Meskipun diam, Hanz memperhatikan semuanya. Sesekali dia melirik ke arah Tuan Yuan Feng, mengawasi seperti apa reaksinya, apakah plural atau rasis? Toleran atau intoleran? Atau bisa jadi malah lebih parah dari anaknya. Jika Tuan Yuan Feng berlaku tidak adil, mudah saja bagi Hanz untuk mengubah nama perusahaan ini dengan tidak ada lagi nama Yuan. Kepemilikan tiga puluh persen dari Keluarga Yuan bukanlah hal besar bagi Hanz.Tuan Yuan Feng menenangkan dirinya. Bagaimana mungkin Hanz yang rela mengorbankan nyawa namun bisa berlaku mesum? Tuan Yuan Feng tak habis pikir. Dia butuh kejelasan. “Henzo, apakah benar semua omongan tadi?”Hanz menggeleng tegas, “Sama sekali tidak benar, Tuan. Aku tidak bermaksud mendorong, apalagi memeluk Nona Li Wei.” Hanz membela diri karena dia memang merasa tidak bersalah. Dia bukan pria lemah. “Meskipun wanita itu bukan Nona Li Wei, aku pun tidak akan mau melakukannya, apalag wanita itu merupakan kekasihnya dari anak Tuan Yuan Feng
Li Wei tersenyum kecut. “Astaga Mei Yin, kau membela OB ini?! Kau tidak ada di sana pada saat dia melakukan tindakan asusila kepadaku, sementara kau mau memberikan kesaksian seperti apa? Kau mau pakai tebak-tebakan ha? Kau mau berasumsi semata?”Seperti wataknya yang arogan dan impulsif, maka Yuan Liu pun memberikan bentakan kepada sang sekretaris, lagi pula forum ini bukanlah forum formal yang mengharuskan dirinya bicara dengan sopan penuh tata krama.“Mei Yin. Kau tidak ada di lokasi pada saat kejadian berlangsung. Kau tidak tahu apa pun. Tidak usah ikut campur!” sentak Yuan Liu menggeram, alisnya semakin menukik ke bawah.Namun, karena sudah tahu seperti apa karakter Yuan Liu dan Li Wei, maka Mei Yin yang mempunyai watak berseberangan terhadap mereka, Mei Yin bukan impulsif, tetapi justru dia inklusif yakni menerima keterbukaan dan menerima orang lain tidak memandang ras, gender, latar belakang.Mei Yin punya pandangan baik tentang plurari
“Tidak ada tapi-tapian!” tepis Tuan Yuan Feng.Hanz menganggap keputusan yang diberikan Tuan Yuan Feng sudah adil dan penuh toleransi. Saat ini, Hanz masih menganggap bahwa Tuan Yuan Feng masih masuk kategori pemimpin dan pebisnis yang baik.“Li Wei, kau telah menyebarkan berita bohong. Kau akan mendapatkan peringatan dan juga hukuman tegas.” Lalu, Tuan Yuan Feng menghadapkan wajahnya ke arah Yuan Liu. “Dan kau Yuan Liu, kemarin kau sengaja menendang wadah air pel sehingga Henzo harus membersihkan area sekitar lobi. Kau juga akan mendapatkan hukuman!”Sejauh ini, Hanz makin puas dengan segala keputusan Tuan Yuan Liu.Setelah perdebatan tersebut mendapatkan konklusi pasti, maka kemudian Tuan Yuan Feng mempersilakan kepada Hanz untuk maju ke depan ruangan.“Aku pribadi telah menganggap Henzo sebagai pahlawan. Dia telah menyelamatkan nyawaku dan nyawa anakku. Terima kasih, Henzo. Kau akan mendapatkan imbalan besar.”Tidak sampa
Mei Yin terkesima dengan apa saja yang dia lihat dari seorang Hanz. Di awal pertama dia bertemu, dia memang melihat Hanz hanya seorang pekerja kotor dan rendahan, tetapi dia melihat ada sesuatu yang beda darinya, terlebih ketika tahu tentang sikap heroik serta mampu memecahkan teka-teki dari serangan terhadap dua orang penting Yuan You Energy.Karena itulah Mei Yin menawarkan sebuah traktiran pada malam hari ini buat Hanz. “Bisa aku katakan sebagai salam perkenalan.”Hanz mengedarkan pandangan ke sekitaran restoran di Hotel Royal Hyatt, di salah satu sisi metropolitan Shenzhen. “Kau sudah dua kali membela aku, Mei. Pertama di lobi dan kedua di forum tadi pagi. Di saat aku tidak punya teman mengobrol dan bahkan sampai terkucilkan, kau malah respect. Terima kasih banyak.”Mei Yin menyugar rambutnya ke samping, ketika tersenyum, matanya semakin mengecil. “Aku pernah dikucilkan karena statusku. Aku tahu bagaimana rasanya terkucilkan karena paling beda sen
