Share

Petaka Baru

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

#97

Bu Intan segera menggelengkan kepalanya. Ia mengusir pikiran liarnya yang menduga-duga kalau Arvin menyukai Tasya. Padahal itu belum tentu terjadi. Apalagi saat Arvin tau kalau Tasya sudah tidak suci lagi, bahkan terancam tidak dapat mempunyai anak. Mungkin kisahnya akan lain.

'Ya ampun. Kenapa aku malah mikirin hal yang aneh-aneh,' gumamnya kemudian. Bu Intan segera menepis angan-angan anehnya itu. Ia tak habis pikir bisa-bisanya berpikir demikian, sedangkan kondisi Tasya begitu.

Arvin tampak canggung di hadapan Tasya. Pun sama dengan Tasya, keduanya merasa canggung satu sama lain. Sehingga seolah kehilangan topik untuk dibicarakan.

Bu Intan segera menyadari hal itu, dan menarik kesimpulan kalau kehadiran dirinya lah yang membuat mereka tak leluasa untuk mengobrol dengan bebas. 'Sepertinya, aku harus keluar dari sini. Biar mereka bebas untuk mengobrol,' kata Bu Intan kemudian. Lantas, ia pun segera melakukan aksinya.

Bu Intan bangkit lalu mendekati ranjang Tasya.

"Ibu mau ke mana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Hubungan Terlarang

    #98Setelah menyelesaikan urusannya di kantor polisi. Angga pun memutuskan untuk pulang ke rumah dulu. Ia pun sempat mengirimkan pesan singkat pada Bu Intan untuk memberitahukan kalau dirinya tidak akan kembali ke rumah sakit, mungkin besok.Angga teringat kejadian sebelum dirinya pergi ke kantor polisi. Pengakuan mencengangkan dari Aluna membuatnya emosi."Aku hamil." Dua kata itu terus terngiang dalam benak Angga dan itu membuatnya frustrasi.Mengetahui jika dirinya mandul dan ternyata Jelita bukanlah darah dagingnya adalah pukulan terberat bagi hidup Angga. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa sekarang, Aluna kembali mengatakan kalau dirinya sedang hamil.'Aku telah salah mengenal Aluna selama ini. Kupikir aku telah mengenalnya dengan sangat baik, ternyata begitu banyak yang ia sembunyikan. Kali ini aku nggak akan biarkan dia membohongiku lagi.' Angga membatin dalam hatinya. Ia bertekad untuk segera menyelesaikan masalahnya dengan Aluna secepat mungkin.Angga terpikir untuk menalak

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Memergoki Angga

    #99Usai pergumulan mereka berakhir. Angga melenguh panjang saat puncak kenikmatan berhasil diraihnya. Rasa penat yang sejak tadi menderanya sedikit terobati. Keduanya masih berdiam di balik selimut dan larut dengan pikiran masing-masing.Syahna meneteskan air matanya dan terisak karena telah melakukan hal yang tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Angga menyadari tangisan Syahna lantas menoleh ke arah si gadis, yang baru saja menyerahkan kesuciannya pada Angga. Sedikit merasa bersalah, tapi Angga juga menikmatinya sehingga ia harap tidak ada kekecewaan dalam diri Syahna."Kenapa kamu menangis, Syahna?" tanya Angga seraya mem**belai pucuk kepala Syahna dengan lembut dan mesra. Ia merasa tak tega telah membuat Syahna menangis dan sepintas rasa bersalah pun mengganggu benaknya.Syahna bergeming, tak mau membuka suara. Hanya air matanya lah yang berbicara saat ini. Dan Angga pun berusaha sebisanya untuk membuat Syahna mau meredakan tangisnya. Apa pun caranya, ia akan membuat perasaa

