“Energi spiritual, Energi spiritual, di sini terdapat energi spiritual di sini. Manajer proyek yang memerintahkan kami untuk mengambil alih tempat ini dengan cara apa pun.”Si Botak akhirnya mengungkapkan kebenaran, tetapi dia segera kembali merasa putus asa.“Tapi sekarang sudah hilang!” Ferry juga merasa kesulitan. Sebelum tadi malam, dia pasti tidak akan mempercayai hal-hal seperti ini. Tetapi sekarang, dia juga tidak bisa memastikan apa pun.Jika di sini benar-benar terdapat energi spiritual, dengan sifat ayahnya, dia pasti akan berusaha keras untuk mengambil alih tempat ini. Sekarang, dia butuh bantuan dari pemilik tempat ini. Apa yang harus dia lakukan?Menyadari kesulitan Ferry, Feno baru saja akan berbicara ketika David akhirnya bersuara.Suara itu hanya bisa didengar oleh Feno.“Feno, kakekmu sudah tiada dan sekarang kamu masih lemah. Aku sarankan kamu untuk mengambil kompensasi penggusuran dan mencari tempat untuk berlatih dengan baik. Kembali lagi setelah kekuatanmu meningk
“Bagaimana? Guru Besar, puas tidak?”Setelah orang-orang itu pergi, Ferry memutar kepala dan bertanya dengan sopan kepada Feno.“Bisa digusur secara normal, itu sudah cukup. Kami memang menyerahkan rumah ini kepada kalian. Jika tidak memberikan sedikit pun uang kompensasi, bukankah itu akan bersalah kepada arwah yang terpendam di bawah?” Feno sedikit berlagak, tetapi rasanya sangat justru sangat nyaman. Dia berkata demikian, seolah-olah telah memaafkan mereka. Dalam hatinya justru sedang berpikir bahwa ini sangat nyaman. Mendengar itu, Ferry mengangguk. Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, “Guru Besar, saya sudah menghubungi pacar saya dan dia setuju untuk berbicara dengan saya. Apa yang harus saya lakukan?”Tampak jelas jika Ferry sekarang sangat percaya pada kemampuan Feno. Bahkan untuk hal-hal seperti ini, dia juga mulai bertanya kepada Feno. “Apakah kamu tahu di mana rumah pacarmu?” Feno berpikir sejenak sebelum berbicara dengan serius.“Tidak tahu.”“Bos, di departemen
Sementara itu, mata si Botak itu mulai bersinar. Dia seharusnya teringat akan pelajaran yang lalu. Namun, dia tampak segera mengeluarkan sebuah dokumen dan mulai berteriak dengan penuh percaya diri.“Kontrak sudah ditandatangani dan masih tidak pergi? Apakah mau dihajar?” “Besok, besok kami akan pergi!” Melihat dokumen itu, Feno sudah memiliki keputusan. Sikapnya yang sangat tegas.“Tidak bisa. Pergi sekarang juga! Dan kamu, gadis kecil, Tuan akan menindihmu.” Si botak itu melirik Sinta lagi dan bahkan secara sengaja menatap ke bagian yang sensitif itu dengan tatapan yang sangat cabul.Dengan satu tatapan itu, sudah membuat Feno yang penuh energi menjadi marah.“Keluar!” Sinta juga membusungkan dada dan membentak dengan marah. Namun, si Botak tiba-tiba melompat ke depan dan bahkan memeluk Sinta dengan erat secara mendadak.“Agghh, lepaskan!” Sinta segera panik dan berjuang beberapa kali, tetapi ternyata dia tidak bisa melepaskan diri.Sementara itu, si Botak hanya tersenyum jahat.
