Kebetulan Narell bertanggung jawab dalam pelaksanaan pertunjukan parade kali ini. Tentu saja Arles tidak akan melepaskan kesempatan emas ini.Di dalam Istana Gloria ….Mancidi sedang duduk di bangku utama dengan wajah muramnya. Sementara, yang lain hanya menundukkan kepala dan tidak berani bersuara. Mengenai Narell, dia sedang berlutut dengan dijaga oleh dua orang di belakangnya.“Seharusnya kalian tahu aku tidak akan toleransi terhadap barang ini, ‘kan? Kenapa bisa terjadi masalah seperti ini?” tanya Mancidi dengan ketus.“Nenek, aku merasa Hasmine bertanggung jawab atas perbuatan Narell!” ucap Arles.Raut wajah Mancidi semakin muram lagi. Dia pun bertanya, “Apa sekarang saatnya untuk membahas masalah tanggung jawab?”Arles sungguh terkejut. Dia memang adalah bandar narkotika yang bersembunyi di balik layar, hanya saja Arles bukanlah apa-apa di depan Mancidi.“Narell, apa yang ingin kamu jelaskan saat ini?” Kali ini, tatapan Mancidi tertuju pada Narell.“Tidak ada yang bisa kujelaskan
Seketika, tatapan semua orang spontan tertuju pada diri Arles. Bagaimanapun, hanya dia sendiri yang bersikeras mengatakan bubuk itu adalah narkoba, siapa tahu isinya hanyalah bubuk susu. Dialah yang seharusnya memberi penjelasan.Ketika menyadari orang-orang mulai menyalahkan Arles, dia bahkan kelupaan untuk merespons. “Masalah ini tidak ada hubungannya sama aku!”“Jadi, kenapa kamu bersikeras mengatakan bungkusan itu berisi narkoba?” tanya Narell.“Aku ….”Arles sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia merasa sangat serbasalah. Pada akhirnya, dia pun berkata, “Baiklah, aku hanya tidak puas karena Hasmine bisa begitu dihormati oleh Nenek. Sekarang ketika melihat suaminya terkena masalah, aku refleks mengira dia sudah melakukan hal yang melanggar hukum. Aku sudah dibutakan oleh rasa iriku. Aku terlalu tidak dewasa!”Narell tidak menyangka Arles akan menggunakan alasan seperti ini. Dia memang hebat!Hanya saja, memang tidak ada yang salah dengan ucapan Arles. Bagaimanapun, meski or
“Sekarang aku lagi menyelidiki di mana permasalahannya. Kamu tenang saja, aku pasti akan memberimu penjelasan!”Setelah mendengar ucapan Dean, kedua mata Arles spontan dipenuhi dengan aura membunuh. Dia pun berbicara dengan nada dingin, “Penjelasan? Sekarang aku sudah mengaku di depan semua orang kalau aku memang ingin menentang Hasmine. Aku sudah hampir kehilangan pendukungku. Apa gunanya penjelasanmu?”Melihat sepertinya Arles hendak membunuhnya, Dean spontan melangkah mundur. Meski Dean sudah sering bertemu dengan banyak tokoh terkemuka, dia tetap merasa takut ketika melihat tatapan Arles.“Kamu tenang saja. Belum pasti Hasmine akan menjadi penerus Ratu. Lagi pula, walau sekarang Narell bukanlah bandar narkoba, tidak berarti kelak dia tidak akan menjadi bandar narkoba. Kita hanya perlu mencari satu kesempatan untuk memfitnahnya lagi!” ucap Dean.Arles menghela napas, lalu berbicara dengan datar, “Setelah kejadian ini, kita tidak boleh menggunakan narkoba lagi. Hanya saja, sia-sia ji
Narell tidak tahu bagaimana untuk merespons. Apakah ini yang dinamakan perbedaan budaya? Padahal dia sudah menjelaskan dengan sangat jelas, jangan-jangan Felix masih tidak mengerti?Hanya saja, setelah dipikir-pikir, tiba-tiba Narell merasa ada yang aneh. Bukankah penduduk Negara Xia suka melakukan permainan kata-kata? Apa mungkin Felix tidak memahaminya?“Maksud Tuan Felix ….” Narell masih tidak begitu mengerti.“Felix, apa kamu masih punya rencana lain?” tanya Enzo dengan penuh penantian.“Rencana lain? Tidak ada, aku tidak butuh rencana lain!” balas Felix sambil mengangkat-angkat pundaknya.Bahkan Enzo juga bingung dengan ucapan Felix. Apa yang sedang dia lakukan?“Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” tanya Enzo kembali.“Tunggu saja. Kalian akan tahu besok pagi! Oh ya, aku mau mengurung diri di kamar selama 3 hari. Jangan ganggu aku kalau tidak ada urusan penting!” Sambil berbicara, Felix pun sambil berjalan kembali ke kamarnya.Malam harinya, saat Arles sedang beristirahat di
