Suara ini membuat Felix langsung tertegun di tempat. Bukankah semua orang sedang keluar?Suara itu ….Felix merasa sangat familier dengan suara itu, seperti suara ….Cindy?Felix memalingkan kepalanya dengan terkejut, dan dia melihat Cindy berjalan keluar dari dapur dengan memegang dua piring steak sapi di tangannya.“Felix? Kamu sudah pulang, ya?” Cindy menatap Felix sambil bertanya dengan tersenyum.“Eh … iya ….”Felix tersenyum canggung, lalu kembali menatap Mischa.“Cindy sudah datang dari tiga hari lalu. Aku cuman bilang Eli dan lainnya sedang keluar, tapi aku tidak bilang aku sendirian di rumah!” Mischa sepertinya sedang bergembira di atas penderitaan Felix.Felix berdeham lalu bertanya pada Cindy, “Apa masalah Konsorsium Breeze sudah selesai diatasi?”“Emm … aku sudah berhasil membantu Mama untuk mendapatkan Konsorsium Breeze. Sekarang sudah tidak ada masalah lain di Amerika, aku pun teringat dengan saranmu sebelumnya, yang menyuruhku datang ke sini. Kalau aku tahu kamu pulang h
Patricia adalah seorang dosen unggul, sedangkan Felix adalah seorang mahasiswa genius yang pernah menerima wawancara dari siaran televisi. Apabila ketahuan terdapat hubungan istimewa di antara dosen dan mahasiswa, Universitas Lingda terpaksa harus memecat mereka berdua untuk meredakan masalah ini. Dalam waktu satu malam, perhatian semua orang langsung beralih dari masalah Felix dan Patricia ke universitas saingan Universitas Lingda.Para netizen mengira ada universitas yang ingin menjatuhkan Universitas Lingda, oleh sebab itu mereka menggunakan siasat licik ini. Netizen sungguh penasaran kira-kira universitas mana yang melakukannya. Waktu itu orang yang mengunggah rekaman ke sosial media sama sekali tidak menyangka masalah akan berkembang hingga tahap seperti sekarang. Dia bahkan dicurigai sebagai mata-mata suatu universitas.Perlu diketahui, pelaku mata-mata akan dipidana tiga sampai tujuh tahun, sedangkan pelaku tindak pemfitnahan akan dipidana di bawah tiga tahun!“Sayangku, apa y
“Aku … iya, aku salah makan, makanya aku bolak-balik ke kamar mandi terus. Maaf, ya, sudah mengganggu.”William tidak menghiraukan ucapan Rehan, dia langsung membuka pintu dan menatap tetangga yang berada di luar pintu.Tetangga itu langsung terbengong ketika melihat keberadaan petugas keamanan keluar dari rumah. Dia pun berbicara dengan ketakutan, “Rumah … rumah mereka terus menyiram kloset, suara airnya mengganggu sekali. Aku … aku bukan bermaksud untuk mencari masalah!”“Tadi kamu bilang rumah ini menyiram kloset? Terus? Sejak jam berapa?”“Aku ingat sekali, dimulai dari jam sepuluh. Karena aku baru saja rebahan pada jam sepuluh. Sampai aku naik ke sini, dia pun masih menyiram!” Si Tetangga segera membalas.William berpikir, ‘Terus menyiram air selama satu jam lebih? Apa mungkin dia mandi selama satu jam lebih?”“Apa suara air sempat berhenti?” tanya William dengan kebingungan.“Tidak! Suara saluran air tidak berhenti sama sekali. Aku samar-samar mendengar ada suara tubrukan barang
“Lapor! Dugaan Pak William memang benar, kami menemukan banyak potongan daging di dalam selokan. Apabila melakukan tes DNA, kita pun bisa mengetahui siapa korban pembunuhan ini!”Setelah mendengar ucapan ini, Rehan langsung berlutut. Sepertinya masalah tidak sesederhana yang dia pikirkan.Hanya saja tidak disangka masalah ini akan diketahui secepat ini ….Keesokan paginya, masalah ini langsung menjadi topik utama dalam semua surat kabar.Masalah pembunuhan yang dilakukan Rehan adalah kenyataan. Dia pun langsung dibawa ke kantor untuk diinterogasi.Kemudian, masalah Patricia dan Felix pun menjadi tanggung jawab Catherine.Tentu saja, bukan Rehan sengaja melemparkan tanggung jawab ke sisi mendiang. Kenyataannya Rehan sendiri juga tidak jelas dengan masalah ini, dia mengira Catherine cemburu dengan Patricia, makanya dia ingin melawan Patricia.Berhubung Catherine sudah meninggal, masalah ini pun tidak bisa diselidiki lagi.Dengan munculnya masalah ini, nama Patricia pun sudah dibersihkan.
