Berita pernikahan tentang Roy dan Elma tidak hanya tersebar di California saja, namun berita itu juga telah sampai ke telinga seseorang, hingga sebuah rencana buruk telah terlintas di kepalanya.
Jangankan sebuah berita pernikahan, berita tentang Deffin yang menggantikan posisi Azkia yang mual dan muntah karena hamil, bahkan sudah dia dengar di hari itu juga.
Orang itu memang tidak sehebat Daniel yang bisa menguasai sebuah negara, namun kecerdikannya bisa menembus penjagaan orang-orang terbaik milik Deffin, dia memang tidak bisa bekerja sendiri, dan sebuah keberuntungan baginya karena memiliki sepupu yang bisa membantunya untuk mendapatkan Azkia, akhirnya tinggal selangkah lagi untuk bisa mendapatkan Azkia, dan obsesinya benar-benar telah membutakannya.
"Bagus, kamu bisa melanjutkan tugasmu! Langsung kabari aku jika ada berita baru lagi."
Setelah mengatakan itu, orang yang disapa dengan sebutan boy oleh Jessie, menutup panggilan teleponnya dengan sang mata-mIni sudah hari ketiga Deffin muntah-muntah setelah bangun tidur, kemarin Deffin bahkan sampai tidak berangkat ke kantor karena berpura-pura lemas di hadapan Azkia, alhasil Azkia harus menemani Deffin di ranjang sambil memeluknya selama seharian.Sedangkan Azkia kebalikannya dari Deffin, sekarang dia merasa lebih sehat dari sebelumnya, dan lebih senangnya lagi dia sudah bisa makan apapun yang dia inginkan tanpa merasa mual atau muntah."Sayang ...." Suara Azkia yang memanggil Deffin dengan penuh kekhawatiran, tidak lama kemudian terdengar suara pintu kamar mandi telah dibuka, lalu terdengar suara langkah Azkia yang terburu-buru mendekat.Setelah sampai di belakang Deffin, Azkia langsung mengurut tengkuk Deffin yang sedang muntah hebat di wastafel kamar mandi.Setelah puas mengeluarkan isi perutnya, Deffin segera berkumur dan mencuci wajahnya, lalu kemudian dia berbalik dan memeluk Azkia, membenamkan wajahnya di leher Azkia, menghirup rakus aroma tubuh Azki
Kini sudah menjadi rutinitas Azkia ikut Deffin ke kantor, namun jika hanya ada rapat penting saja Deffin baru datang ke kantor, jika tidak ada, tentu Deffin lebih memilih bermalas-malasan di kamar dengan Azkia.Tubuh Azkia yang kini lebih berisi dan terlihat semakin seksi, membuat Deffin jelas semakin posesif terhadapnya, dan sebenarnya Deffin juga merasa dilema dengan ngidam aneh ini, dia tidak bisa jauh dengan Azkia, tapi Deffin lebih tidak rela lagi jika banyak lelaki yang bisa menikmati wajah cantik istrinya.Seperti saat ini, Roy yang sudah benar-benar bosan hidup, dengan konyolnya menyuruh office boy untuk mengantarkan minuman ke ruang kerja Deffin, padahal sudah sangat jelas Deffin selalu menyuruh mensterilkan kantor ketika dirinya dan Azkia datang, tidak ada satu karyawan lelaki pun yang boleh melihat Azkia, jika ada yang melanggar nasib dia yang akan dipertaruhkan.Pegawai office boy itu baru saja bekerja di kantor ini, Roy yang kesal dengan Deffin kare
Roy berjalan kembali menuju ruangannya, rasa kesal terus menghantuinya, hingga dia tidak sadar, jika membuka pintu ruangannya terlalu kasar. Elma yang memang satu ruangan dengan Roy, terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan oleh Roy."Roy, apakah ada masalah?" tanya Elma khawatir. Pasalnya Elma tadi juga ikut membaca pesan dari Deffin, Deffin menyuruh Roy membawa berkas penting milik perusahaan terbesar nomor dua di negeri ini, Elma sedang berpikir, mungkinkah ada kesalahan hingga membuat Deffin murka, hingga akhirnya Roy kesal karena terkena imbasnya."Maaf, aku membuatmu terkejut ya?" ujar Roy meringis tidak enak."Tidak apa, tapi apakah ada masalah hingga membuatmu kesal seperti ini?"Roy mengangguk, lalu dia berjalan semakin mendekat ke arah Elma."Sayang, bisakah kamu memberikanku keringanan untuk hari ini, aku butuh semangat untuk menghadapi tuan paling menyebalkan di dunia ini," ujar Roy memelas.Roy menekuk kedua kakinya, dia berl
