"Pasti ada harapan, tapi masalahnya, mereka semua elit-elit berkepentingan khusus. Kamu anak baru, tapi sudah mau menjadi pimpinan mereka. Kira-kira, apa mereka mau menurutimu?" tanya Duma tersenyum."Jadi, maksudmu aku harus punya kuasa terlebih dahulu?" tanya Felix."Kalau tidak, bagaimana caramu memimpin tim?" tanya Winfield balik."Oke, bisa. Oh, iya, berapa banyak orang yang kamu perlukan untuk pertandingan ini? Apa kalian punya pengganti yang cukup?"Begitu kalimat itu selesai diucapkan, Winfield dan Duma seketika menoleh satu sama lain.Kami menyuruhmu mendapatkan kuasa, bukan membunuh anak buahmu!"Jangan berbuat onar. Kamu kira ini hanya pertandingan militer biasa? Mana ada pengganti? Kamu harus menjamin mereka semua bisa mengikuti," kata Winfield mengingatkan."Kamu tidak bisa ikut bertarung tapi masih saja mengatur dan menjadikanku bonekanya. Ide kalian sangat-sangat hebat!" seru Felix sambil tersenyum penuh keluh-kesah yang tidak dapat dia utarakan melalui kata-kata."Semu
Plak!Felix tidak segan-segan memukul tengkuk Winfield, membuat pijakan pria itu goyah.Gila! Bocah ini berani bertindak seperti ini!Sebelum Winfield sempat berbicara, Felix menyela terlebih dahulu. "Kalian lihat? Aku berani menganggap remeh Tetua Winfield bahkan bertarung dengannya pun aku berani. Ada dari antara kalian yang berani?"Winfield kehabisan kata-kata. Ini metode "bekerja sama" yang dibilang Felix? Sangat tidak sopan!Wush!Dalam sekejap, semua orang memandang serempak memandang Winfield. Sesuatu yang jelas mengejutkan pria tua itu.Bagus sekali Felix, kamu mengambil kekuasaanku. Menyebalkan, aku tidak bisa melawannya karena akan dibilang tidak mau diajak "bekerja sama".Felix tersenyum puas, lalu menoleh ke arah Duma yang berada di sisinya. Sebelum Duma sempat bereaksi, laki-laki itu mengayunkan tangan dan memukulnya."Kalian lihat lagi? Aku berani memukul Tetua Winfield dan Duma. Kalau ada di antara kalian yang berani melakukan yang sama kepada salah satu dari mereka, o
Setelah mendengar hal ini, Winfield dan sembilan belas kontestan lainnya mengembuskan napas lega. Mereka mungkin tidak berani turun tangan melawan Winfield dan Duma, tetapi akan dengan senang hati melawan Felix yang congkak itu."Aku bisa melakukannya sendiri. Kalian semua duduk tenang melihat pertunjukannya saja. Dia pasti akan menangis dalam satu menit saja!" Satu-satunya Grandmaster yang berada di situ melangkah maju. Ucapannya begitu tegas dan bulat. Penuh kepercayaan diri."Cuma kamu yang tidak setuju denganku?" tanya Felix tersenyum."Cih! Mengalahkanmu hanya perlu aku seorang diri saja! Bagaimana, bocah, kamu mau aku melepaskanmu?" tanya Grandmaster itu dengan nada sombong."Aku tidak peduli!" Kedua bahu Felix terangkat. Satu tangannya ditaruh di belakang punggung."Hahaha! Sukma! Orang ini sangat meremehkanmu!""Betul! Sukma, memalukan sekali kalau kamu kalah dengan orang yang bertarung dengan satu tangan ini!"Wajah Suka seketika menggelap. Sambil berteriak kencang, dia berlar
Setelah melihat Fendy berlari mendekat, Felix pun membuka matanya sedikit. Kakinya cepat bergeser, memindahkan tubuhnya ke samping sekaligus menghindari pukulan Fendy. Gerakan itu diikuti dengan tendangan balik yang langsung menghantam punggung bawah laki-laki itu.Fendy merasa seolah-olah baru saja ditabrak kereta cepat.Brak!Dalam sekejap, Fendy terlempar sepuluh meter lebih ke belakang sebelum kemudian mendarat keras di tanah dan berguling semakin jauh.Semua terpelongo melihat pemandangan ini. Pertarungan Felix dan Fendy berakhir singkat. Dengan hasil akhir Felix mengalahkan Fendy. Hanya dalam satu detik!Sembari bersusah payah berdiri, Fendy memandang Felix tak percaya. "M-master Ilahi Amatir?"Meski sulit dipercaya, satu-satunya yang dapat memukulnya hingga terbang hanyalah seorang Master Ilahi. Intensitas napas Felix pun menguatkan dugaannya."Begini saja kekuatanmu? Coba kalian semua melawanku. Kedua tanganku tetap di belakang," ucap Felix sambil berpura-pura menguap.Sikap Fe
