Share

Bab 31

Author: yanticeudah
last update Last Updated: 2025-02-23 00:40:15

Aku tiba di depan rumah Egi yang tampak sunyi, namun ada mobil Mas Dimas di depan rumah itu. Untuk apa Mas Dimas berkunjung ke rumah Egi? Apa yang mereka lakukan? Bermain game? Atau...

Gegas aku turun dari mobil, aku merasa kakiku tak berpijak di tanah, tubuhku gemetaran dan tanganku dingin. Aku mengatur nafas dan berusaha untuk tenang.

Kemudian masuk ke rumah Egi, kebetulan pintu rumahnya tak dikunci. Aku masih berharap mereka hanya sekedar bermain game sambil makan kuaci atau hanya sekedar bercengkerama sambil merokok.

Pintu utama terbuka, aku menutup nya kembali dengan perlahan. Aku menuju ruangan tengah, tak ada siapa pun. Rumah besar ini terasa sangat sunyi apa lagi penghuninya hanya Egi saja. Aku kembali mencari keberadaan Mas Dimas di ruangan yang lain namun mereka tak ada.

“Apa mungkin mereka berada di kamar?? “ gumamku. Sambil melirik pintu kamar.

“Ya Allah.. Apa mimpi beberapa hari yang lalu akan menjadi kenyataan?” Aku berdiri di depan pintu kamar Egi, mengambil ponsel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 1

    Pesta pernikahan mewah baru saja digelar, aku sangat bahagia bisa menikah dengan seorang Dimas Mahardika, laki-laki tampan dan juga mapan yang baru saja menghalalkanku. Yah, apa lagi yang aku cari dari Mas Dimas, sudah ganteng pekerja keras, memiliki karir yang bagus dan yang paling penting dia mengerti agama. Aku berharap Mas Dimas bisa membimbingku hingga ke jannah-Nya. Aku bisa melihat kebahagiaan di wajah Papa dan Mama saat melihat putri tunggalnya telah menikah dengan orang yang tepat. Walaupun sebenarnya aku dan Mas Dimas belum lama kenal, yang membuat aku yakin, Mas Dimas tidak mengajak aku untuk pacaran tapi melainkan langsung menikah. Siapa yang bisa menolak, dinikahi pria mapan dan juga tampan seperti Mas Dimas. Aku dan Mas Dimas turun dari mobil pengantin dan langsung masuk ke dalam rumahku, aku mengajak Mas Dimas untuk masuk ke kamarku. Kami belum merencanakan bulan madu, karena waktu cuti Mas Dimas tidak panjang. Sehingga bulan madu kita tunda dulu. "Ini kamarku

    Last Updated : 2025-01-07
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 2

    Aku kaget saat tiba-tiba ia mendorongku, mengapa dia mendorongku? Apa dia tak menginginkan aku bermesraan dengannya. Seketika pikiranku di landa berbagai tanda tanya yang berkecamuk di pikiranku. "Mas, aku istrimu!" Seruku. Ia.masih yang belum sadar karena mungkin kami baru saja menikah kemarin. Ia menatapku sesaat dan mengusap wajahnya dengan tangannya. "Astaghfirullah, maaf sayang aku pikir kamu siapa, otakku belum ngeh kalau aku udah punya istri," ungkapnya. Aku tersenyum dan kembali beringsut untuk mendekatinya. Kembali memeluknya ingin merasakan kehangatan dari tubuh Mas Dimas di pagi yang dingin ini. Biasanya pengantin baru pagi hari adalah hal wajib yang harus dilakukan sepasang suami istri. Apa lagi dari semalam Mas Dimas telah menundanya dengan alasan capek. Biasanya wanita uang seperti itu, namun ini malah terbalik. "Udah nggak capek lagi kan Mas?" Tanyaku lembut. Ia melihat ke arahku dan menggeleng. "Udah enggak lagi sayang, semalam aku tidurnya nyenyak banget," j

    Last Updated : 2025-01-08
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 3

