Beranda / Urban / Tuan Muda / Berubah15

Share

Berubah15

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 00:14:49
Tuan Muda

Part15

"Hello ...." senyum seringai di depan pintu. Khan yang melihat kedatangan Roberto Mose, seketika langsung menunduk hormat.

"Tuanku ...." Khan berucap. Semua mata beralih kepada Roberto, dan para pengusaha yang datang ke acara Khan Tones, tentu saja sangat mengenali lelaki itu.

"Tuan muda Mose, selamat datang selamat datang." Mike Tones menjabat tangan lelaki itu. "Sungguh suatu kehormatan Tuanku, anda mau datang ke pesta kecil-kecilan yang kami adakan," lanjut Mike Tones.

"Oh Tuan muda keluarga Mose, anda sungguh tampan dan rupawan. Andai saja cucu perempuanku tidak terkena pelet, mungkin dia akan cocok denganmu." Kini nenek tua Rose Tones bersuara.

"Anda berlebihan nyonya," ungkap Roberto Mose dengan senyuman manisnya.

"Kita dipermalukan lagi," desah Esmeralda. Jeremy Mose paham, dengan kegelisahan istrinya.

"Tenanglah," ucap Jeremy Mose, sembari mengusap lembut tangan istrinya itu.

Esmeralda menahan diri, untuk tidak membuat kekacauan.

"Amelia Tones kemaril
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Muda   Selingkuh16

    Tuan MudaBab16 "Jangan bukakan pintu untuk siapapun," titah Jeremy. "Kenapa? Jangan kembali ke sana, itu berbahaya." "Aku harus membereskan hal ini, jika tidak, akan sangat berbahaya untuk kita," tegas Jeremy. Esmeralda pun akhirnya menurut dan masuk ke dalam mobil menunggu suaminya. Di dalam mobil, Esmeralda sangat cemas dan akhirnya wanita itu pun menghubungi Don Lee, meminta lelaki tua itu datang untuk membantu suaminya. Hati Esmeralda tidak tenang sama sekali, mengingat penyerangan tadi yang menggunakan cairan yang entah apa, Esmeralda pun tidak tahu. Yang jelas, cairan itu pastilah bertujuan mencelakai suaminya. Esmeralda benar-benar tidak bisa tenang, dan akhirnya dia pun memutuskan untuk kembali ke gedung itu dengan nekat. Di dalam gedung, Jeremy terkejut, melihat Diana Catwalk tengah bertarung dengan srigala berwujud manusia. Wanita itu terjatuh ke lantai, akibat pukulan keras manusia srigala. "Hentikan, aku adikmu," desah Diana Catwalk. Jack Catwalk yang telah d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Tuan Muda   MENCULIK B17

    Tuan MudaPart17 "Tuan muda, anda harus ke kota Yuzong! Kakek sedang menunggu kedatangan anda," ucap Don Lee. "Tidak! Aku akan tetap di sini, menunggu kesembuhan istriku," tolak Jeremy Mose tegas. Sebab kondisi Esmeralda kini dalam keadaan koma dengan luka dalam serius. "Ini penting! Tuan." "Kau tidak tuli kan?" Don Lee akhirnya pun mengalah, dan memberitahukan kepada Jhon Mose, bahwa undangannya ke kota Yuzong di tolak sang cucu. Perasaan Jhon Mose tentu saja sangat kecewa, dan lelaki tua itu kini merasa egonya sedang terluka. Melihat kondisi Esmeralda yang terbaring koma, membuat hati Jeremy Mose semakin sakit dan sesak. Senyum tawa dan bahagia, kata pujian dan semangat, tidak lagi bisa dia nikmati. Berkali-kali Jeremy Mose mengepalkan tinju, dan berharap bisa segera menemukan persembunyiaan Jack Catwalk sesegera mungkin. "Apakah kau sudah menemukan jejak manusia srigala itu?" tanya Jeremy pada Don Lee, ketika mereka duduk di kantin rumah sakit. "Jordan Catwalk menolak ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Tuan Muda   Dendam Bab18

