Satya membalas dengan dingin, "Apa yang ingin kamu lakukan? Clara, kamu tahu sifatku."Clara menyahut dengan ekspresi putus asa, "Aku memang tahu sifatmu. Tapi, aku nggak mau melayanimu lagi."Nantinya, Satya juga akan tahu apa yang ingin dilakukan Clara. Kemudian, Clara melanjutkan, "Apa aku sudah boleh pergi? Joe dan adiknya masih menungguku di rumah. Aida pasti cemas karena aku nggak pulang semalaman."Satya menarik tangan Clara dan berucap, "Aku antar kamu pulang.""Nggak usah," tolak Clara. Dia mundur dan melihat Satya untuk terakhir kalinya. Clara akan terus mengingat tampang Satya.Namun, Clara tidak menanyakan tentang Reagan. Tujuan Satya sudah tercapai. Dia telah mempermalukan Clara dan menyiksa Reagan. Jadi, Satya tidak akan mempersulit Reagan lagi. Akan tetapi, Reagan harus menanggung penderitaan karena Clara berbicara dengannya.Di dunia ini ada begitu banyak pria. Jika semua pria yang melihat Clara akan ditangkap dan Clara juga akan dipermalukan karena para pria itu, apa S
Clara mengeluarkan kartu banknya dan berkata dengan suara serak, "Aku mau pesan kamar suite paling mewah untuk 7 malam."Resepsionis terkejut. Kamar suite paling mewah di sini seharga 20 juta lebih. Itu berarti total yang harus dibayar Clara untuk memesan kamar suite selama 7 malam sebesar ratusan juta. Hal ini membuat resepsionis terus menyanjung Clara. Dia mengurus semua prosedur untuk Clara secepatnya.Manajer hotel yang mengetahui hal ini hendak membawa Clara ke lantai paling atas. Namun, Clara menolak, "Nggak usah. Aku mau tenangkan diri sebentar."Clara mengambil kartu kamar dan berjalan ke lift dengan wajah pucat pasi. Dia hampir tumbang. Clara terlihat sangat lemah. Resepsionis melihat manajer, lalu berucap dengan sedih, "Sepertinya dia sangat terpukul. Apa dia patah hati karena ditipu oleh pria berengsek?"Manajer melirik resepsionis sembari menimpali, "Kita sudah mendapatkan uang sebesar ratusan juta, untuk apa kamu memusingkan masalah ini? Jangan lupa layani dia baik-baik. M
Gracia memang tidak setuju dengan keputusan Satya, tetapi sekarang ini adalah satu-satunya jalan keluar. Masalah ini pun diselesaikan dalam waktu singkat. Alasan utamanya adalah Reagan tidak ingin mempersulit Clara. Sebelum melompat dari gedung, Reagan teringat dengan cerita Davin. Jika Davin bisa melompat dari gedung, Reagan juga bisa melakukannya.Malam itu adalah mimpi buruk bagi Reagan. Suara teriakan Clara terus terngiang-ngiang di benaknya. Reagan yang merasa bersalah memutuskan untuk bunuh diri. Namun, upayanya gagal. Reagan tidak menerima cek dari Satya dan tidak mengganggu Clara lagi. Akhirnya, Reagan tahu bahwa dirinya tidak mampu melindungi siapa pun. Menjaga jarak dengan Clara adalah cara yang paling tepat.Saat tengah malam, Reagan memegang ponselnya dengan erat. Dia terus memandangi nama Clara di daftar kontaknya. Dia mengusap layar ponsel, lalu tersenyum getir dan menghapus nomor telepon Clara. Jika Reagan tidak mengganggu Clara, Satya tidak akan mempersulit Clara lagi.