    Aku agak kaget saat mendengar Rendi memanggil Mas Dinas dengan sebutan sayang. Mengapa seorang lelaki memanggil laki-laki yang lain dengan sebutan sayang. "Maaf, saya istrinya Mas Dimas, ada apa ya?" Tanyaku kemudian. "Eh Maaf, Mbak Naya ya, Dimas mana Mbak?" Tanyanya di seberang sana. "Mas Dimas sedang di toilet," jawabku singkat. "Oh ya udah, nanti aja aku telpon lagi," ucapnya dan menutup sambungan telepon tanpa basa-basi sejenak. Aku meletakkan ponsel Mas Dimas lagi, saat itu juga Mas Dimas kembali dari toilet, hatiku mulai tak tenang saat mengingat rekan kerjanya itu memanggil sebutan sayang pada Mas Dimas. Apa dia sendang bercanda? "Mas tadi ada telepon dari Rendy office," ucapku. Aku melihat raut wajah Mas Dimas agak panik, namun cepat ia sembunyikan dan bertanya," Dia bilang apa?" "Dia nanyak kamu, nanti dia telepon lagi," jawabku. "Oh, dia mau nanyak soal kerjaan mungkin, Nay," ucap Mas Dimas santai. Aku mengangguk-angguk mengerti. "Tapi Mas,.kenapa dia tadi man

    Last Updated : 2025-01-09
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 4

    Aku menarik tangan Mas Dimas agar dia melihat ke arahku. Karena dari tadi ia terus mengindari tatapanku. "Mas??!" Panggilku lagi, akhirnya di menatapku. "Naya.. bukan itu, bukan itu Nay," jawabnya dengan penuh penekanan. "Jadi kenapa?!" Tanyaku dengan nada tinggi sambil menantang tatapannya. "Aku belum siap Nay, aku belum siap untuk punya anak," jawabnya. Jawaban yang tidak masuk akal, kenapa dia bilang tak siap punya anak, padahal ia bisa membicarakan ini denganku. Aku tertawa getir sambil menggelengkan kepalaku. "Kalau kamu belum siap punya anak, kita bisa menunda punya anak Mas, kenapa kamu tidak mau membicarakan hal ini denganku. Aneh kamu Mas," ungkapku dengan nada kesal, alasan Mas Dimas seperti tak masuk akal. "Ya..tapi aku nggak bisa jelasin ke kamu sekarang, plis aku kasih aku waktu," ucapnya sambil memohon. "Kenapa kamu tak bisa kamu jelaskan padaku, kita itu suami istri, kamu harus terbuka soal apa pun padaku. Apa kamu nggak cinta sama aku?" Tanyaku. Ia berge

    Last Updated : 2025-01-09
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 5

    Mas Dimas sangat paham cara membuat aku agar tak marah lagi padanya, sentuhan-sentuhan lembut ia berikan padaku, membuat aku semakin bergairah. Tiba-tiba saja aku ingat pada misiku sebelumnya.Ini saatnya aku memberanikan diri untuk menyentuh bagian sensitifnya Mas Dimas untuk membuktikan kata-kata Mela tadi siang. Aku yakin Mela salah, namun apa alasan lain Mas Dimas tak mau menyentuhku?Sebelumnya aku tidak pernah melakukannya karena aku masih malu, maklum aku dan Mas Dimas baru saja menikah dan kami juga tak pacaran. Sehingga rasa canggung tentu saja menguasai diri ini.Nafasku terasa naik turun saat Mas Hanif mulai melancarkan aksinya, menyentuh setiap bagian tubuhku. Apakah ini akan menjadi malam pertamaku??Namun, saat itu juga tanganku bergerak untuk ikut menyentuh bagian sensitif miliknya. Tapi sayangnya, sepertinya ia sadar dan menepis tanganku dengan kasar."Mas..." ucapku lirih.Aku kaget karena baru saja kami bermesraan, tiba-tiba saja ia tak terima saat aku akan menyent

