar. Setelah sarapan, David menerima telepon dari Frandy. “Kepala Instruktur, seorang wakil Kepala Instruktur Pencak Silat Nusantara datang dan ingin bertemu dengan Anda. Kelihatannya dia ingin melakukan pembelaan terhadap Ishan!”“Mereka masih punya muka untuk menemuiku?”David tersenyum dingin. Setelah menutup telepon, dia memberitahu Melinda sejenak dan langsung keluar. Dengan wajah yang tersenyum dingin, Ishan berkata, “Ayah, Wakil Kepala Instruktur Pencak Silat Nusantara sudah tiba di markas Pencak Silat Persaudaraan Setia untuk membantu kita melampiaskan kekesalan.”Sebelumnya, dia pergi ke marks Pencak Silat Persaudaraan Setia dan dipukul oleh Frandy. Oleh karena itu, dia mengadu ke Pencak Silat Nus
Entah telah berapa lama waktu berlalu. David membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melirik mayat pria berpakaian abu-abu dan mengangkat pedang panjangnya.David merasakan energi spiritual di pusat energinya telah pulih sekitar tujuh hingga delapan bagian. Dia kemudian mengeluarkan bahan-bahan obat dan mulai meramu pil penyembuh.Meskipun tubuhnya mengalami luka parah, namun energi spiritual di pusat energinya tidak terlalu terpengaruh.David telah membuat tiga butir obat mujarab penyembuh luka dalam. Dia menelan satu butir, sementara dua butir lainnya disimpan di dalam tas dan siap digunakan jika diperlukan.Saat tengah malam, David terbangun. Dia memandang cahaya bulan di luar jendela, lalu mengenakan pakaiannya dengan hati-hati dan perlahan.David melihat rantai hitam di pergelangan tangannya, benda yang dia dapatkan dari pria berpakaian abu-abu.Jari-jari David mengelus rantai hitam itu. Rantai hitam itu membawa aura dingin yang menyeramkan dan begitu disentuh langsung terasa di
“Puch!” Lengan kiri David langsung terputus dan darah segar berceceran di tanah.David menggenggam pedang dengan tangan kanannya dan dia berdiri di tempat. Entah berapa banyak tulangnya yang telah patah dan organ dalamnya pun mengalami kerusakan dalam berbagai tingkat.“Uhuk, uhuk .…” Dia membuka mulut dan terbatuk mengeluarkan beberapa teguk darah. Tetapi dia kembali menerjang ke depan tanpa ragu.Aura di tubuh David tetap begitu dahsyat dan mengerikan. Seperti orang yang kehilangan akal, dia menerjang ke arah pria berpakaian abu-abu di depannya sekali demi sekali.“Kau benar-benar tidak menyerah, ya!” Pria berpakaian abu-abu berbicara sambil tersenyum dingin dan menatap David, “Kalau begitu, aku akan mengantarmu dalam perjalanan terakhirmu!” Tatapan David tajam. Sayap kupu-kupu hitam di belakangnya mengepak. Kecepatannya sangat tinggi dan melesat seperti angin kencang yang melintas di depan mata pria berpakaian abu-abu.“Em?” Tubuh pria berpakaian abu-abu tiba-tiba menjadi kaku da
Kedua mata David berkilau dengan cahaya. Kekuatan api petir bisa menghancurkan korosi dari racun tersebut, tapi kekuatan api petir juga akan banyak terkuras.“Pertaruhkan semuanya,” David membuat rencana di dalam hati. Dia mengangkat kepala, menatap pria berpakaian abu-abu. Matanya menampakkan cahaya tajam, tangannya membentuk segel dan api petir yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah serangga-serangga itu seperti naga api.Suara ledakan keras terdengar dan bola-bola api panas melahap serangga-serangga itu. David langsung melompat, menerjang masuk ke dalam jangkauan serangan pria berpakaian abu-abu. Pedang di tangannya menikam dan mengeluarkan bayangan pedang yang cepat dan elegan. Pria berpakaian abu-abu itu bereaksi dengan cepat. Dia langsung mundur untuk menghindari serangan David. Namun, dia tetap sedikit terlambat dan dadanya tertembus bayangan pedang.Dia mundur beberapa langkah berturut-turut dan wajahnya pucat. Tidak banyak darah yang mengalir dari tubuhnya. Namun, bagi
Pria berpakaian abu-abu menatap tajam. Aura di tubuhnya terus melonjak dan energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke segala arah seperti gelombang pasang.Wajah David menampakkan ekspresi serius. Sosok tahap nirvana di depannya, keterampilannya jauh di atas dirinya dan dia sepenuhnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.“Boom!” Pohon-pohon di sekitar bergoyang dengan ganas. Retakan-retakan menyebar dari segala penjuru menuju David.Ujung kaki David menghentak tanah dengan kuat. Setelah terdengar ledakan keras, tubuhnya melesat. Tangannya menggenggam pedang dengan erat. Cahaya-cahaya perak yang cemerlang menyelimuti seluruh tubuhnya dan aura yang tajam langsung mengarah ke pria berpakaian abu-abu.Tatapan pria berpakaian abu-abu semakin dingin. Namun, dia tidak mundur sedikit pun dan malah menghadapi serangan itu secara langsung!“Bam! Bam! Bam!” Dua sosok itu bertarung dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, David dan pria berpakaian abu-abu telah bertarung dengan pulu
