Home / Romansa / Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri / Mencari Mama Supaya Papa Tidak Sedih

Share

Mencari Mama Supaya Papa Tidak Sedih

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu harus membujuk Papa kamu supaya menikahiku. Jika tidak--" Deana merampas foto yang Nail peluk, "Aku akan membakar foto mama kamu!" gertaknya dengan membentak di akhir kalimat.

Anak tersebut tak merespon apa-apa, hanya menunjukkan raut muka datar tetapi dengan manik mata berkaca-kaca.

"Lagian ngapain sih kamu kemana-mana membawa foto Mamamu. Hei!" Deana mendorong kepala Nail cukup kasar, "Mama kamu itu sudah mati. Dia tidak akan kembali meskipun dua puluh empat jam kamu memohon pada Tuhan. Mama mati, Bisu!" sarkasnya, menjewer kuat lengan Nail kemudian segera pulang. Sebelumnya, dia melempar foto Zahra ke lantai secara kasar.

Sedangkan Nail, dia buru-buru mengambil foto mamanya yang telah pecah–menangis tanpa suara saat melihat foto mamanya rusak. Nail tidak bisu, tetapi dia pernah berbicara lagi karena keluarga papanya sering mengolok-oloknya. Sepupunya yang seumuran bahkan jauh lebih tua darinya, sering menyebutnya tak punya ibu dan anak dari seorang monster pembunuh. Nail t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
ketemu mama yaa sayang,moga mama zahra gak amnesia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Diantara Pulang Mama

    "Mama …." Nail berucap antusias, berlari ke arah mamanya lalu langsung berhambur memeluk kaki sang mama. Bug' Zahra kaget ketika seseorang memeluk kakinya. Dia menunduk, menatap anak kecil yang dengan erat memeluknya. Saat anak itu mendongak ke arahnya–mata mereka beradu, kemudian anak itu tersenyum, Zahra merasakan sesuatu yang aneh. Deg'Jantung Zahra tiba-tiba berdebar kencang, hatinya menghangat. Ada perasaan nyaman serta perasaan rindu menelusup di hatinya. Bahkan Zahra rasanya ingin menangis setelah melihat wajah anak tersebut. Karena perasaan aneh tersebut Zahra memalingkan wajah, menghela napas panjang beberapa kali untuk mengusir perasaan aneh yang melandanya. Setelah itu, dengan pelan Zahra melepas pelukan anak tersebut dari kakinya. "Kamu siapa? Dan … di mana orangtuamu?" tanya Zahra, Alean mendekat lalu menggenggam tangan Zahra–waspada jika anak tersebut berniat melukai kakaknya. Nail menatap sejenak pada Alean, cemburu dan tak suka ketika melihat anak lain menggengg

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Bertemu Lagi

    "Nail." Zein memasuki rumah, langsung memanggil putranya yang terlihat mengintip di tembok–menatap diam-diam ke arah ruang tamu. Entah apa yang putranya lakukan. Ketika dipanggil, putranya terlihat tersentak kaget. Nail menoleh padanya, melebarkan mata karena terkejut akan tetapi secepat mungkin raut mukanya berubah senang. Nail tersenyum lebar lalu berlari secepat mungkin ke arah Zein. Sedangkan Zein, dengan senang hati membawa putranya dalam pelukannya. "Sepertinya putraku sedang senang." Nail mengagumkan kepala, semakin melebarkan senyuman pada papanya. "Papa," panggilnya. Zein menaikkan sebelah alis. Sepertinya putranya memang benar-benar senang sehingga Nail mau mengeluarkan suara. Putranya tidak bisu! Namun, karena faktor lingkungan yang buruk, Nail trauma bersuara. Putranya akan berbicara padanya jika sedang sedih atau senang. Zein tentunya bisa membedakan. Jika cara Nail menyebut papa terkesan lesu, artinya putranya sedang sedih. Jika Nail antusias seperti sekarang berar

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Kau Memang Istriku

    Mata Zahra langsung bertemu dengan manik elang pria yang luar biasa tampan tersebut–tengah menggendong si anak nakal itu. Zahra tersenyum kikuk, jantung berdebar kencang dan mendadak panas dingin. 'Ya Tuhan, ta-tampan sesekali pria ini. Dia seperti pria dalam negeri dongeng, sangat-sangat mendekati kata sempurna.' batin Zahra, mengerjap beberapa kali, tanpa sadar mulut menganga karena terpesona oleh ketampanan pria tersebut. 'Tapi … kenapa rasanya aku seperti pernah berjumpa dengannya?' Zein sendiri, seketika menurunkan putranya dari gendongan–menatap terkejut dan tak percaya dengan apa yang dia lihat. Perempuan dihadapannya ini-- Zahra-nya, istrinya! Zein mendekati Zahra, lalu tanpa mengatakan apa-apa reflek menarik Zahra dalam pelukannya. Dengan erat dia memeluk Zahra, menelusup pada ceruk leher Zahra kemudian menghirup rakus aroma tubuh yang sangat ia rindukan tersebut. Masih sama! Manis dan menenangkan. Setelah itu, Zein mendaratkan bibirnya di kulit leher Zahra, mengecupnya