    Last Updated : 2025-01-09
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 6

    "Nay...plis maafkan aku, aku nggak mau kita pisah, aku akan berusaha berobat, kata orang bisa sembuh kok," ungkap Mas Dimas. "Kalau memang bisa sembuh kenapa Mas tidak berobat dari dulu?" Tanyaku sinis."Udah Nay, cuma mungkin aku tidak terlalu yakin untuk berobat sampai sembuh," ungkapnya."Apa mungkin karena mamang nggak mau sembuh??" Pikirku. Jika Mas Dimas seperti ini aku tidak akan mendapatkan keturunan dari Mas Dimas. Harus kah aku bertahan dan memberikan Mas Dimas kesempatan? Jika Mama dan Papaku tahu tentang Mas Dimas mereka pasti akan sangat terpukul."Aku tahu, aku sudah tak jujur pada mu dari awal, tapi aku tak bisa mengatakan padamu, karena takut kamu akan menolakku. Aku sudah terlanjur cinta saat pertama kali melihatmu Nay," ungkap Mas Dimas bersungguh-sungguh. Aku menatap netranya, mencari kesungguhan di sana. Aku juga punya banyak pertimbangan untuk memutuskan hubungan pernikahan ini, Papa dan Mama pasti akan sangat malu karena mereka selalu membanggakan Mas Dimas di

    Last Updated : 2025-01-17
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 7

    Ah, untuk apa memikirkan hal yang tak penting untuk sekarang ini, rumah tanggaku saja dalam masalah. Malah memikirkan story Egi yang tidak ada hubungannya dengan rumah tanggaku. "Ihh, keren semalam kayaknya dia makan malam di restoran di tepi pantai yang harga makanannya selangit itu, aku mau dong ke sana,," ungkap Mela kemudian. "Lihat Mel?" Ungkapku sambil melihat ponsel Mela, Mela menunjukkan padaku. Aku jadi ingat semalam Mas Dimas juga mengunggah story nya sedang makan malam di restoran itu. Mengapa kebetulan sama dengan story Egi? "Mas Dimas juga makan malam di situ semalam Mel," ucapku. Tapi, Mas Dimas makan malam bareng Rendy dan Bosnya. Apa Mas Dimas tidur bareng Rendi juga ya? Ah...pikiran apa pula ini. Apa mungkin aku terlalu berlebihan, terlalu overthinking karena saat ini pikiranku sedang sangat kacau. "Jangan-jangan mereka ketemu lagi Nay. Mas Dimas dan Egi saling kenal kan?" Aku mengangguk dan hanya tersenyum getir dan menepis semua prasangka buruk ku. "Seru ya

    Last Updated : 2025-01-18
  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 8

    Pagi harinya Mas Dimas tak menyapaku, ia sepertinya masih marah padaku, seharusnya aku yang marah padanya. Tapi kenapa jadi kebalik ya? Saat Mas Dimas baru selesai mandi, aku menghampirinya. "Mas maafkan aku, aku percaya kok, jika kamu lembur. Tapi kalau Sabtu Minggu, aku minta waktumu. Aku ingin seperti orang-orang pengantin baru, jalan berdua, makan berdua, gitu," ucapku sambil menahan gengsi dari dalam diriku. Ia tersenyum dan mengecup ku sekilas. "Yah, aku juga minta maaf ya, aku tuh capek banget lho sayang...mana harus bolak balik ke Bali, ngurusin proyek. Kamu tahu kan, proyek yang aku pegang bukan hanya di Bali. Ini untuk kamu juga kan?" Aku mengangguk dan tersenyum, melihat wajah tampan itu tersenyum padaku, membuat semua yang telah terjadi seolah terlupakan. "Nah gitu dong kamu harus paham. Uang bulanan kamu bulan ini, nanti aku transfer ya?" "Masih ada kok Mas, yang bulan lalu aja masih utuh," ucapku. Dia menyentuh daguku dan memandangiku. "Kewajiban aku menafkahi is

