Suasana Zakki terasa campur aduk. Waktu di apartemen Raditya tempo hari, dia melihat sendiri bagaimana Helena tergila-gila pada Raditya. Masalah itu saja belum selesai, kini ada masalah baru lagi. Laura berkata bahwa Raditya melecehkannya dan melaporkannya ke polisi. Hal ini membuat dampak yang sangat besar pada perusahaan. Zakki terpaksa harus pergi untuk mengurus masalah itu.Annika sedikit terkejut dengan penuturan Zakki. Dia memandang hujan lebat di luar dari jendela, lalu berkata, "Minta sopir mengantarmu atau biarkan aku ikut denganmu." Meskipun kaki Zakki sudah pulih, dia tetap cemas jika membiarkan pria itu mengemudi di cuaca seperti ini.Zakki menatap Annika di cermin untuk beberapa lama. Kemudian, dia berujar lembut, "Biar sopir saja yang antar. Kamu lagi datang bulan, lebih baik kamu istirahat baik-baik. Kesehatanmu belakangan ini nggak begitu bagus." Kelembutan terasa dari kata-katanya.Annika masih merasa cemas, tetapi dia tidak ingin terlalu menunjukkannya. Jadi, dia meny
Laura sontak tertegun. Dengan mata terbelalak, dia memandang tidak percaya pada Raditya, lalu menoleh pada Zakki .... Mendadak, dia merasa kedua pria itu sangat mirip. Perbedaannya hanya terletak pada temperamen mereka.Zakki berujar dengan sangat pelan, "Ya, dia ayahku. Dia sudah punya istri. Kalau dia ingin menikahi istri kedua, dia harus menceraikan ibuku dulu. Nona Laura, kamu sangat ambisius dalam bekerja ... tak kusangka kamu juga berniat untuk menjadi ibu tiriku."Wajah wanita dari departemen humas itu seketika berubah pucat. Untuk sesaat, Laura mempertimbangkan untuk mengancam dengan tuduhan pelecehan itu lagi. Lagi pula, tidak ada rekaman CCTV yang bisa membuktikan kenyataannya, bukan?Zakki mematikan rokoknya, lalu berkata lagi dengan santai, "Nggak masalah, kamu bisa menuntut. Grup Ruslan akan menyewa tim pengacara untuk melawan gugatanmu. Di saat yang sama, kami akan mempublikasikan masalah ini pada semua orang. Aku jamin kamu nggak akan pernah bisa bekerja lagi. Semua kera
Di lantai pertama, wiper mobil hitam terus bergerak di atas kaca depan. Syamsul sedang mengobrol dengan Raditya."Biarpun Tuan Zakki bersikap dingin, dia tulus menyayangi Tuan. Lihat saja, dia nggak tega Tuan turun di tengah hujan lebat begini, jadi dia naik sendiri untuk mengambilkan obat. Tuan Zakki masih jauh lebih baik dari putra bandelku itu!" ujar Syamsul.Raditya yang menjalani kehidupan sebagai orang biasa selama 20 tahun lebih sangat ramah. Dia tidak hanya membenarkan ucapan Syamsul, tetapi juga memuji putra Syamsul.Syamsul tertawa kecil dan berkata, "Dia bisa duduk di posisi manajer berkat kemurahan hati Tuan Zakki. Saya benar-benar nggak tahu harus gimana membalas kebaikan Tuan Zakki."Kebanggaan seketika meluap di hati Raditya. Setelah kepergiannya bertahun-tahun lalu, Zakki memimpin Grup Ruslan hingga nilai pasar perusahaan itu melonjak beberapa kali lipat. Ayah mana yang tidak bangga pada putra sehebat ini?Saat Raditya dan Syamsul asyik berbincang, Zakki tahu-tahu sudah
Di tengah malam begini, Rumah Sakit Ruslan masih terang benderang. Ada adegan mesum yang sedang berlangsung di sebuah ruang konsultasi kecil di lantai dua.Seorang wanita bertubuh cukup berisi dengan pakaian acak-acakan sedang duduk dan menggerakkan tubuhnya di atas seorang pria. Tempat tidur kecil di sana terus bergoyang mengikuti irama. Pasangan mesum itu mencapai klimaks pada saat bersamaan. Mereka berpelukan erat sambil menikmati kepuasan itu.Tidak seperti sebelumnya, wanita itu tidak langsung mendorong si pria menjauh. Sebaliknya, dia mengelus wajah pria itu, lalu mendekatkan bibir merahnya untuk menciumnya. Saat memandang tubuh mulus si wanita, pria itu kembali bergairah.Keduanya telah menjalin hubungan gelap ini selama bertahun-tahun. Si pria melaksanakan tugas dari wanitanya, sementara si wanita membalas dengan memberikan tubuhnya. Meski usia wanita itu sudah tidak muda, tubuhnya selalu bisa memberikan kepuasan dan rangsangan yang tidak bisa lagi didapatkan dari istri si pria