Sesuai kesepakatan antara Azkia dan Deffin, Azkia memperbolehkan Deffin menengok anaknya, asalkan Azkia diperbolehkan pergi ke pantai, bukan hanya dengan Deffin, tetapi juga dengan dua pasangan lain yang juga sedang dimabuk cinta.Sedangkan tugas Roy, untuk dua hari ini akan digantikan Erwin, mengingat hanya Erwin saja yang jomblo, Azkia merasa kasihan jika Erwin harus ikut, jadi sepertinya ini adalah ide yang sangat tepat.Pantai Coronado adalah tempat tujuan wisata Azkia, sedangkan Deffin sudah pasti akan menuruti permintaan istri kesayangannya itu.Bahkan mereka akan berlibur selama dua hari di sana, dan ide ini juga sangat ampuh mengembalikan mood Roy.Bagi Azkia, meskipun dia hanya bisa duduk melihat laut, dan sesekali berjalan di bibir pantai, baginya seperti liburan setahun di luar negeri. Meskipun Azkia sebenarnya sedikit kesal, karena di sekeliling mereka ada banyak para pengawal, namun ini lebih baik daripada tidak sama sekali.Senja
Setelah langit gelap sempurna, Azkia dan Deffin memutuskan kembali ke hotel, begitu juga dengan Roy dan Elma, sedangkan Jessie dan Arnold masih tampak menikmati angin malam di pantai ini."Hei, kenapa wajahmu gelisah seperti itu? Apa ada masalah?" tanya Arnold khawatir."Tidak," sahut Jessie dengan senyuman kaku."Jika kamu tidak nyaman berada di sini, kita pulang sekarang." Arnold mengira Jessie masih canggung jika bersama dengan Deffin dan yang lain, dia mengajak Jessie pulang, karena tidak ingin melihat wajah kekasihnya tampak tidak tenang."Tidak! Aku masih ingin tinggal di sini," sahut Jessie yang terlihat semakin panik. Mata Jessie tampak melirik ke kanan dan ke kiri, mengamati sekitar mereka dengan penuh kewaspadaan.Ponsel di sakunya bergetar panjang, pertanda jika ada orang yang sedang mencoba meneleponnya. Jessie menduga itu dari sepupunya, oleh sebab itu dia tidak bisa langsung mengangkat panggilan telepon itu."Sayang, aku ingin
Di dalam hotel, Azkia dan Elma sudah tertidur, sedangkan Deffin, Roy dan Arnold kini sedang duduk di area pinggir kolam renang hotel. Suasana malam yang sepi terasa semakin mencekam karena aura dingin yang dikeluarkan oleh Deffin."Aku tidak percaya jika Jessie tidak mempunyai maksud lain," ujar Deffin keras kepala, Deffin sangat tidak mempercayai apa yang sudah Arnold ceritakan."Apa yang dikatakannya memang benar, selama ini aku pun sudah mengawasinya, dia juga sama sekali tidak melakukan hal yang mencurigakan, satu kali pun!" ujar Arnold yakin, bahkan dia menekankan kalimat satu kali pun."Jessie sangat licik, apa kamu lupa, jika dia yang memberikan pistol itu untuk Bianca, secara tidak langsung dia memanfaatkan kematian Bianca agar bisa masuk dalam kehidupan kita," ujar Roy, dia mencoba mengingatkan Arnold tentang fakta insiden pengobatan Azkia di luar negeri."Jika dia punya niatan buruk, tidak seharusnya dia datang menyelamatkan kita, seharusnya dia