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 31

    Aku tiba di depan rumah Egi yang tampak sunyi, namun ada mobil Mas Dimas di depan rumah itu. Untuk apa Mas Dimas berkunjung ke rumah Egi? Apa yang mereka lakukan? Bermain game? Atau... Gegas aku turun dari mobil, aku merasa kakiku tak berpijak di tanah, tubuhku gemetaran dan tanganku dingin. Aku mengatur nafas dan berusaha untuk tenang. Kemudian masuk ke rumah Egi, kebetulan pintu rumahnya tak dikunci. Aku masih berharap mereka hanya sekedar bermain game sambil makan kuaci atau hanya sekedar bercengkerama sambil merokok. Pintu utama terbuka, aku menutup nya kembali dengan perlahan. Aku menuju ruangan tengah, tak ada siapa pun. Rumah besar ini terasa sangat sunyi apa lagi penghuninya hanya Egi saja. Aku kembali mencari keberadaan Mas Dimas di ruangan yang lain namun mereka tak ada. “Apa mungkin mereka berada di kamar?? “ gumamku. Sambil melirik pintu kamar. “Ya Allah.. Apa mimpi beberapa hari yang lalu akan menjadi kenyataan?” Aku berdiri di depan pintu kamar Egi, mengambil ponsel

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 30

    Aku menangis sejadinya, tak menyangka ternyata Egi dan Mas Dimas menjalin hubungan. Aku menangis dan meraung-raung hingga rasanya dada ini terasa sesak. Rasanya aku kesulitan bernafas dan hendak berteriak sekerasnya. Namun suara itu hanya tercekat di tenggorokan. “Sayang... Sayang... Naya... !!“Sayup-sayup aku mendengar suara Mas Dimas dan aku merasa ada yang menepuk-nepuk pipiku. Aku membuka mata perlahan dan melihat ada Mas Dimas yang terlihat sangat Khawatir di depan wajahku. “Naya kamu mimpi, bangun, kamu udah bangun kan?? “ tanya Mas Dimas lagi. Aku mengangguk dalam kebingungan. Melihat ke kiri dan ke kanan. Ternyata aku tidur di atas sofa di ruang TV. “Egi mana? “ tanyaku sambil mengusap sisa air mata di pipi. “Egi? Tak ada Egi di rumah ini, kamu pulang kerja, terus tiba-tiba kamu tertidur di sini. Saat aku sedang mandi tiba-tiba kamu teriak dan Nangis-nangis,” Jawab Mas Dimas menjelaskan. “Benaran?? “ tanyaku. “Iya, aku sampai kaget lho. kamu mimpi apa? Kok sampai segit

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 29

    Aku menghempas kan tubuhku di ranjang, capek juga..aku menoleh pada mas Dimas yang sepertinya sudah tidur dari tadi.Aku tersenyum dan masih bisa merasakan kebahagiaan Mela saat Egi menyarungkan cincin di jari manisnya. Ia bahkan tak henti-hentinya bibirnya membentuk senyuman. “Semoga Mela dan Egi bisa melanjutkan ke jenjang pernikahan, “ gumamku. Mas Dimas terbangun, saat aku merebahkan tubuhku di samping mas Dimas. “Udah pulang sayang?? “tanya Mas Dimas dengan suara serak. “Iya Mas, udah. Tadi Mela dan keluarga nya nanyak kamu, “ ungkapku. “Kamu bilang apa? ““Aku bilang saja kamu sakit,” Jawabku. Kemudian mas Dimas menanyakan bagaimana acara pertunangan Egi dan Mela. “Mereka sangat bahagia, begitu juga kedua keluarga mereka. Semua mendesak agar Egi dan Mela yang perlu lama-lama bertunangan, “ ucapku sambil tersenyum. “Egi bagaimana? “tanya Mas Dimas. “Bagaimana apanya?? ““Yah, apa dia juga terlihat bahagia seperti Mela atau bagaimana? “ Aku mengernyit kan dahiku saat mende