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Talak

    #100"A–apa ini, Mas?" tanya Aluna gugup. Ia merasa sekujur tubuhnya kaku saat menerima uluran kertas itu. Pikirannya sudah menduga kalau akan terjadi sebuah masalah yang besar. Wajah Angga terlihat begitu murka hingga Aluna pun tak kuasa untuk sekadar menatap matanya."Bacalah. Nanti kamu akan tahu apa isi surat itu," ucap Angga dingin. Suaranya begitu datar dan angkuh di saat yang bersamaan.Aluna masih terduduk di lantai. Saat Angga menghempaskan dua lembar kertas putih padanya. Surat keterangan dari dokter tentang kondisi kesuburannya, serta hasil tes DNA Jelita. Semua itu harus Aluna baca agar ia tahu apa alasan Angga terlihat begitu marah saat ini.Bola mata Aluna bergerak gelisah, ia berusaha membaca dan memahami semua yang tertulis di kertas-kertas itu. Ia tak percaya jika Angga akan mendapatkan semua bukti itu. Dan entah sejak kapan Angga memiliki surat-surat ini."Ini … pasti rekayasa, Mas! Mas jangan mengada-ada!" pekik Aluna begitu selesai memahami isi tulisan di kertas-ke

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Hancur

    #101"Pergilah! Aku tak mau melihatmu lagi di sini."Angga berucap dengan nada sinis. Wajahnya tampak kaku dan mengeras. Bagi Angga, sudah tak ada belas kasihan lagi untuk Aluna.Dia tidak akan pernah bisa memaafkan kesalahan Aluna lagi hingga kata talak akhirnya terucap dari mulutnya. Aluna menangis pilu, masih bersimpuh di lantai mengharap belas kasihan dari Angga. Tetapi, sayangnya Angga sudah bulat dengan keputusannya.Ia mati rasa. Dan Angga tidak memedulikan Aluna lagi yang meratap, memohon maafnya."Maaf, Mas. Aku mohon sama kamu jangan begini. Aku tau aku salah, tapi aku pun berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diriku. Bagaimana dengan Jelita, bagaimana kamu akan menjawabnya kalau dia menanyakanku." Aluna malah membawa nama Jelita, agar Angga jatuh iba dan merubah pikirannya."Jangan membawa-bawa Jelita. Kamu juga bahkan selalu pergi dan menitipkan Jelita pada orang lain, 'kan? Bukannya kamu nggak begitu peduli sama Jelita, kenapa sekarang kamu sok peduli pada anak

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Diusir

    #102Keesokan paginya, Aluna keluar dari kamarnya. Ia menangis semalaman hingga tak sadar dirinya jatuh tertidur saat tengah mengemasi pakaiannya. Rasanya menyakitkan sekali dicampakkan oleh suami. Tapi, Aluna seolah masih enggan menerima kenyataan itu. Rasanya sulit menerima kenyataan kalau dirinya terusir dari rumah ini dengan keadaan yang sangat hina.Padahal, tak dapat dipungkiri jika semua itu adalah karena perbuatan bodohnya sendiri. Pagi itu, saat Aluna hendak pergi ke dapur dan menikmati sarapan seperti biasanya. Ia melihat Syahna dengan rambut basahnya sibuk berjibaku di depan kompor dengan berbagai macam bahan masakan. Gadis itu tak menyadari kehadiran Aluna dari arah belakang sebab, Aluna melangkah tanpa menimbulkan suara gaduh.Mata Aluna nyalang melihat rambut Syahna yang tampak basah. Kemarahannya yang belum usai kembali muncul lagi, dan memuncal. Ia pun kalap dan berlari cepat menghampiri Syahna yang masih belum sadar akan serangan yang akan menimpanya.. Ia ingin memaki

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Terkejut

    #103"Kita mau ke mana, Pak Angga?" tanya lelaki yang duduk di belakang kemudi.Angga sudah duduk di depan bersama sang sopir, dan Syahna duduk di belakang, di kursi penumpang."Kita ke rumah sakit tempat Tasya dirawat aja, Pak. Sekalian saya juga mau jenguk Tasya, gantian sama ibu," sahut Angga.Tubuh mungil Jelita menggeliat di pangkuan Angga. Lelaki itu bersuara untuk menenangkan Jelita agar tertidur lagi."Baik, Pak Angga. Kita jalan ya sekarang," ucap pak Roni, nama tetangga Angga itu.Mobil pun kemudian mulai melaju pelan. Menuju ke jalanan dan bergabung dengan kendaraan yang lainnya. Syahna sempat melihat saat Aluna masuk ke sebuah taksi bersama kopernya. Ia dapat menangkap raut kesedihan dari wajah Aluna yang tampak sendu.Namun, Syahna tak tahu persis apa alasan Aluna bersedih. Apakah karena perpisahannya dengan Angga. Atau karena ia harus berpisah dengan putrinya, karena Angga berkeras untuk mengasuh Jelita seperti putrinya sendiri.Walaupun pada kenyataannya, baik Angga ata

