Felix menggerakkan pergelangan tangannya, langsung menindih Master Topeng di atas lantai. Dia pun berkata, “Akhirnya aku berhasil menangkapmu!”Master Topeng terdiam beberapa saat, lalu tersenyum getir. “Apa kamu berhasil menaklukkan muridku?”Setelah Penyihir Rachel ditangkap, Keempat Dewa Perang turun tangan sendiri untuk melakukan interogasi. Hasilnya sudah sangat jelas. Mana mungkin seorang bawahan buangan dari Master Topeng akan mengetahui apa-apa.Saat itu Penyihir Rachel juga sadar dirinya sudah tidak bisa selamat lagi. Namun, dia tidak menyangka Felix akan datang untuk menyelamatkannya.Demi membalas budi dan juga membalas dendam gurunya, Penyihir Rachel menerima perintah Felix. Dia mencari pengganti Felix dan menukar pakaian di dalam toilet hotel.“Iya, kamu seharusnya tidak menyangka dia masih akan hidup, ‘kan?” tanya Felix dengan tersenyum.“Aku tidak menyangka kamu masih bisa mempertahankannya. Mungkin aku sudah kelamaan tinggal di Sanctuary. Jadi, aku sudah semakin kejam s
Pagi subuh di Kota Linyun ….Pesawat sudah mendarat. Felix berjalan keluar bandara, lalu berjalan ke mobil yang diparkirkannya dari waktu itu. Kemudian, dia langsung mengendarai mobil ke area kuburan.Setelah tiba di area kuburan, Felix pun langsung berjalan ke depan kuburan Desmond.Waktu itu Samantha hampir saja ditindas di Sungai Herre ketika melakukan penghormatan terakhir terhadap ayahnya. Felix langsung membelikan kuburan memindahkan Desmond di sini. Kemunculan Joel waktu itu murni karena kebetulan belaka. Siapa pun tidak bisa menjamin Samantha akan selalu diselamatkan ketika bertemu dengan bahaya?Felix menaburkan sebotol arak putih ke dalam sebuah baskom, lalu berkata, “Paman Desmond, aku sudah membantumu untuk membalaskan dendammu. Sekarang kamu sudah bisa pergi dengan tenang.”Tak lama kemudian, Felix mengeluarkan kepala Master Topeng dari cincin penyimpanannya. Dia langsung melemparkan kepala itu ke dalam baskom, lalu menyalakan api.Sekitar setengah jam kemudian, Felix pun
Apalagi sekarang adalah akhir pekan, Nala mengajak Cornelia ke rumahnya, lalu pergi berbelanja bersama.Kebetulan si serigala juga sedang tidak ada kerjaan, Nala dan yang lainnya sedang berdandan. Jadi, Nala mengusulkan Cornelia untuk membawanya jalan-jalan.Serigala adalah seekor anjing mesum. Ia sadar dirinya tidak boleh melakukan hal yang kelewatan terhadap wanita cantik. Hanya saja, ia tidak bisa menolak ajakan untuk jalan-jalan bersama wanita cantik.Saat serigala melihat kepulangan Felix, ia langsung meloncat ke dalam pelukan Felix. Ia terlihat kegirangan hingga menggoyangkan ekornya.Setelah mendengar suara jerit gembira serigala, Nala spontan berjalan keluar untuk melihat apa yang terjadi. Pada saat itu, dia baru menyadari ternyata Felix telah pulang.“Akhirnya kamu sudah bersedia untuk pulang juga?” ucap Nala dengan nada kesal.“Kenapa kamu berbicara seperti itu? Namanya juga lagi sibuk. Dia … temanmu?” tanya Felix sambil melihat ke sisi Cornelia.“Iya, kita kenalnya di kampus
Tak lama kemudian, Felix sudah tiba di panti asuhan. Saat ini, di luar sana dipenuhi oleh banyak orang. Kamera-kamera juga tampak diarahkan ke dalam panti asuhan. Sepertinya jumlah reporter di sini lebih banyak daripada ketika di konferensi medis waktu itu.Felix menuruni mobil dengan kesal, lalu bertanya, “Kenapa kalian datang ke sini? Apa kalian tidak tahu tempat tinggal anak-anak?”Setelah para reporter menyadari kedatangan Felix, mereka langsung mengerumuninya. Meskipun mereka tidak berhasil mewawancarai Casper, setidaknya mereka bisa menyelesaikan misi mereka dengan mewawancarai Felix.“Tuan Felix, dengar-dengar Anda telah mengontrak Casper Lin untuk menjadi anggota klub esports-mu? Apa kamu tidak sadar bahwa kamu telah mempekerjakan anak di bawah umur?”“Tuan Felix, Casper bahkan masih belum genap berumur delapan tahun. Sekarang dia seharusnya fokus dalam sekolah. Tapi demi mendapatkan keuntungan, Anda malah menyuruhnya untuk bekerja. Apa cuma ada uang di mata Anda?”“Felix, kena