Weiheng ternyata adalah Heng, hacker yang terlibat dalam kasus penusukan terhadap Yuan Liu dan peledakan di luar aula acara kemarin pagi. Meski begitu, Hanz tidak mau memberi tahu hal tersebut kepada Mei dengan alasan urusan spionase dan inteligen harus tetap dirahasiakan dari siapa pun, bahkan orang sekelas Tuan Yuan Feng saja tidak tahu siapa Heng sebenarnya.Hanz hampir tertawa. “Bisa jadi aku ini pemain sulap andal, Mei. Hehe. Aku hanya memastikan bahwa pria di foto ini memang ayahmu. Oke kalau begitu, apa yang kau inginkan untuk pria sejahat ini?”Mei melempar pandangannya sambil menggerenyotkan ujung bibirnya karena sedikit kesal. “Henzo, kenapa tidak mau jujur? Katakan saja, dari mana kau bisa tahu bahwa dia merupakan ayah angkatku?”Mengalihkan pembicaraan, Hanz memanggil pelayan. “Hm, Mei, apa makanan yang paling rekomen di sini? Aku orang baru, tidak tahu apa yang enak di mulut orang Eropa.”Mei menggelengkan kepalanya. Dia sangat p
Hanz masih belum puas atas jawaban simpel seperti itu. Sembari menikmati santapan malamnya bersama sang sekretaris, Hanz kembali bertanya.“Apa disparitas lain di antara mereka?”Setelah mengelap mulutnya pakai tisu, Mei pun menjawab, “Persaingan bisnis. Dari dulu Shing Group tidak bisa menyaingi Yuan You walaupun mereka telah mengerahkan berbagai macam upaya.”“Dengan cara kotor?”Mei mengangguk. “Ya, terkadang dengan cara terang-terangan, tetapi lebih banyak dengan cara tersembunyi. Kuat dugaan peristiwa yang terjadi kemarin memang erat kaitannya dengan sosok Shing Chao.”Meskipun demikian, pelaku utamanya biasanya tidak akan didapatkan. Begitulah. Dua orang pelaku penusukan kemarin itu ketika diperiksa, mereka tidak mengatakan apa adanya dan tidak pula mengatakan siapa yang telah menyuruh mereka.Namun, Hanz sudah mengantongi satu nama dan tidak perlu melibatkan pihak kepolisian dan badan intelijen untuk mengurusnya. Hanz
“Henzo, apa kau tahu siapa orang terkaya di China?”“Pemilik Alibaba?”“Pemerintah China harus ikut campur untuk membatasi ruang geraknya. Dengan kata lain, kekayaan orang-orang di sini akan dibatasi,” ungkapt Mei. Saat ini, Mei menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang wanita karir yang berwawasan.Jack Ma suatu waktu harus berurusan dengan pihak pemerintah dan terpaksa harus kehilangan sebagian nilai harta kekayaannya karena terenggut oleh regulasi. Oleh karena itu, meskipun China menghalalkan perdagangan bebas, namun pemerintahan yang dikuasai oleh Partai Komunis tetap memberikan batasan-batasan tertentu, berbeda dengan negara kapitalis-liberal yang tidak memberikan batasan dan aturan seperti yang ada di China.Tidak hanya kepada para konglomerat, namun pemerintah China juga membatasi pendapatan bagi para artis. Mei Yin menggeleng sambil berdecak heran. “Mereka bisa berekspresi, tetapi tidak akan diberikan kebebasan penuh.”Timbul sebuah pertanyaan besar yang melesati di dalam kepal