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Video Sy*r Tersebar

    #104Wajah Tasya seketika berubah pasi saat melihat apa yang dirinya lihat di sosial media miliknya. Orang-orang yang dikenal pun banyak yang mengirimkan pesan pribadi ke akun Tasya di saat yang bersamaan."I–ini …." Suara Tasya bergetar. Wajahnya semakin pucat seolah tidak dialiri darah.Angga kebingungan melihat ekspresi aneh adiknya pun bertanya dengan nada khawatir. "Kamu kenapa, Sya?" tanyanya."Bang, a–aku … apa yang kutakutkan terjadi, Bang." Usai berkata seperti itu, Tasya menangis sejadi-jadinya.Ia bahkan melempar ponsel Angga agar menjauh darinya. Tasya histeris."Ga, kenapa toh adikmu? Dia lihat apaan sampai histeris gitu?" tanya Bu Intan mendekati ranjang Tasya yang berguncang-guncang karena Tasya histeris, bahkan kakinya menendang-nendang apa pun yang ada di dekatnya."Entah, Bu. Angga juga nggak tau kenapa bisa begini," sahut Angga asal. Ia pun meraih ponselnya untuk memeriksa apa yang sesungguhnya terjadi pada Tasya."Sya, Sya. Jangan begini, Nak. Eling, nyebut, Nak…."

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Tetangga Kepo

    #105Bu Intan dan Syahna sudah sampai di rumahnya dengan menaiki taksi. Keduanya lalu berjalan beriringan menuju ke rumah masing-masing. Syahna pergi ke rumah Angga dengan membawa serta Jelita. Sedangkan Bu Intan sendiri membawa langkahnya masuk ke rumahnya.Rasanya ia sangat rindu dengan ranjang empuk yang ada di dalam kamarnya itu sebab kemarin ia bermalam di sofa rumah sakit. Dan esok harinya, pinggangnya langsung saja terasa sakit dan nyeri."Syah, kalau kamu butuh apa-apa, atau kalau kerepotan mengasuh Jelita, kamu datang aja ke rumah ya. Saya mau istirahat dulu sekarang, meluruskan punggung," ujar Bu Intan berpesan pada Syahna yang hendak melangkahkan kakinya masuk ke rumah."Iya, Bu. Terima kasih," sahut Syahna seraya mengukir senyum manisnya. Jelita tampak menggeliat di pelukan Syahna.Bu Intan sebenarnya heran, karena sejak tadi tak mendapati kehadiran Aluna. Seolah-olah Aluna tidak ada di rumah. Ia pun hanya dapat menggerutu kesal sebab, menantunya itu benar-benar keterlalua

Bab terbaru

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Tulus Memaafkan(TAMAT)

    #148Setelah Tasya pergi dan memulai kehidupannya di tempat yang baru. Angga dan Syahna saling bergantian menjaga Bu Intan di rumah sakit.Kadang ada rasa bosan yang menghampiri, karena Angga hanya berkutat di kantor, rumah dan rumah sakit. Namun, kehadiran Syahna selalu menenangkan suasana dan selalu menghiburnya di saat rasa bosan kadang menghampirinya.Angga hampir saja kehilangan harapannya pada Bu Intan, sebab Ia tak kunjung siuman sejak dinyatakan koma beberapa hari yang lalu. Dan hingga saat ini pun tidak terlihat ada tanda-tanda vital jika Bu Intan akan segera siuman.Saat dia ingin menyerah dan terus merasa frustrasi dengan keadaan, Angga akan mengingat jika dia masih memiliki Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai tempatnya melangitkan doa."Jangan lupa selalu berdoa untuk kesembuhan ibumu, Ga." Itulah pesan dari Pak Rahmat yang selalu terngiang dan tertanam di benak Angga.