Setelah menerima isyarat dari Mischa, Elisabeth pun merasa sangat gembira. Mischa memang bisa diandalkan!“Kalau begitu, sepakat, ya! Nanti aku akan berikan skenario kepadamu. Kalau kamu ingin latihan, kamu bisa cari aku, pintu kamarku … tidak dikunci ….”Begitu berbicara sampai di sini, wajah Elisabeth seketika bersemu merah. Dia langsung menutup wajahnya dan berlari kembali ke kamarnya.Cindy yang melihat gambaran ini pun spontan menghela napas. Sepertinya lawan yang harus dihadapinya sungguh banyak ….Hanya saja kelihatan sekali Mischa sedang membantu Elisabeth. Apa itu berarti Mischa tidak keberatan?Kalau begitu ….Saat berpikir sampai di sini, wajah Cindy juga ikut memerah ….Di sisi lain …Saat Johnson melihat isi ponsel, dia pun mulai merenung.Felix ….Nama ini sangat familier. Setelah berpikir sesaat, Johnson pun ingat bahwa pengawal yang tinggal di seberang rumah juga bernama Felix.Apa mereka adalah orang yang sama?Kalau adalah orang yang sama, itu berarti Felix sangat men
Felix langsung membuang puntung rokok ke atas lantai.“Apa kamu tidak tahu dilarang merokok di lokasi syuting? Keluar!”Felix mengangguk, langsung berbalik hendak berjalan pergi.Memangnya ada yang salah dengan merokok? Kenapa malah diusir?Tapi bagus juga, setelah diusir, Felix pun tidak perlu syuting lagi!Asisten Sutradara, Oman, malah mengira Felix terkejut oleh sikapnya. Dia seketika merasa gembira dan berkata, “Kenapa kamu pergi begitu saja? Cepat minta maaf sama Pak Neo!”“Kenapa banyak sekali omong kosongmu? Aku akan pergi sekarang!”“Tidak bisa begitu. Kamu mesti minta maaf dulu. Kalau tidak, aku tidak akan membiarkan kamu pergi!”Tatapan Felix berubah sinis. Dia lalu berkata dengan serius, “Apa? Kamu ingin aku minta maaf? Kamu kira kamu itu siapa? Berani-beraninya berbicara seperti itu terhadapku?”Oman pun terkejut oleh tingkah Felix. “Bagus!” Saat ini terdengar suara tepuk tangan dan jeritan dari Neo. Dia menatap Felix dengan penuh rasa kagum.Sementara kru lainnya malah
Satu minggu kemudian ….Akhirnya Felix dan Elisabeth akan melakukan adegan ciuman palsu. Jujur saja adegan ini sungguh menyulitkan Felix. Dia tidak pernah mendalami akting, dia tentu tidak tahu bagaimana melakukan ciuman palsu!Di bawah instruksi Sutradara Neo, Felix pun berusaha untuk mencerna trik yang diajarkannya. Namun ketika mulai syuting, Felix tetap merasa malu untuk maju, alhasil dia sudah mengulangi adegan ini sebanyak empat kali.“Tuan Felix, kenapa kamu merasa malu? Bukannya yang seharusnya canggung itu adalah si wanita? Kamu lihat, Nona Elisabeth saja tidak malu!” ucap Neo.Felix yang canggung itu menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dan berkata, “Ayo ulangi sekali lagi. Aku pasti bisa melakukannya!”“Semangat! Hanya sisa adegan ini saja! Semuanya bersiap-siap. Action!”Felix kembali ke kondisi sebelumnya, lalu bertanya dengan arogan, “Hei, apa kamu tahu kamu sedang menantangku?”Elisabeth mengangkat kepalanya, lalu kembali bertanya, “Memangnya kenapa?”“Kenapa? Menu
Adegan tadi murni adalah reaksi alami Felix dan Elisabeth!Setelah Elisabeth kembali ke lokasi syuting, wajahnya pun sudah tidak terlihat merah lagi. Hanya saja, dia tidak berani menatap Felix lantaran merasa canggung.“Nona Elisabeth, aktingmu bagus sekali, setiap ekspresimu juga terlihat sangat nyata. Pantas saja kamu dijuluki artis papan atas!” Sutradara Neo terus memuji.Felix melirik Elisabeth sekilas, dan wajahnya spontan memerah.“Kalian berdua jangan malu-malu lagi, cuman akting saja, semuanya mengerti, kok. Hanya saja ciuman itu adalah ciuman perdana kalian berdua. Kalian akan terbiasa nanti. Syuting di lokasi ini sudah berakhir, kita akan berangkat ke lokasi selanjutnya. Oh ya, berhubung semuanya sudah bekerja keras, aku akan traktir kalian malam ini!”Setelah mendengar ucapan Neo, semua kru di lokasi langsung bersorak kegirangan. Mereka pun tidak lagi ingat dengan masalah ciuman perdana Elisabeth.Tentu saja, orang lain memang sudah melupakannya, tapi Neo masih terus memiki