Ciuman ini membuat Patricia kebingungan. Apa yang sedang dilakukan Felix?Jika dia mempublikasikan hubungan mereka berdua, ibunya pasti akan mendesak mereka untuk segera menikah. Bagaimana ini?Saat ini, Renaldy dan Yolanda juga masih dalam keadaan terkejut. Ternyata ide kencan buta itu berhasil memancing Felix? Jadi, tujuan mereka sudah tercapai?Konyol sekali?Patricia duluan merespons. Dia langsung mendorong Felix, lalu memelototinya. “Apa yang kamu lakukan? Ayah dan Ibu lagi di sini!”“Aku takut mereka tidak percaya, makanya aku ingin membuktikannya!” ucap Felix dengan mengangkat-angkat pundaknya.“Percaya! Sekarang kami sudah percaya. Menantuku, cepat duduk di sini!” ucap Renaldy sambil menarik tangan Felix.“Cepat duduk! Cepat duduk! Ibu sudah masakin sup buat kamu. Oh ya, malam ini kamu tidak pergi, ‘kan?” tanya Yolanda yang juga merasa gembira. Dia tidak menyangka rencananya sudah berhasil!Patricia merasa gelisah. Sebenarnya apa yang sedang dilakukan Felix?Bagaimana kalau ora
Felix berpikir sejenak, lalu menghela napas tanda dirinya merasa tidak berdaya. Dia pun menjelaskan, “Tapi aku itu anak yatim piatu. Aku tidak sedang berbohong. Aku diasuh oleh seorang lelaki baik hati. Semua yang aku miliki saat ini juga adalah pemberian dia. Aku tidak punya orang tua ….”Setelah mendengar ucapan ini, Yolanda yang awalnya mendesak pernikahan itu pun mulai merasa malu. “Maaf, Felix. Tidak seharusnya kami mengungkit masalah sedihmu ….”“Tidak apa-apa. Aku ingin mencari orang tua kandungku, aku ingin mereka bisa menjadi saksi dalam pernikahanku. Jadi, mohon beri aku waktu satu tahun. Kalau dalam satu tahun ini aku tidak berhasil menemukan mereka, aku akan menyerah!”“Emm ….” Yolanda melihat Patricia dengan ragu. Putrinya sudah akan berusia 30 tahun. Apa dia masih harus menunggu?“Nak, kami sudah mengerti kondisimu. Kamu pergi cari saja. Asalkan Patricia tidak bermasalah, kami berdua juga tidak akan berpendapat lain!” Renaldy langsung membalas.Yolanda sungguh kehabisan
Beberapa saat kemudian, kedua bibir baru berpisah.“Tentu saja aku tidak senang. Kamu malah kepikiran ingin putus sama aku. Asal kamu tahu, sejak aku bersama denganmu, aku pun tidak berencana untuk berpisah denganmu lagi! Jadi, jangan harap kamu bisa melarikan diri dari tanganku!” ucap Patricia dengan cemberut.“Emm … aku ….”“Aku hanya bercanda. Kamu bisa mengakui hubungan kita, itu berarti kamu tulus sama aku. Aku sudah cukup puas. Suamiku, kita istirahat, yuk ….”Mendengar suara panggilan manja Patricia, Felix spontan tersenyum. “Kalau begitu, mari kita tidur!”Selesai berbicara, Felix memeluk Patricia langsung bergelinding di atas ranjang. Mereka mulai masuk ke dalam dunia milik berdua.Kedua orang tua sedang membereskan dapur. Seketika mereka samar-samar dapat mendengar suara desahan Patricia. Renaldy spontan menggaruk kepalanya sambil melihat sisa hidangan di atas meja, lalu berkata, “Istriku, tadi kamu ambilin sayur untuk Felix. Jangan-jangan kamu taruh obat di dalamnya?”“Janga
Tak peduli itu hanyalah makam kuno biasa ataupun area peninggalan sejarah, semuanya juga tidak ada bedanya bagi Felix. Sebab, semua harta karun yang didapatkannya mesti diserahkan kepada petinggi!“Jadi? Untuk apa kamu bilang sama aku?” tanya Felix dengan acuh tak acuh.“Jadi, kami tidak bisa ke dalam, cuma kamu yang bisa. Tingkat bahaya di tempat itu lebih tinggi daripada tempat pengambilan peta oleh Keempat Dewa Perang!”“Apa hubungannya sama aku?!”“Kamu tidak boleh bicara seperti itu. Kamu … tut, tut, tut ….”Duma sungguh kehabisan akal. Sekarang akhirnya Duma mengerti kenapa Winfield yang biasanya selalu tersenyum itu tidak bisa tersenyum ketika menghadapi Felix.Setelah menghela napas panjang, Duma memberanikan diri untuk menghubungi Felix lagi.“Hei, kenapa kamu terus menggangguku?” ucap Felix dengan kesal.“Ini … aku ingin berunding sama kamu. Begini, sepertinya di area peninggalan sejarah kali ini ada potongan lain dari peta yang kamu temukan waktu itu. Bukannya kamu ingin mel