Selesai berbicara, para petugas keamanan bergegas kembali ke dalam mobil, lalu mobil langsung melaju pergi.Dalam sesaat, wajah Sue menjadi merona. Dia berkata dengan malu, “Aku sudah pernah jelaskan sama mereka, tapi mereka …. Kamu jangan keberatan, ya ….”“Aku sudah terbiasa, ayo!”Selesai berbicara, Felix langsung berjalan ke dalam panti asuhan.Sue diam-diam mengikuti di belakang Felix. Apa maksudnya “sudah terbiasa”? Sudah terbiasa digosip dengan Sue? Atau sudah terbiasa digosip dengan wanita lain?Kepikiran hal ini, tiba-tiba Sue merasa sangat kecewa.Saat Felix membuka pintu panti asuhan, anak-anak langsung berlari ke sisinya.“Kak Felix, apa orang jahat itu sudah pergi?”“Kak Felix, kamu bagai Ultraman saja, hebat sekali!”“Kak Felix, kamu temani aku, ya. Aku takut ….”Melihat anak-anak yang begitu menyukai dan mengandalkan Felix, Sue sungguh merasa kaget. Biasanya Felix terlihat sangat sadis terhadap musuhnya. Sekarang dia malah terlihat sangat lembut terhadap anak-anak. Lelak
Casper hanyalah seorang anak kecil. Kemampuan berpikirnya masih belum sempurna. Tentu saja dia bukanlah tandingan para reporter itu. Saat ini, dia bahkan mengira dirinya adalah seorang anak jahat.“Kamu tidak usah peduli dengan ucapan orang-orang kurang kerjaan itu. Kalau kamu suka main gim, kenapa kamu malah tidak ingin bermain lagi?” tanya Felix dengan nada memanjakan. Sue yang berdiri di samping bahkan merasa Felix pasti akan menjadi seorang ayah yang baik.Aneh! Kenapa Sue bisa berpikir seperti ini? Kepikiran hal ini, wajah Sue spontan merona.“Tapi … tapi kalau aku lanjut main gim lagi, Kak Felix akan jadi orang jahat. Aku tidak ingin orang-orang mengira Kak Felix itu orang jahat. Aku tidak ingin mempersulit Kak Felix. Kata Bu Jessica, mempersulit orang lain adalah perilaku dari anak jahat. Apa aku termasuk anak jahat?”Saat ini Casper terus menyalahkan dirinya sendiri. Jika dirinya menuruti ucapan kepala panti asuhan untuk bersekolah dengan rajin, sepertinya tidak akan terjadi ma
“Aku sudah tutup. Sekarang kita lagi ambil gambar secara diam-diam. Kamu kira aku bodoh?” Reporter B sungguh kehabisan kata-kata. Apa mungkin dirinya begitu idiot?“Jadi, kenapa mereka bisa menyadari kita?” tanya kembali rekan kerjanya yang tadi. Dia terus mengintip ke luar jendela mobil, tampak Felix sedang berjalan ke arah mereka.“Tenang, seharusnya kita tidak akan kepergok. Kalau sampai kepergok sama dia, sepertinya dia he ….”Krak!Belum sempat ucapan selesai dilontarkan, pintu mobil langsung terbuka.Saat ini, kedua reporter terbengong. Sepertinya mereka sudah mengunci pintu mobil. Kenapa pintu mobil malah bisa terbuka?Belum sempat mereka tersadar dari bengong mereka, Felix langsung menarik Reporter B keluar dari mobil. Kemudian, dia mengeluarkan kartu memori dari dalam kamera dan meremasnya hingga hancur.“Kamu … apa yang sedang kamu lakukan?” tanya si Reporter B dengan gugup.“Beri tahu bosmu, tidak masalah kalau dia ingin cari gara-gara sama aku, tapi jangan melibatkan orang
Di dalam mimpi, Felix pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Dia melirik sekeliling dan kedua kaki Felix spontan gemetar.“Apa pakaian ini cantik?” tanya Cindy sambil melihat ke sisi Felix.Saat Felix ingin menjawab, dia malah menyadari tubuh Cornelia menembus ke tubuhnya. Cornelia memuji sambil mengangguk, “Cantik sekali, jadi kamu pilih yang ini?”Cindy mengangguk dengan tersenyum. “Felix sudah kerja keras demi keluarga kami. Alangkah bagusnya jika aku bisa berpenampilan cantik untuk menyenangkan dirinya.”Felix merasa bersemangat. Istrinya memang baik sekali, selalu memikirkannya!Namun satu detik kemudian, ekspresi gembira di wajah Felix langsung digantikan oleh ekspresi takut dan kaget!“Sudah selesai kan pilih bajunya? Sekarang matilah sana! Sebagai temanmu, aku bisa membuatmu mati dengan berpakaian cantik!”Selesai bicara, Cornelia langsung mengulurkan tangannya untuk mengorek hati Cindy. Seketika darah segar mengalir dari ujung bibir Cindy. Kemudian, dia jatuh tergeletak di atas l