“David, kamu berhasil mengalahkan anak buahku, tetapi kamu masih bukan lawanku. Dengan membuat keributan sebesar ini di Kioto, kamu hanya memiliki jalan menuju kematian.” Seorang pria yang mengenakan baju besi berwarna hitam muncul di depan David. Aura tajam terpancar dari tubuhnya.David menggenggam erat pedang di tangannya dengan seberkas cahaya tegas yang melintas di matanya.Orang ini bernama Robin, seorang tetua eksekutif dari Paviliun Nightshade.David sudah lama mendengar tentang dia. Orang ini memiliki kekuatan yang sangat tinggi dan katanya pernah membunuh seorang kuat tahap maha guru.Robin menyilangkan kedua tangannya di belakang punggungnya, memandang David dari atas dengan sikap merendahkan. “Meskipun kamu sangat kuat dan bahkan anak buahku pun terluka olehmu, tetapi kamu tetap pasti akan mati!”“Jika ingin mengambil nyawaku, maka harus melihat apakah kamu benar-benar memiliki kemampuan itu!” kata David dengan dingin. “Kamu bisa bertanya kepada ibumu, bagaimana dia memoh
“Tetua eksekutif Paviliun Nightshade, memang pantas disebut sebagai kekuatan teratas di Kioto!” David tiba-tiba tertawa ringan.“Em?” Robin tertegun. Sesaat kemudian, sosok David tiba-tiba bergerak lebih cepat. Tubuhnya berubah menjadi tiga bayangan samar yang masing-masing meluncur ke arah yang berbeda.“Lari!” David berteriak dan tubuhnya melesat keluar. “Kau tidak akan bisa melarikan diri.” Robin tersenyum dingin. Sebuah belati hitam meluncur dari sampingnya dan mengejar David. Kualitas belati hitam ini sangat tinggi. Bilahnya diukir dengan berbagai simbol yang rumit dan mendalam, di mana setiap simbol mengandung kekuatan yang mengerikan.Kecepatan belati hitam itu sangat cepat dan sudah mendekati jarak David dalam sekejap, kemudian mengayun dengan keras!Wajah David berubah drastis, karena dia merasa seolah-olah dirinya telah terkunci dan tidak bisa menghindar sama sekali.Dalam situasi yang sangat kritis, David hanya bisa mengangkat pedangnya dan menghalanginya di depan dada.J
Tubuh David sedikit bergetar, sementara Robin terhuyung-huyung beberapa langkah dan hampir terjatuh. Wajahnya pucat, di sudut bibirnya merembes darah merah menyala dan tampak lukanya cukup parah.“K*parat!” Wajah Robin berubah-ubah. Meskipun kekuatannya sangat besar, namun usianya sudah tidak muda dan pengalaman bertarungnya telah menurun. Dia awalnya berpikir bahwa dengan satu serangan saja sudah cukup untuk mengalahkan David. Siapa sangka bahwa dia ternyata dipukuli David hingga memuntahkan darah. Bahkan belati pendeknya terlepas dari tangan dan hilang.“Swish! Swish! Swish!” Pada saat itu, suara angin yang tajam tiba-tiba terdengar dan tiga jarum perak melesat datang dengan sangat cepat, seolah tiba hanya dalam sekejap mata.Raut wajah Robin tiba-tiba berubah drastis. Dia segera mengangkat tangan untuk menghalangi, namun tetap tidak bisa sepenuhnya menangkis. Pergelangan tangannya terkena tembakan dan rasa sakit menyebar ke seluruh tubuh.“Ah!” Robin berteriak kesakitan. Wajahnya
Kota Jayanegara.Kantor Direktur Guntur Group. Ria Nastoro membelalak menatap pemuda di hadapannya dengan tak percaya, “Apa katamu? Kamu tunanganku?”“Benar. Kakekmu menjodohkanmu denganku 3 tahun lalu. Ini surat perjanjian pernikahannya. Lihat sendiri kalau tidak percaya.”Pemuda itu bernama David Cokro. Dia menyodorkan selembar surat perjanjian pernikahan.Ria bahkan merasa ingin mati setelah membaca surat perjanjian pernikahan itu.Dia bisa memastikan bahwa surat perjanjian pernikahan itu asli. Tulisan di surat itu adalah tulisan kakeknya, Chandra Nastoro dan terdapat stempel pribadi kakeknya. Ria menarik nafas dalam-dalam dan dengan dingin berkata, “Namamu David Cokro, ‘kan?”“Benar.”David mengangguk, namun tatapannya yang menilai Ria justru tidak tertahankan.Wajahnya begitu memesona dan kulit putihnya begitu halus. Meskipun dalam keadaan tegang juga dapat membuat pria manapun tergoda.Dengan satu stel pakaian profesi yang ketat, terbentuk lekuk tubuh yang menggoda, terutama pi