Deffin memasuki kamar hotelnya dengan pelan karena takut akan membangunkan Azkia, namun baru saja dia menutup pintu kamar, Deffin dibuat terkejut dengan suara Azkia yang memanggilnya."Sayang," panggil Azkia dengan suara yang terdengar cemas."Hei, kamu terbangun? Apakah aku mengganggu tidurmu?" tanya Deffin lembut.Azkia menggeleng. Deffin yang melihat wajah Azkia yang terlihat cemas, dan dahinya yang penuh dengan keringat, dengan segera Deffin mendekat dengan penuh rasa kekhawatiran."Hei, ada apa denganmu?" tanya Deffin sambil mengusap bulir keringat di dahi Azkia."Tidak, aku hanya baru saja bermimpi buruk," ujar Azkia jujur.Bayangan kejadian pengobatan di luar negeri kembali menghantui Azkia lewat mimpi, Azkia benar-benar merasa ketakutan jika dia sampai kehilangan Deffin. "Sayang, besok kita pulang ya ...." pinta Azkia sambil memeluk Deffin erat."Iya," sahut Deffin tanpa menanyakan apa alasan Azkia mengajaknya pulang, padahal
Di negara lain, dua orang yang baru turun dari pesawat, tampak buru-buru menaiki mobil yang telah disiapkan. Beberapa orang suruhan Deffin juga tampak sudah bersiap untuk mengawasi mereka, belasan orang itu sudah tersebar sesuai arahan Roy, hanya empat orang yang disuruh mengikuti kemana pun Jessie pergi.Keempat mata-mata Deffin sempat terkejut, ketika melihat mobil Jessie dan Arnold yang tidak langsung menuju ke arah rumah Jessie, salah satu orang mata-mata itu sigap langsung melaporkan kejadian ini kepada Roy.Sudah dapat dipastikan jika Roy dan Deffin malah semakin curiga kepada mereka berdua, Deffin yang awalnya tidak mencurigai Arnold, kini mulai berpikir dua kali.Padahal kenyataan yang ada, Jessie, Arnold, dan salah satu sopir yang Jessie percaya, kini mereka sedang menuju ke villa di mana sepupu Jessie menyekap semua keluarga Jessie."Bagaimana bisa Boy menyekap semua keluargaku?" tanya Jessie kepada sopir kepercayaannya."Tuan Mark bilang,
Deffin POV. Aku tersenyum ketika merasakan pelukan Azkia semakin erat, kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun aku masih malas untuk bangun, ingin rasanya hari ini cuti lagi dan hanya tidur sambil memeluk Azkia seharian, sampai kapan pun aku tidak akan pernah bosan memeluk istri cantikku ini. Kemarin sepulang dari kampus Reynand, kita tidak jadi pergi ke panti asuhan, karena aku mengurung Azkia di dalam kamar hingga saat ini. Jangan tanyakan bagaimana reaksi Azkia ketika sadar jika aku membodohinya lagi, meski ia kesal setengah mati, namun dia tidak akan pernah bisa marah, karena aku selalu punya cara sendiri untuk menjaga suasana hati Azkia agar selalu bahagia. Rasanya aku tidak akan pernah puas memandangi wajah cantik wanita yang berada di dekapanku saat ini, meski usianya tidak muda lagi, namun aku melihatnya, dia tetap seperti gadis kecil yang pemberani, seperti saat pertama kalinya aku berjumpa dengannya. Aku ingat bagaim
Sesuai kesepakatan kemarin malam, pagi ini Azkia akan mengajak Deffin melihat sosok gadis yang akan menjadi calon menantu mereka. Saat ini pasangan suami istri itu sudah berpakaian rapi dan tengah menikmati sarapan mereka di ruang makan."Pagi, Ayah, Bu," sapa Reynand yang baru saja sampai di ruang makan."Pagi," sahut Azkia dan Deffin kompak."Tumben kamu berangkat pagi sekali?" tanya Azkia yang heran melihat Reynand akan berangkat lebih pagi dari biasanya."Iya, Erlena memintaku untuk menjemputnya, mobilnya sedang diperbaiki," sahut Reynand seraya mengambil piring berisi sandwich yang telah disiapkan Azkia."Kenapa tidak minta diantar sopirnya saja?" gerutu Azkia pelan, namun masih bisa didengar oleh Reynand."Ibu, Erlena meminta tolong, dan tujuan kita satu tempat, mana mungkin aku menolaknya? Lagi pula bukannya Ibu sudah menganggap Erlena putri Ibu sendir
