“Sekarang … kamu jadi berkumis?” tanya Enzo dengan ragu.“Hah?” Terlihat ekspresi kaget di wajah Felix. Kenapa Enzo membahas masalah ini?“Kalau tidak, kenapa kamu tidak mencukur kumismu ketika mandi tadi?” tanya Enzo.Felix sungguh kehabisan kata-kata. Apa Enzo mencarinya demi masalah ini ….“Aku bahkan tidak tidur selama 7 hari ini. Mana mungkin aku sudah mandi?!”“Jadi, rambutmu ….”Enzo melihat rambut Felix yang begitu lembut dan rapi itu dengan penasaran. Apa ini efek dari tidak cuci rambut selama seminggu?“Apa kamu paham dengan energi sejati? Singkat kata, asalkan aku bisa terus memiliki energi sejati, tubuhku akan selalu dalam keadaan bersih.”Kedua mata Enzo spontan berbinar-binar. Dia pun bertanya dengan antusias tinggi, “Apa aku boleh mempelajarinya? Kalau aku bisa menguasai teknik ini, aku pun bisa punya lebih banyak waktu untuk mengutarakan perasaanku!”Felix sungguh kehabisan akal. Impian Enzo tinggi sekali, ya ….“Katakanlah, ada urusan apa mencariku?”“Oh ya, gara-gara
Lisa menjulurkan kedua tangannya untuk merangkul lengan Felix dan juga Enzo. Dia pun menyaksikan pertunjukan parade dengan gembira, tidak bermaksud untuk pergi.“Kamu … kamu ingin nonton pertunjukan parade di sini? Bukankah anggota kerajaan punya area menonton tersendiri?” tanya Felix dengan kebingungan.“Statusku terlalu rendah. Aku juga tidak bisa melihat apa-apa dari sana. Lagi pula, tidak akan ada yang tahu kalau aku keluar dari sana. Cepat lihat! Harry Potter-nya naik turun, ritmenya bagus sekali!”Naik turun?Ritme bagus?Apa-apaan? Lagi ….Kenapa seorang Tuan Putri bisa mengatakan ucapan seperti ini …."Posisi balon itu tidak menunjukkan banyak perubahan, seharusnya balon itu berbaring dengan posisi satu di atas satu di bawah!" Enzo pun menggelengkan kepalanya.Berbaring dengan posisi satu di atas satu di bawah …."Saya melihat peniupnya, dia meniup Harry Potter!" Lisa berkata dengan penuh semangat sambil menunjuk salah satu kaki Harry Potter.“Tiuplah dengan kencang. Dengan beg
Kebetulan Narell bertanggung jawab dalam pelaksanaan pertunjukan parade kali ini. Tentu saja Arles tidak akan melepaskan kesempatan emas ini.Di dalam Istana Gloria ….Mancidi sedang duduk di bangku utama dengan wajah muramnya. Sementara, yang lain hanya menundukkan kepala dan tidak berani bersuara. Mengenai Narell, dia sedang berlutut dengan dijaga oleh dua orang di belakangnya.“Seharusnya kalian tahu aku tidak akan toleransi terhadap barang ini, ‘kan? Kenapa bisa terjadi masalah seperti ini?” tanya Mancidi dengan ketus.“Nenek, aku merasa Hasmine bertanggung jawab atas perbuatan Narell!” ucap Arles.Raut wajah Mancidi semakin muram lagi. Dia pun bertanya, “Apa sekarang saatnya untuk membahas masalah tanggung jawab?”Arles sungguh terkejut. Dia memang adalah bandar narkotika yang bersembunyi di balik layar, hanya saja Arles bukanlah apa-apa di depan Mancidi.“Narell, apa yang ingin kamu jelaskan saat ini?” Kali ini, tatapan Mancidi tertuju pada Narell.“Tidak ada yang bisa kujelaskan
Seketika, tatapan semua orang spontan tertuju pada diri Arles. Bagaimanapun, hanya dia sendiri yang bersikeras mengatakan bubuk itu adalah narkoba, siapa tahu isinya hanyalah bubuk susu. Dialah yang seharusnya memberi penjelasan.Ketika menyadari orang-orang mulai menyalahkan Arles, dia bahkan kelupaan untuk merespons. “Masalah ini tidak ada hubungannya sama aku!”“Jadi, kenapa kamu bersikeras mengatakan bungkusan itu berisi narkoba?” tanya Narell.“Aku ….”Arles sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia merasa sangat serbasalah. Pada akhirnya, dia pun berkata, “Baiklah, aku hanya tidak puas karena Hasmine bisa begitu dihormati oleh Nenek. Sekarang ketika melihat suaminya terkena masalah, aku refleks mengira dia sudah melakukan hal yang melanggar hukum. Aku sudah dibutakan oleh rasa iriku. Aku terlalu tidak dewasa!”Narell tidak menyangka Arles akan menggunakan alasan seperti ini. Dia memang hebat!Hanya saja, memang tidak ada yang salah dengan ucapan Arles. Bagaimanapun, meski or
