“Mundur!” seru Candra sembari menggendong Arya yang nampak sekarat itu.
Dengan cepat dia berlari menghampiri Dida yang sedang bersembunyi di balik reruntuhan. Pergerakan Candra pun diikuti oleh Reza, Idun dan juga Angel. Mereka semua mundur ke belakang.
“Tolong Arya, Dida,” pinta Candra yang khawatir jika sesuatu terjadi pada Arya.
Perlahan poin persentase health point milik anak laki-laki itu berkurang. Untung saja kondisi Dida sudah pulih, berkat memakan mutiara yang diberikan oleh seorang player yang bernama Shali.
“Tolong lindungi aku.” Dida meminta padaa teman satu timnya untuk melindungi dirinya. Khawatir ketika Dida memberikan penyembuhan pada Arya, mereka diserang, sehingga men-cancel skill yang sedang Dida gunakan.
“Barrier!” ucap Idun yang langsung membuat pelindung dari tanah.
Dida pun mencoba untuk berkonsentrasi. Dia harus segera memulihkan kondisi Arya yang sedang kritis. Dengan s
“Kita lakukan kombinasi jurus seperti ketika melawan Beelzebub,” ucap Arya pada teman satu timnya.“Aku dan Idun?” tanya Dida dengan mengerutkan keningnya.Arya pun hanya mengangguk sembari mantap serius seluruh anggotanya.“Dan, yang akan memimpin pertandingan kali ini adalah ….” Sebenarnya Arya sedikit ragu dengan kemampuan seseorang yang akan ia tunjuk sebagai ujung tombak timnya kali ini. Namun, bagaimana lagi? Kondisinya memang mengharuskan dia yang menjadi lawan Asmodeus kali ini.Terlihat kelima teman satu timnya menunggu kalimat lanjutan yang hendak diucapkan oleh Arya. Tidak biasanya Arya menyerahkan pertandingan kepada orang lain. Biasanya dia yang selalu memimpin tim. Tapi mengapa sekarang dia akan menyerahkan kepada orang lain?“Kak Dida,” ucap Arya dengan tegas.Ucapan yang baru saja keluar dari mulut Arya itu sontak memubuat kaget semua anggota Ravens Destroyers, tak terkecuali Dida. Terlihat perempuan itu membulatkan kedua bola matanya maksimal. Bahkan, mulutnya pun sed
Tubuh Asmodeus benar-benar terasa berat. Dia tidak bisa bererak sama sekali. Damage yang diberikan oleh tim Ravens Destroyers sangat membuatnya kewalahan. Semua ini karena skill ultimate dari sang pengguna elemen air. Kalau saja tsunami ini tidak ada, Asmodeus masih bisa menangani serangan dari pemain dengan elemen lainnya.“Arrrgh!”Yang bisa dilakukan oleh Asmodeus di sini hanya meraung. Dia merasakan badannya sangat sakit, seperti sedang di remas. Api yang sedari tadi keluar dari mulutnya dan berkobar di badannya padam begitu saja.“T-tuan, maafkan saya,” ucap si kepala banteng.“T-tuan, ce-pat panggil dia,” pinta si kepala kambing.Asmodeus paham dengan permintaan si kelapa kambing. Namun, dia tidak bisa fokus untuk melakukan hal itu.“Seben-tar, ber-tahan seben-tar la-gi,” ucap Asmodeus dengan terbata-bata.“Ti-tidak, T-tuan. K-kita tidak me-memiliki ba-nyak wak-tu.”Terlihat HP bar milik Asmodeus perlahan berkurang dan berubah menjadi warna merah. Tubuh besar iblis itu masih bep
“Dragon Hell!” seru Asmodeus dengan kekuatannya yang baru saja bertambah walau hanya sedikit.Arya hanya terperangah melihat apa yang ada di hadapannya. Sial! Iblis itu mengeluarkan jurusnya, yang tak bisa ditebak oleh Arya. Dan … semua usaha rekan satu timnya sia-sia, karena ulah pemain yang berlagak seperti pahlawan kesiangan.Terdengar gemuruh dari atas langit, yang kemudian disambung dengan suara petir yang menyambar kota itu. Dan, tak lama kemudian, seekor naga muncul dari atas langit.Wosssh!Naga tersebut terbang mengelilingi langit, lalu dia pun turun ke bawah mendekat ke arah Asmodeus. Dari mulut sang naga, ia menyemburkan api yang seketika kembali membakar seisi kota.“Bangsat!” ucap Reza sambil mengatur napasnya. Kekuatannya kini sudah tak banyak lagi. Dua kali dia mengeluarkan skill ultimate-nya dan itu benar-benar membuat energinya hampir habis.“Tenang, kita mundur!” seru Arya memerintah pada teman satu timnya.“Suck lust!”Deg.Tiba-tiba kaki Arya merasa sangat berat un
Kota Elfi kini seperti neraka. Si jago merah melahap setiap sudut tempat di kota tersebut. Teriakan histeris dari para pemain pun menggema. Tak sedikit dari mereka akhirnya meregang nyawa, terbakar oleh api sang hawa nafsu.Memang benar, dosa yang paling sulit dihindari oleh semua orang adalah hawa nafsu. Seperti kita ketahui, bahwa setiap manusia di dunia ini pasti memiliki nafsu. Namun, semua itu dikembalikan lagi pada diri kita masing-masing. Apakah bisa menahannya, atau malah melakukan hal yang sebaliknya?Di zaman sekarang ini banyak hal-hal gila yang dilakukan oleh manusia,. Perselingkuhan, perzinahan, penyimpangan seksual dan masih banyak lagi. Semua itu terjadi, karena manusia tidak bisa menahan gejolak nafsu dan birahinya. Mirisnya, sebagian besar manusia dengan terang-terangan mengumbar aib mereka sendiri. Seolah menyepelekan dan menormalkan hal-hal seperti itu. Padahal nafsu dan birahi yang tidak bisa dikontrol, dapat berakibat fatal. Karena hawa nafsu termasuk ke dalam sal
