Di lantai pertama, wiper mobil hitam terus bergerak di atas kaca depan. Syamsul sedang mengobrol dengan Raditya."Biarpun Tuan Zakki bersikap dingin, dia tulus menyayangi Tuan. Lihat saja, dia nggak tega Tuan turun di tengah hujan lebat begini, jadi dia naik sendiri untuk mengambilkan obat. Tuan Zakki masih jauh lebih baik dari putra bandelku itu!" ujar Syamsul.Raditya yang menjalani kehidupan sebagai orang biasa selama 20 tahun lebih sangat ramah. Dia tidak hanya membenarkan ucapan Syamsul, tetapi juga memuji putra Syamsul.Syamsul tertawa kecil dan berkata, "Dia bisa duduk di posisi manajer berkat kemurahan hati Tuan Zakki. Saya benar-benar nggak tahu harus gimana membalas kebaikan Tuan Zakki."Kebanggaan seketika meluap di hati Raditya. Setelah kepergiannya bertahun-tahun lalu, Zakki memimpin Grup Ruslan hingga nilai pasar perusahaan itu melonjak beberapa kali lipat. Ayah mana yang tidak bangga pada putra sehebat ini?Saat Raditya dan Syamsul asyik berbincang, Zakki tahu-tahu sudah
Di tengah malam begini, Rumah Sakit Ruslan masih terang benderang. Ada adegan mesum yang sedang berlangsung di sebuah ruang konsultasi kecil di lantai dua.Seorang wanita bertubuh cukup berisi dengan pakaian acak-acakan sedang duduk dan menggerakkan tubuhnya di atas seorang pria. Tempat tidur kecil di sana terus bergoyang mengikuti irama. Pasangan mesum itu mencapai klimaks pada saat bersamaan. Mereka berpelukan erat sambil menikmati kepuasan itu.Tidak seperti sebelumnya, wanita itu tidak langsung mendorong si pria menjauh. Sebaliknya, dia mengelus wajah pria itu, lalu mendekatkan bibir merahnya untuk menciumnya. Saat memandang tubuh mulus si wanita, pria itu kembali bergairah.Keduanya telah menjalin hubungan gelap ini selama bertahun-tahun. Si pria melaksanakan tugas dari wanitanya, sementara si wanita membalas dengan memberikan tubuhnya. Meski usia wanita itu sudah tidak muda, tubuhnya selalu bisa memberikan kepuasan dan rangsangan yang tidak bisa lagi didapatkan dari istri si pria
Zakki tampak mengangguk. Kasus ini ditutup oleh Grup Ruslan secara diam-diam.Berhubung terjadi hal seperti ini, Zakki segera menyuruh Raditya untuk pindah ke vilanya. Awalnya, ayahnya menolak karena takut terlalu merepotkannya. Namun, Zakki malah berkata, "Kalau terjadi sesuatu padamu, itu baru merepotkanku."Kalimat itu membuat Raditya berpikir sejenak. Pada saat ini, Syamsul berkata, "Pak Zakki cuma takut sesuatu terjadi padamu. Huh, Dokter Jody bisa dibilang dokter yang kompeten, tapi malah dibunuh dengan kejam. Cuma memikirkannya saja, itu sudah membuatku gelisah!"Raditya juga merinding mendengarnya. Ketika mereka kembali ke vila, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 3 pagi . Hujan badai juga telah reda.Raditya ditempatkan di kamar tamu lantai bawah, sementara Syamsul juga menginap di sana. Dia berkata dengan gemetar, "Ini pertama kalinya aku melihat kasus pembunuhan. Dalam perjalanan pulang barusan, kedua kakiku lemas banget."Makin memikirkannya, Raditya pun makin merasa takut
Annika mengangguk.Zakki pun memanggilnya. Ketika dia mendekat, pria itu menariknya ke dalam pelukan. Keduanya berbaring berdampingan di sofa yang besar ....Setelah memikirkannya, Zakki membagikan keraguannya dengan Annika. Dia memang tidak memiliki bukti, tetapi mereka adalah suami istri. Mereka adalah orang yang paling dekat di dunia ini sehingga tak ada hal yang tidak bisa mereka diskusikan.Annika bertanya dengan kaget, "Kamu mencurigai Bibi Helena?" Tidak heran jika dia terkejut. Sebab, Helena adalah kebanggaan Keluarga Susilo. Wanita itu sangat berbakat dan selalu menjalani kehidupan lebih baik daripada kakaknya. Kini, dia malah tiba-tiba dicurigai menyukai Raditya dan terlibat dengan Jody yang sudah berkeluarga, bahkan membunuhnya di tempat ....Hal ini terlalu sulit dipercaya. Namun, Annika percaya pada Zakki. Pasti ada alasan di balik kecurigaan Zakki. Dia menatap pria itu sambil bertanya, "Apa kamu sudah menceritakan ini pada ... orang tuamu?"Zakki menyentuh wajahnya dengan
