Sayangnya, Satya tahu semuanya. Meskipun begitu, dia tidak melakukan apa pun terhadap Clara dan tetap membawanya keluar.Dalam waktu kurang dari setengah tahun, Satya berhasil membuat Clara jatuh cinta padanya. Dia membawa Clara ke Kota Aruma untuk bermain.Hari itu, Satya yakin akan turun hujan lebat. Dia mengajak Clara bermain golf, tetapi mereka malah terjebak di gunung saat perjalanan pulang. Jadi, mereka menyewa hotel kelas atas. Sebenarnya ada banyak kamar di hotel ini, tetapi Satya hanya memesan satu kamar.Setelah mengambil kartu kamar, Clara menarik lengan baju Satya sambil menatapnya dengan heran. Satya tentu tahu bahwa Clara tidak ingin berhubungan intim dengannya. Akan tetapi, Satya merasa waktu yang dihabiskannya untuk Clara sudah terlalu banyak. Dia juga yakin pertahanan Clara akan runtuh.Satya menggandeng tangan Clara untuk membawanya masuk. Ukuran ruangan ini sekitar 80 meter persegi dan dindingnya terbuat dari kayu.Begitu masuk, Satya menjawab panggilan dulu. Setelah
Tetesan air mata itu sungguh menyedihkan. Hati Satya bergetar melihatnya. Dia menggenggam bahu Clara dan memanggil namanya, "Clara."Clara sangat tenang. Dia meraba-raba sambil membaringkan badannya, lalu berucap dengan lelah, "Aku tiba-tiba nggak bisa melihat lagi. Tapi, aku sudah membuat persiapan untuk ini. Satya, jangan menyia-nyiakan usahamu lagi. Aku sudah lelah."....Clara berbaring dengan tenang, sudut matanya dibasahi air mata. Untuk sesaat, dia teringat pada pertemuan pertamanya dengan Satya.Saat itu, Satya sungguh memesona. Kini, pria ini juga masih tampan, tetapi tidak bisa membuat Clara berdebar-debar lagi. Clara tidak akan merendahkan diri untuk meminta cinta darinya.Air mata membasahi mata Clara yang hampa. Semua momen indah yang pernah mereka lewati ternyata hanyalah suatu kebohongan.Clara perlahan-lahan memejamkan matanya. Sementara itu, Satya tidak bisa menerima kenyataan seperti ini. Dia ingin Clara melakukan transplantasi hati setelah kondisinya agak membaik. Na
Clara tidak bisa melihat apa pun. Saat Satya keluar, Aida membawa Joe datang. Aida menarik tangan Joe untuk meraih tangan Clara. Dia berkata sembari menangis, "Joe, cepat panggil ibu."Clara menggenggam tangan Joe yang hangat sejenak, lalu melepaskannya dengan enggan karena Clara tahu tangannya dingin. Kondisi Clara sangat lemah. Joe sepertinya tahu Clara merasa tidak nyaman. Jadi, Joe berucap, "Bu ... Bu tidur."Aida menyeka air matanya dan berujar, "Nyonya, Tuan Muda Joe panggil kamu. Joe pengertian sekali. Nyonya harus semangat demi Tuan Muda Joe, mungkin penyakitmu bisa membaik. Tuan sudah mencarikan dokter yang paling hebat dan peralatan medis yang paling canggih untuk Nyonya. Mungkin saja keajaiban bisa terjadi."Setelah Aida selesai bicara, Clara tersenyum dan menimpali, "Aku sangat memahami Satya. Sekarang, Satya merasa dia menyukaiku karena hampir kehilanganku. Tapi, kalau nanti aku sudah sembuh, Satya pasti akan teringat dengan dendamnya lagi. Orang kejam seperti Satya nggak
Clara tersenyum dan berkomentar, "Baguslah kalau begitu." Dia tidak bisa melihat Davin, jadi dia hanya bisa menyentuh lengan bajunya. Bagi Clara, hari-harinya bersama Davin dulu sangat santai. Namun, hidup Clara menjadi tersiksa setelah Davin cedera.Meskipun begitu, Clara tidak menyesal karena masa-masa itu sangat menyenangkan. Kala itu, Clara masih punya semangat hidup dan tidak hidup dalam kebohongan. Hanya saja, Clara membuat Davin terlibat dalam masalah.Sementara itu, Davin terus mengamati wajah Clara yang tirus. Clara tidak terlihat seperti dulu lagi. Namun, Davin masih ingat dengan ekspresi Clara yang polos dan perasaannya kepada Clara dulu.Davin membungkuk, lalu mendekati Clara dan berbisik, "Clara, jangan menyerah, ya? Kamu punya anak dan kamu masih muda. Mungkin, kelak kamu bisa bertemu dengan pria lain yang kamu cintai. Asalkan masih hidup, kamu pasti punya harapan. Sekarang, teknologi kedokteran makin canggih. Kamu pasti bisa sembuh."Clara tersenyum. Sebenarnya, dia mera