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 28

    Aku pulang ke rumah dengan hati yang sangat bahagia, bisa berbaikan dengan Mela adalah harapanku. Aku juga sama seperti Mela tak tahan lama-lama tidak mengobrol dengannya. Tiba-tiba saja aku ingat, jika aku punya gaun berwarna biru muda. Tapi sepertinya Mas Dimas tidak punya kemeja biru. Ada tidak ya? Gegas aku melajukan mobil pulang ke arah rumah dan menanti kepulangan Mas Dimas. Tak sabar ingin memberi tahu Mas dimas jika Mela dan Egi akan bertunangan nanti malam. Begitu tiba di rumah, ternyata mas Dimas sudah pulang, mobilnya sudah terparkir rapi di garasi.“Tumben dia pulang cepat, “ gumamku. Gegas aku turun dari mobil dan menemui Mas dimas. Ia sedang duduk di ruang keluarga sambil memijat kepalanya. “Mas..? ““Hey sayang kamu udah pulang?” Mas Dimas menyambut ku dengan kecupan di bibir. “Iya, tumben Mas pulang cepat, “ ungkapku. “Iya, kebetulan semua kerajaan udah selesai aku kerjakan dengan cepat tadi siang, “ jawab Mas Dimas. Wajahnya terlihat kusut dan juga seperti kele

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 27

    Hari berlalu, Egi dan Mela sudah tak pernah lagi datang ke rumahku. Sejak kejadian itu, Mela mungkin mengadukan hal ini pada Egi. Ia menyampaikan pada Egi, jika aku keberatan jika Egi selalu datang ke rumah ini. “Nay.. Kalian kenapa? Kok sekarang Mela sudah jarang datang ke rumah ini? “ tanya Mas Dimas saat menyadari Mela yang kini jarang datang ke rumah ini. “Apa nya yang kenapa? Aku dan Mela baik-baik saja kok. Mungkin Mela aja yang terlalu baperan,” ungkapku. “Kalau ada masalah lebih baik bicarakan baik-baik jangan seperti ini. Sampai Egi juga nggak pernah kemari lagi. Ada apa sih? “ selidik Mas Dimas lagi. "Nggak ada Mas, namanya sahabatan terkadang sering terjadi salah paham. Nanti juga baikan lagi kok, “ ucapku santai. Aku tak mungkin menceritakan apa yang telah terjadi di antara kami. “Egi juga nggak pernah datang ke sini lagi, emang ada apa sih? “ tanya Mas Dimas mengulang pertanyaannya. Aku melihat mata Mas Dimas, entah dia pura-pura bertanya atau memang benar-benar ta

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 26

    Aku meraih celana dalam berwarna maroon itu, tentu saja dengan tangan kiriku, takut nanti ternyata celana dalam itu adalah milik Egi. Apa lagi celana dalam bekas pakai. “Tapi, mirip punya Mas Dimas, aku hapal betul merk dan ukuran celananya, “ gumamku sambil memperhatikan celana yang ada di tangan kiri ku ini. Darahku berdesir saat mengingat jika kemungkinan Egi dan Mas Dimas semalam sempat melakukan... Gegas aku keluar dari kamar itu dan menemui Mas Dimas yang masih tidur di kamar. Dengan setelah berlari aku masuk ke kamar dan membangunkan Mas Dimas. “Mas? Mas? Bangun! “ ucapku sambil berdiri dengan menjinjing celana dalam berwarna maroon gelap itu. “Mas! Mas! Bangun! “ seruku. Mas Dimas menggeliat, ia membuka matanya sesaat, tapi kemudian ia tidur lagi. “Mas, ada yang ingin aku tanyakan, “ ucapku lagi sambil Menggoyang-goyangkan bahu Mas Dimas dengan kesal. “Apa sih sayang... Aku ngantuk banget, “ keluhnya sambil bangkit dari tidurnya dan mengucek matanya. “Ini punya siapa?