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Zahra Kabur Lagi

    "Setelah menghilang lama, tidak kusangka kau datang sendiri padaku, Wife." Zein menindih Zahra, tersenyum tipis sembari membelai lembut pipi istrinya. Dia sangat merindukan Zahra, dan ingin rasanya sepanjang hari dia memeluk perempuan ini. Lima tahun pergi, akhirnya Zahra kembali. Untuk saat ini, Zein tak akan bertanya apa yang terjadi lima tahun yang lalu pada istrinya. Yang dia inginkan adalah kebahagian. Biarkan Zein bahagia dengan pertemuannya bersama Zahra. "A--aku bukan istri anda." Zahra berusaha mendorong Zein dari atas tubuh. "Aku tidak pernah menikah dan aku tidak mengenalmu!" pekik Zahra, berteriak kencang. Dia berharap seseorang mendengarnya lalu menolongnya dari pria mesum ini. Zahra sejujurnya cukup tertegun saat pria ini menyebutnya istri. Dia hampir tergoda dan terayu, mengingat jika neneknya pernah berkata kalau Zahra memiliki cincin nikah yang ia jual. Jauh sebelum meninggal, neneknya telah menyampaikan jika Zahra di luaran sana punya suami. Namun, jika suaminya

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Kembali Bersama Zein

    "A-apa? Kami tidak bisa tinggal di sini lagi?" Zahra melototkan mata secara horor, tak percaya dengan apa yang terjadi padanya dan adiknya. Setelah kabur dari rumah mewah seorang Zein Melviano, Zahra memilih kembali pulang ke tempat ia dan adiknya mengontrak. Akan tetapi, baru duduk di sofa rumah, pemilik kontrakan menghampiri Zahra lalu meminta maaf karena ingin mengusir Zahra dari kontrakan. "Maafkan saya, Nak. Namun, jika saya tetap membiarkan Nona tinggal di sini, Tuan Melviano, yang berkuasa di kota ini, bisa menggusur semua kontrakanku. Saya tidak berani melawan beliau, Nona." "O-oh." Zahra ber oh ria, mengerjap beberapa kali kemudian menghela napas. Pantas saja ibu pemilik kontrakan mengusirnya, ternyata Zein adalah dalang semuanya. "Baik kalau begitu, Bu. Aku dan adikku akan segera pergi."Tak punya pilihan, Zahra dan adiknya memilih pergi dari kontrakan tersebut. Zahra menghitung sisa uang yang dia punya lalu berinisiatif untuk menginap di hotel, untuk malam ini saja. Namu

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Zahra Percaya Zein

    Zahra terbangun dan mendapati dirinya di sebuah kamar yang luas. Dia menoleh ke arah perut saat merasa jika sebuah benda berat terasa menimpa perutnya. Mendapati tangan kokoh yang berada di sana, Zahra seketika menoleh ke arah samping. Zein tidur di sebelahnya. Sejenak Zahra tertegun, terpana oleh tampang tampan pria tersebut. Jika Zein tertidur begini, pria ini terlihat lebih manusiawi dan bersahabat. Namun, saat mata elang Zein menghunus, rasanya pria ini sama seperti serigala buas. 'Aku tidak boleh terpesona pada Tuan Zein. Dia pria jahat. Untuk apa tampan kalau hatinya busuk?!' batin Zahra, secara pelan menyingkirkan tangan Zein dari atas perutnya. Setelah itu dengan hati-hati Zahra turun dari ranjang, berniat untuk kabur. Akan tetapi langkah Zahra berhenti, reflek menoleh ke atas nakas saat melihat foto dirinya di sana. 'Bukan. Ini pasti bukan aku. Perempuan ini memang mirip denganku, tetapi dia … lebih cantik. Dia memakai pakaian rapi, kulitnya terawat dan rambutnya …-' Zahr

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Kau Pura-pura Lupa Ingatan Zahra?

