Aida cukup terkejut mendengarnya. Dia sudah merawat Clara selama bertahun-tahun. Dulu, Clara adalah gadis pemalu dan penakut. Wanita ini bahkan tidak berani melihat pelayan membunuh ikan. Ketika terluka dan berdarah, Clara juga selalu sangat heboh. Akan tetapi, sekarang Aida ingin sekali memujinya. Dia merasa tindakan Clara ini sangat luar biasa.Setelah mengatakan itu, Clara berbalik menatap Satya dan berucap, "Sudah saatnya kami berangkat. Aku masih harus mengurus sesuatu sore ini. Jadi, sebaiknya jangan membuang-buang waktu lagi."Tatapan Satya tampak suram. Dia berusaha mencari keengganan yang tidak pernah ada pada wajah Clara. Sepertinya, wanita ini sudah tidak sabar untuk pergi. Benira hanya sebuah alasan untuknya. Sejak awal, Clara memang sudah menunggu hari ini tiba.Satya menutup pintu mobil. Mobil karavan hitam perlahan-lahan menjauh. Ban mobil menimbulkan sedikit suara. Meskipun begitu, suara itu seolah-olah sangat tajam hingga menyayat hati Satya.Satya hanya berdiri diam h
Benira membuka pintu. Dia langsung memeluk Satya dengan perasaan yang bercampur aduk, lalu berucap, "Satya, aku kira kamu nggak akan datang." Suaranya penuh dengan pesona. Mungkin tidak ada pria yang mampu menahan diri setelah mendengarnya.Namun, Satya malah mendorongnya. Benira sontak terkejut. Pria itu melewatinya dan berjalan masuk ke dalam. Seperti biasa, ada sepanci sup yang diletakkan di atas meja makan. Benira bertanya dengan hati-hati, "Satya, kamu lapar nggak? Apa kamu mau ...."Sebelum Benira selesai berbicara, Satya langsung menyela, "Aku sudah makan di rumah."Kata-kata Satya membuatnya terkejut lagi. Kemudian, dia menyindir seraya tersenyum, "Ya, itu adalah rumahmu. Tempatku ini cuma tempat kamu beristirahat sesaat. Sekarang, aku bahkan bukan lagi wanita utuh bagimu. Kamu nggak akan menganggapku penting."Satya tidak membantah. Bagaimanapun mereka selalu berhubungan baik, tidak ada artinya bertengkar ketika hendak berpisah sekarang.Saat ini, Satya duduk di sofa. Benira m
Clara pindah ke sebuah apartemen besar dengan luas lebih dari 300 meter persegi. Aida terus memuji apartemen ini. Kamar tidur Aida memiliki kamar mandi sendiri dengan luas 40 meter persegi. ....Aida sangat terkejut dan tidak berani menikmatinya. Namun, Clara meminta dia untuk tinggal di sana dengan nyaman. Dia memberi tahu Aida bahwa apartemen itu dibeli sendiri olehnya. Selain dari tabungannya sendiri, kakaknya juga mentransfer uang sebesar 4 triliun ke rekeningnya."Apa? Empat triliun? Nyonya, coba ulangi lagi!" seru Aida. Clara tersenyum dan mengulanginya lagi.Aida tak kuasa berucap, "Jangankan 4 triliun. Kalau punya 40 miliar, aku akan bersantai dan nggak akan kerja untuk siapa pun lagi. Tapi, aku tetap bersedia mengasuh Joe dan Alaia!" Wanita itu tampak tersenyum lebar.Saat ini, Clara melihat sekeliling .... Furnitur baru memenuhi apartemennya. Bunga segar yang baru diletakkan memancarkan aroma ringan. Inilah kebebasan yang selalu didambakannya.Clara juga mempekerjakan dua pen
Clara bertanya balik dengan tatapan tegas, "Atas dasar apa kamu berpikir aku menginginkan pria nggak setia sepertimu? Satya, sebaiknya berikan semua perhatianmu itu kepada orang yang butuh!"Selesai berbicara, Clara mengempaskan tangannya dengan kuat. Satya tidak melepaskannya, bahkan berucap, "Kita akan pulang ke rumah kita!"Rumah? Clara tertegun untuk sesaat. Kemudian, dia tersenyum sinis dan berkata, "Kamu saja nggak pulang ke sana, gimana bisa tempat itu disebut sebagai rumah?"Clara melepaskan tangannya, lalu mundur selangkah dan bertatapan dengan Satya. Wajah putihnya tampak cerah seperti saat mereka berkencan untuk pertama kali. Namun, sekarang mereka justru memiliki perasaan yang berbeda.Clara berucap dengan suara agak serak, "Kamu punya banyak uang sehingga bisa membuat wanita melayanimu. Hal ini yang membuatmu mengira kalau semua wanita sama seperti Benira yang nggak bisa meninggalkanmu.""Tapi, aku berbeda dengan mereka. Aku mungkin menginginkanmu saat masih berusia 22 tah