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Perpisahan

    #147Tasya sudah bersiap dengan koper kecil yang berisi barang-barang bawaannya. Di pagi buta itu seusai sarapan, Tasya sudah berpenampilan rapi dan telah bersiap pergi bersama Angga ke rumah sakit. Syahna pun turut serta untuk menemani Bu Intan di rumah sakit, atas permintaan Angga semalam.Setelah itu barulah dia akan pergi ke terminal bersama Pak Rahmat. Sedangkan, Angga hanya akan mengantarnya hingga ke terminal bus. Ia pun harus membawa serta Syahna dan Jelita  ke rumah sakit untuk menunggu Bu Intan di ruangannya.Saat Angga mengatakan tentang rencana kepergian Tasya esok hari dan saat datang menemui Laras di rumah pada Syahna. Tentu hal itu mengundang respon terkejut atas pernyataan Angga. Syahna merasa kesal karena Angga terkesan melupakan janjinya sendiri."Kok aku nggak diajak ketemu Laras kemarin, Mas," protes Syahna kala lelaki itu memberitahukan padanya tentang apa saja yang dia lakukan kemarin b

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Luapan Emosi

    #146"Apa Syahna lagi sakit? Atau Jelita yang sakit?" Angga terus bertanya-tanya. Dan akhirnya memberanikan diri untuk melihat isinya."Ini …."Syahna baru saja menyelesaikan acara memasaknya. Memang dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memasak mie goreng spesial yang menjadi favorit Angga.Satu gelas kopi, dan satu piring mie goreng spesial untuk Angga, serta satu mangkok makanan pendamping Asi untuk makan siang Jelita, sudah Syahna tata rapi di atas nampan. Siap untuk dihidangkan ke Angga dan Jelita.'Mereka pasti udah nggak sabar lagi nunggu makanan ini,' batin Syahna riang dalam hatinya.Mood nya sempat turun akibat kabar dari tes DNA itu, akan tetapi setelah Angga pulang. Kehadirannya cukup untuk membuat Syahna mendapatkan kembali semangatnya. Angga serta perasaan cintanya sangat berpengaruh bagi mood Syahna.Tanpa firasat buruk apa pun, Sy

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Permintaan Maaf

    #144Terkadang bertemu dengan masa lalu yang menyakitkan itu, akan membuat kita mau tak mau mengingat lagi masa-masa sulit yang disebabkan oleh orang yang menyakiti kita tersebut.Hal yang harus dihindari adalah, memutus kontak dan menghilangkan semua akses untuk bertemu. Namun, hari ini semua itu seolah tak berlaku bagi Laras.Ia tak pernah menyangka jika mantan suami dan adik iparnya yang kini sudah mengubah penampilannya, ada di sini dan menginjakkan kaki ke rumahnya untuk pertama kalinya."Kenapa kalian ada di sini?" tanya Laras memberanikan diri. Ia berharap-harap cemas menantikan jawaban mereka. Laras sangat tidak menghendaki kehadiran mereka, namun apa boleh buat. Tidak ada pilihan lain selain menanyakan maksud kedatangan mereka.Sebenci apa pun Laras di masa lalu pada keduanya. Akan tetapi, Laras juga tak mungkin mengusir kedua kakak beradik itu setelah mereka sudah duduk di ruang

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Menemui Laras

    #142"Kamu yakin … mau ikut menemui Laras?" Lelaki itu menatap lekat wajah Syahna yang tampak serius saat ini. Wajahnya tampak tenang seolah tak menunjukkan ekspresi apa pun, akan tetapi Angga dapat menilai kalau Syahna cukup serius dengan apa yang baru saja diucapkannya itu.Angga bertanya untuk memastikan lagi agar dia tak salah dalam menafsirkan keinginan Syahna. Angga berharap-harap cemas menantikan jawaban Syahna. Lelaki itu menatap Syahna dengan tatapan yang sulit dimengerti.  Dengan sabar, Angga menunggu Syahna membuka mulutnya dan menjawab pertanyaannya.Syahna menganggukkan kepalanya mantap.  Gadis itu merasa yakin dengan pilihannya untuk menemui Laras. Keinginan itu datang dengan sendirinya dari dalam hati. Entah mengapa, ia tiba-tiba berkeinginan menggebu untuk mengenal wanita hebat seperti Laras.Ia ingin sekali bertemu dan mengenal Laras. Sebab, Entah mengapa Syahna yakin jika sampai saat ini pu

