"Elisabeth Moe?""..."Elisabeth Moe sudah memikirkan apa yang ingin dia makan, tetapi ketika dia menyadari bahwa Felix Lin hanya menyebut dirinya dengan nama lengkapnya, dia tidak bisa menahan perasaan sedikit kecewa, pada saat yang sama, dia sedikit tidak mau menanggapi Felix Lin.Melihat Elisabeth Moe tidak menjawab, Felix Lin berpikir Elisabeth Moe merasa malu dan berkata, "Tidak ada sesuatu yang ingin kau makan? Aku ingat Ibu Kedua bilang kau dibesarkan di Bashu, kalau begitu aku buatkan ayam pedas untukmu saja, ya."Setelah berbicara, Felix Lin mulai mengatur bahan-bahannya.Setelah membantu Felix Lin dengan barang bawaannya, Mischa Taylor datang ke sisi Felix Lin dan berbisik, "Barusan kau sengaja melakukannya?""Barusan? Apaan?" Felix Lin bertanya dengan kosong.Felix Lin bukan pria lurus, tapi dia tidak begitu peka dengan wanita.Menurutnya, seorang wanita yang awalnya membencimu tidak akan tiba-tiba tenang denganmu, termasuk Nala Lewis dan Julia Smith, yang hanya secara berta
Felix Lin tertegun sejenak, dan bertanya dengan ragu, "Siapa?"“Ini aku, buka pintunya, dong!” Mischa Taylor di luar pintu berkata.Kali ini, Felix Lin dan Laura Dee terkejut, yang terakhir bertanya langsung, "Kau ada janjian dengan Mishca? Lalu kenapa kau video call denganku? Kau ingin membahayakan orang, ya!"Melihat Laura Dee, yang sedikit takut, Felix Lin juga sedikit terkejut saat ini, berkata dengan terkejut, "Aku tidak ada janjian ..."“Pergi dan buka pintunya, jika kau membuat Mischa tidak senang, aku tidak akan mengampunimu!” Setelah berbicara, Laura Dee menutup video.Setelah dengan cepat meletakkan earphone, Felix Lin membuka pintu.“Kenapa kau mengunci pintu?” Mischa Taylor bertanya dengan tidak puas, tetapi dengan senyum di wajahnya."Tidak apa-apa, hanya ingin kultivasi saja, Nana hampir mempengaruhiku tadi, jadi aku mengunci pintu untuk berjaga-jaga ..."“Oh… begitu, ya!” Senyum Mischa Taylor tiba-tiba menjadi lebih kuat.“Ada apa?” Felix Lin bertanya dengan perasaan ber
"Kau ya ..." jawaban Felix Lin membuat Laura Dee tersipu dan berkata tidak puas, "Situasiku berbeda, aku memang datang terlambat, kualifikasi apa yang aku punya rebutan dengan Mischa, singkatnya, kau tidak diizinkan untuk mengatakan ini, aku akan memikirkan cara memberitahu Mischa!""Oh ..." Felix Lin mengangguk patuh, karena Laura Dee mengatakan dia akan menyelesaikannya sendiri, ya sudah biarkan dia yang menyelesaikannya ...Setelah istirahat malam, Felix Lin dan ketiga gadis pergi ke kampus keesokan paginya. Karena Julia Smith dan Elisabeth Moe bukan mahasiswa Universitas Lingda, mereka tidak cocok untuk kuliah di Universitas Lingda, jadi mereka “liburan” di rumah.Setelah tiba di kelas, ketika Felix Lin baru saja duduk, kata-kata Bobby membuat Felix Lin melompat."Bos, Kakak Ipar sudah pergi, sebelumnya memintaku menyampaikan selamat tinggal padamu ..."Felix Lin sedikit tercengang, pergi?Jadi apa yang dikatakan Laura Dee benar, Mischa Taylor benar-benar pergi?“Ke mana Mischa per
Sesampainya di kantor, kelakuan Patricia membuat Felix merasa aneh. Perempuan itu menyuruhnya duduk, membuatkan teh untuknya, lalu menertawainya. Apa maksud Patricia?"Sudah, lupakan sana. Aku sudah pernah diselingkuhi Blake sekali sebelumnya. Kalau kamu perlu sesuatu, katakan saja. Aku akan membantu sebisaku."Patricia memandang Feli sesaat. Dia menyesuaikan ekspresi wajahnya lalu bertanya, "Kamu ingat Wendy Lestina?"Untuk sesaat, Felix terkejut. Dia mengingat-ingat kembali nama itu sambil duduk di kursi."Kamu sudah lupa, ya? Wendy benar ...." Patricia mengembuskan napas panjang. Hatinya terasa berat."Siapa dia?" tanya Felix penasaran."Wartawan yang mewawancarai kita. Padahal kamu dulu sangat memerhatikan dia. Dasar, semua laki-laki sama saja!""Hei, itu berlebihan. Setidaknya ayah mertuaku laki-laki betulan!""Kamu ... lupakan saja. Aku ingin kamu membantu Wendy. Kamu pasti tahu dia sangat cantik. Atasannya belum lama ini diganti, atasan barunya berlau tidak adil padanya. Dia dib