Putri Davin sangat mirip dengannya. Kulitnya putih dan parasnya sangat cantik. Davin tersenyum lembut, lalu memakaikan kalung giok itu di leher putrinya.Freya berasal dari keluarga yang cukup berada. Dia tentu tahu bahwa giok ini sangat mahal. Freya bertanya, "Davin, siapa yang memberikan giok ini?"Davin mengusap kepala Freya sembari menyahut, "Dia itu teman sekolahku dulu. Kebetulan dia juga dirawat di rumah sakit ini. Jadi, aku sekalian menjenguknya dan dia memberiku giok ini."Freya mengangguk, lalu berpesan, "Giok ini harganya mahal. Temanmu lagi sakit, bagaimana kalau nanti kamu belikan sesuatu untuknya sebagai balasan? Jangan sampai orang lain menganggap kita suka mengambil keuntungan."Davin mengangguk. Dia tidak berbicara lagi dan hanya menemani Freya. Sebenarnya Davin tahu bahwa kehidupannya sudah diatur oleh Satya, termasuk Freya. Sebelumnya, Davin rela menerima "kebahagiaan" ini. Setelah dipikir-pikir, Davin merasa dirinya sangat konyol.Davin mengusap kepala putrinya dan
Satya ingin menghukum Clara karena Clara tidak setia. Clara tidak bisa menghentikan Satya. Dia terus meyakinkan dirinya sendiri untuk mengabaikan perbuatan Satya. Kemudian, Clara bertanya, "Satya, apa kamu masih bisa bergairah?"Satya tertegun. Dia teringat saat dirinya dan Clara berhubungan intim pertama kali. Tubuh Clara berkeringat, malam itu adalah pertama kalinya Satya mengagumi tubuh seorang wanita. Namun, sekarang tubuh Clara sangat kurus.Satya merasa tidak rela. Dia terus mencium dan menggerayangi tubuh Clara. Satya ingin mengingatkan Clara tentang kenangan mereka dulu. Satya berujar, "Clara, dulu kamu sangat mencintaiku. Kita juga pernah hidup bahagia."Satya cemburu kepada Davin sehingga gerakannya sedikit kasar. Clara yang kesakitan menarik rambut Satya. Tubuhnya terus memberontak dan dia berbicara dengan napas tersengal-sengal, "Satya, sekarang aku hanya merasakan kebencian. Aku juga nggak sanggup menghadapi siksaanmu lagi."Satya membenamkan kepalanya di leher Clara semba
Clara terus melontarkan pertanyaan yang sama, tetapi Satya tidak menjawabnya. Clara marah karena tidak mendapatkan jawaban. Dia pun berusaha sekuat tenaga untuk duduk. Clara tahu Satya ada di dekatnya, lalu dia meraih barang-barang di meja dan melemparkannya ke arah Satya. Kala ini, Clara benar-benar ingin Satya mati.Clara sudah dibohongi dan disiksa Satya selama bertahun-tahun. Sekalipun Clara merasa putus asa dan menderita, dia hanya ingin dirinya mati. Clara tidak pernah berpikiran untuk membunuh Satya. Namun, sekarang Clara berharap Satya mati. Clara berteriak, "Satya, kenapa kamu nggak mati saja?"Darah mengalir dari dahi Satya. Barang yang dilempar Clara tadi menghantam kepala Satya. Kemudian, Satya menyeka darah di dahinya dan berkata seraya menatap Clara, "Kamu benar-benar mau aku mati? Aku ini suamimu dan aku rela menyumbangkan organ hatiku untukmu. Clara, apa kamu begitu membenciku?""Iya!" sahut Clara dengan tegas.Satya menelan ludah, lalu dia mendongak dan menimpali, "Kam
Satya memainkan kalung giok Alaia sembari bertanya, "Nama anakmu Alaia?"Freya mengangguk, lalu memohon, "Pak Satya, waktu itu kita sudah sepakat. Transaksi kita berakhir setelah aku dan Davin menikah. Kelak, kita nggak akan bertemu lagi."Satya menatap Freya lekat-lekat sehingga Freya gemetaran. Ekspresi Satya sangat dingin saat berbicara, "Aku sudah pernah bilang, taklukkan hati suamimu supaya dia nggak berkeliaran."Freya langsung memahami maksud Satya. Dia menatap kalung giok yang dipakai Alaia dan menebak siapa yang memberikan kalung itu. Freya kaget. Dia langsung turun dari tempat tidur dan berlutut kepada Satya tanpa memedulikan kondisinya yang baru saja melahirkan. Freya tahu Satya sangat kejam.Freya memelas kepada Satya untuk melepaskan Davin, "Davin nggak akan berani macam-macam. Kalaupun mereka bertemu, Davin hanya menganggap Bu Clara sebagai teman. Davin nggak mungkin mengincar Bu Clara. Pak Satya, aku dan Davin saling mencintai. Kami juga punya anak yang menggemaskan. Aku
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se