Pagi ini setelah sarapan Deffin dan Azkia kembali ke kamar, hari ini dan beberapa hari selanjutnya Deffin mengambil cuti, dia sedang ingin mengganti beberapa tahun penderitaannya dengan mengurung Azkia seharian di kamar.
"Sayang, tapi besok kita keluar ya, aku ingin jalan-jalan seharian sama kamu," ujar Azkia manja.
Kini mereka berdua sedang duduk di sofa.
"Masa iya selama kamu libur, aku terkurung di dalam kamar, bisa rontok semua tulangku nanti," batin Azkia.
Terdengar Deffin mendengus, tapi melihat wajah Azkia yang menggemaskan membuatnya tidak bisa menolak keinginan istri kesayangannya itu.
"Baiklah," ujarnya dengan malas. Azkia tersenyum senang, lalu mencubit kedua pipi Deffin.
"Ayo sekarang ceritakan tentang Erwin, aku penasaran kenapa kamu bisa menahan diri untuk tidak memarahinya."
Deffin menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, lalu tangannya menarik kepala Azkia agar bersandar di badannya, mata Deffin menerawang langit-langi
Jingga mulai menampakkan keindahannya, Azkia dan Deffin baru selesai mandi, dengan telaten Deffin memakaikan baju Azkia, sedangkan dirinya masih menggunakan jubah mandi."Aku akan mengeringkan rambutmu setelah aku berganti pakaian," ujar Deffin lembut sambil sedikit tergelak melihat wajah cemberut Azkia.Setelah mengucapkan itu Deffin menggendong Azkia, dengan pelan dia merebahkan tubuh Azkia, membenarkan posisinya agar bisa bersandar di ranjang dengan nyaman."Huh, badanku benar-benar remuk, bagaimana bisa dia sekuat itu, seolah tenaganya tidak bisa habis, Aaa ... aku ingin pijat ...." ujar Azkia dalam hati.Tidak lama kemudian Deffin keluar dari ruangan walk in closet dengan baju santainya, dia tidak bisa berhenti tersenyum melihat wajah kesal Azkia.Sesuai perkataannya, dia mengeringkan rambut Azkia dengan handuk, dan sesekali memberi pijatan lembut di kepala Azkia berharap perasaan kesal sang istri bisa hilang."Sayang, kamu kok masih ce
Hari ini Azkia tampak ceria, karena hari ini dia akan jalan-jalan bersama Deffin, ini bukan kali pertamanya tapi entah mengapa dia merasa seperti baru pertama kali kencan dengan pasangannya.Rasa pegal di badannya telah hilang, karena semalam dia dipijat sama lelaki tampan, siapa lagi kalau bukan Deffin. Azkia merasa sangat beruntung mempunyai suami seperti Deffin, dia hanya harus bersabar menghadapi sifat menjengkelkan suaminya.Kini Azkia dan Deffin sedang menuruni tangga untuk sarapan, senyum Azkia semakin lebar ketika melihat Erwin dan Roy, sepertinya Azkia harus mulai menjalankan misinya untuk memperbaiki hubungannya mereka dengan Arnold."Kia sayang, aku tinggal ambil dompet dulu di kamar," ujar Deffin sambil mengusap pipi Azkia lalu melenggang pergi, Azkia hanya mengangguk karena mulutnya masih penuh makanan.Setelah Azkia menghabiskan sarapannya, dia langsung mencari Roy. Langkah kakinya membawanya menuju teras depan, terlihat Roy sedang duduk di
Hari ini sedikit menegangkan buat Azkia, karena nanti malam Azkia berencana mempertemukan Arnold dengan Deffin dan juga Erwin.Semua sesuai yang sudah diatur Roy, mereka akan dipertemukan di panti asuhan. Nanti akan diadakan acara makan malam bersama, dimana semua para donatur juga turut diundang dalam acara tersebut, sebagai ungkapan rasa terima kasih karena panti tidak pernah kekurangan apapun, berkat orang-orang dermawan seperti mereka.Azkia yang sedang mengantar makan siang Deffin ke kantor, tersenyum ketika berpapasan dengan Roy yang baru saja keluar dari ruangan Deffin."Terima kasih untuk semuanya Sekretaris Roy," ujar Azkia tulus sambil memberikan senyuman manis.Roy hanya memandang Azkia sekilas ketika berbicara, lalu dengan cepat mengalihkan pandangan dengan menganggukkan kepalanya sekali sebagai jawaban. Dalam hati dia membatin, "Tidak tahukah Anda nona, jika senyuman Anda bisa menyebabkan malapetaka. Kenapa aku baru tahu kalau kecantikan nona
