Ujung pisau yang tajam menggores kulit Clara sehingga dada Clara berdarah. Namun, Clara sama sekali tidak takut. Dulu Clara sangat mencintai Satya, sekarang dia sangat membenci Satya. Semuanya berubah begitu cepat."Kenapa?" tanya Satya. Matanya memerah dan dia menatap Clara lekat-lekat. Dia tidak ingin melewatkan sedikit pun perubahan pada ekspresi Clara. Satya berharap semua ini hanya ilusi dan tidak benar-benar terjadi. Clara sangat mencintai Satya, mana mungkin Clara menerima pria lain?Clara memandang Satya, lalu tertawa dan menjawab, "Karena aku membencimu dan aku ingin meninggalkanmu. Apa kamu puas dengan jawaban ini? Satya, hubungan kita sudah lama berakhir. Tapi, kamu nggak mau melepaskanku. Aku rasa ini karena aku nggak pernah berhubungan dengan pria lain.""Mungkin ini satu-satunya kelebihanku dibandingkan Benira atau wanita lain yang dekat denganmu. Sekarang, aku sudah berhubungan intim dengan pria lain. Kelebihanku yang paling penting bagimu sudah hilang. Jadi .... Satya,
Satya tidak tega.Cinta dan kebencian memang beda tipis. Dia sangat marah, tetapi masih tidak tega untuk benar-benar menyakiti Clara. Wajahnya yang basah terbenam di leher wanita itu. Napas panas yang diembuskannya mengenai kulit dingin Clara. Tubuh Satya gemetaran dan suaranya terdengar serak. Dia tampak sangat putus asa.Tak lama kemudian, Satya memohon dengan sangat menderita, "Clara, katakan bahwa ini semua nggak nyata! Kamu nggak mengkhianatiku. Video itu pasti diedit orang lain, 'kan? Clara, katakan padaku. Aku mohon ...."Clara bersandar di dinding yang dingin. Dia merasa ini lucu ....Wanita itu membatin, 'Satya, kamu begitu menderita? Apa kamu tahu, aku sudah mengalami ini jutaan kali?'Ketika Clara masih gadis yang polos, dia berulang kali mencium aroma parfum wanita di tubuh Satya dan melihat bekas ciuman di leher pria itu .... Momen-momen itu membuatnya berkali lipat lebih menderita dari Satya sekarang. Semua itu adalah proses runtuhnya keyakinan Clara. Apa yang dilakukanny
Kadang kala, Satya sangat mabuk hingga tertidur di ruangan VIP klub. Begitu bangun, semuanya terasa seperti mimpi.Malam ini pun tidak terkecuali. Satya tidak ingin pulang dan melihat ekspresi Clara yang dingin. Dia tidak ingin menghadapi sikap dingin istrinya. Dia juga tidak ingin tidur dengan wanita itu. Ketika berhubungan intim pada hari itu, dia selalu merasa ada sesuatu yang salah.Kini, Satya melihat minuman di dalam gelas dan tersenyum dingin. Clara memang paling bisa membuatnya merasa jijik. Dia minum sampai mabuk, lalu berbaring di atas meja bar berwarna hitam keemasan. Satya memanggil nama Clara dengan suara rendah.Tiba-tiba, sepasang tangan lembut menepuk dan menenangkannya."Clara," panggil Satya yang sudah setengah sadar. Sentuhan lembut itu membuatnya merinding. Sembari menyebutkan nama istrinya dalam keadaan mabuk, dia melihat wajah orang yang datang dengan jelas. Ternyata itu Benira.Suasana hatinya pun makin buruk. Satya menuangkan arak ke dalam gelas, lalu meneguknya
Gracia terpaksa bangun dan datang untuk membebaskan Satya. Begitu tiba di kantor polisi, orang-orang di sana baru tahu bahwa orang yang membuat masalah hari ini adalah Presdir Grup Chandra. Ini adalah kesempatan bagus bagi mereka untuk menghasilkan uang. Gracia membayar 4 miliar untuk membebaskan Satya.Pria yang dihajar tadi berseru, "Kamu kira kamu hebat cuma karena kaya dan ganteng? Istrimu tetap saja meninggalkanmu. Mungkin dia sudah muak sama sifat dominanmu itu. Kamu ... pantas diperlakukan begitu."Satya ingin memukulnya lagi. Gracia tidak bisa menahannya. Akhirnya, kepala polisi di sana memeluknya dari belakang dan membujuk dengan lembut, "Pak Satya, tenangkan dirimu. Kamu mungkin nggak peduli dengan uang sesedikit ini, tapi kamu cukup terkenal. Kalau menjadi berita utama karena berkelahi, itu akan menjadi lelucon besar. Tenanglah, tenangkan dirimu."Polisi itu membujuk Satya untuk waktu yang lama dan akhirnya berhasil membuatnya tenang. Tak lama kemudian, Satya pun pergi.Poli
