"Aku kenal dengan satu direktur, Perusahaan Zoe masih punya banyak tempat kosong untuk mengiklan. Bagaimana, Pak Felix, apa Anda berniat berlangganan iklan juga?"Felix tidak menjawab. Dia menoleh ke arah Patricia dan bertanya, "Siapa nama orang yang kamu bicarakan tadi?""Namanya Drake. Sepertinya dia direktur baru. Aku cuma dengar posisi orang itu cukup menyulitkan ...."Felix mengangguk, lalu memberitahu nama itu kepada Bil."Tunggu sebentar, Pak, saya akan mencari tahu siapa orang ini."Seusai menutup telepon, karena tidak tahu harus berbuat apa lagi, Felix mulai bertanya-tanya tentang persahabatan antara Patricia dan Wendy. Namun, jawaban yang keluar dari mulut Patricia begitu singkat dan terkesan kasar."Apa urusannya dengan laki-laki bau sepertimu?" Kali ini kelakuan Patricia berbanding terbalik dengan sesaat sebelum Felix menelepon. Sikapnya berkali-lipat lebih dingin."Tidak apa kalau aku dilarang ikut campur. Dasar, sehabis memanggilku suami yang baik, langsung dibilang laki-
Untuk sesaat, Wendy terkejut. Namun, saat ingin menjelaskan, dia melihat Anderson sudah terlanjur mengangkut Drake dari ruangan."Tenang saja, ada yang salah dengan orang itu. Kalau ada perempuan cantik, dia selalu saja menghubungkannya denganku."Wendy memandang Patricia heran. Mengapa dia merasa seolah-olah Patricia berniat mengejar Felix, tetapi yang dikejar sama sekali tidak mengerti?Makan siang itu berlanjut tanpa banyak obrolan. Felix menghabiskan makanannya. Patricia sibuk memikirkan hal yang sebelumnya. Ada ilusi cinta dan benci terhadap Felix di dalam benaknya. Sementara Wendy tidak tahu harus berbicara apa. Jadi dia pun sibuk mengalihkan diri dengan menyantap makanannya.Setengah jam berikutnya, saat ketiganya telah selesai makan minum dan siap untuk pergi, ponsel Felix tiba-tiba berdering."Ada apa?" tanya Felix kepada si penelepon."Bos, saya datang ke Biro Keamanan Publik, mereka bilang sudah dua hari Bu Sue tidak datang bekerja. Beliau tidak meminta izin apa pun. Ponseln
Untuk beberapa saat, ekspresi Felix terlihat dingin bagaikan es kutub selatan. Matanya memandang anak buah Keluarga Collin dengan tatapan mematikan.Bahkan Howard Collin—salah satu anak buah Keluarga Collin yang paling ahli—pun ketakutan setengah mati. "Aku ini bagian dari Keluarga Collin. Kalau kamu berani melukaiku, mereka tidak akan tinggal diam!" serunya segera."Aku saja pernah menghajar Edward Collin. Kamu pikir aku tidak berani mencelakaimu? Keluarga Collin tidak akan tinggal diam. Kamu pikir, aku akan membiarkan Keluarga Collin begitu saja?" Seusai berbicara, Felix bergegas memukul dada Howard dengan telapak tangannya.Spontan, Howard mengumpulkan tenaga dalamnya selama sepersekian detik, lalu mencoba memukul tangan Felix dengan telapaknya.Boom!Serangan keduanya saling bertumbuk. Seketika itu juga, Howard terpental ke belakang, beberapa belas langkah jauhnya. Saat dia berhasil menyeimbangkan tubuhnya dan berdiri tegak, Felix sudah kembali mendekatinya dengan kecepatan tinggi.
