Sean sekeluarga pulang bersama setelah Mega keluar dari ruangan. Pagi harinya, Sean menghubungi Pasukan Azure setelah dia mengantar Andin ke sekolah. Sean menyuruh mereka bertiga untuk memberitahu Fikri pergi bertemu dengannya di Perusahaan Arthaguna. Kemarin Mega ingin menyuruhnya untuk mendirikan usahanya. Dia bersiap untuk membeli pasar swalayan Fikri untuk meyakinkan Mega. Setelah memutuskan panggilan, Sean langsung pergi ke Perusahaan Arthaguna. Saat ini karyawan biasa hingga pejabat tinggi Perusahaan Arthaguna, merasa khawatir. Pembubaran Perusahaan Martaguna membuat mereka tidak yakin kepada masa depan perusahaannya sekarang. Entah siapa yang mendapat informasi bahwa pemilik saham terbesar Perusahaan Arthaguna adalah Tuan Muda Perusahaan Martaguna. Perusahaan Martaguna saja sudah bubar, apakah perusahaan kecil seperti Perusahaan Arthaguna akan bertahan hidup? Bahkan Chandra juga agak khawatir. Beberapa hari ini Sean tidak mencarinya dan dia juga tidak m
Setelah Chandra berhasil mengontrol perasaannya agar tenang, dia meminta sekretarisnya untuk memberitahukan kepada para manajer jika akan segera diadakan rapat. Sean menunggu di ruangan Chandra untuk menunggu kedatangan Fikri. Saat sekretaris mengumumkan jika sebentar lagi akan diadakan rapat, hampir semua manajer memiliki pemikiran yang sama. Ini mungkin pertemuan manajemen terakhir yang menentukan nasib perusahaan. Beberapa hari ini karena rencana pembubaran Perusahaan Martaguna jadi semua orang sedang mengkhawatirkan apakah perusahaan Arthaguna juga akan dibubarkan atau tidak, yang jelas hal itu menentukan masa depan mereka. Perusahaan Arthaguna bukan perusahaan besar di Bandung tetapi juga merupakan perusahaan terbaik diantara perusahaan yang lainnya. Terutama setelah perusahaan diambil alih oleh direktur Sean, gaji yang mereka dapatkan juga meningkat pesat, dan jauh berbeda dengan perusahaan lainnya. Jika benar benar akan dibubarkan, maka mereka benar benar b
“Direktur, apa Direktur ingin memberitahukan kepada kita jika pemilik dari Perusahaan Champion adalah orang yang sama yaitu Direktur Sean yang memiliki saham terbesar di perusahaan kita?” Ada seseorang yang bertanya dengan terkejut. Peserta rapat yang lainnya juga menjadi riuh, dan sama terkejutnya. Direktur Sean memegang kendali Perusahaan Martaguna, jika perusahaan itu dibubarkan, dan muncullah Perusahaan Champion. Jika pemilik Perusahaan Champion bukanlah direktur Sean bukankah itu merupakan suatu kebetulan. "Ya, pada konferensi manajemen terakhir, Direktur Sean mengatakan bahwa akan ada langkah besar yang terjadi, Perusahaan Champion adalah langkah besar yang dimaksud oleh direktur Sean," Chandra berkata dengan bangga, rasanya seperti dialah melakukan langkah besar ini. Chandra tentu saja memiliki alasan kenapa dia bisa seantusias ini, meskipun Sean tidak menjanjikan apa-apa kepadanya, tetapi dengan memiliki 30% saham di Perusahaan Arthaguna saja sudah membuatn
“Kamu jangan bercanda, kamu mendapatkan dua proyek besar berturut turut untuk perusahaan, dan proyek ini sudah dipastikan jika perusahaan kita tidak bisa mendapatkannya. Maka dari situ kita bisa melihat jika kemampuanmu memang luar biasa, direktur Sean pasti akan memilih manajer Mega untuk menjadi orang pertama yang dipindahkan ke Perusahaan Champion,” Khair tersenyum sumringah, meskipun hatinya merasa tidak nyaman. Tetapi, dia juga tidak berani menunjukkannya, karena suami Mega merupakan orang yang begitu hebat. “Itu karena keberuntunganku sedang bagus saja, sebenarnya ada seseorang yang membantuku mendapatkan kedua proyek itu,” Mega tersenyum, dia tidak khawatir jika Khair akan berkata yang tidak-tidak, jika ada seseorang yang membantunya juga merupakan kemampuan yang dia miliki. “Kamu terlalu rendah diri, sungguh, mengenai bagian pemasaran yang kita jalani ini, memiliki relasi yang kuat juga merupakan suatu kemampuan,” Khair mengatakannya dengan sungguh sungguh.