“Sekarang aku lagi menyelidiki di mana permasalahannya. Kamu tenang saja, aku pasti akan memberimu penjelasan!”Setelah mendengar ucapan Dean, kedua mata Arles spontan dipenuhi dengan aura membunuh. Dia pun berbicara dengan nada dingin, “Penjelasan? Sekarang aku sudah mengaku di depan semua orang kalau aku memang ingin menentang Hasmine. Aku sudah hampir kehilangan pendukungku. Apa gunanya penjelasanmu?”Melihat sepertinya Arles hendak membunuhnya, Dean spontan melangkah mundur. Meski Dean sudah sering bertemu dengan banyak tokoh terkemuka, dia tetap merasa takut ketika melihat tatapan Arles.“Kamu tenang saja. Belum pasti Hasmine akan menjadi penerus Ratu. Lagi pula, walau sekarang Narell bukanlah bandar narkoba, tidak berarti kelak dia tidak akan menjadi bandar narkoba. Kita hanya perlu mencari satu kesempatan untuk memfitnahnya lagi!” ucap Dean.Arles menghela napas, lalu berbicara dengan datar, “Setelah kejadian ini, kita tidak boleh menggunakan narkoba lagi. Hanya saja, sia-sia ji
Narell tidak tahu bagaimana untuk merespons. Apakah ini yang dinamakan perbedaan budaya? Padahal dia sudah menjelaskan dengan sangat jelas, jangan-jangan Felix masih tidak mengerti?Hanya saja, setelah dipikir-pikir, tiba-tiba Narell merasa ada yang aneh. Bukankah penduduk Negara Xia suka melakukan permainan kata-kata? Apa mungkin Felix tidak memahaminya?“Maksud Tuan Felix ….” Narell masih tidak begitu mengerti.“Felix, apa kamu masih punya rencana lain?” tanya Enzo dengan penuh penantian.“Rencana lain? Tidak ada, aku tidak butuh rencana lain!” balas Felix sambil mengangkat-angkat pundaknya.Bahkan Enzo juga bingung dengan ucapan Felix. Apa yang sedang dia lakukan?“Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” tanya Enzo kembali.“Tunggu saja. Kalian akan tahu besok pagi! Oh ya, aku mau mengurung diri di kamar selama 3 hari. Jangan ganggu aku kalau tidak ada urusan penting!” Sambil berbicara, Felix pun sambil berjalan kembali ke kamarnya.Malam harinya, saat Arles sedang beristirahat di
“Aku sedang menertawakan Felix. Pantas saja dia mengatakan tidak ada bedanya. Setelah dilihat dari kondisi sekarang, sepertinya memang tidak ada bedanya!” jawab Enzo dengan kegirangan.Narell terbengong. Biasanya putranya kelihatan begitu dungu, tak disangka otaknya bisa berputar lebih cepat daripadanya. Kali ini, dia bahkan bisa memuji perbuatan Felix?“Nak, masalah nenek buyutmu ….”“Sepertinya Nenek Buyut sudah mau pensiun!” ucap Enzo dengan acuh tak acuh. Kemudian, dia kembali menyantap sarapannya, tidak melanjutkan topik pembicaraan ini lagi.Setelah berpikir sejenak, tiba-tiba kedua mata Narell berbinar-binar. Akhirnya dia mengerti apa yang ada di benak Felix!Rencana Felix ini memang terlihat tidak begitu memikirkan akibatnya. Namun sebenarnya, tidak ada akibat yang perlu dikhawatirkan.Kasus Arles pasti akan berdampak terhadap kekuasaan keluarga kerajaan. Demi mempertahankan posisi kerajaan di hati masyarakat, Ratu harus maju untuk menghukum Arles dan memberi penjelasan kepada
Felix membalikkan tubuhnya berencana kembali meneliti 54 Jarum Sheno. Hanya saja, belum sempat Felix berjalan jauh, malah terdengar suara dari belakang.Krak ….“Felix, kamu dingin sekali, kamu malah tutup pintu!” ucap Lisa dengan sedih sambil membuka pintu kamar.Kali ini Felix merasa sangat syok. Kenapa Lisa bisa punya kunci kamarnya?Sebelumnya Enzo pernah membuka pintu kamar Felix dengan kunci cadangan. Namun, jelas-jelas Felix sudah menyimpan kunci cadangan itu!“Kamu … gimana caranya kamu buka pintu kamarku?”“Pakai kunci? Dulu ketika aku main petak umpet sama Kak Enzo, dia seringkali mengunci diri di dalam kamar. Jadi, aku diam-diam menduplikat kunci semua ruangan di rumah ini!” Sambil berbicara, Lisa menggoyangkan kunci di tangannya.Felix kehabisan kata-kata. Mereka berdua memang kakak beradik!“Kamu akan jamuran kalau di kamar melulu. Ayo pergi!” ajak Lisa sambil menggandeng tangan Felix.“Bukannya aku sudah bilang untuk jangan ganggu aku selama tiga hari ini!”“Iya, sudah ti