Share

86. SANG PENIRU

“Beraninya kau mengganggu makan siangku, bocah tengik!” geram Layla. Kini wajahnya tak seayu tadi. Matanya menatap Arya dengan tajam. Bahkan, terlihat pupil matanya pun mengecil seperti mata ular.

Arya tak gentar, walau Layla menggeretak. Kedua kakinya itu bersiap dengan posisi kuda-kuda. Sedangkan kedua tangannya memegang wallace sword dengan erat.

“Beraninya kau memanipulasi ingatanku! Sampai-sampai aku melupakan Bang Firman, teman satu timku!” serang Arya. Ia yakin, kalau penyebab dari dia melupakan Firman adalah perempuan ini. Arya juga yakin, kalau sampai perempuan di hadapannya ini dibiarkan. Tentu akan berdampak buruk bagi semua.

Layla membulatkan matanya, lalu dia mendengus dan menyeringai, “Aku? Memanipulasi ingatamu? Beraninya kau menuduhku!” tampik Layla.

Arya menyipitkan matanya, dia tak terprovokasi.

“Bukan aku yang memanipulasi ingatanmu, tapi temanmu sendiri yang meminta. Dia sendiri yang berkata kalau dia tidak peduli dengan timnya. Dia juga tak masalah kalau kalian me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status