Di sisi lain, Sean tidak menunggu terlalu lama, Amar sudah membawa Fikri ke ruangan Chandra. Melihat Sean yang duduk di kursi pimpinan, Fikri menjadi tercengang, bukankah dia hanyalah satpam dari Arthaguna? Jika seperti ini maka dia adalah pimpinan dari Arthaguna namanya! Meskipun hatinya begitu tercengang, begitu teringat akan Sean yang hanya dengan satu kata saja bisa membuat perusahaan milik keluarganya mengalami kesusahan, dia merasa jika segalanya terasa begitu normal. Jika Sean merupakan satpam di perusahaan ini, maka dia malah harus merasa curiga. “Kak, dia mengatakan jika kamulah yang memintanya untuk datang kemari, jadi aku membawanya kemari,” Amar menjelaskan. “Iya, aku yang memintanya datang kemari, kamu keluarlah dulu,” Sean mengangguk mengiyakan,dan pandangannya terjatuh kepada Fikri. “Tu-tuan…” Fikri bertemu hanya berdua dengan Sean, terlihat jika dia sedikit ketakutan hingga gemetaran. Pasukan Azure saja dihadapannya bukanlah apa-apa, dan a
Tetapi jika tidak memberikannya kepada Sean maka Perusahaan milik keluarganya itu tidak akan sanggup berkembang di kota Bandung. Dan dia juga tidak mencurigai apa yang dikatakan oleh Sean, jika dia sudah mengatakan bahwa dia akan mematikan brand milik keluarganya, maka dia pasti akan melakukannya. Terutama pada zaman teknologi internet yang secepat ini, sampai-sampai jika dia mengetahui dimana keluarganya kembali membuka Perusahaan, maka Sean pasti akan memiliki cara agar usahanya itu tidak berjalan lancar. Kesulitan yang dia alami kali ini sebagai buktinya. Jika Sean tidak menghentikan tekanannya maka keluarga mereka tidak akan sanggup menghentikan opini publik yang semakin memanas di internet. Sampai-sampai untuk beberapa hari ini jika mereka menginginkan pertolongan maka mereka tidak bisa melakukan apapun. Hal yang paling berharga dari Perusahaan milik keluarganya adalah brand yang mereka miliki. Jika brand itu tercoreng maka usaha yang dia rintis juga akan tamat. Ji
Jika bukan karena Erwin yang membuat grup chat dan mengadakan reuni teman sekolah maka mereka tidak akan tahu lagi kapan mereka bisa saling bertemu. “Kak Sean bagaimana keadaanmu beberapa tahun ini?” Irfan bertanya. “Ya beginilah,” Sean menjawab dengan mengambil posisi duduk disebelah Irfan. Yang membuat dia penasaran adalah Irfan dulu merupakan seseorang yang memiliki hubungan baik dengan setiap orang di kelas. Kenapa sekarang saat bertemu lagi setelah beberapa tahun murid yang lain memperlakukannya dengan sedikit menjauh? “Bagaimana denganmu, dengar-dengar ayahmu membuka usaha pertanian, usaha yang kalian jalankan baik-saja kan?” Pertanyaan yang dilontarkan oleh Sean setelah dia duduk di kursinya. Seketika wajah Irfan berubah menjadi suram, tetapi dengan cepat dia menjawab dengan tersenyum, “Beberapa tahun ini pupuk yang di jual di pasaran harganya melonjak tinggi dan cuaca yang kurang mendukung. Jadi tidak seperti beberapa tahun yang lalu yang begitu m
Sean melihat kearah laki-laki yang menyindir Irfan, laki-laki itu bernama Devan. Dulu kondisi keluarganya juga begitu baik, tetapi dia memiliki dendam kepada Irfan dan membuat mereka menjadi musuh. Irfan memandang tepat ke arah Devan, karena kemarahan yang berlebihan hingga membuat wajahnya memerah dan tubuhnya gemetaran. “Kita adalah teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu, kenapa harus ribut-ribut seperti ini?“ Sean sudah tidak bisa melihat lebih lanjut lagi dan dia bertanya dengan datar. “Ya, ternyata kamu benar-benar sahabat sejatinya, begini saja kamu sudah muncul dan membantunya,” Devan melihat kearah Sean dan menyindirnya. “Yang aku maksud adalah, jika kalian memiliki dendam maka bisa diselesaikan secara pribadi. Hari ini merupakan reuni teman sekolah dan bukan saat yang tepat untuk kalian meluapkan kemarahan. Tentu saja aku sedang membantu Irfan, jika kamu tidak terima maka kamu bisa mencariku secara pribadi,” Sean tersenyum mengejek, dia memang