Kali ini Duma kebingungan bagaimana cara menjawab pertanyaan Felix.Felix sudah susah payah mengeluarkan Mahkota Jiwa. Pada akhirnya, barang berharga itu malah dicuri oleh anggota Sanctuary!Kalau bukan karena kepintaran Grace, sepertinya peta itu juga akan dibawa pergi oleh Sanctuary!“Itu … itu pengecualian!”“Jadi, meski aku menemukan peninggalan sejarah lainnya, aku tetap harus menyerahkan barang berharga itu kepada kalian, ‘kan?”Seketika Duma tidak tahu harus berkata apa lagi. Hanya saja, makam kuno berbeda dengan peninggalan sejarah.Semua barang di dalam makam kuno sudah pasti akan menjadi milik negara, tapi semua barang di dalam area peninggalan sejarah belum pasti akan menjadi milik negara.Area peninggalan sejarah diciptakan oleh master dan anggota Dunia Kuno. Sementara itu, ada aturan mutlak di dunia pesilat, yaitu siapa yang menemukannya, dialah pemiliknya.Setelah ragu selama beberapa saat, Duma pun menjelaskan, “Kami akan berterima kasih kalau kamu bersedia membagi sedik
“Tuan Felix, apa aku boleh minta tanda tanganmu? Pakaian ini adalah pakaian yang aku pakai ketika bertanding di perlombaan waktu itu. Aku harap Tuan Felix bisa tanda tangan di atas baju inI!”…Semua orang bersikap sangat ramah. Alhasil, Felix spontan merasa canggung. Dalam waktu sepuluh menit, akhirnya Felix baru berhasil melarikan diri dari kepungan staf pelindung.Felix berjalan ke depan pintu masuk area peninggalan sejarah. Dia mulai mengamati kondisi di sekitar. Setelah memastikan area peninggalan sejarah kali ini berbeda dengan peninggalan sejarah yang dikunjungi Dewa Perang waktu itu, Felix baru menghela napas lega.Hanya saja demi keselamatan, Felix sengaja mengeluarkan Pedang Ilahi, dan berjalan masuk dengan penuh waspada.Entah sudah berapa lama, akhirnya Felix berjalan ke arah jalan keluar. Dia seolah-olah menemukan dunia baru saja.Tempat ini berbeda dengan tempat di mana Felix bertarung dengan Siluman Kalajengking Raksasa dulu. Perbedaannya adalah energi spiritual di sekit
Felix mengerutkan keningnya. Apa dia itu manusia?Hanya saja selain Felix, seharusnya tidak ada yang bisa masuk ke sini!Jangan-jangan dia adalah siluman berwajah manusia?“Siapa kamu? Kamu itu manusia atau siluman?” tanya Felix.Lelaki berwajah tampan itu menatap Felix dengan kebingungan, lalu bertanya, “Kenapa kamu merasa aku bukan manusia?”“Emm … maaf! Kalau begitu, coba kamu keluar dulu. Jangan berondok lagi!”Srek, srek ….Si lelaki berjalan keluar rerumputan. Kemudian, dia meloncat untuk menepuk kening Felix. “Bukannya aku sudah berdiri?”Felix mengusap keningnya sambil menatap orang di depannya. Kerdil?Biasanya tinggi badan seorang kerdil tidak akan melewati 1,2 meter, ‘kan?Ini ….Sepertinya tinggi badan dia juga tidak sampai 1 meter?Selain itu, perutnya besar sekali ….Tubuh si lelaki tidak mencapai 1 meter, tapi sepertinya berat badannya melewati 80 kilo?Wajah tampannya sungguh tidak sebanding dengan postur tubuhnya ….Saat Felix sedang berpikir, si Kerdil mengerutkan ken
“Jurus Sera Pertama, Tebasan Imperial!”Felix segera mengayunkan pedangnya. Seketika aura pedang yang kuat langsung menyerang Rakshasi. Akibatnya Rakshasi pun terhuyung-huyung hingga mundur beberapa langkah. Kemudian, sepasang matanya mulai memerah.Si Kerdil menatap Felix sekilas, lalu memujinya, “Ternyata kamu baik juga! Kamu malah kepikiran untuk selamatkan aku, dan bukan langsung kabur!”“Makanya kamu lari! Kenapa kamu berdiri di tempat saja? Apa kamu terlalu gendut, tidak sanggup untuk berlari?” ucap Felix dengan ketus.“Si*lan! Aku sudah bilang berapa kali! Jangan bilang aku gendut! Kamu ….”“Roar!”Rakshasi seketika meraung. Kemudian, pepohonan di sekitar langsung runtuh.Ketika si Kerdil menyadari kondisi semakin kacau, dia pun langsung melarikan diri ke ujung.Felix menatap si Kerdil sambil menghela napas. Kata siapa kecepatan berlari ada hubungannya dengan panjang pendeknya kaki? Saat ini, amarah Rakshasi pun meluap akibat jurus pedang yang dikeluarkan Felix. Dia langsung be