Hanz bahkan sampai memegangi pundak temannya itu. “Kematian Kim akan menjadi malapetaka bagimu. Setelah ini, pihak Keluarga Kim pasti akan mencari para pelaku dan dalangnya. Kau memang bukan pembunuh Kim, tapi kau akan menjadi kambing hitam di balik peristiwa ini. Parahnya, kekasih Kim ternyata dari Korea Selatan, musuh terberat mereka selama ini.”
Hanz benar. Pihak Keluarga Kim pasti menuntut Park karena seandainya Park tidak mengajak Kim ke sini, pasti Kim tidak akan mati sia-sia.Selama ini Kim berada dalam penjagaan keluarganya meskipun keluarganya sendiri pun menentang sikap kemanusiaan yang selama ini Kim kampanyekan di Korea Utara.Kim bisa cukup berani sebab dia mendapat perlindungan dari keluarganya. Begitu keluarganya tahu bahwa Kim mati terbunuh di Korea Selatan, jelas itu sinyal perang.Hanya tersisa Hanz, Avraam, dan Zahid yang berada di tempat itu. Mereka bertiga kompak menyarankan agar Park segera mengasingkan diri agar tidak terjadLee Jung langsung membentuk pasukan elit khusus hanya untuk melakukan pengintaian, spionase, pengincaran, penculikan, bahkan sampai pembunuhan terhadap para pelaku pembunuhan Kim. Kelompok itu diketuai oleh Song, yang merupakan anak buah kesayangan dari Lee Jung.“Kau harus mencari tahu siapa lima orang itu, Song! Bawa pemimpin pasukan khusus tersebut ke sini dan terpenting pembunuh Kim! Laksanakan!”“Siap, Mayor Jenderal!” Song menjura, memberi hormat kepada atasannya.Song berada di samping Lee Jung, tepat menghadap peti mati Kim. Sebelum dimakamkan, mereka meratapinya dengan penuh khidmat.Lee Jung amat bersedih atas kepergian satu-satunya anaknya itu. Seandainya Lee Jung masih punya anak, mungkin agak berbeda ceritanya, namun rupanya dia hanya punya satu anak saja dan dia harus kehilangan putrinya tersebut di usianya yang masih muda.Karena rasa sayangnya yang besar, Lee Jung tidak bisa menahan kehendak putrinya untuk aktif dalam hal
Tidak butuh waktu lama bagi Song untuk menyelesaikan tugasnya, tidak lebih dari satu pekan, dia berhasil membawa empat pelaku sekaligus. Itu artinya pasukan elit milik Lee Jung memang luar biasa hebat.Hanya saja, Song cuma berhasil membekuk empat dari lima orang yang diincar.Ketika berada di ruangan kerja Lee Jung, Song memberikan pengakuan, “Satu orang yang tersisa masih dalam proses pengejaran, Tuan. Berikan kami waktu.” Song belum bisa berbangga atas pencapaian tugasnya karena satu orang itulah yang sebenarnya yang paling dicari.“Dari empat orang yang berhasil kau ringkus, apakah ada di antara mereka yang merupakan pembunuh Kim?” Lee Jung sangat serius, matanya agak memicing, menunggu dengan sangat penasaran kira-kira apa jawaban dari Song.Agak berat Song mau mengatakannya, tetapi dia bagaimana pun harus tetap jujur sama atasannya. “Satu pelaku yang belum tertangkap, dia adalah pemimpinnya dan merupakan pembunuhnya. Kami sudah menginterogasi empat pelaku, namun mereka tidak mau
Park butuh pasukan. Jelas dia butuh orang yang punya keahlian dalam berbagai bidang, seperti siber, spionase, inteligen, menembak, dan kemampuan lainnya yang dimiliki oleh pasukan khusus militer.Hanz menghela napas pendek seraya berkata, “Aku bakal menugaskan lima puluh orang Fadeyka Army untuk organisasi White Peace.”“Aku ikut bergabung,” ujar Avraam.“Aku juga!” timpal Zahid tanpa banyak berpikir.Demi terciptanya perdamaian, mereka bertiga akan berusaha memberikan yang terbaik bagi Park di White Peace.Park butuh setidaknya satu orang yang sangat paham dengan kekuatan militer Korea dan tentu saja orang tersebut mesti berasal dari Korea itu sendiri.Kebetulan di sana sudah ada kakak kandungnya Park yang bernama Yoo Ji Goo. Panggil saja Yoo Ji. Dia cukup berpengalaman di militer Korsel serta sering mendapatkan tugas berat yang diberikan oleh negara.Yoo Ji menatap mata adiknya dengan penuh rasa tanda tanya dan ada sesuatu yang dia sembunyikan. “Park, adikku. Misimu sangat berbahaya.
