Share

Bab 165

"Manusia tidak tahu diri, jangan so pintar. Orang idiot sepertimu tidak berhak bertanding dengan senior di bidang ini," kata Nandang sambil menatap Sean.

"Cepat turun, jangan coba-coba mempermalukan kami."

"Benar, siapa kamu? beraninya menantang Master Nandang?"

"Benar-benar tidak tahu malu, kamu mengira dirimu sudah hebat karena keberuntunganmu?"

"Cepat turun, jangan memalukan kota kita."

Semua orang mulai berteriak ketika melihat Sean hanya berdiri diam di sana. Melihat semua orang yang berteriak, Devindra dan Erwin merasa sangat puas karena mereka sudah menunggu sangat lama momen ini.

"Anak muda jaman sekarang semakin tidak tahu malu," kata Indra.

"Mungkin lukisan itu membuatnya begitu percaya diri," lanjut Sendi.

Mereka berdua tidak percaya pada Sean dan merasa kalau Sean tidak bisa menjadi orang yang sukses. Dia bahkan tidak mengerti kesopanan yang sangat dasar bagi seorang senior. Lubis menghela nafas dan tidak berkata apapun lagi.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status