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Keinginan Syahna

    #140Hari itu, Angga dan Tasya pulang ke rumah. Angga sengaja berniat untuk pulang, sekadar untuk melihat keadaan Syahna dan Jelita. Sementara, Tasya pulang untuk sekadar beristirahat dengan tenang sebelum harus kembali ke rumah sakit lagi.Pak Rahmat bersedia ditinggal di rumah sakit untuk menunggu Bu Intan dan membiarkan kedua kakak beradik itu pulang untuk beristirahat sejenak. Hari-hari yang mereka lalui pasti sangatlah berat. Tetapi mereka tetap bersyukur telah dikirimkan Pak Rahmat untuk sedikit meringankan beban mereka."Sore nanti kita balik lagi ke rumah sakit, Sya," ucap Angga mengingatkan sang adik setelah mobilnya terparkir sempurna. Kadang rasanya lelah, harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjaga sang ibu yang sedang koma. Namun, mereka tak boleh dan pantang mengeluh. Sebab, itu sudah menjadi kewajiban mereka sebagai seorang anak untuk berbakti pada sang ibu."Iya, Bang. Tasya mau tidur dan

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Nasihat Pak Lek

    #139Tekanan darah yang sangat tinggi saat Bu Intan tak sadarkan diri tempo hari, membuat Dokter dengan berat hati mengatakan kalau beliau koma. Dan, belum bisa dipastikan kapan akan tersadar dari komanya. Pihak dokter pun belum dapat memastikannya. Mereka hanya dapat berdoa untuk kesembuhan Bu Intan, dan meminta keluarga pasien untuk tabah dan menerima keadaannya. Dan tak lupa untuk berdoa memohon kesembuhan bagi ibu mereka berdua.Kabar mengejutkan itu sontak membuat Tasya sangat terpukul. Ia sungguh tak menyangka jika ibunya akan mengalami masa yang sangat sulit seperti sekarang. Kini, baik Angga maupun Tasya hanya dapat berdoa agar Bu Intan segera tersadar dari komanya. Dan, mereka berdua hanya dapat saling menguatkan satu sama lain. Ya, hanya itu yang dapat mereka lakukan selain berdoa. Tasya berharap agar ibunya segera sadar dan ingin memperlihatkan pada beliau jika ia mampu berubah untuk menjadi lebih baik. Juga, ingin agar Bu Intan bahag

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Saling Menguatkan

    #138Karma selalu dibayar tunai! Begitulah kata-kata yang selalu terngiang dalam benak Tasya. Ia merasa jika apa yang sedang mereka alami adalah buah dari segala perbuatan buruknya selama ini."Bang, apa ini karma ya buat kita?" Dengan mata berkaca-kaca, Tasya bertanya tentang karma."Husst! Jangan ngawur kita cukup berdoa saja yang baik-baik buat Ibu, Sya." Angga mencoba menanamkan nasihat positif pada adiknya. Ia mencoba segala cara agar Tasya tak selalu memikirkan hal negatif yang hanya akan membuat hati dan pikiran terasa lelah. Tak ada obat untuk semua rasa lelah itu.Tasya pun tak lagi membuka suara, cenderung terdiam dan merenungi segala kesalahannya di masa lalu. Memang benar kata pepatah jika penyesalan itu selalu datang di akhir cerita. Dan, kini Tasya baru saja merasakan penyesalan atas segala perbuatannya terhadap Laras dulu.*Bu Intan tak kunjung siuman mes

  • Tuduhan Mandul dari Mertua dan Adik Ipar   Karma Dibayar Tunai

    #136"Menurutmu, aku harus bagaimana?" Angga mengulangi lagi pertanyaannya dan lagi-lagi membuat Syahna terkejut setengah mati.Pertanyaan Angga kali ini sanggup membuat Syahna terkesiap sesaat. Lelaki itu bahkan menanyakan padanya tentang apa yang harus dilakukan. Syahna merasa dihargai dan dianggap sebagai orang spesial yang penting bagi Angga.Ia pun tampak terdiam sejenak untuk memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Angga tersebut, tanpa terdengar seperti meremehkan lelaki itu."Menurutku … lebih baik Mas jujur saja sama Ibu. Di dunia ini pasti tak ada satu orang pun yang suka dibohongi, pun sama dengan ibumu, Mas. Walaupun kamu memilih untuk  nggak cerita dan mengatakan yang sebenarnya sama Ibumu sekarang. Beliau pasti akan terus mencari tahu. Dan akan sangat miris kalau ibu tau semua itu dari mulut orang lain," ujar Syahna memberi jawaban sekaligus nasihat untuk Angga.

DMCA.com Protection Status