Joe mengelus wajah ayahnya sambil berkata, "Ibu lagi menemani Adik tidur."Satya hanya bisa memaksakan senyuman. Anak kecil saja tahu apa yang dipikirkannya, bagaimana mungkin Clara tidak tahu? Clara hanya tidak ingin bertemu dengannya.Aida membawakan semangkuk pangsit untuk Satya, lalu berkata, "Sebaiknya Tuan menelepon kami kalau mau datang, jadi Nyonya bisa keluar. Kasihan dia terus bersembunyi di kamar."Satya terus mencoba untuk menyenangkan hati Clara, tetapi wanita ini terus mengabaikannya.Pada saat tahun baru, Satya mengemudikan mobilnya ke rumah Clara dan membawakan banyak hadiah. Dia mengundang Clara, Aida, dan kedua anak itu untuk pulang merayakan tahun baru. Satya berkata, "Clara, kita masih suami istri, sudah seharusnya berkumpul saat tahun baru."Clara tidak ingin menemui Satya sehingga menyuruh Aida yang menyampaikan pesannya. Aida pun berucap dengan sinis, "Nyonya bilang pasangan yang sudah pisah rumah bukan suami istri lagi. Lagi pula, Nyonya sudah menggugat cerai Tu
Gracia juga melihat sosok itu. Dia bergumam, "Itu adik sepupunya Davin."Satya tidak bersuara. Kebetulan, jendela mobil sedang terbuka setengah sehingga Gilian juga melihat mereka. Setelah ragu-ragu sesaat, Gilian menghampiri dan menyapa dengan wajah memerah, "Pak Satya, kebetulan sekali."Satya sudah sering melihat wanita seperti ini sehingga malas meladeninya. Akan tetapi, hari ini sikap Satya agak berbeda. Dia bersandar di kursi sambil mengamati Gilian tanpa berbicara.Sementara itu, Gilian pun mengira bahwa Satya tertarik padanya. Reagan memang pria hebat, tetapi dia hanya berasal dari keluarga kalangan menengah. Reagan sudah berkecimpung di industri hiburan selama beberapa tahun, tetapi tabungannya baru puluhan miliar. Uang itu tidak akan cukup untuk membeli vila mahal di Kota Brata.Gilian adalah wanita yang berambisi besar. Dia ingin mendekati Satya, lalu membantu Reagan untuk menjadi makin populer. Cinta Gilian terhadap Reagan sama sekali tidak berubah.Jadi, Gilian menatap Sat
Satya menyalakan sebatang rokok lagi, lalu mengisapnya dengan pelan. Gracia menyindir, "Pak, kamu benar-benar hebat. Hanya dalam beberapa kalimat, kamu berhasil menaklukkannya. Tapi, kenapa kamu mengincarnya? Apa kamu merasa Nyonya akan tunduk padamu demi wanita itu? Aku rasa nggak akan, soalnya dia agak menyebalkan."Satya memainkan mancis di tangannya tanpa merespons. Beberapa hari selanjutnya, Satya tidak menyanjung Clara seperti biasanya. Dia telah mengganti metodenya.....Gilian kembali ke apartemen. Reagan juga berada di apartemen. Sampai sekarang, dia masih belum mendapatkan tawaran pekerjaan karena Satya yang menekannya baru-baru ini. Jadi, Reagan hanya bermain gim untuk menghabiskan waktunya.Begitu mendengar suara pintu terbuka, Reagan menoleh untuk melihat. Dia mendapati Gilian yang suasana hatinya sedang baik. Reagan bertanya dengan santai, "Apa semuanya lancar hari ini? Kalau nggak ada tawaran kerja, kita kembali ke Kota Aruma saja. Supermarket orang tuaku kekurangan staf
Namun, Satya tidak melakukan apa pun.Pekerjaan Gilian sepertinya hanya menemani Satya menghadiri berbagai rapat dan pertemuan bisnis. Gracia juga mengikuti mereka, tetapi pekerjaan mereka berbeda. Selain itu, Gilian diizinkan memakai pakaian bebas, sedangkan Gracia harus memakai seragam.Namun, hanya Gilian yang menemani Satya saat menghadiri pesta. Gaun dan perhiasan yang dipakai Gilian pun disediakan oleh perusahaan. Dia berpikir, mungkin Satya akan menghadiahkannya gaun beserta perhiasan mahal ini suatu hari nanti.Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai menyadari keanehan. Mereka mengira Gilian adalah pasangan baru Satya sehingga menggoda mereka.Satya mengangkat gelas sampanye tanpa membantah. Dia bahkan mengizinkan Gilian berpura-pura mabuk dan bersandar di bahunya. Saat ini, Gilian benar-benar jatuh hati pada Satya. Dia bahkan rela mempersembahkan tubuhnya kapan saja. Sayangnya, Satya sepertinya sengaja menjauhinya.....Satya ingin Clara mengetahui semua ini. Malam ini, k
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se