Misi besar dari White Piece adalah mendamaikan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang sedang berperang. Sebelum terjadinya perang besar dan parahnya perang nuklir, organisasi tersebut harus cepat melakukan tindakan.Mereka punya satu pemikir cerdas bernama Zahid.Di sebuah rumah pinggiran Korsel, mereka berlima mengatur strategi dan langkah yang bakal ditempuh.Zahid mengawasi wajah mereka satu per satu, lalu berkata, “Jika kita melawan dua negara ini, itu artinya kita turut melawan dua golongan besar, yakni Blok Barat dan Blok Timur.”Kemudian Zahid menceritakan cukup ringkas sejarah yang pernah ada di Semenanjung Korea, tentang bagaimana turut campurnya Soviet dan Tiongkok, serta AS dan sekutunya.“Menurut hematku, seandainya perang ini berlangsung lama, sudah dipastikan negara-negara yang aku sebut tadi bakal ikut campur. Seperti halnya yang terjadi waktu itu dan juga yang pernah terjadi di Vietnam. Mereka sampai sekarang masih saja
Pasukan khusus Angkatan Darat Republik Korea “Baret Hitam” atau pasukan khusus ROK. Di sanalah Yoo Ji mendedikasikan hidupnya selama bertahun-tahun. Ada beberapa brigade atau komando militer di Korsel, dan ROK adalah satu dari sekian banyak yang punya peran sentral.Angkatan bersenjata Korsel terbentuk ketika perang Korea terjadi. Hingga kini mereka tetap solid dalam menjaga kestabilan dan kedaulatan di dalam negeri, terutama untuk bertahan dari ancaman negara tetangga yang memang kerap kali menebar ancaman. Sekarang, perang itu pun pecah dan tak bisa terhindarkan.Jika biasanya Yoo Ji bertugas demi negara, maka kini dia melakukan hal yang tidak pernah pernah terbayangkan oleh siapa pun, bahkan Park saja tidak pernah terbersit di benaknya kalau kakaknya bakal memutar haluan seratus delapan puluh derajat, berubah total.Yoo Ji benar-benar melepaskan diri dari militer, hanya demi adiknya bisa selamat. Dari Hanz dia akhirnya menyadari bahwa Park memang bakal
Hanz selanjutnya mengatur pembicaraan melalui video langsung dengan perwakilan dari pihak militer Korsel. Dan yang menjadi pembicara dari White Peace tentu saja Yoo Jii, tetapi Yoo Ji mengenakan topeng dan suaranya pun disamarkan supaya identitasnya sebagai mantan anggota militer tidak terendus.Di depan layar komputer, Yoo Ji berbicar empat mata secara langsung dengan seorang perwira tinggi dari militer Korsel. Yoo Ji berusaha tenang dan tidak menampakkan kegelisahan, sebab lawan bicaranya adalah atasannya sendiri di militer.“Apakah kalian berasal dari Korea Selatan?” tanya perwira tinggi tersebut.Yoo Ji pun menjawab, “Ya, Kami berasal dari Korsel. Tapi tidak peduli dari mana pun asal kami, namun yang pasti tujuan kami tetap sama, yakni agar terciptanya keadilan di negeri ini.”“Ulah kalian sudah keterlaluan. Sampai membuat down sistem keamanan kami. Jika hal ini berlangsung lama, musuh kami bisa menyerang tanpa kami ketahui. Apa mungkin kalian malah berada di pihak Korut si Komunis
Park mengulangi pertanyaannya. “Jika kami berhasil menemukan pelaku utama tersebut, apakah perang bakal berakhir, lalu kedua negara bisa hidup dengan damai dan rukun?”White Peace beranggapan bahwa bisa jadi perang akan berhenti, namun nyatanya tidak demikian. Perseteruan antara kedua negara sudah berlangsung sejak dulu dan jika ada percikan sedikit saja, sudah barang tentu masalah-masalah kecil baik yang telah terjadi maupun sedang terjadi, akan dianggap besar dan dijadikan sebagai alasan untuk terciptanya sebuah perang.Lee Jung menjawab tegas. “Perang tetap terjadi dan tidak akan berhenti meskipun kalian sudah membawa pelakunya! Perang akan berhenti kalau Kim bisa hidup kembali. Tapi, nyatanya Kim tidak akan pernah kembali.” Nada dari kalimat terakhir itu sungguh menyentuh hati. Kentara bahwa Lee Jung berkata dengan rasa penuh kesedihan.Mendengar itu, lantas Park terenyuh, dan tidak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa dia pun juga bersedih atas k
Perang merupakan satu dari bagian rencana yang diutarakan oleh Yoo Ji setelah dilakukannya negosiasi. Hanya saja ikut perang adalah hal yang paling mereka hindari. Jika negosiasi hanya mengeluarkan pikiran dan sedikit tenaga, maka kalau perang mereka bisa mengorbankan nyawa.Namun kembali lagi, tujuan mereka mesti tercapai, yakni terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea, bagaimana pun caranya, termasuk dengan langkah peperangan.Hanz menunggu jawaban dari Park, tetapi Park menunggu kakaknya bersuara terlebih dahulu.Pandangan mereka pun tertuju pada Yoo Ji, menunggu kira-kira apa yang dia katakan tentang urutan rencana selanjutnya.Usai menghela napas kasar, Yoo Ji pun berujar, “Perang di perbatasan sudah terjadi selama dua hari. Di hari kedua, eskalasi perang sedikit meningkat dan jumlah korban yang awalnya hanya puluhan, kini sudah mencapai ribuan dan tentu bisa naik lagi lebih dari itu.”Dia melanjutkan bahwa jika terlibat lan