Annika tidak bisa menahan diri untuk meliriknya sejenak. Tiba-tiba, Zakki berbalik dan menatapnya dengan tenang. Tatapannya sangat mendalam .... Jantung Annika langsung berdegup kencang. Zakki yang seolah-olah bisa membaca pikirannya pun tersenyum.Sementara itu, Raditya bersikap seperti tidak melihat apa-apa. Suasana di ruang makan menjadi sedikit canggung.Saat ini, suara mobil terdengar di halaman. Tak lama kemudian, pembantu menemani Dian masuk. Dia terlihat sangat emosi, mungkin karena masalah Laura. Dian tidak menyangka bahwa Annika juga berada di sini. Dia tertegun sejenak sebelum berbicara, "Annika juga di sini!"Annika hanya tersenyum. Sampai saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Dian. Wanita itu berdiri dan berkata pada Zakki, "Aku naik untuk ganti baju, terus pulang dulu, ya."Ada yang ingin dibicarakan oleh Zakki, jadi dia meminta sopir untuk mengantarkan Annika. Namun, dia tetap mengantar kepergian Annika di depan rumah.Saat Annika hendak naik mobil, Zakki memegang per
Dian sama sekali tidak ingin melepaskannya. Perkataannya malah makin kasar. Raditya berkata dengan emosi, "Sudah bertahun-tahun, kamu masih saja nggak berubah. Kamu masih suka menekan orang lain."Dian baru saja ingin mengatakan sesuatu, tetapi terdengar suara langkah kaki di pintu masuk. Suara sepatu kulit yang menginjak marmer terdengar jelas. Itu adalah Zakki. Begitu melihat pria itu, mereka segera diam dan tidak berani berbicara.Zakki masuk perlahan dan menatap mereka dengan tenang. Dia terdiam sejenak sebelum bertanya, "Kenapa nggak berantem lagi? Tadi, kalian bersemangat banget .... Lanjutkan saja, itu bisa bikin kalian panjang umur."Zakki pergi ke lantai atas untuk mengganti pakaian. Sementara itu, Raditya dan Dian saling menyalahkan.Dian berkata sambil tersenyum dingin, "Raditya, kamu benar-benar sakit mental makanya menyukai wanita seperti Laura."Raditya yang kesal berkata, "Dia sudah ditahan sekarang. Kalau nggak percaya, cek saja sendiri."Dian terkejut mendengarnya. Kem
Raditya duduk di sana dan tidak bergerak untuk waktu yang lama. Melihatnya seperti itu, si atasan pun makin marah. Dia menarik lengan Raditya dan mengolok-olok, "Masih mau kerja di sini? Kamu kira perusahaan ini punyamu dan Pak Zakki adalah putramu? Dengarlah, pokoknya hari ini kamu harus pergi!"Raditya belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Dia menjawab perlahan, "Zakki adalah putraku."Atasan itu sangat terkejut. Kemudian, dia menunjuk ke arah Raditya dan tertawa terbahak-bahak sebelum mengejek, "Otakmu sudah rusak, ya? Zakki adalah putramu? Aku juga bisa bilang Zakki adalah ayahku."Semua orang di kantor tertawa. Mereka mengejek Raditya bodoh.Tepat pada saat itu, suara langkah kaki terdengar di pintu masuk. Kemudian, Dania dan dua manajer dari departemen personalia muncul di depan.Kedua manajer itu menunjukkan ekspresi yang rumit. Begitu masuk, mereka mengumumkan keputusan personalia, "Mulai sekarang, Raditya secara resmi dipindahkan ke kantor presdir."Raditya yang ka
Zakki memegang pipi Ariel dan tidak tahan untuk memeluknya. Anak kecil itu cukup berisi. Dia sangat bersyukur kepada Tuhan karena memberinya kesempatan untuk menebus dosa-dosanya. Kini, Zakki bisa bersama Annika dan anak-anaknya lagi.Ariel bisa merasakan emosi Zakki. Dia mengelus-elus rambut ayahnya dengan lembut. Zakki pun menciumnya lagi. Dia memiliki dua anak, tetapi sebenarnya Ariel adalah yang paling istimewa di dalam hatinya.Gadis itu bukan hanya anak pertama, tetapi juga anak yang paling disayanginya. Jika bukan karena apa yang dia lakukan kepada Annika pada waktu itu, Ariel tidak akan sakit dan begitu menderita. Selain rasa sayang, Zakki juga merasa bersalah. Di sisi lain, Annika menatap mereka dengan mata yang berkaca-kaca.Dalam perjalanan pulang, Annika beberapa kali ingin bertanya kepada Zakki, tetapi akhirnya tidak bisa bersuara. Kemudian ... saat tersadar kembali, Annika menemukan bahwa mobil mereka telah diparkir di garasi bawah tanah vila.Annika tidak berpikir terlal