Zakki tampak mengangguk. Kasus ini ditutup oleh Grup Ruslan secara diam-diam.Berhubung terjadi hal seperti ini, Zakki segera menyuruh Raditya untuk pindah ke vilanya. Awalnya, ayahnya menolak karena takut terlalu merepotkannya. Namun, Zakki malah berkata, "Kalau terjadi sesuatu padamu, itu baru merepotkanku."Kalimat itu membuat Raditya berpikir sejenak. Pada saat ini, Syamsul berkata, "Pak Zakki cuma takut sesuatu terjadi padamu. Huh, Dokter Jody bisa dibilang dokter yang kompeten, tapi malah dibunuh dengan kejam. Cuma memikirkannya saja, itu sudah membuatku gelisah!"Raditya juga merinding mendengarnya. Ketika mereka kembali ke vila, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 3 pagi . Hujan badai juga telah reda.Raditya ditempatkan di kamar tamu lantai bawah, sementara Syamsul juga menginap di sana. Dia berkata dengan gemetar, "Ini pertama kalinya aku melihat kasus pembunuhan. Dalam perjalanan pulang barusan, kedua kakiku lemas banget."Makin memikirkannya, Raditya pun makin merasa takut
Annika mengangguk.Zakki pun memanggilnya. Ketika dia mendekat, pria itu menariknya ke dalam pelukan. Keduanya berbaring berdampingan di sofa yang besar ....Setelah memikirkannya, Zakki membagikan keraguannya dengan Annika. Dia memang tidak memiliki bukti, tetapi mereka adalah suami istri. Mereka adalah orang yang paling dekat di dunia ini sehingga tak ada hal yang tidak bisa mereka diskusikan.Annika bertanya dengan kaget, "Kamu mencurigai Bibi Helena?" Tidak heran jika dia terkejut. Sebab, Helena adalah kebanggaan Keluarga Susilo. Wanita itu sangat berbakat dan selalu menjalani kehidupan lebih baik daripada kakaknya. Kini, dia malah tiba-tiba dicurigai menyukai Raditya dan terlibat dengan Jody yang sudah berkeluarga, bahkan membunuhnya di tempat ....Hal ini terlalu sulit dipercaya. Namun, Annika percaya pada Zakki. Pasti ada alasan di balik kecurigaan Zakki. Dia menatap pria itu sambil bertanya, "Apa kamu sudah menceritakan ini pada ... orang tuamu?"Zakki menyentuh wajahnya dengan
Annika tidak bisa menahan diri untuk meliriknya sejenak. Tiba-tiba, Zakki berbalik dan menatapnya dengan tenang. Tatapannya sangat mendalam .... Jantung Annika langsung berdegup kencang. Zakki yang seolah-olah bisa membaca pikirannya pun tersenyum.Sementara itu, Raditya bersikap seperti tidak melihat apa-apa. Suasana di ruang makan menjadi sedikit canggung.Saat ini, suara mobil terdengar di halaman. Tak lama kemudian, pembantu menemani Dian masuk. Dia terlihat sangat emosi, mungkin karena masalah Laura. Dian tidak menyangka bahwa Annika juga berada di sini. Dia tertegun sejenak sebelum berbicara, "Annika juga di sini!"Annika hanya tersenyum. Sampai saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Dian. Wanita itu berdiri dan berkata pada Zakki, "Aku naik untuk ganti baju, terus pulang dulu, ya."Ada yang ingin dibicarakan oleh Zakki, jadi dia meminta sopir untuk mengantarkan Annika. Namun, dia tetap mengantar kepergian Annika di depan rumah.Saat Annika hendak naik mobil, Zakki memegang per
Dian sama sekali tidak ingin melepaskannya. Perkataannya malah makin kasar. Raditya berkata dengan emosi, "Sudah bertahun-tahun, kamu masih saja nggak berubah. Kamu masih suka menekan orang lain."Dian baru saja ingin mengatakan sesuatu, tetapi terdengar suara langkah kaki di pintu masuk. Suara sepatu kulit yang menginjak marmer terdengar jelas. Itu adalah Zakki. Begitu melihat pria itu, mereka segera diam dan tidak berani berbicara.Zakki masuk perlahan dan menatap mereka dengan tenang. Dia terdiam sejenak sebelum bertanya, "Kenapa nggak berantem lagi? Tadi, kalian bersemangat banget .... Lanjutkan saja, itu bisa bikin kalian panjang umur."Zakki pergi ke lantai atas untuk mengganti pakaian. Sementara itu, Raditya dan Dian saling menyalahkan.Dian berkata sambil tersenyum dingin, "Raditya, kamu benar-benar sakit mental makanya menyukai wanita seperti Laura."Raditya yang kesal berkata, "Dia sudah ditahan sekarang. Kalau nggak percaya, cek saja sendiri."Dian terkejut mendengarnya. Kem