Beberapa tahun kemudian... Memiliki anak dengan wajah tampan yang sama memang sebuah anugerah, namun bagaimana jika dia malah menjadi saingan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang kita sayang? Seharusnya memang bukanlah masalah, mengingat dia adalah anaknya sendiri, akan tetapi karena sang suami adalah sang tuan posesif, bahkan kelewat posesif, dia menganggap anaknya adalah saingannya, dan setiap hari hanya akan ada rasa cemburu yang menggerogoti hati Deffin, lalu apa solusinya jika seperti ini? Menikahkan anaknya adalah jalan satu-satunya bagi Deffin untuk menjauhkan anak semata wayangnya dengan Azkia, sudah berapa tahun Deffin harus mengalah mendapatkan kasih sayang Azkia yang harus terbagi dengan anaknya, dan Deffin sekarang sudah tidak sanggup lagi untuk menahan rasa kesalnya lebih lama lagi, apalagi sekarang anaknya sudah bisa mengendarai mobil atau motor sendiri, dan itu malah dijadikan kesempatan anaknya untuk mendominasi Azkia. "Pokoknya setelah
Tiga tahun kemudian...Seorang anak lelaki tampak sedang duduk dengan angkuhnya di sofa kamarnya, sorot matanya yang tajam seolah sedang menguliti seorang pelayan yang sedang membersihkan tumpahan makanan yang tidak sengaja terjatuh sebab kakinya yang tersandung karpet mahal yang saat ini sedang dipijaknya."Kau membuat selera makanku jadi hilang!" protes anak lelaki tampan itu, wajahnya sangat tampan dan menggemaskan layaknya anak seusianya, namun tidak dengan sikapnya. Jika tidak ada ibunya di sampingnya, dia langsung berubah jadi iblis kecil yang arogan."Sekali lagi mohon maafkan saya, Tuan Muda," ujar pelayan itu bersimpuh di hadapannya."Saya akan membawakan Anda makanan yang baru, Tuan Muda," lanjutnya dengan suara bergetar sebab ketakutan. Bukan karena anak kecil itu mempunyai kekuatan super hingga membuatnya ketakutan, namun ayah dari anak itu adalah penguasa negara ini, jelas pelayan itu ketakutan karena sudah membuat anaknya kesal.
Tiga bulan kemudian. Setelah pernikahan Erwin dan Ellena yang digelar secara sederhana, selang beberapa hari kemudian Erwin sudah tidak bekerja lagi pada Deffin. Tidak hanya itu, Erwin juga sudah keluar dari dunia gelapnya, dia secara resmi memberikan Black World untuk dipimpin tangan kanannya, namun meski begitu Black World tetap melindungi anggota Wirata Group, sebagai sumpah setianya kepada mendiang kakek Deffin dahulu. Sekarang Erwin hanya fokus kepada bisnisnya yang bergerak di bidang restoran dan perhotelan. Sedangkan Roy tetap bekerja dengan Deffin, dia memutuskan pensiun jika Wirata Group juga sudah berpindah tangan ke tuan mudanya yaitu Reynand Wirata. Namun Deffin juga tidak membiarkan Roy sibuk seperti saat dia masih lajang, Deffin menyuruh Roy untuk memprioritaskan istrinya terlebih dahulu, karena Elma kini sudah hamil tua. Bukan hanya Elma dan Roy yang sedang menanti kehadiran buah hatinya, pasangan Ar