“Siapa kau? Diam di tempat!”Arya langsung tersentak dan diam mematung, tatkala mendengar seseorang menegurnya dengan tegas. Ia menelan ludah juga menjilat bibirnya yang terasa kering.“Angkat tanganmu!” tegas laki-laki itu lagi.Tanpa melawan, Arya pun langsung mengangkat kedua tangannya. Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah Arya. Bahunya naik turun, jantungnya pun berdetak cepat. Di saat seperti ini, pasti semua orang merasa khawatir dan terancam.Laki-laki yang tadi meminta Arya untuk diam membawa sebuah senjata api. Perlahan dia berdiri tepat di hadapan Arya.“A-arya?” Laki-laki itu memanggil nama Arya. “Kamu Arya, kan? Leader dari tim Ravens Destroyers?” tanyanya lagi.Mata Arya membulat sembari memandang ke arah lawan bicara yang ada di hadapannya. Siapa laki-laki ini? Kenapa dia mengenal Arya?“Benar, kamu Arya si bocah genius,” ucap laki-laki itu lagi.Mendengar dirinya dipuji, hidung Arya sedikit mengembang. Apa itu julukan Arya di game ini? Bocah Genius? Ah, tidak b
Dengan semangat dan harapan yang tersisa, para pemain yang ada dalam game tersebut berlari mengikuti para anggota Ravens Destroyers. Mereka yang memiliki jobclass selain penyembuh, langsung menghampiri Asmodeus. Satu persatu, para pemain yang masih memiliki kekuatan keluar dari tempat persembunyiannya.Sebelumnya Arya sempat berteriak dan didengar oleh pemain yang ada di sekitarnya. Untuk ikut bersamanya menyerang Asmodeus bersama-sama. Namun, dia pun membuat penekanan bagi para pemian dengan elemen api, untuk tidak menyerang Asmodeus menggunakan jurus mereka.Seruan Arya tersebut menyebar dari mulut ke mulut. Para pemain yang mengenal dan mempercayai Arya pun langsung ikut ke dalam pertempuran. Sedangkan untuk pemain yang memiliki kemampuan penyembuh, berdiri di barisan belakang. Sebisa mungkin stamina yang mereka miliki digunakan untuk memberikan penyembuhan bagi para pemain yang kritis. “Hahaha! Kalian masih memiliki keberanian untuk melawanku?” ucapan Asmodeus itu menggema. Tak a
“Lakukan setelah ada aba-aba dari saya. Sementara itu saya akan memberi tahu Idun dan Angel terlebih dahulu.”Dengan hati yang mantap, Arya menyetujui rencana tambahan dari Candra. Jika dipikir ulang, memang rencana Candra ini bisa sedikit menguntungkannya. Kalau berhasil dan presentase health point milik Asmodeus berkurang. Maka itu akan menjadi keuntungan untuk mereka. Di mana ke sepuluh pemain dengan elemen air hanya tinggal memberikan eksekusi terakhir.“Roger!” Candra pun menarik kedua sudut bibirnya. Senyuman kecil terlihat mengembang di wajahnya.Pria itu pun terus berlari lebih cepat menuju danau. Di belakangnya masih terlihat Asmodeus mengamuk dengan membabi buta. Pasti iblis itu juga sudah ingin mengakhiri permainan ini. Namun, Candra akan memastikan permainan ini berakhir tidak sesuai dengan ekspektasi dan keinginan sang iblis.“Aaakk!”Terdengar teriakan dari beberapa pemain yang sudah tak sanggup unt
“Wind bazooka!”Wush! Bugh!Sebuah peluru bulat melesat di udara dan langsung mengarah ke arah Asmodeus yang terlihat lemah. Dengan kekuatan angin yang kencang mendorong peluru tersebut. Membuat sebuah efek hantaman dahsyat pada Asmodeus.Zrrrtt! Byuur!Seketika Asmodeus terdorong oleh peluru tersebut sampai ke danau.Arya yang menyaksikan aksi heroik itu langsung mengehela napas lega. Ia langsung mengarahkan pandangannya ke arah orang yang baru saja melancarkan serangan pada Asmodeus.“Pak Noci,” ucap Arya dengan mata membulat.Ya, orang yang baru saja menyerang Asmodeus adalah Noci, anggota dari Grim Reaper. Arya sontak terkejut dengan keberadaan Noci. Pasalnya seingat Arya, saat dia menjemput Shali dari persembunyian tim Grim Reaper. Laki-laki itu memutuskan untuk menjaga sang leader yang sedang terbaring lemah.“Pak Noci!” teriak Arya sembari berlari ke arah laki-laki itu. “Terima kasih,” ucapnya kemudian.Noci pun tersenyum. “Tidak usah berterima kasih. Kita harus saling membantu