    Tuan MudaBab18 Harga diri Jack kini terluka, dia seakan merasa kerdil dengan ejekkan Jeremy Mose. Lelaki itu merasa tidaj terima hingga emosinya kini melambung tinggi. Dengan bringas dan tanpa bisa dicegah lagi oleh Jordan Catwalk. Jack meraih tubuh Esmeralda dari atas brankar dan membanting tubuh wanita itu dengan kekuatan penuh. "Anakku ...." Amelia Tones dan James Wade histeris, melihat semua itu. Jeremy tercengang hingga tidak mampu lagi berkata-kata. Tubuh Esmeralda mengeluarkan banyak darah dan Jack berubah menjadi manusia srigala, hingga kembali menganiaya tubuh Esmeralda dengan ganas dan tanpa ampun. Jordan Catwalk beserta Diana Catwalk pun mundur, melihat Jack yang tengah mengamuk membabi buta. "Hentikan bajingan lemah! Lawanmu aku, bukan wanitaku." Jeremy meraung penuh emosi. Tangan lelaki itu mengepal kuat, mengeluarkan tenaganya sekuat mungkin untuk melepaskan diri dari ikatan yang membuatnya tidak bisa leluasa bertindak. Bahkan, wanitanya dibanting dengan kasar d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • Tuan Muda   Identitas Tuan Muda Terungkap Bab19

    Tuan MudaBab19 "Bawa kedua orang tua lemah ini kembali ke rumah mereka. Dan mayat kedua benalu ini, buang ke aliran sungai di jembatan Predator!" titah Jhon Mose pada anak buahnya. Don Lee melepaskan Jeremy yang masih nampak syok. Lelaki itu bergegas berlari menghambur ke tubuh kaki Esmeralda. Jeremy terisak, disusul Amelia dan James Wade. "Menjauh dari putriku," teriak Amelia histeris. "Jika bukan karena keangkuhanmu itu, anakku tidak akan menjadi korban kebiadapan manusia hewan itu," hardiknya sengit mendorong kasar tubuh Jeremy, agar menjauh dari tubuh Esmeralda. Namun Jeremy begitu erat memeluk tubuh dingin terbujur kaku itu. "Menjauhlah dari Tuanku, atau kamu mau bernasib sama seperti mereka?" ancam Don Lee, sembari mendorong kasar tubuh Amelia, hingga wanita itu tersungkur jauh ke belakang. James meneteskan air mata tanpa suara. Lelaki itu bangkit membantu istrinya yang nampak syok dengan ancaman Don Lee. Jeremy tidak perduli, laki-laki itu hanya fokus memeluk dan meratapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Tuan Muda   Kecelakaan bab20

    Tuan MudaBab20 Nama Jeremy Mose melambung tinggi, kebencian dan kemarahan Lili semakin besar, ketika wanita itu mengetahui kematian Jordan Catwalk dan anaknya. Diana Catwalk tersenyum getir memandangi foto ayahnya. Ponsel lelaki itu kini berada di tangan Diana Catwalk. Misi pembalasan dendam yang Diana Catwalk rencanakan pun mulai rampung. Menghubungi Lili menggunakan ponsel mendiang ayahnya dan mengadakan pertemuan secara rahasia. "Apa? Suamiku mati di tangan Jeremy Mose?" Lili terkejut, mendengar penuturan Diana Catwalk. "Benar! Sayang sekali kakakku sudah mati. Andai dia masih hidup, dialah saksi dari kekejaman sosok Jeremy Mose. Hati Lili diselimuti kegelapan, pikirannya semakin jahat, untuk melakukan pembalasan kejam, atas kematian suaminya yang di sembunyikan Jeremy Mose. "Akan kubunuh dia dengan tanganku sendiri," desis Lili. Wanita itu melajukan mobilnya, menuju kota Monarki seorang diri. Hatinya kini di penuhi amarah, dengan dada berdebar kencang, Lili menggenggam se

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Tuan Muda   Berat Bab21

    Tuan Muda Bab21 William mencoba mengirim proposal kerjasama ke Grup Perusahaan Raksasa. "Kenapa wajahmu lesu?" tanya William, ketika Abraham asistennya, telah kembali dari Grup Perusahaan Raksasa. "Ditolak," bisiknya, meraih kursi dan duduk di seberang Wiliam. "Alasannya?" tanya William, masih tenang. “Tidak ada alasan, setelah menerima telepon, Miss Diana Catwalk menyatakan penolakan dari Miss Lili. "Mereka bahkan tidak menyentuh file ini sama sekali," lanjut Abraham, memijit pelipisnya. Benar kata Afkar Savire, mereka sulit didekati, apalagi diraba. "Ini seperti sebuah tantangan," gumam William, memeras otaknya. "Penolakan sama saja dengan penghinaan. Kamu, cari tahu sekutu mereka," kata William. "Um, baiklah, William," jawab Abraham. Sudah menjadi kebiasaannya, untuk menyebut nama William, saat mereka berdua saja. Abraham dan William sangat dekat, seperti dengan Afkar Savire. Pria jangkung berkulit hitam itu bangkit dari tempat duduknya. Dia meninggalkan ruangan, denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Tuan Muda   Menikmati Udara bab22