    Zein menaikkan sebelah alis, menatap istrinya geli lalu mengagumkan kepala. "Oke," jawabnya santai, mengulurkan tangan untuk mengacak pucuk kepala Zahra. Zahra yang tampak takut, reflek mundur. Namun, saat kepalanya disentuh oleh Zein, perasaan aneh tiba-tiba muncul di benak Zahra. Sebuah kehangatan dan perasaan rindu. 'A-ada apa denganku?' batin Zahra, terdiam dengan memperhatikan Zein secara lekat. Zein melepas tangan dari atas kepala Zahra, menarik istrinya lalu membawanya ke dalam walk in closet. "Dulu, kau sangat suka mengenakan dress biru sebab kau tahu itu warna kesukaanku," ucap Zein, meraih sebuah dress biru lalu memberikannya pada Zahra. "Pakailah ini setelah mandi."Zahra mengerjap beberapa kali, menatap dress tersebut dengan syok lalu buru-buru mengembalikannya pada Zein. "Memangnya Tuan Zein ingin membawaku kemana? Kenapa aku harus memakai dress?" Bagi Zahra dress mewah seperti ini hanya digunakan saat acara penting atau pesta saja. Untuk sehari-hari dia memakai baju

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri    Mama Sedang Sakit Nail

    Zahra reflek menggelengkan kepala secara kuat, menampilkan air muka gugup karena cukup panik. "Nenek yang memberitahuku jika aku melompat dari mobil lalu berakhir jatuh ke jurang," jelas Zahra, takut Zein marah karena salah paham padanya. "Aku tidak ingat apapun. Na-namaku saja dikasih oleh Nenek karena kalung yang dia temukan dileherku." Zein menoleh ke leher Zahra, tak melihat apapun di sana. "Di mana kalungmu?" "Nenek menjualnya karena butuh biaya berobatku saat itu." Zein meraih tangan istrinya kemudian mengusap jari manis istrinya yang tak lagi mengenakan cincin pernikahan. "Cincin pernikahan juga dijual?" Zahra menganggukkan kepala, menatap Zein lekat lalu meneguk saliva secara kasar. Sepertinya Zein memang suaminya, pria ini bahkan tahu soal cincin pernikahan di jari manis Zahra. "Humm." Zein hanya berdehem singkat. *** 'Aku benar-benar lupa ingatan dan Tuan Zein memang suamiku. Ya Tuhan, bagaimana bisa aku menikah dengan sosok monster ini? Ke-kenapa dari banyaknya

Latest chapter

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 106–Agatha adalah Kompor

    Agatha membawa masuk para tamunya tersebut ke sebuah ruangan, di mana dalam ruangan tersebut ada seorang anak kecil perempuan dan pria dewasa yang sedang menonton bersama. "Agatha, siapa lelaki itu?" panik Wulan, kaget melihat seorang laki-laki di rumah ini. Apa karena Nail telah lama tak pulang, Agatha menjadi kesepian dan berakhir membawa pria ke rumah ini? Tetapi dia mengenal cucunya, Agatha bukan orang yang seperti itu. "Kamu membawa pria asing masuk ke dalam rumah? Agatha! Di mana moralmu?!" marah Hendrik, berucap dengan nada tinggi dan menggelegar. Agatha menaikkan alis, menatap aneh pada kakeknya. Moral? Pria tua ini berbicara tentang moral sedangkan dia memaksa seorang perempuan yang sudah bersuami menikah dengan pria lain. Pantaskah?Di sisi lain, Nail mengatupkan ragang–marah karena mendengar suara bentakan tersebut. Di rumahnya! Ada seseorang yang berani meninggikan suara pada istrinya. Nail langsung berdiri dari sofa, memutar tubuh untuk menatap orang-orang tersebut. W

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS–105 Restu Suami

    "Mon Tresor sebaiknya istirahat. Pasti Mon Tresor lelah. Iya kan?" ucap Agatha, menoleh ke samping saat Nail akan menciumnya. Saat ini mereka dalam kamar, melepas rindu dengan hal yang lebih intim. Nail sudah melakukannya berkali-kali, akan tetapi dia belum puas dan mengulang lagi. Sejujurnya Agatha tidak ingin menolak akan tetapi dia sudah kelelahan untuk melayani hasrat suaminya yang masih tinggi."Jangan menolakku, Agatha Aditya Melviano," dingin Nail, langsung menahan pipi Agatha supaya tidak menolak ciuman darinya. "Aku sangat merindukanmu dan sudah lama aku memendamnya." "I-iya, aku tahu. Tetapi ada baiknya kita beristirahat dulu." Agatha berkata terbata-bata, cukup gugup oleh nada dingin Nail. Nada bicaranya lemah, karena sudah tak bertenaga. Sialnya, pria ini terus memaksanya. "Sekali lagi," ucap Nail, menaikkan sebelah alis sembari menyunggingkan smirk tipis. Agatha menggembungkan pipi, menatap Nail dengan mata berkaca-kaca dan mimik cemberut. Sekali lagi? Astaga, Agatha