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 25

    Aku sudah berdamai dengan keadaan, walaupunMas Dimas yang tak bisa menjadi laki-laki perkasa. Sepertinya aku yang harus benar-benar menunggu Mas Dimas bisa sembuh. Ia sudah banyak berubah dan aku menghargai itu. Namun, beberapa hari kemudian Egi kembali bertandang ke rumahku di malam Sabtu. Katanya dia suntuk di rumah sendirian. Ia tak datang bersama Mela. Katanya Mela ada acara keluarga, jadi tak bisa menemani Egi. “Suntuk Naya... Aku bosan sendirian di rumah, Mela juga nggak bisa aku ajak keluar, katanya ada acara keluarga. Kebetulan Mas Dimas ngajak aku main game bola, ya kenapa aku tolak, “ ungkap Egi beralasan. Alhasil Mas Dimas dan juga Egi bermain game hingga larut malam. Aku segera berpamitan pada mereka dan tidur ke kamar. Membiarkan mereka berdua yang asik sekali bermain game. “Aku tidur duluan ya Mas, ngantuk, “ pamitku. “Ya, ya Nay. Kamu tidur duluan aja, ” Mas Dimas menjawab tanpa menoleh padaku. Karena matanya fokus ke

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 24

    Dan mereka ternyata sedang.... “Eh kalian! “ sapa Mas Dimas santai. Ia melanjutkan mencabut uban Egi yang ada di bagian depan kepalanya sambil berbincang-bincang. Hei, tadi apa yang aku lihat, tadi aku melihat adegan mereka sedang berciuman, kepala Mas Dimas bergerak ke kiri dan ke kanan. Benar, aku melihat mereka, tak seperti ini sedang berbincang-bincang. “Uban pacar kamu banyak juga ya Mel. Kamu nggak pernah nyabutin? “ tanya Mas Dimas sambil fokus mencari uban di kepala Egi, apa mereka seakrab inj sekarang?? Heran. “Enggak Mas, gue paling males kalau disuruh cabutin uban, Egi sering minta ke gue untuk nyabutin ubannya, “ jawab Mela.“Ini Gi, dapat satu lagi,” ucap Mas Dimas sambil memberikan satu helai uban ke tangan Egi. Aku masih bengong dan munhkin terlihat melongo di depan mereka berdua. Mas Dimas menghentikan aktifitasnya dan melihat ke arah kami berdua dengan raut wajah keheranan. “Kalian kenapa? Wajahnya tegang gitu? Bengong kayak sapi ompong, “ tanya Mas Dimas. Egi ter

  • Tujuh Bulan Menikah Aku Masih Perawan    Bab 23

    Mela tersenyum dan bangkit dari duduknya. "Aku tinggal dulu ya Yang.., " ucap Mela lembut. Aku mendorong bahu Mela, geli melihat mereka yang biasanya berumur elo-gue jadi sayang-sayangan. "Kamu ya Mel, kalau sama Egi aja pakai aku-kamu, sama aku Gue-Elo, udah sayang-sayang pula lagi sekarang, " ungkapku meledek Mela. "Ya iyalah namanya juga baru jadian, pasti deh mesra, iyakan ayang... " ucap Mela lagi manja.Egi hanya tersenyum sekilas saja. Sikap Egi memang agak dingin sebagai cowok, disitulah letak pesinanya. Begitu kata Mela padaku. Sedangkan Mela hanya cengar-cengir tak jelas. "Huu... dasar! " aku kembali mendorong tubuh Mela pelan, ia hanya tertawa tengil. Kemudian aku beralih pada Egi. “Egi kami tinggal dulu ya, nanti kalau Mas Dimas sudah selesai mandi, dia yang akan nemenin kamu, “ ungkapku pada Egi sebelum pergi ke dapur. “Iya, santai aja kali.” Aku tersenyum dan meninggalkan Egi dan pergi ke dapur untuk memasak bersama Mela. “Masak yang enak ya Nay! “ ser

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status