Tubuh pemuda itu menegang, tetapi dia tetap bersikap profesional. Clara tidak ingin melanjutkannya lagi, jadi pemuda tersebut langsung bangkit. Clara menyerahkan selembar cek dan berpesan, "Ambil uang ini dan pergi ke luar negeri. Jangan kembali selama 2 tahun."Pemuda tersebut melihat nominal di cek. Clara memberinya uang sebesar 10 miliar. Dia melihat Clara lagi dan merasa Clara bukan kesepian. Clara tampak menderita, tetapi orang lain tidak akan bisa memahami Clara. Pemuda itu berterima kasih kepada Clara, lalu pergi.Setengah jam kemudian, Satya menerima video yang dikirim Clara. Satya langsung membanting ponselnya ke dinding. Dia sangat murka. Dia terus memandangi ponsel yang hancur sambil termenung. Dia tidak percaya Clara berani berhubungan dengan pria lain!Di dalam video, Clara dan pemuda itu berciuman. Dia membiarkan pemuda tersebut menyentuh tubuhnya. Bahkan, Clara tampak terlena sampai mereka terjatuh di atas tempat tidur. Video pun berakhir. Satya mengambil ponsel cadangan
Ujung pisau yang tajam menggores kulit Clara sehingga dada Clara berdarah. Namun, Clara sama sekali tidak takut. Dulu Clara sangat mencintai Satya, sekarang dia sangat membenci Satya. Semuanya berubah begitu cepat."Kenapa?" tanya Satya. Matanya memerah dan dia menatap Clara lekat-lekat. Dia tidak ingin melewatkan sedikit pun perubahan pada ekspresi Clara. Satya berharap semua ini hanya ilusi dan tidak benar-benar terjadi. Clara sangat mencintai Satya, mana mungkin Clara menerima pria lain?Clara memandang Satya, lalu tertawa dan menjawab, "Karena aku membencimu dan aku ingin meninggalkanmu. Apa kamu puas dengan jawaban ini? Satya, hubungan kita sudah lama berakhir. Tapi, kamu nggak mau melepaskanku. Aku rasa ini karena aku nggak pernah berhubungan dengan pria lain.""Mungkin ini satu-satunya kelebihanku dibandingkan Benira atau wanita lain yang dekat denganmu. Sekarang, aku sudah berhubungan intim dengan pria lain. Kelebihanku yang paling penting bagimu sudah hilang. Jadi .... Satya,
Satya tidak tega.Cinta dan kebencian memang beda tipis. Dia sangat marah, tetapi masih tidak tega untuk benar-benar menyakiti Clara. Wajahnya yang basah terbenam di leher wanita itu. Napas panas yang diembuskannya mengenai kulit dingin Clara. Tubuh Satya gemetaran dan suaranya terdengar serak. Dia tampak sangat putus asa.Tak lama kemudian, Satya memohon dengan sangat menderita, "Clara, katakan bahwa ini semua nggak nyata! Kamu nggak mengkhianatiku. Video itu pasti diedit orang lain, 'kan? Clara, katakan padaku. Aku mohon ...."Clara bersandar di dinding yang dingin. Dia merasa ini lucu ....Wanita itu membatin, 'Satya, kamu begitu menderita? Apa kamu tahu, aku sudah mengalami ini jutaan kali?'Ketika Clara masih gadis yang polos, dia berulang kali mencium aroma parfum wanita di tubuh Satya dan melihat bekas ciuman di leher pria itu .... Momen-momen itu membuatnya berkali lipat lebih menderita dari Satya sekarang. Semua itu adalah proses runtuhnya keyakinan Clara. Apa yang dilakukanny
Kadang kala, Satya sangat mabuk hingga tertidur di ruangan VIP klub. Begitu bangun, semuanya terasa seperti mimpi.Malam ini pun tidak terkecuali. Satya tidak ingin pulang dan melihat ekspresi Clara yang dingin. Dia tidak ingin menghadapi sikap dingin istrinya. Dia juga tidak ingin tidur dengan wanita itu. Ketika berhubungan intim pada hari itu, dia selalu merasa ada sesuatu yang salah.Kini, Satya melihat minuman di dalam gelas dan tersenyum dingin. Clara memang paling bisa membuatnya merasa jijik. Dia minum sampai mabuk, lalu berbaring di atas meja bar berwarna hitam keemasan. Satya memanggil nama Clara dengan suara rendah.Tiba-tiba, sepasang tangan lembut menepuk dan menenangkannya."Clara," panggil Satya yang sudah setengah sadar. Sentuhan lembut itu membuatnya merinding. Sembari menyebutkan nama istrinya dalam keadaan mabuk, dia melihat wajah orang yang datang dengan jelas. Ternyata itu Benira.Suasana hatinya pun makin buruk. Satya menuangkan arak ke dalam gelas, lalu meneguknya
Gracia terpaksa bangun dan datang untuk membebaskan Satya. Begitu tiba di kantor polisi, orang-orang di sana baru tahu bahwa orang yang membuat masalah hari ini adalah Presdir Grup Chandra. Ini adalah kesempatan bagus bagi mereka untuk menghasilkan uang. Gracia membayar 4 miliar untuk membebaskan Satya.Pria yang dihajar tadi berseru, "Kamu kira kamu hebat cuma karena kaya dan ganteng? Istrimu tetap saja meninggalkanmu. Mungkin dia sudah muak sama sifat dominanmu itu. Kamu ... pantas diperlakukan begitu."Satya ingin memukulnya lagi. Gracia tidak bisa menahannya. Akhirnya, kepala polisi di sana memeluknya dari belakang dan membujuk dengan lembut, "Pak Satya, tenangkan dirimu. Kamu mungkin nggak peduli dengan uang sesedikit ini, tapi kamu cukup terkenal. Kalau menjadi berita utama karena berkelahi, itu akan menjadi lelucon besar. Tenanglah, tenangkan dirimu."Polisi itu membujuk Satya untuk waktu yang lama dan akhirnya berhasil membuatnya tenang. Tak lama kemudian, Satya pun pergi.Poli