Patricia yang berada di mobil merasa situasi semakin memburuk, dia pun segera menuruni mobil, lalu berkata, “Nona Sue, aku Patricia. Sebelumnya aku pergi berkunjung ke rumahmu.”Sue melirik Patricia sekilas, dia mencoba untuk mengingat kembali. “Ternyata Bu Patricia, ya. Kamu tunggu sebentar, kita bicara lagi setelah aku menangkap orang yang memalsukan identitas sebagai karyawan Jones Group!”“Emm … mereka memang adalah anggota Jones Group. Pak Felix yang suruh kami untuk tidak membocorkan identitas asli kami, makanya kami asal mengarang nama perusahaan!”Sue terbengong, lalu bergumam, apa Felix tidak waras?Dengan hubungan Felix dengan warga setempat, jika Felix turun tangan sendiri, dia pasti bisa mendapatkan harga yang paling rendah. Kenapa Felix mesti menyembunyikan identitasnya?Melihat raut wajah kebingungan Sue, Patricia pun menjelaskan, “Pak Felix sudah berpesan, dia merasa segan untuk datang langsung, makanya ….”Sue akhirnya mengerti. Dia spontan mengangguk, lalu berkata, “Te
Tak lama kemudian, bus berhenti di halte berikutnya. Si pemuda juga sudah berjalan ke sisi lelaki paruh baya.Saat pintu bus terbuka, sepasang sepatu langsung terbang keluar dari bus, lalu masuk ke dalam tong sampah.Pemuda pun mengeluarkan isyarat tangan tanda kemenangan. Namun saat dia memalingkan kepalanya, dia menyadari lelaki paruh baya itu sudah bangun dan sedang menatapnya.Si pemuda seketika merasa gugup. Si*lan! Tamatlah riwayatku!“Hei, sepertinya aku tidak kenal sama kamu, kenapa kamu buang sepatuku?” tanya si lelaki paruh baya dengan mengerutkan keningnya.“Ergh … aku … emm, bukan aku yang lempar …,” ucap si pemuda dengan canggung.“Bukan kamu yang lempar? Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Jelas-jelas kamu yang membuangnya! Sekarang kamu malah bilang bukan kamu yang membuangnya?”Menyadari lelaki paruh baya itu mengetahui si pemuda yang membuang sepatu, si lelaki juga tidak berdalih lagi. Dia langsung berkata, “Benar, aku yang buang, memangnya kenapa?”“Kenapa? Ganti
“Cepat bayar! Kalau tidak, aku akan telepon petugas keamanan. Kamu pilih sendiri!”“Aku … tapi … 400 juta itu ….”“Empat ratus juta apaan? Apa kamu ingin beri hadiah 400 juta kepada Kak Barron? Kak Barron, kamu bakal kaya?” ucap Felix dengan semangat tinggi.Barron terbengong. Aku? Kaya?Kaya kepalamu! Sebentar lagi aku akan memikul utang 400 juta!Petugas bus juga terbengong sejenak, lalu bertanya, “Tuan, apa yang sedang Anda katakan? Tuan Barron akan ganti rugi 400 juta terhadap Tuan Diego!”“Oh? Begitu, ya?”Felix berbicara dengan datar, lalu mengeluarkan selembar tisu dari dalam kantongnya. Dia mengusap ingusnya, lalu melemparnya ke atas lantai.Petugas spontan mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Tuan, kamu buang sampah di tempat umum, kamu akan didenda 400 ribu. Tapi aku akan berlagak tidak melihatnya, mohon pungut tisumu!”“Bagaimana kalau aku tidak mau pungut?”“Kalau begitu, aku berhak untuk memintamu membayar denda. Empat ratus ribu!”Felix mengeluarkan uang 400 ribu, lalu m
Melihat tepuk tangan penumpang dari sekeliling, situasi menjadi di luar kendali.Petugas juga mengerti. Sekarang kalau dia tidak mengatasi masalah ini sesuai dengan yang dikatakan Felix, sepertinya dia tidak akan bisa meninggalkan bus!Astaga! Terima nasib saja, kehilangan pekerjaan ya kehilangan pekerjaan saja. Daripada harus digebuki hingga kehilangan satu lengan atau kaki, bukannya itu sama saja dengan tidak bisa bekerja?“Benar apa kata Tuan. Kalau begitu, Tuan Diego, mohon bayar uang denda sebesar 400 ribu karena kamu sudah membuang sampah di tempat umum. Kalau tidak, kamu dianggap sudah merusak fasilitas umum!” ucap si petugas.“Aku ….”Diego sungguh emosi saat ini. Dia langsung melayangkan tinjuan ke sisi Felix.Hal yang mengejutkan Felix adalah si Diego malah menguasai kekuatan Sage Grandmaster. Tentu saja, kekuatan itu bukanlah apa-apa bagi Felix. Felix langsung mundur satu langkah, lalu mengelak tinjuan Diego dengan santainya. Kemudian Felix malah mengangkat kakinya untuk men
“Felix, cepat puji aku!”Felix melihat tampilan ponselnya kembali, lalu bertanya dengan kebingungan, “Kamu sakit?”“Kamu yang sakit! Aku sudah bantu menangkap sainganmu. Apa aku tidak pantas menerima pujian?” tanya Sue dengan tidak puas.“Bukan … saingan dari mana?” tanya Felix dengan kebingungan.“Bukannya kamu suruh anggotamu memalsukan identitas untuk mengembangkan area kumuh? Hari ini nyaris sekali ….”Selanjutnya Sue menceritakan kembali kejadian tadi kepada Felix. Felix yang mendengar spontan mengerutkan keningnya.“Intinya aku sudah banyak membantumu. Sekarang orang-orang yang menindas anggotamu sedang ditahan di kantor!”Felix memang tidak bisa melihat ekspresi Sue saat ini, tapi dia dapat mendengar rasa bangga dan puas dari nada bicaranya.“Ada yang ingin mengembangkan area kumuh? Siapa orang sebodoh itu? Area kumuh malah ingin dikembangkan?” tanya Felix dengan terkejut.“Hei, hubungan kita berdua memang tergolong baik, tapi bukan berarti kamu boleh menghina kampung halamanku!
