Nandang, Zein dan semua yang ada disana mulia gemetaran. 15 triliun untuk taruhan benar-benar nilai yang sangat besar. Bahkan aset keluarga Sanjaya hanya puluhan triliun di Dolar Sejahtera, itupun dengan aset tetapnya. Uang yang benar-benar dapat digunakan, hanya 6-8 triliun, jika mau lebih banyak, itu harus melakukan peminjaman dana dari bank. Bahkan jika salah satu dari keluarga besar di kota Bandung pun, tidak mampu mengeluarkan begitu banyak uang. Jangan-jangan anak ini memang benar-benar putra orang kaya di kota Bandung? Mendengar aksennya, seperti aksen orang kota Yogyakarta, jangan-jangan dia adalah putra orang kaya dari Kota Yogyakarta? Zein menatap Sean dengan sedikit ragu, tetapi tidak peduli bagaimanapun, Sean tidak terlihat seperti putra orang kaya. Sebaliknya, dia hanya terlihat seperti orang bodoh. "Lima, lima belas triliun?" Tubuh Nandang gemetaran, bahkan dia belum pernah punya uang 15 triliun. "Iya, jika kamu berani menerima tantang
"Sepertinya dia ini sedang menggunakan taktik psikologis. Dia sudah menebak kalau Zein dan yang lainnya tidak memiliki uang simpanan sebanyak itu. Dengan begitu dia membuat tekanan kepada pihak lawan. Karena aku juga berpikir keluarga besar juga belum tentu bisa mengeluarkan uang sebesar 15 triliun sekaligus, apalagi untuk taruhan," Ujar Lubis dengan menganalisisnya. "Benar, dia ini cukup berbakat. Terlihat dari caranya menghadapi masalah ini dengan tenang dan percaya diri. Hanya saja yang di sayangkan moralnya sedikit buruk," Sendi mengangguk dan setuju dengan pendapat Lubis. "Kita tunggu saja, kalau Zein dan yang lain setuju pasti dia tidak berani bertaruh lagi. Bisa saja dia langsung kabur karena malu," Ujar Indra dengan mengejeknya. Erwin dan yang lainnya juga kurang lebih memiliki pendapat yang sama seperti mereka bertiga. Setelah mendengar analisis dari ketiga master, mereka semua mengangguk, mereka merasa jika orang-orang Dolar Sejahtera menerima tantanganny
"Saat ini pasti dia sedang khawatir, bisa malu seumur hidup karena kelakuannya." "Sekarang kita lihat, bisakah dia mengeluarkan uang sebesar 3 triliun untuk taruhan. Kalau tidak bisa, orang-orang dari Dolar Sejahtera atau keluarga Hartanto, mereka pasti tidak akan melepaskannya." "Lihat saja Sean, kamu tidak mungkin pulang dengan keadaan baik-baik saja," Yuda menatap Sean, tatapan matanya penuh dengan kegembiraan di atas penderitaan orang lain. Tidak ada yang percaya bahwa Sean bisa mengeluarkan uang sebesar 3 triliun. Tetapi tiba-tiba… "Oke, tunggu sebentar. Aku sekarang akan menggesek kartuku untuk taruhan. Kalian juga keluarkan kontrak kerja sama saluran batu asli." Setelah Sean mengatakannya, dia meminta staf untuk datang dan menggesek kartunya. Melihat Sean benar-benar menggesekkan kartunya, semua orang tidak berani mempercayainya. Bagaimanapun Sean tidak terlihat seperti orang yang bisa mengeluarkan uang sebanyak itu? Saat ini, semua orang
"Ini adalah jade Tibet otentik dengan berat sekitar 189 gram," Ujar Nandang setelah meneliti batunya sebentar. Begitu dia baru selesai mengatakannya, staf mengambilnya dan memotongnya. "Beratnya 177 gram, dan perbedaannya 12 gram," ujar staf setelah menimbangnya. Perbedaannya sedikit lebih kecil dari sebelumnya, Tuan Nandang memang paling hebat! Semua orang terkejut ketika mereka melihat angkanya. "Anak ini pasti akan kalah, lihat saja tuan Nandang sudah menebaknya dengan sangat baik." "Iya, jika aku punya anak seperti dia, aku tidak akan menganggapnya anak lagi. Selain mempermalukan keluarga dia juga membuat keluarganya bangkrut. Bahkan jika keluarganya memiliki banyak uang, keluarganya juga tidak akan bisa menahan beberapa kali kegagalan seperti ini bukan." Ketika semua orang sedang mengagumi penilaian Nandang yang akurat, mereka juga mengatai Sean akan kalah. Ini adalah ritme memberikan 2 triliun dengan malu. "Ini adalah spesies jade muda," u