Satya tersenyum pahit. Ketika Aida membuat sarapan, dia masuk ke dalam kamar untuk melihat kedua anak itu ....Cahaya pagi menyinari ruangan. Kedua anak itu masih tidur dengan nyenyak. Alaia tidur miring, sementara Joe lebih suka memeluk sesuatu saat tidur. Dulu, dia selalu memeluk bantal kecil. Berhubung sudah memiliki adik, kini dia lebih memilih untuk memeluk tubuh kecil adiknya yang empuk.Satya duduk di tepi ranjang. Dia menyentuh wajah anak-anak yang terasa hangat. Mereka masih begitu polos dan tulus.Joe tampak memeluk erat adiknya. Bibir kecil Alaia bergerak sedikit mungkin karena ingin minum susu. Hanya saja, karena Joe memeluknya ... dia merasa tenang dan segera kembali tidur dengan nyenyak.Satya hampir menangis saat melihatnya. Dia keluar dari kamar, lalu mengambil sebatang rokok dan memegangnya di antara jari-jarinya. Akan tetapi, dia tidak menyalakannya ....Aida memasak mi pangsit untuknya. Pangsitnya dibuat sendiri olehnya sehingga banyak daging. Aida juga menambahkan m
Beberapa saat kemudian, Satya akhirnya bertanya sambil menggertakkan gigi, "Maksudmu ... dia cucunya Pak Malik?"Pengawal itu memaksakan diri untuk mengiakan. Setelah merenung sejenak, dia berucap dengan hati-hati, "Tuan, kami mengikuti petunjuk ke rumah Keluarga Sadali. Sayangnya Pak Malik mendengar semuanya .... Dia bukan cuma nggak menegur cucunya, sebaliknya malah memarahi Tuan. Dia juga bilang mau menuntut keadilan dari Tuan.""Mobil mereka sudah tunggu di luar vila sekarang. Pak Malik bilang Vigo masih perjaka. Jadi, dia mau minta pertanggungjawaban dari Tuan. Bukan, maksudku dari Nyonya," jelas pengawal itu.....Satya tampak memicingkan mata. Sebagai korban, dia bahkan belum bersuara. Namun, Malik sudah mencarinya duluan. Apa ini masuk akal?Pengawal bertanya, "Tuan, gimana kita harus menangani ini? Mereka masih menunggu di luar .... Proyek yang Pak Malik tangani baru-baru ini sangat penting bagimu. Selain itu, ke depannya ada banyak proyek yang butuh bantuan Pak Malik. Kalau d
Pria itu terlihat berusia sekitar 22 tahun. Dia memakai kemeja putih dan berpenampilan menawan. Dia duduk di samping Malik dan terlihat sangat sopan.Berhubung telah menonton video, Satya tidak percaya bahwa Vigo begitu sopan. Dia tidak bersikap kasar. Sebaliknya, Satya berucap sambil tersenyum, "Aku dengar Pak Malik mencariku. Kebetulan, aku juga berharap Pak Malik bisa tegakkan keadilan untukku."Malik meletakkan cangkir tehnya dan memandang ke arah Satya dengan tenang. Di sisi lain, Satya enggan mengalah.Malik pun berujar sembari tersenyum, "Satya, kenapa kamu begitu serius? Sekalipun langit runtuh, aku akan mendukungmu. Sekarang, aku bakal suruh bocah nggak guna ini untuk menjelaskan semuanya. Kalau dia berani bohong sedikit pun, aku akan mematahkan kakinya di depanmu. Aku yakin dia nggak akan berani rayu istri orang lain lagi."Meski berbicara dengan santun, Malik sebenarnya sedang melindungi cucunya. Mana mungkin Satya tidak tahu tentang itu? Namun, dia memang ingin mengetahui k
Setengah jam kemudian, mobilnya kembali ke vila.Satya turun mobil dan bergegas ke pintu masuk. Kini, dia tidak sabar untuk melihat Clara. Hanya saja, perasaannya sangat kompleks. Dia khawatir hidupnya tidak akan tenang lagi karena terlibat dengan Keluarga Sadali.Namun begitu masuk ke kamar dan melihat Clara yang tertidur nyenyak di ranjang, kegelisahan dalam hatinya pun mereda. Mereka telah melewati begitu banyak hal bersama. Mana mungkin seorang Vigo bisa mengacaukan segalanya?Memang benar bahwa Keluarga Sadali memiliki pengaruh yang kuat, tetapi Satya juga sosok yang berpengaruh. Jika bukan begitu, sikap Malik kepadanya tidak mungkin seperti ini.Satya merenungkan banyak hal sejenak. Dia berjalan ke samping ranjang dan melihat wajah Clara yang terlelap. Wanita itu sudah waspada terhadapnya selama beberapa hari terakhir. Jadi, Satya merasa tenang ketika melihatnya tidur pulas. Sembari melihat wanita itu, dia melepaskan dasi.Kemudian, Satya berbaring di sampingnya. Awalnya, dia tid