“Murid?” Pupil mata David menyusut, “Jangan-jangan yang kau maksud adalah Moses?!”Pria berpakaian abu-abu tidak lagi berbicara. Tongkat di tangannya diketukkan ke tanah beberapa kali dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.David mengatupkan bibirnya. Pria berpakaian abu-abu di hadapannya memiliki keterampilan yang dalam dan tak terduga. Jika benar-benar ingin menghadapinya, sama sekali tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Sebuah firasat buruk muncul dalam hatinya. Mungkin pria di depannya bukanlah musuhnya.Sudut bibir pria berpakaian abu-abu melengkung membentuk senyum aneh. Dia menatap David dan berkata, “Aku dengar, kau telah masuk ke tanah terlarang ... Tsk, tsk, kudengar keberuntunganmu cukup baik dan menemukan sebatang Rumput Spiritual Ungu. Tapi, nasibmu buruk karena bertemu denganku. Aku benar-benar ingin mencicipinya, hahaha!”Suara tawa liar pria berpakaian abu-abu menggema di dalam hutan lebat.“Rumput Spiritual Ungu?” David tercengang. Rumput Spiritual Ungu adalah
Pria berjubah hitam menunjukkan ekspresi ketakutan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Pupilnya melebar dan cahaya keemasan di matanya membesar dengan cepat. Akhirnya, dengan satu suara ledakan, tubuh pria berjubah hitam terbelah dua oleh satu tebasan. Darah segar yang berbau amis tercurah ke tanah. Cairan darah berkumpul dan membentuk aliran dengan cepat, mewarnai tanah di sekitarnya. Jeritan memilukan menggema tidak berhenti terdengar untuk waktu yang lama.“Ting-tong ….” Tiba-tiba, terdengar suara lonceng yang nyaring. David menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa dengan lonceng ini?” Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lonceng tua tergantung di atas sebuah pohon tua, bergoyang seiring dengan angin bertiup dan suara berdenting terdengar di seluruh lembah.David mengernyitkan dahi. Dia melangkah berjalan ke arah lonceng itu.“Syuu!” Tiba-tiba, sebuah suara tajam yang memecah udara terdengar dengan keras. Dia memiringkan tubuh dan menghidar sec
Wajah David memerah dan dia menggertakkan gigi sambil berkata, “Jika kau berani menghinaku seperti ini, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskanmu!”Listian memandangnya dengan dingin. Dia berjongkok, meraih tangan kiri David dan memelintirnya ke belakang punggung.Krek! Krek! Krek!Serangkaian suara berderak halus terdengar. David merasakan sakit yang hebat datang menyerang. Segera setelah itu, rasa perih yang tajam menyebar dari telapak tangannya. Rasa sakitnya seperti menusuk ke dalam hati!“Aaa!!” Rasa sakit yang hebat membuat David menjerit. Wajahnya terpelintir dan urat di dahinya menonjol.“David, kau seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu. Jika tidak, kau pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga detik.” Listian berkata dengan dingin. Sedetik kemudian, dia melepaskan David dan langsung pergi.Langkahnya terhenti sejenak dan dia langsung menghilang ke dalam hutan, tanpa meninggalkan jejak.“Uhuk .…” David duduk di tanah. Tenggorokannya mengeluarkan darah dan wajah
Wuush!Listian cepat tanggap. Sebuah cahaya pedang bersinar dan melesat keluar.Puch! Sebongkah daging berdarah terlempar dan menumpahkan sejumlah besar darah panas!“Aaa!!” David menjerit kesakitan dengan memilukan. Dia mundur dengan cepat, dengan kepala penuh keringat dingin dan wajah pucat pasi!Begitu dia menunduk dan melihat ke bawah, sebagian besar daging lengannya ternyata terpotong, menampakkan tulang putih yang menyeramkan. Sangat mengerikan!David menutupi lukanya, dia memandang Listian dengan terkejut. Orang ini bahkan bisa menghentikan gerakannya!Sebenarnya ini teknik aneh apa?!“David, kali ini kamulah yang duluan menyerangku secara diam-diam. Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu!” Listian berbicara dengan dingin dan niat membunuh bergejolak di matanya.Duaarrr!Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, permukaan tanah bergetar hebat dan pohon-pohon patah.Ekspresi Listian sedikit berubah. Dia menatap ke kedalaman hutan. Di sana, samar-sama bisa terdengar sua
Angin topan tiba-tiba menerpa di udara. Angin topan ini datang dari sisi lain tebing, membawa energi pedang yang dingin dan membuat orang merinding!Syuu!Tubuh David gemetar, jarinya membentuk segel, cahaya-cahaya pedang memancarkan kilau gemilang, seperti ribuan kunang-kunang berkumpul.Sesaat kemudian, dia menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya pedang melesat ke udara.Sreet!Udara terpotong menjadi serpihan, menimbulkan suara yang menusuk telinga. Kekuatan yang mengerikan ini cukup untuk merobek seorang pesilat di bawah tahap dewa perang.Tapi, reaksi Listian sangat cepat. Hampir dalam seketika, dia sudah mengambil posisi bertahan.“Pergi!” Listian menendang dengan satu kaki. Kekuatan besar mengalir, menendang cahaya pedang itu pergi.“Bagaimana orang ini bisa sekuat ini?!” David membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa cahaya pedang yang dia gunakan ternyata berhasil ditahan?Dia memandang Listian dengan penuh rasa terkejut dan keheranan, tidak mengerti bagai