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 104–T-Rex Besar

    "Hello, Wife," sapa Nail, tersenyum tipis dan menahan geli melihat ekspresi istrinya yang sedang kaget. Sejujurnya pukulan Agatha pada kepalanya cukup sakit. Mungkin memang benar adanya jika senjata ampuh perempuan adalah sandal karena terbukti bagi Nail, sandal Agatha lebih sakit daripada pukulan papanya. Agatha mengerjap beharap kali, masih terkejut dan tak dapat menguasai diri karena sosok di hadapannya saat ini. Sungguh? Ini Nail suaminya? "Kau tidak ingin memelukku?" tanya Nail, merentangkan tangan sembari mengibarkan senyuman yang lebih lebar dari yang sebelumnya. Agatha masih membeku di tempat, dia menatap Nail dari atas hingga bawah lalu bergerak mundur. Alih-alih memeluk suaminya, perempuan itu malah sebaliknya–bergegas masuk ke dalam rumah. "Agatha Aditya Melviano." Nail memanggil, menatap bingung pada Agatha yang meninggalkannya begitu saja. Sedangkan Agatha, dia berlari menjauh dari sana. Ah, tidak! Agatha sepertinya terlalu merindukan Nail sehingga dia berhalusinasi

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 103–Dikunjungi Pacar

    "Pulanglah lebih dulu, Nak," ucap Zahra, tersenyum lembut dan hangat pada Nail. Tatapannya begitu sendu, berkaca-kaca karena merasa kasihan pada putranya. Tiga tahun! Ternyata selama itu Nail tak pernah pulang, Nail selalu berada di sini–demi menjaga orangtuanya. Zahra baru tahu ini karena Aiden memberitahunya. Sedangkan Aiden, dia beberapa kali menyuruh Nail kembali ke negara mereka untuk mengunjungi Agatha, akan tetapi Nail menolak karena beberapa alasan. Sekarang Zahra sudah mulai membaik, oleh sebab itu Aiden berani mengatakan hal tersebut pada mama mereka. "Mama dan Papa juga akan pulang secepatnya," lanjut Zahra, meraih tangan Nail lalu menggenggamnya erat. "Pulang, Nak. Temui istri dan anak-anakmu."Nail tersenyum kecut, menggelengkan kepala dengan pelan. "Agatha tidak membiarkanku pulang jika tak membawa Mama dan Papa. Jadi cepatklah sembuh, Mah," ujar Nail lembut, menatap wajah teduh mamanya dengan manik sendu. Mamanya duduk di kursi roda, pada kening mamanya ada sebuah b

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 102–Kuperingatkan Kalian

    "Ya, aku bersedia." Agatha menjawab cepat, tiba-tiba saja dia membuka sandal yang ia gunakan kemudian mengangkatnya tinggi. "Bersedia memukul kepalamu dengan ini," ucapnya, kemudian mengayunkan tangan yang memegang sandal tersebut. Bug' Jidan awalnya mengira Agatha hanya mengancam. Ternyata Agatha benar-benar memukulnya dengan sandal tersebut. Jidan melebarkan mata, menatap tak percaya saat sandal tersenyum secara kasar menyapa kepalanya. "Masih tak ingin pergi yah? Oke!" Agatha melepas sandal satu lagi, mengunakan kedua sandal untuk memukul Jidan. Pria itu membelalak lebar, menghindari pukulan Agatha lalu buru-buru pergi dari sana. "Sialan kamu!" jerit Agatha kesal setengah mati pada Jidan. Jidan nyengir ketika akan masuk dalam mobil, mengedipkan mata secara genit ke arah Agatha. "Aku yakin sebentar lagi kamu akan jatuh cinta padaku, Agatha. Aku sangat tampan dan soft." Bug' Agatha yang kesal luar biasa, kembali meraih sandalnya lalu melemparnya pada Jidan. Pria terk

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 101–Dia Punya yang Lain?