“Aku sedang menertawakan Felix. Pantas saja dia mengatakan tidak ada bedanya. Setelah dilihat dari kondisi sekarang, sepertinya memang tidak ada bedanya!” jawab Enzo dengan kegirangan.Narell terbengong. Biasanya putranya kelihatan begitu dungu, tak disangka otaknya bisa berputar lebih cepat daripadanya. Kali ini, dia bahkan bisa memuji perbuatan Felix?“Nak, masalah nenek buyutmu ….”“Sepertinya Nenek Buyut sudah mau pensiun!” ucap Enzo dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia kembali menyantap sarapannya, tidak melanjutkan topik pembicaraan ini lagi.Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba kedua mata Narell berbinar-binar. Akhirnya dia mengerti apa yang ada di benak Felix!Rencana Felix ini memang terlihat tidak begitu memikirkan akibatnya. Namun sebenarnya, tidak ada akibat yang perlu dikhawatirkan.Kasus Arles pasti akan berdampak terhadap kekuasaan keluarga kerajaan. Demi mempertahankan posisi kerajaan di hati masyarakat, Ratu harus maju untuk menghukum Arles dan memberi penjelasan kepada
Felix membalikkan tubuhnya berencana kembali meneliti 54 Jarum Sheno. Hanya saja, belum sempat Felix berjalan jauh, malah terdengar suara dari belakang.Krak ….“Felix, kamu dingin sekali, kamu malah tutup pintu!” ucap Lisa dengan sedih sambil membuka pintu kamar.Kali ini Felix merasa sangat syok. Kenapa Lisa bisa punya kunci kamarnya?Sebelumnya Enzo pernah membuka pintu kamar Felix dengan kunci cadangan. Namun, jelas-jelas Felix sudah menyimpan kunci cadangan itu!“Kamu … gimana caranya kamu buka pintu kamarku?”“Pakai kunci? Dulu ketika aku main petak umpet sama Kak Enzo, dia seringkali mengunci diri di dalam kamar. Jadi, aku diam-diam menduplikat kunci semua ruangan di rumah ini!” Sambil berbicara, Lisa menggoyangkan kunci di tangannya.Felix kehabisan kata-kata. Mereka berdua memang kakak beradik!“Kamu akan jamuran kalau di kamar melulu. Ayo pergi!” ajak Lisa sambil menggandeng tangan Felix.“Bukannya aku sudah bilang untuk jangan ganggu aku selama tiga hari ini!”“Iya, sudah ti
Louris adalah kaum orang kaya raya di Negara Shawana. Awalnya dia memendam perasaan terhadap Lisa. Namun, Louris hanya bisa memilih untuk menyerah lantaran keberadaan Pierre. Dia merasa dirinya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Pierre.Namun siapa sangka Pierre akan terkena masalah! Bukan hanya Pierre saja, bahkan seluruh anggota keluarga intinya juga dikurung di penjara. Louris merasa ini adalah kesempatan emasnya. Dia tidak jadi menyerah.Saat mendengar kabar Lisa sedang jalan-jalan di mal, Louris merasa kesempatannya sudah di depan mata!Suasana hati Lisa sedang tidak bagus. Dia malas untuk menyapa Louris. Oleh sebab itu, dia bersikap sangat dingin terhadap Louris.Ketika menyadari ekspresi kesal di wajah Lisa, Louris langsung mengerti. Dia melambaikan tangannya terhadap orang di belakangnya, lalu dua orang pengawal langsung berjalan maju untuk membawakan barang belanjaan Lisa.“Kenapa Tuan Putri Lisa menenteng barang belanjaanmu sendiri? Anak buahmu sungguh tidak tahu sopan sa
Lisa diam-diam tersenyum. Meskipun pengawal-pengawal itu tidak sedang menenteng barang belanjaan, sepertinya mereka juga tidak sempat merespons ….Buktinya saat ini mereka semua baru merespons, bergegas meletakkan barang belanjaan ke lantai. Dua di antara mereka pergi menghalangi Felix, sedangkan dua pengawal lainnya berlari pergi memapah Louris.Amarah Louris spontan membara. Dia menatap Felix, lalu berkata, “Berani-beraninya kamu menendangku? Percaya tidak kalau aku akan menghabisimu!”Felix tidak meladeni Louris lagi. Dia melihat Lisa, lalu berkata dengan kesal, “Kenapa kamu belanja sebanyak ini? Nanti dikira orang kamu lagi kerjain dia. Masa suruh dia ambil barang sebanyak ini?”“Belanja itu hobi para wanita!”“Tapi apa kamu tidak bisa memikirkan keselamatan orang lain?” tanya Felix dengan tidak berdaya.“Berani-beraninya kamu merendahkanku? Hajar!” perintah Louris terhadap keempat pengawalnya.Setelah ucapan dilontarkan, keempat pengawal profesional langsung menyerbu ke arah Felix