    Tuan Muda Bab22 Lili membuka kamar mandi, setelah lelah melayani lelaki tua itu. Dia menghela napas berat, dan memercikkan air ke kepalanya. "Sudah berapa lama aku seperti ini? Menjadi boneka lelaki tua itu, betapa tidak bahagianya hidup," kata Lili sambil memejamkan mata, menikmati dinginnya air yang mengalir ke tubuhnya. "Kamu harus menghancurkan kekuatan Alberto Mose di kota Yuzong. Atau, aku akan menghancurkan kekuatanmu di kota Monarki ini." Ancaman lelaki tua itu kembali membuat tubuhnya bergetar hebat. Kemarahan yang membuncah di dadanya, dia tidak bisa menahannya. Lili menangis di bak mandi, menenggelamkan dirinya. Kehidupan yang tampak kuat, memiliki segalanya dan tampak hebat, tetapi penuh tekanan. Lili kembali teringat perjanjian yang telah dibuatnya dengan lelaki tua itu dan Alberto Mose. "Dia telah mati." Welas memeriksa napas dan nadi Jhon Mose. "Kekuasaan akan dipegang penuh Alberto Mose. Sebab Roberto Mose dan Jeremy Mose yang merupakan pewaris, sama- sama te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18
  • Tuan Muda   Menahan Cemburu Bab23

    Bab 23 Lili berbaring di bawah sinar matahari sore.Sangat indah baginya, bisa berbaring dengan tenang, menatap langit yang indah. "Mau jus?" tanya William, dengan segelas jus jeruk di tangannya. Lili tersenyum tipis, dia duduk, dan mengambil segelas jus. "Terima kasih," katanya, meneguk jusnya. "Haus?" ejek William, saat Lili meneguk minumannya. "Ah, tidak juga," kata Lili santai. "Hanya jus yang rasanya berbeda, karena diminum dalam keadaan pikiran tenang." Wiliam hanya tersenyum. Sejak pertemuan manis itu, Lili mulai lebih banyak menghabiskan waktu di pantai. Sesekali, William akan menemuinya. Dan mulai hari ini, mereka sudah dekat. "Aku melihatmu bersamanya," teriak Aluna Welas yang rupanya tahu tentang pertemuan Lili dan William. Tentu saja Aluna tahu semua itu, karena tujuannya adalah untuk memata-matai Lili, dan untuk menemukan kelemahan wanita yang dia anggap saingannya. "Wanita itu punya gundik lelaki tua," kata Aluna. Manik-manik kebiruan wanita itu, sekarang suda

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20

Bab terbaru

  • Tuan Muda   TAMAT

    Bab147 "Karena apa?" tanya Angela. "Karena aku memberi kesempatan, untuk kalian melakukan apapun, kepada wanita ini." Angela dan Merlin mengernyit. "Apa kau berniat menghasut kami? Untuk memukulinya?" tuduh Angela. Wiliam terkekeh. "Kau harus tahu ini," tunjuk Wiliam ke layar lebar, yang tersedia di ruangannya. Video mesum Angela pun berputar liar, membuat Merlin dan Angela memekik. "Kalian tahu, ini siapa yang merekamnya?" "Siapa?" tanya Angela. "Tolong matikan," pintanya mengiba. "Nikmatilah dulu, jangan buru-buru." Wiliam kembali terkekeh, membuat Angela terisak, menahan malu laksana duri yang menelanjangi tubuhnya. "Juana merekam semuanya. Demi apa? Mari kita dengarkan rekaman ini." Wiliam memutar rekaman suara. "Bagus. Aku yakin, jika kita sudah memperalat Merlin dan Angela, maka langkah balas dendam akan mulus tanpa hambatan. Dan setelah itu, gunakan video ini, untuk mengancam mereka, agar ma

  • Tuan Muda   Akhir Pelarian

    Bab146 "Lepaskan aku!" Suara teriakkan wanita itu, membuat mereka yang berada di dalam ruangan, menoleh ke arahnya. "Jonas," seru Amira. Wanita paru baya itu sangat terkejut, melihat anaknya babak belur. Amira mendekati Jonas. "Apa yang terjadi?" tanya Amira, menatap cemas pada Jonas yang wajahnya di penuhi lebam. Seseorang berperawakan besar, menggunakan pakaian kulit serba hitam, mendekati Wiliam. "Misi telah selesai, Bos." Lelaki itu melapor dan memberikan benda berukuran kecil berwarna hitam. "Bukti dari rencana jahat Juana Zambora dan Jonas pada perusahaan. Dan rekaman penyiksaan mendiang Esmeralda." "Ada rekaman mendiang istri saya?" "Ya Bos! Penyiksaan disertai pemerkosaan sadis, semua terekam jelas di sana. Maafkan saya, bukan saya yang melihat semua adegan dalam video, ada rekan perempuan yang bertugas khusus untuk pengecekkannya, agar tidak keliru." "Baiklah." Wiliam menatap ke arah Juana Zambora, yang juga sa