Mei melanjutkan ceritanya, “Dulu China merupakan negara miskin dan terbelakang. Semenjak era Deng, ada puluhan ribu orang China yang diberangkatkan ke luar negeri, terutama ke Singapura untuk belajar. Setelah itu, mereka dipulangkan dan membangun negerinya.”Hanz memberi komentar, “Pemerintah tegas dan adil, lalu rakyat yang patuh terhadap aturan. Jika dua itu terpenuhi, tujuan akan dapat dengan mudah terpenuhi.”Belajar dari China yang meskipun menerapkan komunisme, tetapi di lain sisi kapitalisme di China cukup kuat. Dan dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada satu negara yang menjalankan satu sistem atau ideologi tunggal.Kalau dulu Hanz punya teman diskusi seperti Zahid, sekarang dia punya teman diskusi seperti Mei. Ternyata, orang Asia lebih cerdas dari apa yang dia bayangkan. Ketika teringat dengn Zahid, Hanz pun mengalihkan pembicaraan mengenai intelektual.“Mei, yang tahu tentang seorang intelektual bahkan tokoh kepercayaan di masyarakat China adalah Konfusius.
Robert mendobrak masuk ke dalam. Tapi Julius berusaha mendorongnya keluar lagi. Julius tidak mau kalau sampai apa yang ada di dalam rumahnya diketahui oleh orang luar, apalagi mereka adalah petugas.Melihat keresahan yang di wajah Julius, maka Robert mengeluarkan senyuman kecut seraya berkata, “Aku Robert Hanssen dari FBI.”Mendengar itu, Julius tercengang dan diterpa rasa takut. “Aku tidak peduli. Pergi dari sini!” Suara Julius mulai berubah dan tampak sekali kegelisahan di wajahnya.Sungguh ini adalah musibah besar bagi Julius dan Edwin. Setelah berminggu-minggu dalam melaksanakan tugasnya, tak disangka kalau keberadaan mereka dapat terendus oleh petugas.Julius cukup kelabakan dan karena bingung mau berbuat apa, tidak ada cara lain selain dari berpura-pura tidak tahu dan sebisa mungkin untuk mengusir tiga orang ini dari sini. “Kalian tidak sopan! Sudah aku bilang kalau aku sedang tidak menerima tamu.”Julius semakin resah dan berontak.Sebaliknya, Robert tetap tenang dan malah memb
Mengejutkan, tiba-tiba siang hari ini ada tiga orang yang sudah berada di depan rumah milik Julius. Mereka berpakaian seperti orang biasa tapi jika melihat dari fisik mereka, sepertinya mereka bukanlah orang biasa. Mereka punya badan yang besar dan kekar.Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu pun terbuka. “Ya ada apa?” sapa Julius. “Siapa kalian?”Begitu melihat tiga orang ini agak mencurigakan, Julius sedikit tersentak dan mengerutkan keningnya.Robert Hanssen memperhatikan raut wajah Julius yang mulai berubah. “Izinkan kami masuk,” kata Robert.Namun, Julius menggeleng. “Maaf untuk saat ini aku tidak sedang menerima tamu. Tadi aku tanyakan pada kalian tentang kalian siapa dan dari mana. Tapi kalian belum juga menjawab. Silakan kalian pergi.”Robert dan dua rekannya semakin curiga saat mendapat perlakuan seperti itu dari tuan rumah. Biasanya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah akan ramah dan mempersilahkan tamunya untuk masuk, tapi anehnya Julius malah bersikap tak nya
Setelah sehari dan semalam mempelajari semua data dan juga mendengar penjelasan langsung dari Edwin, maka mulai hari ini Julius mulai melakukan publikasi di situs Wikileaks.Informasi rahasia tentang kejahatan pihak AS yang selama ini rupanya secara diam-diam memata-matai warganya sendiri akhirnya ketahuan. Sikap buruk AS yang begitu keji dan tercela pada akhirnya diketahui oleh masyarakat dunia, terutama masyakarat Amerika sendiri tentunya.Dikarenakan isu sekarang ini cepat sekali bisa viral lantaran sosial media, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat berita tersebut trending dan menjadi bahasan utama di setiap acara. Banyak acara televisi yang memberitakan tentang berita tersebut sehingga dalam waktu beberapa jam saja bahkan hampir seluruh dunia pun mencoba membuka situs tersebut dan membaca beritanya aslinya.Dalam kurun waktu dua minggu, akhirnya semua informasi yang dirasa pantas dipublikasikan akhirnya rampung juga, semua telah tersampaikan sesuai dengan kemauan dari Edwin.