Benar juga, awalnya dia mengira Felix tidak memiliki kekuatan, tapi lalu dia menunjukkan kekuatan seorang Master Besar Amatir. Terakhir, saat berhadapan dengan Fendy, laki-laki itu menunjukkan kekuatan Master Ilahi Amatir.Felix menunjukkan kekuatan Master Ilahi Amatir di depan persekutuan banyak orang.Kalau begitu, mungkinkah Sage Grandmaster adalah tahap tertinggi Felix?"Hei, bukankah ide ini sedikit gila?" tanya Sukma. Firasatnya buruk."Apa yang kita alami hari ini sudah cukup gila. Kekuatannya bisa saja lebih dari itu ...," timpal Fendy dengan wajah penuh emosi. Tak lama setelah itu, wajahnya menunjukkan sebuah senyuman pahit.Awalnya dia kira dirinya seorang jenius, tapi siapa dia di hadapan Felix Lin? Dia bahkan tidak dapat menebak tingkat kultivasi laki-laki itu.Sementara itu, di dalam mobil, "Kamu rasa ini keren?" tanya Winfield dengan nada kesal."Keren apanya? Keren karena ditipu dua orang tua seperti kalian?" tanya Felix balik."Cih! Keren karena berani memukul kami berd
Keesokan paginya, saat Felix tiba di tempat berlatih, sembilan belas orang yang kemarin menantangnya menghadap dengan sikap yang seratus delapan puluh derajat berbeda. Mereka bahkan lebih menghormatinya daripada Winfield dan Duma."Dasar bocah-bocah ini, kalian semua langsung takut karena kemarin dikalahkan? Coba jelaskan!" ucap Duma sambil menggelengkan kepala."Lapor, kami mana tahu dua Tetua mengundang seorang ahli seperti Kapten Felix. Kami sudah salah menghakiminya!" balas Fendy cepat."Iya, sepertinya kalian sekarang mengerti apa arti dari 'di atas langit masih ada langit'. Anggap saja ini sebuah kontes, juga sebuah tugas. Kalian mengerti sendiri, 'kan, seberapa sulit tugas yang kalian dapatkan?" Senyum Winfield melebar."Mengerti!""Bagus. Masih ada setengah bulan sebelum keberangkatan. Selama itu, kalian akan dilatih langsung oleh Felix Lin. Seberapa banyak kalian belajar darinya, itu semua tergantung tekad dan keinginan masing-masing."Felix kaget bukan main. Dia harus melatih
Felix mengeluarkan ponselnya dan menyalakan fitur perekam video. "Coba, katakan sekali lagi."Winfield kehabisan kata-kata. Apa dirinya tidak bisa dipercaya?"Tidak perlu ....""Perlu dan wajib!""Oke ... aku berjanji. Satu orang mengalami terobosan, kuberikan Harta Tingkat C. Tiga orang mengalami terobosan, kuberikan Harta Tingkat C. Setengah dari mereka mengalami terobosan, kuberikan Harta Tingkat A. Semuanya mengalami terobosan, akan kuberikan Harta Astral!"Setelah mengingat betul syarat dan hadiah itu, Felix pun berkata pada sembilan belas orang di belakangnya. "Ikuti aku, saudara-saudaraku. Akan kubuat kalian mengalami terobosan!" serunya sambil melambaikan tangan.Semuanya mendadak penasaran mendengar ucapan Felix. Laki-laki itu sendiri yang barusan mengatakan terobosan tidak semudah meminum air dingin, tapi begitu yakin dirinya mampu membawa banyak orang mengalami pencapaian yang sulit digapai itu?"Mulai sekarang, semua orang harus menggunakan kemampuan unik yang kalian miliki
Satu minggu kemudian ….Di bawah saran Duma, Winfield pun pergi ke markas.“Duma, serahkan saja masalah ini kepada Felix. Untuk apa kamu ikut campur dengan masalah ini. Keuntungan apa juga yang bisa diambil oleh Felix?” tanya Winfield kembali.“Siapa juga yang bisa menebak apa yang akan dilakukan bocah itu? Kamu lihat saja, dari pertama kali mengenal Felix, apa masalah pernah berjalan sesuai dengan rencana kita?”Ucapan Duma membuat Winfield terbengong. Dia mencoba untuk memikirkannya kembali, dan memang benar apa yang dikatakan Duma ….“Uhuk, uhuk … coba kita lihat apa yang akan dia lakukan …,” balas Winfield dengan canggung.Saat mereka berdua sampai di tempat pelatihan, mereka malah tidak menemukan siapa-siapa, mereka pun spontan merasa panik. Jangan-jangan Felix membawa mereka semua untuk pergi bersenang-senang?“Cepat telepon Felix, sepertinya bocah itu berulah lagi!” ucap Duma dengan kesal.“Aku sudah telepon. Tapi dia malah … memutuskan panggilanku!” Winfield sungguh tidak berd