  • Tuan Muda   Tidak Tahu Apa2

    Bab145"Aluna," panggil Wiliam. Namun Aluna tetap melangkah dengan cepat, sembari memegangi tangan kedua anaknya.Saat langkah Aluna semakin lebar. Dia berhenti, ketika sosok yang sangat dia kenali, berdiri di depan pintu utama."Tante Merlin," gumam Aluna.Merlin bersikap, seolah tidak mengenali Aluna. Dia pun berbincang hangat dengan Amira yang menyambut kedatangannya."Merlin, mana anakmu?" tanya Amira dengan ceria."Tuh, yang lagi jalan menuju kesini," tunjuk Merlin ke arah luar."Wah, cantik sekali," ucap Amira dengan sedikit keras."Hallo Tante, aku Angela, anak semata wayang Ibu," kata Angela memperkenalkan diri.Aluna Welas semakin terkejut, melihat sosok wanita itu.Wiliam pun berjalan pelan, dan berdiri di belakang Aluna Welas."Bawa anak-anak ke dalam. Aku ada urusan penting hari ini, dan jangan biarkan mereka melihat semua yang terjadi," bisik Wiliam pelan, tepat di samping telinga A

  • Tuan Muda   Diantara dua wanita

    Bab144"Ya, kenapa?" tantang Aluna Welas. "Mau menampar lagi?" lanjutnya."Aluna Welas hentikan sikap burukmu ini. Hal ini tidak baik di saksikan anak-anak," tegur Wiliam, yang masih berusaha tenang."Sudah terlanjur basah. Biarkan saja, biar anak-anakku tahu. Bahwa wanita tua bermulut sampah ini, pantas untuk dibenci. Sekalipun, dia kau panggil Ibu.""Apa? Kurang ajar sekali wanita ini. Berani sekali wanita murahan ini menghinaku," teriak Amira dan berusaha menampar Aluna Welas kembali.Namun dengan gerakkan cepat, Wiliam menahan tangan Ibunya."Sudah cukup, Bu. Seharusnya Ibu minta maaf pada anak-anak. Bukannya terus memancing masalah menjadi besar," terang Wiliam.Amira menatap kecewa pada Wiliam."Ibu tidak salah. Untuk apa minta maaf? Apakah kamu mau Ibu merendahkan diri di depan Aluna? Jangan mimpi," ucap Amira dengan kesal, sembari menarik kasar tangannya."Bu. Seharusnya Ibu malu berucap begini. Aku dengan jelas

  • Tuan Muda   Perusak Mental

    Bab143"Kamu tahu, pengalaman mengajarkan aku. Lalai adalah hal yang bisa membuat celaka.""Maksudmu?"Wiliam menghela napas."Dulu aku terlalu santai dan tidak terlalu waspada. Sehingga, banyak yang menjadi korban, termasuk aku sendiri."Aluna Welas terdiam."Terkadang. Musuh yang paling kejam dan mengerikan itu, bukanlah orang yang membenci kita. Melainkan, bisa jadi, orang yang paling dekat dengan kita. Maka dari itu, waspada itu perlu.""Kamu tidak lagi menyindirku kan?" tanya Aluna, membuat Wiliam tersenyum."Itu bukan sindiran. Hanya ungkapan.""Hhhmmm."Mobil memasuki halaman istana Wiliam yang semakin megah. Sebab setiap harinya, Amira selalu ingin istana megah mereka diberikan perawatan dengan baik.Aluna Welas menggandeng lengan Wiliam, memasuki rumah. Baru selangkah mereka memasuki pintu utama, sudah terdengar teriakkan suara Amira dari dapur."Dasar anak haram. Jangan pernah kamu bermimpi