Julius menggelengkan kepala dan menyandarkan punggungnya lalu berkomentar, “Pemerintah AS memata-matai warganya sendiri? Parah! Tindakan yang mereka lakukan sudah keterlaluan.”Tidak sampai di situ. Pada akhirnya Julius pun tahu bahwa selama ini pihak pemerintah dan militer AS memang secara diam-diam melakukan spionase terhadap musuh-musuh mereka seperti Rusia dan Tiongkok. Tujuannya adalah supaya mereka tahu apa saja yang tumbuh dan berkembang di sana, terutama dalam hal militer. AS tidak mau kalau lawan-lawan mereka lebih tangguh dari pada mereka. Jika mereka dengan tega melakukannya terhadap warganya sendiri, maka tidak sulit bagi mereka untuk melakukannya terhadap Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Timur Tengah.Julius terbelalak ketika semakin tahu betapa bobrok dan kejinya pihak AS yang secara terselubung melakukan semua kejahatan tersebut. “Edwin Joyden, pantas kau menjadi buronan. Ini adalah yang mereka takutkan rupanya. Wajar dan masuk akal.”Di sebelah Julius, Hanz dan Edwin
Begitu telah sampai di bandara di salah satu kota di Australia, perjalanan pun dilanjutkan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Keluarga Fadeyka. Pihak bandara telah mendapatkan laporan bahwa akan ada utusan dari Keluarga Fadeyka yang akan tiba di bandara. Maka dari itu tidak ada hal apa pun yang bisa menghalangi keberangkatan mereka. Semua dipastikan aman jika uang sudah berbicara.Perjalanan lewat darat pun dilakukan. Dari Melbourne menuju Lorne butuh waktu beberapa jam. Julius sudah memberikan titik lokasi keberadaan dirinya pada Hanz. Lokasi tersebut masih berada dalam keramaian. Julius sengaja memilih lokasi tersebut karena dia sengaja ingin membebaskan diri dan tidak tampak seperti seorang buronan meskipun hal tersebut memang berbahaya bagi dirinya.Begitu telah sampai di lokasi, hanya tiga orang yang masuk ke dalam rumah : Hanz, Edwin, dan Avraam. Sementara para petugas lainnya berada cukup jauh dari rumah tersebut.“Selamat datang,” sambut Julius setelah membuka
Tentu saja dia adalah Hanz.“Avraam! Kenapa kau berkata seperti itu pada Edwin? Sudah aku bilang pada mu supaya berhenti mempermasalahkan ini! Aku adalah orang yang sangat berkenan mau membantu dia.”Avraam kaget saat tahu tiba-tiba Hanz sudah ada di sana. Padahal tadi setahu dia Hanz sedang tertidur. Dia cukup gugup. “Maafkan aku, Hanz.”Avraam sangat patuh dan bahka takut terhadap Hanz. Jika Hanz sudah bicara sangat serius, dia akan menurut. Hanya saja sejak kemarin dia ingin sekali rasanya membuat Hanz lantas yakin bahwa rencana yang sedang ditempuh ini sangat berisiko. Hanz sudah berulang kali diperingatkan oleh Avraam tapi Avraam bukannya tidak patuh, namun terlalu sayang pada Hanz. Dan kini sepertinya Avraam tidak bisa berkutik lagi saat dia mendapati ekspresi kemarahan yang terpampang di wajah Hanz.Ketika jarak mereka sangat dekat, Hanz memicingkan sebelah mata seraya berkata, “Kau tidak ada urusan di sini, Avraam. Tugas mu cuma mengawal dan menjaga kami. Tidak lebih dari itu.