Ria terus menatap David. Wajahnya menunjukkan kesombongan.Yuni Pandora, sekretaris yang berada di sampingnya, juga melihat David dengan tatapan tidak sudi. Orang miskin sepertinya juga pantas untuk bersama direktur mereka?"Tak masalah."David dengan acuh berkata, "Tapi ucapanmu tidak berguna, karena pernikahan ini ditetapkan oleh kakekmu. Kamu bisa menunggu sampai aku selesai menyembuhkan penyakitnya dan membiarkannya membatalkan perjanjian pernikahan sendirian. Asalkan dia bersedia, aku pasti tidak akan menjeratmu lagi.""Tidak perlu."Ria mengira David masih tidak putus asa dan semakin menghinanya, “Aku yang mengambil keputusan atas pernikahanku sendiri. Lagi pula, aku sendiri bisa mencari solusi untuk penyakit kakekku, kamu tidak perlu khawatir.”Ria menulis selembar cek dengan cepat. “Ini adalah cek 10 milyar. Asalkan kamu bersedia membatalkan perjanjian pernikahan denganku, ini adalah milikmu.”“Bagiku uang 10 milyar tidak seberapa. Tapi bagi orang kelas bawah sepertimu, cukup u
Setengah jam kemudian, David menemukan kediaman Keluarga Tanugrah berdasarkan alamat yang diberikan petapa tua. Di ruang tamu, Hasan Tanugrah yang hampir berusia 50 tahun tersenyum setelah membaca surat di tangannya. "Benar, tidak diragukan lagi memang tulisan tangan orang hebat itu.”“Om Hasan, kali ini Anda sudah bisa percaya dengan identitasku, ‘kan?”David bertanya, “Sebelum meninggal, guruku mengatakan bahwa Anda meminta bantuannya dan menyuruhku melindungi kalian sekeluarga. Apakah bisa memberitahuku apa yang terjadi?”Hasan menghela nafas, “David, begini permasalahannya. Seorang rival bisnis mengirimiku email anonim dan mengatakan akan mengutus orang untuk menyandera putriku.”“Aku 5 kali berturut-turut menyewa pengawal untuk putriku, tapi putriku dimanjakan olehku sejak kecil dan kelima orang ini diusir olehnya.”“Jadi, setelah melakukan berbagai pertimbangan, aku baru meminta pertolongan gurumu.”Hasan tersenyum menatap David, “Lagipula gurumu juga sudah menyebutkan solusi da
"Kalau begitu, kamu pergi beli barang sendirian saja." Wulan melemparkan omongan dengan dingin dan langsung beranjak pergi. David mengangkat bahu, berbalik badan dan langssung berjalan ke tepi jalan untuk memanggil taksi. "Pergi ke Emgrand Group, Pak."Wulan masuk ke Starbucks. Setelah duduk, dia semakin marah memikirkannya. Dia mengeluarkan ponsel dan mengirim sepatah kata ke sebuah grup kerja, "Mengesalkan sekali, mengesalkan sekali!"Grup kerja ini hanya ada 5 orang, semuanya merupakan rekan kerja yang lebih akrab dengan Wulan. Dengan cepat, seorang gadis bernama Citra Tansil membalas, "Wulan, kamu kenapa? Siapa yang membuatmu marah lagi?”“Papaku ntah dari mana temuin satu orang udik, dan bersikeras jadiin dia tunanganku.” Wulan seperti menemukan tempat untuk mencurahkan isi hati.“Apa?”“Astaga! Sungguh?”Seluruh grup kerja menjadi riuh seketika. “Untuk apa aku membohongi kalian?”Wulan mengetik dengan kesal, “Yang paling kelewatan, papaku juga menyuruhku merekomendasikan orang
"Tuan muda, 20 tahun lalu Keluarga Camin tertarik pada tanah Panti Asuhan Bisma. Berbagai macam paksaan dan bujukan terhadap kepala panti asuhan pada waktu itu, Bisma Kurniawan tidak membuahkan hasil dan akhirnya membakar Panti Asuhan Bisma. Dengan demikian mereka bisa mengambil alih tanah itu……”“Selama bertahun-tahun ini, Keluarga Camin menggunakan tanah itu untuk investasi bisnis perumahan dan berhasil menjadi salah satu dari 5 keluarga kaya di Jayanegara!”“Aku mendapat kabar bahwa Keluarga Camin 3 hari kemudian akan melelang sepotong giok. Katanya giok ini adalah peninggalan Panti Asuhan Bisma waktu itu dan sangat ajaib.”Di bawah niat membunuh David, Julio hanya merasa seperti ada sepasang tangan tidak berwujud yang sedang mati-matian mencekik lehernya dan membuatnya sangat ketakutan.“Dasar Keluarga Camin!” David tersenyum, niat jahat yang kentara muncul di alisnya.Demi sebidang tanah, kalian mencelakai 108 orang Panti Asuhan Bisma hingga semuanya meninggal dalam lautan api. D