Tiga bulan sudah Ellena bekerja menjadi pengasuh Reynand, jika ditanya apakah Ellena betah kerja di rumah Deffin?Jawabannya pastilah betah, walaupun awalnya Ellena sangat tidak terbiasa dengan sifat posesif Deffin, bukan kepada Reynand, namun kepada Azkia sang istri tercinta.Deffin selalu menampakkan raut wajah 'tak suka jika Azkia terlihat asyik mengobrol dengan Ellena ketika Deffin sudah pulang bekerja. Deffin merasa kesal sebab Azkia sudah puas bersama Ellena dan Reynand mulai pagi hingga sore, namun Azkia masih mencuri waktu untuk mengobrol dengan Ellena di malam hari, padahal seharusnya malam hari adalah waktu giliran untuk bersama Deffin.Seperti saat ini, Deffin langsung mengerucutkan bibirnya ketika melihat Azkia dan Ellena mengobrol santai di teras samping rumah, sedangkan Reynand tampak tertidur pulas di stroller nya."Kau bahkan sekarang sudah lupa menyambutku pulang," ujar Deffin terdengar sinis.Azkia dan Ellena kompak menoleh, Ellena
Setelah puas melampiaskan rasa kesalnya semalaman, akhirnya di pagi buta Erwin memutuskan kembali ke rumahnya, bayangan beberapa kepala yang terputus dari tubuhnya, mampu membuat Erwin menorehkan senyum tipis di wajah tampannya.Melihat para musuh yang mati secara mengenaskan membuat sensasi rasa menyenangkan tersendiri bagi Erwin, apalagi musuh-musuh itu adalah orang yang merugikan bagi masyarakat, maka Erwin merasa dirinya adalah dewa penolong bagi semua orang.Memang benar bisnis Erwin terbilang kotor, selain mengelola banyaknya tempat perjudian dan prostitusi di berbagai negara, Black World juga sering menjual organ dalam manusia kepada orang yang membutuhkan, begitu pun dengan berbagai jenis senjata. Namun mereka dianggap sebagai Robin hood para rakyat bawah, bantuan finansial per bulan yang mereka gelontorkan tidak bisa dikatakan sedikit untuk menghidupi rakyat bawah, terutama orang tua yang sudah uzur.Di saat Erwin sedang asyik mengemudi, ia menger
Azkia merasa menyesal karena tidak menyetujui ide Deffin dari awal untuk mencari jasa seorang pengasuh, ternyata meski hanyamenyetujuinya dan belum mendapatkan pekerjanya, itu berpengaruh besar terhadap Deffin.Deffin kini telah kembali seperti semula, dia malas membawa pekerjaan kantor untuk dibawa pulang ke rumah, baginya di rumah adalah waktunya bersama keluarga, jadi Deffin berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya di kantor.Jika dalam waktu sebulan ini, setelah membersihkan diri sepulang kerja, biasanya Deffin akan langsung pergi ke ruang kerjanya, dia hanya keluar untuk makan malam, lalu setelah itu dia kembali masuk ke ruang kerja hingga kantuk menyerang. Bukan tanpa alasan Deffin memilih bekerja daripada bersama keluarganya, melihat Azkia yang hanya sibuk dengan Reynand, lalu ikut tidur ketika Reynand juga tidur, hal itu membuat Deffin merasa kesal, namun ia tidak bisa protes sebab melihat ada gurat kelelahan di wajah istrinya, mana tega Deffin
Ada yang bilang jika kita mempunyai bayi, kita akan tahu ketika jam sedang berputar, meskipun saat kita sedang tidur di malam hari, dan itu sekarang telah dirasakan Azkia dan Deffin. Setiap dua jam sekali Reynand akan menangis, entah itu meminta ASI, ataupun merasa tidak nyaman karena popoknya penuh.Selama satu bulan ini Azkia diam-diam selalu tersenyum geli ketika melihat Deffin bangun di tengah malam dan mengganti popok Reynand. Suami posesifnya itu selalu mengomel di pagi hari, hal itu wajar sebab Deffin merasa di nomor duakan, namun saat mengganti popok Reynand, hanya ada pancaran kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya.Jika di pagi hari, Deffin akan terlihat sangat kesal dengan anaknya, dia tidak akan mau menggendong Reynand meski di waktu dia sudah pulang bekerja, itu Deffin anggap sebagai sikap protesnya. Azkia yang biasanya membantu memasangkan dasi, menyisir rambutnya, dan memasangkan sepatu untuknya, sekarang di pagi hari akan selalu sibuk mengurus Reyna