Edwin tidak ingin merepotkan Hanz, tetapi di lain hal dia tidak mungkin mengurungkan segala rencana yang sudah hampir rampung dijalankan, dan di samping itu Han telah memaksa dirinya agar tetap pada rencana.“Aku pastikan Hanz tidak akan kenapa-kenapa,” ujar Edwin dengan kalimat yang pasti dan wajah serius. “Hanz telah menjamin keselamatan diriku. Jadi aku jauh lebih pantas menjamin juga keselamatan dirinya.”Dengan program canggih HF03, keberadaan Edwin tidak mungkin bisa terlacak oleh siapa pun, terutama oleh para petugas. Dengan begitu dia akan selalu aman dan apalagi dia mendapat pengawalan cukup ketat dari Fadeyka Army utusan dari Tuan Dmitry.Edwin menatap mata Avraam lurus-lurus seraya berkata, “Avraam, aku berjanji pada mu. Hanz tidak akan kenapa-kenapa. Jika terjadi sesuatu, aku yang akan bertanggung jawab. Aku merelakan nyawaku jika terjadi sesuatu pada Hanz. Aku adalah orang yang paling bertanggung jawab.”Lagi, Avraam membuang wajahnya dan merasa malas melihat mata Edwin.
Pada saat Hanz sedang tertidur pulas, Avraam memanggil Edwin dan menyuruhnya untuk mengobrol di belakang. “Ada apa, Avraam?” tanya Edwin bingung. Dahi Avraam berkerut dan alisnya mengernyit. Dia memberikan tatapan tajam dan lurus pas ke arah wajah Edwin sambil berkata dengan pelan tapi tegas. “Apa kau bisa menjamin keselamatan Hanz?” Kaget dilempar pertanyaan seperti itu, Edwin sedikit termundur badannya. Dia berkata dengan heran. “Apa maksud mu, Avraam?” “Apa maksudku?” Avraam menyunggingkan senyuman halus sebelah bibirnya. “Kau adalah buronan besar dan sangat berbahaya. Hingga saat ini kau masih masuk daftar kejaran FBI dan interpol. Kau penjahat besar, Edwin. Selama Hanz dan aku berada di dekat mu, kami selalu berada dalam bahaya. Apa kau tidak mengerti?” Edwin sangat mengerti bahwa dirinya memang membawa bahaya besar bagi Hanz dan lainnya. Tapi ini semata-mata bukanlah kemauan Edwin seorang, melainkan atas persetujuan Hanz juga. “Kenapa kau melibatkan Hanz dalam perkara ini
Julius tidak tahu kalau orang tersebut adalah Hanz Fadeyka. Tapi Hanz tahu tentang Julius dan bahkan bisa tahu lokasi persembunyian Julius. Tidak ada satu pun orang yang bisa melacak lokasi keberadaan pemilik situs Wikileaks kecuali Hanz.Itulah alasan kenapa Julius mau menerima kehadiran Hanz. Selain itu, Hanz pun mengatakan bahwa dia akan membawa seseorang yang mempunyai informasi besar yang bakal mencengangkan dunia, tentu saja nantinya semua akan tahu lewat situs terlarang : Wikileaks.Tidak hanya menjanjikan pada Julius untuk memberikan keamanan, Hanz juga memberikan hadiah besar berupa rahasia besar dari sebuah negara, di mana rahasia tersebut dia dapatkan dari seorang pria bernama : Edwin Joyden!Bagi Hanz sendiri, ini merupakan pengalaman emas yang amat berharga karena dia diberi kesempatan bertemu dengan dua orang hebat dan sangat mencintai kebenaran dan keadilan.Edwin merupakan pria yang sangat pintar dan berhati mulia. Dia rela mengkhianati negaranya sendiri demi membongka