Pagi ini Deffin dan Azkia sarapan seperti biasanya, namun saat ini Azkia sedang mencuri pandang kearah Erwin yang sedang menata makanan, ada rasa yang tidak nyaman setelah semalam dia melihat Erwin terlihat sedang sedih sendirian di taman samping rumah."Selama ini Erwin sering membantuku, dan beberapa kali menyelamatkan nyawaku. Tapi aku tidak pernah bisa menghiburnya karena keposesifan deffin, mungkin dengan mengucapkan terima kasih bisa menghiburnya," batin Azkia.Sedikit terkekeh dalam hati, tapi ide konyolnya diucapkan saja, karena terkadang ungkapan sederhana dari seseorang yang dicintai bisa mempengaruhi mood."Terima kasih Erwin," ujar Azkia dengan senyuman manis, setelah Erwin selesai menghidangkan menu sarapan.Erwin hanya mengangguk sopan, bibirnya tetap tertutup rapat, namun awan mendung di wajahnya mulai tersibak.Deffin yang mendengar ucapan terima kasih Azkia tidak terima, entah mengapa rasa kesal ketika Azkia berbicara dengan laki-l
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, tetapi Azkia masih setia bergelung dengan selimutnya.Deffin yang sedari tadi sudah bangun, hanya asyik tersenyum memandang wajah cantik istri kesayangannya. Dia sama sekali tidak berniat membangunkan Azkia, semakin lama Azkia tidur, semakin sedikit waktu Azkia untuk pergi berdua dengan Erwin.Ide yang sangat bagus bukan?Rencana liciknya membuat Azkia kelelahan akibat malam panas mereka telah berhasil, Deffin baru membiarkan Azkia tidur hampir pagi.Suara nada dering ponsel membuat Deffin mengumpat, dia sudah mematikan ponsel miliknya, namun lupa dengan ponsel milik istrinya.Siapa yang berani menelpon istrinya di waktu senangnya sekarang. Dengan kesal dia mengambil ponsel Azkia, membatin jika sampai Erwin yang menelpon, dia berjanji akan membuat Erwin lebih kesal dari semalam.Dahi Deffin mengernyit melihat nama Sekretaris Roy yang terpampang di layar ponsel Azkia."Mau apa dia mene
Di hari yang sama.Kebersamaan Azkia dan Erwin membuat suasana hati Deffin benar-benar kacau. Jika seperti ini sudah pasti yang dibuat repot adalah Sekretaris Roy."Apa gunanya Anda di sini tuan?! Jika semuanya ternyata saya juga yang mengerjakan. Lebih baik Anda mengikuti nona saja," gumam hati Sekretaris Roy kesal.Sang tuan mudanya memang mengikuti rapat, raganya pun duduk di kursi utama, namun matanya tidak beralih dari ponsel yang menampilkan video live kebersamaan Azkia dan Erwin.Sang pengawal bayangan suruhannya telah bekerja sangat baik. Selama ini mimik wajah Deffin tetap datar. Dan Deffin masih bisa mendengar pembahasan rapat ini meski hanya sekedar lewat saja di indra pendengarannya.Segala sesuatu akhirnya Roy yang memutuskan, karena percuma bertanya kepada tuan mudanya yang cuma hanya bisa menjawab 'heem.' Beruntung rapat ini tidak terlalu penting dan hanya melibatkan beberapa Kepala devisi saja."Sial!" ujar Deffin tiba-tiba,
Setelah ritual mandi yang sangat panjang, Azkia dan Deffin sedang duduk santai di sofa sambil menonton TV."Sayang, besok ulang tahun Arnold kita datang ya?!" pinta Azkia."Ck, malas," jawab Deffin."Sayang ... jangan begitu, kita semua sudah berbaikan, kita awali lagi ya dimulai dari kita menghadiri undangan Arnold," ujar Azkia dengan menampilkan wajah yang pasti susah untuk menolak permintaannya."Baiklah, aku mana bisa menolak permintaan Kiaku ini ...." Mencubit gemas hidung Azkia. "Tapi jangan pernah buat aku kesal besok.""Iya, mana mungkin aku membuat kesal Suami tampanku ini," ujar Azkia dengan membalas mencubit kedua pipi Deffin."Justru aku yang sepertinya harus menyiapkan hatiku agar tidak cemburu besok, karena pastinya Arnold akan mengundang teman-teman sekolah kalian dulu." Mengerucutkan bibir kesal karena teringat dulu banyak yang menyukai suaminya."Haha ... Kau ini ada-ada saja, meski dari dulu banyak yang menyukaiku ma
Salah satu hotel megah milik Arnold adalah tempat di mana dia mengadakan pesta ulang tahunnya.Sebenarnya dia malas membuat acara seperti ini, namun demi mendapatkan kepercayaan Deffin bahwa dirinya agar terlihat bisa move on dari Azkia, jadilah ia mengadakan acara konyol ini dan membayar salah satu teman kuliahnya dulu untuk disewa menjadi kekasih satu malam saja."Ingat, aktingmu harus senatural mungkin, buat Deffin percaya bahwa kamu beneran kekasihku." Sekali lagi Arnold becermin, memastikan penampilannya sempurna malam ini.Arnold bukan orang yang naif, dia memang sudah menyerah untuk berharap Azkia akan menjadi miliknya, tapi rasa cinta itu akan tetap ada, dan beberapa hari tidak bertemu Azkia membuat rindu menyiksa dirinya."Kamu jangan khawatir, malah sesungguhnya aku ingin menjadi kekasih sungguhanmu," ujar wanita yang memakai gaun seksi itu dengan memeluk Arnold dari belakang."Singkirkan tanganmu itu dari tubuhku!" ketus Arnold. "Jangan