Sebelumnya, dia terlihat sangat hebat karena dia tidak percaya bahwa Sean akan memenangkan taruhan batu. Tapi sekarang, mentalitasnya langsung berubah drastis, dia tidak memiliki pendapat akan segala ejekan Sean sebelumnya. Sebaliknya, dia yang saat ini, benar-benar meyakini kemampuan Sean untuk menilai harta karun. Setelah Nandang selesai berkata, wajah Zein dan yang lainnya langsung berubah menjadi warna merah tua, mereka dari surga langsung terjatuh ke neraka. Tetapi Riza dan yang lainnya bertepuk tangan untuk merayakannya. Meskipun Sean menang, tetapi saat ini, mereka semua hampir melupakan ketidaksukaan mereka kepada Sean. Perasaan membuat Zein dan yang lainnya malu. "Nak, bagaimana kamu tahu itu adalah giok Pomelo?" Nandang menatap Sean dengan ekspresi terkejut. Bahkan jika itu adalah nephrite barat, tetapi itu dibagi menjadi banyak tipe, dan pemuda ini hanya dengan memegangnya di tangannya dalam waktu yang sebentar, tapi dia sudah bisa menebaknya. Kemampuan
Setelah kontrak diserahkan, Sean bersiap untuk pergi. Meskipun dia tidak memiliki waktu untuk mengelolah saluran batu asli di kedua daerah, tetapi dia bisa membuat Roni dan yang lainnya keluar dari pasukan bawah tanah ke permukaan hanya dalam satu gerakan. Iya, dia bermaksud memberikan kontrak besar batu asli di kedua daerah itu untuk diolah oleh Roni, sehingga Roni dan yang lainnya bisa bertobat. "Sean, kak Sean, tunggu sebentar," Melihat Sean ingin pergi, Riza bergegas mengejarnya. Sean mengangkat alisnya, berhenti dan melihat ke Riza. "Jadi begini, bisakah kamu menjual saluran batu asli di kota Bandung di tanganmu untukku?" Ujar Riza dengan tersenyum meringis. "Maaf, aku tidak bermaksud menjualnya," ujar Sean dengan tersenyum ringan. Riza merasa sedikit malu. Jika dia tidak mendapatkan kontrak saluran itu untuk dibawa pulang, saat dia pulang dia pasti akan dimarahi habis-habisan. "Aku bisa memberikan lebih dari taruhan tadi, untuk membeli kon
"Kakak, ada masalah besar yang terjadi tadi," ujar Jennie tanpa banyak berpikir. "Hah? Apa yang terjadi?" Mega terkejut, dan Natalie menatap Jennie dengan ekspresi terkejut. "Kakak ipar, dia membuat masalah!" Ujar Jennie dengan ketakutan. Mega terkejut, Natalie mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan kakak iparmu?" "Dia, dia menampar Yuda dua kali di depan umum. Kali ini, bukan hanya dia yang akan mati, kemungkinan besar akan mempengaruhi keluarga kita juga!" Ujar Jennie dengan khawatir. "Siapa Yuda?" Meskipun Yuda adalah generasi kedua keluarga Suryana yang terkenal pemain wanita, tetapi beberapa orang yang sudah berumur tidak mengenalnya. Natalie juga tidak terkecuali. "Generasi kedua dari keluarga Suryana kota Bandung bagian utara. Jika ada orang yang pernah menyinggung perasaannya, kalau bukan kakinya yang patah, maka tangannya yang akan dilumpuhkan, selain itu dengar-dengar ketiadaan keluarga Brahmana sebelumnya adalah karena ke
"Ayah, Jennie, aku akhirnya sudah memahami kalian. Sean membantu kalian mendapatkan 100 miliar. Setelah ada masalah, kalian meninggalkannya dan langsung melarikan diri pulang ke rumah, apakah kalian masih memiliki hati nurani?" Dia menoleh ke Natalie dan berkata dengan marah, "Selain itu, ibu, ayah sudah mengatakan, dari 100 miliar ini, setengahnya adalah milik Sean, tetapi ibu tidak ingin memberinya sepeserpun, tanpa Sean, apakah ayah bisa mendapatkan uang itu? Apakah ibu tidak memiliki hati nurani lagi? Apakah ibu lupa, kalian selalu memusuhi Sean, tetapi waktu itu dia masih diam-diam membantumu memenangkan proyek perusahaan Wijaya. Terus kalian pernah mengatainya, mempermalukannya, apa dia ada mengatai kalian? Dia tidak mengatakan apa-apa, setidaknya dia tidak mengatakan sesuatu yang tidak baik tentang kalian di depanku. " Mungkin karena dia juga merasa takut, akhirnya Mega pun marah. Bambang, Natalie, dan Jennie semuanya menundukkan kepala karena malu. Iya, sel