Kota Jayanegara.Kantor Direktur Guntur Group. Ria Nastoro membelalak menatap pemuda di hadapannya dengan tak percaya, “Apa katamu? Kamu tunanganku?”“Benar. Kakekmu menjodohkanmu denganku 3 tahun lalu. Ini surat perjanjian pernikahannya. Lihat sendiri kalau tidak percaya.”Pemuda itu bernama David Cokro. Dia menyodorkan selembar surat perjanjian pernikahan.Ria bahkan merasa ingin mati setelah membaca surat perjanjian pernikahan itu.Dia bisa memastikan bahwa surat perjanjian pernikahan itu asli. Tulisan di surat itu adalah tulisan kakeknya, Chandra Nastoro dan terdapat stempel pribadi kakeknya. Ria menarik nafas dalam-dalam dan dengan dingin berkata, “Namamu David Cokro, ‘kan?”“Benar.”David mengangguk, namun tatapannya yang menilai Ria justru tidak tertahankan.Wajahnya begitu memesona dan kulit putihnya begitu halus. Meskipun dalam keadaan tegang juga dapat membuat pria manapun tergoda.Dengan satu stel pakaian profesi yang ketat, terbentuk lekuk tubuh yang menggoda, terutama pi
Ria terus menatap David. Wajahnya menunjukkan kesombongan.Yuni Pandora, sekretaris yang berada di sampingnya, juga melihat David dengan tatapan tidak sudi. Orang miskin sepertinya juga pantas untuk bersama direktur mereka?"Tak masalah."David dengan acuh berkata, "Tapi ucapanmu tidak berguna, karena pernikahan ini ditetapkan oleh kakekmu. Kamu bisa menunggu sampai aku selesai menyembuhkan penyakitnya dan membiarkannya membatalkan perjanjian pernikahan sendirian. Asalkan dia bersedia, aku pasti tidak akan menjeratmu lagi.""Tidak perlu."Ria mengira David masih tidak putus asa dan semakin menghinanya, “Aku yang mengambil keputusan atas pernikahanku sendiri. Lagi pula, aku sendiri bisa mencari solusi untuk penyakit kakekku, kamu tidak perlu khawatir.”Ria menulis selembar cek dengan cepat. “Ini adalah cek 10 milyar. Asalkan kamu bersedia membatalkan perjanjian pernikahan denganku, ini adalah milikmu.”“Bagiku uang 10 milyar tidak seberapa. Tapi bagi orang kelas bawah sepertimu, cukup u
Setengah jam kemudian, David menemukan kediaman Keluarga Tanugrah berdasarkan alamat yang diberikan petapa tua. Di ruang tamu, Hasan Tanugrah yang hampir berusia 50 tahun tersenyum setelah membaca surat di tangannya. "Benar, tidak diragukan lagi memang tulisan tangan orang hebat itu.”“Om Hasan, kali ini Anda sudah bisa percaya dengan identitasku, ‘kan?”David bertanya, “Sebelum meninggal, guruku mengatakan bahwa Anda meminta bantuannya dan menyuruhku melindungi kalian sekeluarga. Apakah bisa memberitahuku apa yang terjadi?”Hasan menghela nafas, “David, begini permasalahannya. Seorang rival bisnis mengirimiku email anonim dan mengatakan akan mengutus orang untuk menyandera putriku.”“Aku 5 kali berturut-turut menyewa pengawal untuk putriku, tapi putriku dimanjakan olehku sejak kecil dan kelima orang ini diusir olehnya.”“Jadi, setelah melakukan berbagai pertimbangan, aku baru meminta pertolongan gurumu.”Hasan tersenyum menatap David, “Lagipula gurumu juga sudah menyebutkan solusi da
"Kalau begitu, kamu pergi beli barang sendirian saja." Wulan melemparkan omongan dengan dingin dan langsung beranjak pergi. David mengangkat bahu, berbalik badan dan langssung berjalan ke tepi jalan untuk memanggil taksi. "Pergi ke Emgrand Group, Pak."Wulan masuk ke Starbucks. Setelah duduk, dia semakin marah memikirkannya. Dia mengeluarkan ponsel dan mengirim sepatah kata ke sebuah grup kerja, "Mengesalkan sekali, mengesalkan sekali!"Grup kerja ini hanya ada 5 orang, semuanya merupakan rekan kerja yang lebih akrab dengan Wulan. Dengan cepat, seorang gadis bernama Citra Tansil membalas, "Wulan, kamu kenapa? Siapa yang membuatmu marah lagi?”“Papaku ntah dari mana temuin satu orang udik, dan bersikeras jadiin dia tunanganku.” Wulan seperti menemukan tempat untuk mencurahkan isi hati.“Apa?”“Astaga! Sungguh?”Seluruh grup kerja menjadi riuh seketika. “Untuk apa aku membohongi kalian?”Wulan mengetik dengan kesal, “Yang paling kelewatan, papaku juga menyuruhku merekomendasikan orang
"Tuan muda, 20 tahun lalu Keluarga Camin tertarik pada tanah Panti Asuhan Bisma. Berbagai macam paksaan dan bujukan terhadap kepala panti asuhan pada waktu itu, Bisma Kurniawan tidak membuahkan hasil dan akhirnya membakar Panti Asuhan Bisma. Dengan demikian mereka bisa mengambil alih tanah itu……”“Selama bertahun-tahun ini, Keluarga Camin menggunakan tanah itu untuk investasi bisnis perumahan dan berhasil menjadi salah satu dari 5 keluarga kaya di Jayanegara!”“Aku mendapat kabar bahwa Keluarga Camin 3 hari kemudian akan melelang sepotong giok. Katanya giok ini adalah peninggalan Panti Asuhan Bisma waktu itu dan sangat ajaib.”Di bawah niat membunuh David, Julio hanya merasa seperti ada sepasang tangan tidak berwujud yang sedang mati-matian mencekik lehernya dan membuatnya sangat ketakutan.“Dasar Keluarga Camin!” David tersenyum, niat jahat yang kentara muncul di alisnya.Demi sebidang tanah, kalian mencelakai 108 orang Panti Asuhan Bisma hingga semuanya meninggal dalam lautan api. D