"Aku kenal dengan satu direktur, Perusahaan Zoe masih punya banyak tempat kosong untuk mengiklan. Bagaimana, Pak Felix, apa Anda berniat berlangganan iklan juga?"Felix tidak menjawab. Dia menoleh ke arah Patricia dan bertanya, "Siapa nama orang yang kamu bicarakan tadi?""Namanya Drake. Sepertinya dia direktur baru. Aku cuma dengar posisi orang itu cukup menyulitkan ...."Felix mengangguk, lalu memberitahu nama itu kepada Bil."Tunggu sebentar, Pak, saya akan mencari tahu siapa orang ini."Seusai menutup telepon, karena tidak tahu harus berbuat apa lagi, Felix mulai bertanya-tanya tentang persahabatan antara Patricia dan Wendy. Namun, jawaban yang keluar dari mulut Patricia begitu singkat dan terkesan kasar."Apa urusannya dengan laki-laki bau sepertimu?" Kali ini kelakuan Patricia berbanding terbalik dengan sesaat sebelum Felix menelepon. Sikapnya berkali-lipat lebih dingin."Tidak apa kalau aku dilarang ikut campur. Dasar, sehabis memanggilku suami yang baik, langsung dibilang laki-
Untuk sesaat, Wendy terkejut. Namun, saat ingin menjelaskan, dia melihat Anderson sudah terlanjur mengangkut Drake dari ruangan."Tenang saja, ada yang salah dengan orang itu. Kalau ada perempuan cantik, dia selalu saja menghubungkannya denganku."Wendy memandang Patricia heran. Mengapa dia merasa seolah-olah Patricia berniat mengejar Felix, tetapi yang dikejar sama sekali tidak mengerti?Makan siang itu berlanjut tanpa banyak obrolan. Felix menghabiskan makanannya. Patricia sibuk memikirkan hal yang sebelumnya. Ada ilusi cinta dan benci terhadap Felix di dalam benaknya. Sementara Wendy tidak tahu harus berbicara apa. Jadi dia pun sibuk mengalihkan diri dengan menyantap makanannya.Setengah jam berikutnya, saat ketiganya telah selesai makan minum dan siap untuk pergi, ponsel Felix tiba-tiba berdering."Ada apa?" tanya Felix kepada si penelepon."Bos, saya datang ke Biro Keamanan Publik, mereka bilang sudah dua hari Bu Sue tidak datang bekerja. Beliau tidak meminta izin apa pun. Ponseln
Untuk beberapa saat, ekspresi Felix terlihat dingin bagaikan es kutub selatan. Matanya memandang anak buah Keluarga Collin dengan tatapan mematikan.Bahkan Howard Collin—salah satu anak buah Keluarga Collin yang paling ahli—pun ketakutan setengah mati. "Aku ini bagian dari Keluarga Collin. Kalau kamu berani melukaiku, mereka tidak akan tinggal diam!" serunya segera."Aku saja pernah menghajar Edward Collin. Kamu pikir aku tidak berani mencelakaimu? Keluarga Collin tidak akan tinggal diam. Kamu pikir, aku akan membiarkan Keluarga Collin begitu saja?" Seusai berbicara, Felix bergegas memukul dada Howard dengan telapak tangannya.Spontan, Howard mengumpulkan tenaga dalamnya selama sepersekian detik, lalu mencoba memukul tangan Felix dengan telapaknya.Boom!Serangan keduanya saling bertumbuk. Seketika itu juga, Howard terpental ke belakang, beberapa belas langkah jauhnya. Saat dia berhasil menyeimbangkan tubuhnya dan berdiri tegak, Felix sudah kembali mendekatinya dengan kecepatan tinggi.
"Oke, kalau begitu kami akan menunggumu kembali," ucap Elisabeth sedikit kecewa.Keesokan paginya, saat Felix sedang bersiap-siap melewati pemeriksaan keamanan, sebuah suara bergema entah dari arah mana."Hei, kita punya hak spesial buat lewat sini!"Felix terdiam sesaat, lalu menoleh ke arah Julia dengan tatapan kosong. Mengapa bocah ini mengikutinya?"Kenapa kamu ada di sini? Bukannya kamu bilang mau menunggu di rumah?" tanyanya kebingungan. Kaki jenjangnya mengimbangi langah Julia.Julia memandang Felix kesal. "Untuk melapor kepada timku. Walau sebenarnya aku juga ingin menghabiskan waktu denganmu untuk beberapa saat. Sayang, kamu tidak mengerti keinginanku!" Kemudian dia mengambil sertifikat Pelindung-nya dan melangkah menuju jalur khusus.Saat berada di atas pesawat, Felix baru saja menanam bokongnya ke kursi, kepala mungil Julia langsung bersandar di pundaknya."Kamu ....""Jangan bicara. Biarkan aku menikmati momen ini. Anggap saja, ini upayaku untuk mengatakan selamat tinggal k