Di dalam vila area Blue Ocean ….“Apa benar mereka bicara seperti itu?” tanya bos dari pemilik Properti Fly Over, Neil.“Iya, Bos, mereka arogan sekali. Kata mereka pokoknya lahan itu akan menjadi milik Jones Group. Kenyataannya, mereka hanya sedang menyamar menjadi anggota Jones Group, mereka itu berasal dari Properti Bungalow. Mereka bahkan bersekongkol dengan petugas keamanan untuk menipu kami. Semua ini benar-benar bukan salah kami!”Saat ini orang-orang yang membuat keonaran di area pengembangan tadi mulai melempar tanggung jawab. Mereka tidak mungkin akan mengakui kesalahan mereka.Jika sampai bos mengetahui dirinya sedang melakukan kesalahan, bukannya tangan dan kaki mereka bakal dipatahkan?Neil berpikir sejenak, lalu berkata, “Pergi selidiki perusahaan Properti Bungalow. Kalau ada masalah, habisi mereka!”“Baik!”“Hehe, ada masalah apa? Kenapa Bos Neil semarah ini?” Ketika mendengar suara ini, raut wajah Neil langsung berubah gembira. Dia langsung berkata, “Akhirnya Tuan Diego
Melihat ekspresi mesum Diego, pengawal yang berada di samping langsung berbisik, “Bos, apa orang ini bisa diandalkan?”“Jangan banyak tanya! Pergi cari informasi Properti Bungalow. Kemudian uji bagaimana kemampuan Diego!”“Baik, aku akan segera laksanakan!”Baru saja pengawal membalikkan badannya, tampak Yoga yang baru kembali ke rumah.“Yoga, kamu sudah pulang, ya. Kamu ….”“Ayah, kenapa kamu mendaftarkanku ke universitas? Malah belajar dari S1. Sekarang aku sudah umur 26 tahun, apa aku masih perlu kuliah S1 lagi?” tanya Yoga dengan tidak berdaya.“Memangnya apa yang bisa aku lakukan? Kalau kamu hanya mengandalkan ijazah SMP-mu, bagaimana kamu bisa bekerja nantinya? Sudah syukur bisa lanjut S1. Bahkan semester satu sudah hampir selesai, pokoknya besok kamu pergi ke kampus!”“Pergi ke kampus? Kalau aku pergi sekarang, bukannya aku mesti ikut ujian akhir semester? Sudah bulan berapa ini?” tanya Yoga dengan tidak berdaya.“Kalau memang perlu ujian, ya ujian saja. Aku akan beli jawaban un
Di dalam Universitas Lingda ….Yoga dengan terpaksa datang ke universitas. Padahal dia sudah berumur 26 tahun, dia malah belum pernah kuliah, dan sekarang dia dipaksa untuk kuliah S1. Jika kabar ini tersebar luas, pasti akan sangat memalukan!Setelah menghela napas tanda tidak berdaya, Yoga mengamati beberapa titik untuk bolos kuliah. Dia tidak ingin dikurung di dalam universitas ini!Yoga yang tamatan SMP itu tidak tahu, sebenarnya dia diperbolehkan meninggalkan kelas kapan saja. Saat dia sedang mencari-cari, tatapannya malah tertuju pada seorang gadis cantik.“Universitas Lingda bagus juga, sampai bisa ada gadis secantik ini. Bantu aku selidiki sebentar ….”Saat berbicara sampai di sini, Yoga baru mengingat bahwa dirinya tidak dikawal oleh anak buah dan pengawalnya!Yoga pun terpaksa bertanya pada teman di sebelahnya, “Hei, siapa cewek itu? Siapa namanya? Sudah punya pacar belum?”Si lelaki melirik Yoga sekilas, lalu bertanya, “Siapa kamu? Atas dasar apa aku beri tahu kamu? Aku juga