"Oke, kalau begitu kami akan menunggumu kembali," ucap Elisabeth sedikit kecewa.Keesokan paginya, saat Felix sedang bersiap-siap melewati pemeriksaan keamanan, sebuah suara bergema entah dari arah mana."Hei, kita punya hak spesial buat lewat sini!"Felix terdiam sesaat, lalu menoleh ke arah Julia dengan tatapan kosong. Mengapa bocah ini mengikutinya?"Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu bilang mau menunggu di rumah?" tanyanya kebingungan. Kaki jenjangnya mengimbangi langah Julia.Julia memandang Felix kesal. "Untuk melapor kepada timku. Walau sebenarnya aku juga ingin menghabiskan waktu denganmu untuk beberapa saat. Sayang, kamu tidak mengerti keinginanku!" Kemudian dia mengambil sertifikat Pelindung-nya dan melangkah menuju jalur khusus.Saat berada di atas pesawat, Felix baru saja menanam bokongnya ke kursi, kepala mungil Julia langsung bersandar di pundaknya."Kamu ....""Jangan bicara. Biarkan aku menikmati momen ini. Anggap saja, ini upayaku untuk mengatakan selamat tinggal k
Kali ini berbeda dengan apa yang sebelumnya terjadi pada Nala Lewis di bandara. Si penembak menghilang di antara kerumunan setelah melepaskan satu tembakan.Petugas keamanan datang berlarian. Setelah melakukan investigasi awal, mereka memberi komando untuk menutup akses keluar bandara untuk penyelidikan tingkat lanjut. Seseorang berhasil membawa senjata api ke dalam berarti sistem internal bandara bermasalah.Roda ambulans bergulir cepat. Sementara Felix menggenggam erat tangan Julia di sepanjang jalan. Tangannya memegang jarum perak yang digunakan untuk memperlambat pendarahan Julia.Bunyi memekik ban mobil tiba-tiba terdengar. Sebuah truk berukuran raksasa melintas cepat di depan ambulans. Untung saja, si pengemudi cukup berpengalaman untuk berhasil menginjak rem tepat pada waktunya. Sedikit lagi saja, mereka pasti saling menabrak.Detik berikutnya, belasan orang turun dari truk itu, masing-masing membawa pipa besi atau senjata tumpul lainnya.Pada momen kritis, sebuah mobil Ferrari
Apakah Yoana tidak tahu, tindakannya telah mengganggu Keluarga Zacovy Tersembunyi dan para tentara? Jika sampai Carlos Lin tahu tentang hal ini, dunia pasti akan tenggelam dalam kekacauan!"Dia pernah pergi ke Dunia Tersembunyi atau tidak itu bukan urusan kalian, Keluarga Zacovy Duniawi. Keluarga Zacovy Dunia Tersembunyi seharusnya pernah mengatakan, kalian harus melepaskan semua dendam kalian, bukan? Kamu tahu? Kejadian hari ini hampir menghancurkan keluargaku." Serena melangkah masuk melewati pintu dengan wajah suram."Hei bocah, kamu ini siapa? Bagaimana kamu bisa masuk? Di mana para penjaga? Apa mereka sudah mati?" Yoana menuangkan amarah dan kesedihannya kepada Serena karena tidak tahu siapa perempuan itu.Plak!Juan menampar pipi Yoana keras hingga pandangannya berangsur kabur."Pa, kenapa menamparku?" tanya Yoana tak percaya. Tangannya menutupi sebagian wajahnya.Juan mengabaikan pertanyaan putrinya. Dia bergegas melangkah maju dan membungkuk penuh hormat. "Nona Muda, masalah i
Levi mengernyit. Tangannya menggebrak meja dengan sekuat tenaga. "Jangan menuduh sembarangan! Kamu mau berkelahi denganku?"Hange balas menggebrak meja dan bangkit dari tempat duduknya. "Siapa takut? Sini pukul aku!""Cukup! Kalian berdua bisa-bisanya memikirkan berkelahi. Bagaimana dengan situasi Keluarga Zacovy sekarang?" ucap Erwin keras sembari memelototi dua orang itu.Levi dan Hange pun satu per satu duduk. Meski mereka tidak senang satu sama lain, setidaknya mereka masih cukup pintar untuk mengetahui, ini bukanlah saat yang tepat untuk beradu tinju."Coco, kamu biasanya punya banyak ide. Cepat, katakan apa yang sedang kamu pikirkan!" ucap Erwin. Pandangannya kini tertuju pada Coco yang duduk di sisi lain meja."A-aku tidak tahu ...," balas Coco terbata-bata. Apa yang bisa dia lakukan di saat seperti ini?"Kalau kamu ada ide, langsung katakan saja. Kamu memang tidak sebagus kami dalam hal kultivasi, tapi siapa yang lebih baik darimu saat memecahkan masalah?" timpal seorang leluhu
Dahi Kenny mengerut. Mengapa Kepala Pengurus Jalan Rahasia datang kemari?Schanez memandang orang-orang di Distrik Tiga dan tim yang dibawa Yohan Schumer. "Kalian tahu apa yang sedang kalian lakukan? Cepat kembali!"Untuk sesaat, Kenny merasa ragu. Dia enggan pulang begitu saja. Namun dia tidak berani melawan perintah dari sang Kepala Pengurus.Di saat Kenny kebingungan, sebuah suara terdengar. "Rupanya di sini cukup ramai!" Felix berjalan secara perlahan melewati kerumunan manusia bersama Serena di sampingnya. Mereka lalu berhenti di tengah-tengah Kenny dan Schanez.Schanez kehabisan kata-kata. Tidak salah, memang sangat ramai, Felix datang sebagai entah gelombang ke berapa."Felix, kamu harus bersikap sedikit lebih tenang. Bukankah kamu baik-baik saja?" ucap Schanez.Urat-urat di dahi Felix menyembul. Seolah-olah menahan amarah. "Aku rasa lebih baik aku yang terluka. Jadi, apakah Pak Schanez berniat mengusut masalah ini?" tanyanya dingin."Memangnya tidak bisa kalau tanpaku? Katanya