    "Aku sangat merindukanmu, Tata. Kapan aku boleh pulang, Humm?" ucap Nail dari seberang sana. Sejujurnya mata pria yang katanya sangat kejam tersebut terlihat memerah dan digenangi bulir kristal, akan tetapi karena dia dan Agatha berbicara lewat ponsel, Agatha tak kentara jelas melihatnya. Nail sangat merindukan Agatha. Dia tidak bohong! "Jika Mama dan Papa sudah sembuh, barulah Mon Tresor kembali." Agatha menjawab dengan nada lembut, tak menghilangkan keceriaan di wajahnya. Namun kenyataannya, Agatha rasanya ingin menbagis. Matanya sudah panas dan berair, ingin menangis karena menahan gejolak rindu yang melanda. Percayalah! Ini tidak mudah, akan tetapi mereka harus bertahan. "Keadaan Mama sudah jauh lebih baik," ucap Nail tiba-tiba, tersenyum tipis di bibir, "sebentar lagi kita akan bertemu," lanjutnya. Agatha melebarkan senyuman. "Aaaa … aku tidak sabar. Semangat semangat semangat! Mon Tresor harus semangat merawat Mama dan Papa. Oh iya, bagaimana dengan kondisi Papa?" "Papa su

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 100–Jangan Pulang

    Tiga tahun kemudian. "Ini adalah hari kematian Kakek, tahun ketiga yang menyedihkan untuk kita semua." Agatha menoleh pada Syakila, tersenyum tipis pada sahabatnya tersebut untuk menyalurkan kekuatan dan cinta. Benar sekali! Ini adalah hari kematian kakek Lucas, tahun ketiga mereka kehilangan semuanya. Tiga bulan setelah Agatha melahirkan, Nail bepergian ke luar negeri. Di sisi lain, Zein, Zahra, Alana dan Raka, juga pergi ke sebuah negara untuk menghadiri acara penting. Nail pergi ke negara berbeda dari orangtuanya, dan dia ke sana untuk kepentingan bisnis. Nail di sana selama sebulan, dan berencana pulang setelah urusannya telah selesai. Namun, niatnya untuk pulang tertunda karena orangtuanya dan kakeknya kecelakaan saat akan kembali ke negara ini. Bukan hanya sekedar kecelakaan, akan tetapi ada campur tangan seseorang yang membenci keluarga Melviano. Tak lain adalah orangtua Soraya, mereka balas dendam karena menghancurkan kehidupan Soraya. Vidio buruk Soraya dengan beberapa p

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 99–Kelahirannya

    "Kau sangat cantik." Deg' Agatha mendongak seketika, menatap gugup pada Nail. Pipinya memerah karena mendengar pujian dari suaminya, dan bibirnya menahan untuk tak tersenyum. Namun, ketika melihat raut muka Nail yang lempeng, Agatha memilih kembali menunduk–memanyunkan bibir sembari meremas bagian gaun di atas pangkuannya. Agatha sepertinya hanya salah mendengar. Nail tak lagi memuji dirinya, Agatha hanya salah pendengaran. Mungkin saking inginnya mendapat pujian dari suaminya. Tiba-tiba saja tangan Nail terulur, menyentuh dagu Agatha secara lembut. Dia menaikkan dagu istrinya, membuat Agatha reflek mendongak–menatap tepat ke arah Nail. "Kau sangat cantik, Tata," ucap Nail lembut, menatap berat ke arah Agatha. Sempurna! Wanita ini terlihat begitu cantik di malam hari ini, gaun biru ini sangat indah setelah berada di tubuh Agatha. Kulit Agatha bersinar terang apabila dibawah cahaya, efek dari sparkling yang menempel pada gaun. Istrinya bak Dewi bulan, cantik dan indah! "Kau

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 98–Aku Kurang Cantik?

    "Daddy jika ingin tersenyum, tersenyum saja. Tak ada yang melarang," ucap Sagara dengan nada yang terkesan ketus, mendongak pada daddynya yang duduk bersebelahan dengannya. Sagara tentu iri! Bagaimana bisa monster cap kuku Setan ini bisa sangat menginspirasi mommynya? Kenapa bukan Sagara yang jelas-jelas baik hati, anak yang rajin dan suka membantu orang tua? "Humm." Nail berdehem datar, menatap putranya dengan tatapan lempeng. Namun, setelah itu dia berdecis geli, terkekeh pelan setelahnya sembari mengacak surai di pucuk kepala putranya. "Cih, mommy sangat menggemaskan," ucap Nail, benar-benar salah tingkah. Damage-nya begitu dahsyat, hingga rasanya Nail terus-terusan ingin tersenyum. Sagara menatap berang pada sang daddy, cukup kesal karena rambutnya terus diacak oleh daddynya. Sedangkan Nail, saat papa, paman dan kakeknya menoleh ke arahnya, seketika itu juga dia memasang wajah lempeng–pura-pura tidak merasakan apapun setelah mendapat pujian dari Agatha. Lalu setelah para pria

DMCA.com Protection Status