  • Tuan Muda   Waspada

    Bab142 "Bagaimana dengan bisnisku Tan? Bukankah dulu Tante CEO GCG. Bagaimana ceritanya, jadi lelaki itu, yang kini jadi CEO." "Iya Juana, bagaimana bisnis Angela? Apakah kita harus tetap diam, ketika semua bisnis anakku dia bekukan di gedung itu." Juana Zambora menatap Angela dengan lekat. Kemudian, dia beralih ke Merlin, Ibu dari Angela. "Ada apa?" tanya Merlin dengan heran, melihat tatapan Juana. "Apakah kamu melakukan sesuatu, yang aku tidak tahu?" "Maksud kamu apa?" "Aku yakin terjadi sesuatu. Wiliam bukan orang sembarangan, dia tidak mungkin menutup bisnis Angela semuanya tanpa sebab," papar Juana dengan menatap tajam wajah Merlin. "Aaakkku ...." Merlin gugup. Dia teringat masa dipemakaman Welas, terjadi keributan antara dia, Aluna dan Wiliam. "Itu karena tiga karyawanku menyerang Aluna Welas. Mereka menghina penampilan Aluna saat itu." "Tidak mungkin cuma karena itu. Apalagi semua tokomu yan

  • Tuan Muda   Marah

    Bab141 Sepuluh menit kemudian, seorang wanita berjalan cepat menuju konter MOSKAO. Dengan mengenakan pakaian formal, seperti baru pulang dari kantor. "Bos, ini Tuan Wiliam, yang menyegel konter kita," terang Manager. Plakk .... satu tamparan keras, wanita yang di panggil Bos tadi layangkan, ke pipi kanan Manager. Hingga Manager wanita itu meringis kesakitan. "Apa yang telah kamu lakukan, sehingga semua bisa terjadi?" "Bos, ini hanya salah paham," timpal Eliza. "Kami hanya melarang dia," tunjuk Eliza ke arah Aluna Welas. "Pakaian yang dia gunakan, membuat kami melarangnya masuk. Tidak sesuai dengan standar orang kaya," papar Eliza. Wanita itu menatap Aluna. "Tuan, apakah ini tidak berlebihan? Menyegel konter kami yang beromset besar di gedung ini, hanya karena salah paham." "Saya tidak perduli," sahut Wiliam dengan tenang. Dia memasukkan kedua tangannya, ke dalam kantong celana. Gaya coo

  • Tuan Muda   Terkejut

    Bab140 "Kamu mau berbelanja?" tanya Manager wanita itu. "Mungkin," sahut Aluna. "Kamu yakin mampu bayar?" tanya wanita itu dengan angkuh juga. Aluna kini mengerti. Mengapa seorang karyawan toko baju branded ini begitu angkuh dan memandang remeh dirinya. Sebab Manager nya pun sama, jadi tidak heran. "Pakaian model dari pemakaman begini, mau masuk ke konter kami. Huh, yang ada bau bangkai nanti di dalam," ejek Eliza, sang karyawan toko. Dan ucapan wanita itu, disambut kekehan oleh sang Manager. "Kamu betul sekali. Yang ada ruangan kita bau bangkai," seru Manager, sembari terkekeh. "Bau bangkai? Siapa?" tanya Wiliam sembari mendekat, membuat ketiga wanita yang berdiri di depan pintu konter itu terkejut. Melihat kehadiran Wiliam, kedua waanita yang meremehkan Aluna itu tersenyum ramah dan menyapa Wiliam. "Hallo Tuan, ada yang Anda butuhkan?kami siap melayani dengan sepenuh hati," ucap Eliza. "Hhhm. Saya tadi

  • Tuan Muda   Diremehkan

    Bab139Wiliam membawa Aluna Welas menuju pusat perbelanjaan. Di sebuah parkiran mobil yang sangat luas, Aluna menolak untuk keluar.Pakaian serba hitam, seusai pemakaman Ayahnya kemarin, masih melekat ditubuhnya."Kita ngapain kesini? Aku malu berpakaian seperti ini," ucap Aluna, tanpa mau keluar dari mobil."Keluarlah, kita cari baju untukmu.""Nggak! Bajuku di Istana Welas itu banyak. Lebih baik antar aku kesana, baru kamu antar anak-anak.""Keluar! Kamu tahu aku kan! Aku benci dengan bantahan."Aluna menghela napas, dan keluar mobil dengan perasaan teramat kesal.Mereka menuju sebuah konter baju branded."Belilah apapun yang kamu mau. Setelah itu, kita akan membelikan keperluan anak-anak.""Meskipun kamu sangat mengesalkan. Kurasa ini tidak buruk," sahut Aluna Welas, sembari mengukir senyum manisnya."Dasar wanita," gumam Wiliam dalam hati.Wiliam mengeluarkan kartu hitam miliknya, dan membe

DMCA.com Protection Status