Petang itu, Annika meminta para pelayan untuk membersihkan setiap sudut vila. Selesai bersibuk, pinggangnya terasa sedikit pegal. Tubuhnya masih sedikit tidak nyaman bahkan setelah mandi selama 30 menit.Pada jam makan malam, pelayan bertanya dengan hati-hati, "Apa Nyonya mau tunggu sebentar? Mungkin saja Tuan akan pulang untuk makan malam."Tepat ketika kata-kata itu terlontar, jam dinding berdentang tujuh kali. Sekarang sudah pukul 7 malam. Annika menyahut dengan datar, "Siapkan saja makanannya sekarang, nggak perlu menunggu Zakki."Tahu suasana hati Annika sedang buruk, pelayan itu pun menyajikan hidangan sambil berujar sopan, "Ikan asam manis ini hidangan kesukaan Nyonya. Ikannya sangat segar, silakan dicicipi, Nyonya!"Annika mengiakan dan mencicipi ikan itu. Namun, begitu sepotong ikan itu masuk ke mulutnya, dia langsung merasa mual. Sambil menutupi mulutnya, Annika menghambur ke toilet. Dia muntah kering cukup lama di sana.Pelayan mengetuk pintu sambil bertanya dengan cemas,
Zakki menanggalkan mantelnya dan memasuki kamar yang gelap. Kemudian, dia berbaring dan memeluk tubuh Annika dari belakang. Dia tidak bicara, tetapi jakunnya terus bergerak naik dan turun. Tak lama, Zakki menyibak selimut dan menarik sang istri ke dalam pelukannya. Tubuh pria itu sangat panas. Annika diam saja, tetapi dia juga tidak mendorongnya menjauh. Zakki berkata dengan suara serak, "Aku nggak menyukainya! Aku cuma suka cara dia menatapku, itu mirip dengan tatapan memujamu padaku dulu. Annika, nggak ada orang selain kamu yang pernah membuat hati dan harga diriku hancur. Anehnya, aku nggak sanggup merelakanmu pergi. Sejujurnya aku pernah berpikir untuk menyerah. Lagian, untuk apa aku begitu terikat pada seorang wanita?"Sambil mendekap Annika dengan erat, Zakki mengelus lembut punggungnya. Dia menempelkan kening mereka, lalu memejamkan mata hitamnya dan berbisik, "Annika, ini benar-benar sakit. Tanpa kusadari, aku mencintai sekaligus membencimu ...."Zakki mencintai segalanya tent
Annika membuka WhatsApp. Itu adalah dokumen yang dikirim oleh Yoyok. Pria itu memintanya untuk mencetaknya. Namun, Annika mengesampingkan hal itu. Dia mendongak dan ingin berbicara dengan Zakki.Sayangnya, pria itu telah naik ke lantai atas sembari berkata dengan tak acuh, "Kalau ada sesuatu, bicarakan lagi setelah aku pulang dari luar negeri."Meskipun matahari bersinar cerah, tubuh Annika terasa dingin. Dia melihat suaminya, melihat punggung yang elegan itu sambil berkata dengan nada lembut, "Zakki, kamu selalu bilang aku nggak menganggapmu sebagai suami, tapi apa kamu menganggapku sebagai istri? Kamu terus berhubungan dengan wanita di luar sana."Annika menambahkan, "Kamu bisa bilang bahwa hubungan ambigu antara kamu dan Chika itu hanya untuk membuatku kesal. Tapi, kamu tahu jelas apa peran Shilla dalam pernikahan kita. Sekarang, demi pergi ke luar negeri untuk menemaninya, kamu bahkan nggak punya waktu untuk mendengar perkataanku ...."Zakki menghentikan langkahnya. Setelah sekian
Zakki tinggal di ruang kerjanya untuk waktu yang cukup lama. Dia mengambil piringan hitam yang rusak itu dan melihatnya sejenak, lalu melemparkannya ke dalam tempat sampah secara pelan. Dia duduk lunglai di sofa dan agak mendongak, tetapi merasa bahwa cahaya lampu terlalu terang. Itu sebabnya, dia menutupinya dengan telapak tangan.Telapak tangan Zakki terasa agak sakit. Itu mengingatkannya seberapa keras dia telah menampar Annika barusan. Bisa-bisanya dia menampar istrinya ....Zakki memejamkan mata. Apa yang muncul di benaknya adalah senyuman lembut Annika barusan. Itu adalah senyuman yang penuh dengan kesedihan ....Annika tumbuh besar di tengah Keluarga Chandra yang memanjakannya. Dia belum pernah dipukul oleh siapa pun. Sementara itu, Zakki mengaku mencintainya, tetapi malah menamparnya.Saat ini, ponsel Zakki tiba-tiba berdering. Itu adalah panggilan dari Dania. Wanita itu berkata di ujung telepon, "Pak Zakki, mobilnya sudah siap di bawah. Apa Bapak akan turun sekarang?"Zakki be
Zakki yang duduk di dalam mobil mendongak ke lantai 2, lalu bertanya dengan nada lembut, "Nyonya ada di rumah, nggak?"Pembantu itu tertegun sejenak sebelum menjawab, "Nyonya Lily nggak enak badan, jadi Nyonya ke sana untuk merawatnya. Sudah beberapa hari seperti ini."Ekspresi Zakki menjadi sedikit lebih lembut. Dia meminta pembantu untuk membawakan barang bawaannya ke lantai atas, lalu mengemudi sendiri ke Kediaman Ruslan ....Setengah jam kemudian, mobilnya berhenti di parkiran Kediaman Ruslan. Zakki tidak meminta pembantu untuk melaporkan kedatangannya, melainkan langsung pergi ke kamar tidur Lily. Suasana di kamar itu sangat tenang. Lily tampak bersandar di bantal dengan mata tertutup, sementara Annika berbaring di tepi ranjang .... Dia tampaknya tertidur.Zakki tidak mengganggu neneknya. Dia hanya duduk di samping Annika, lalu meraih wajahnya secara lembut. Istrinya itu tampak lebih kurus. Wajahnya yang memang sudah mungil, kini terlihat lebih kecil daripada telapak tangannya ...
Dalam kegelapan mobil, napas mereka berdua sama-sama cepat. Annika masih duduk di pangkuannya. Kulitnya yang putih, bersinar di bawah celana abu-abu tipis Zakki. Itu membuat Annika terlihat lebih lembut dan anggun .... Stoking tipisnya yang dilepaskan Zakki, tergantung di pergelangan kakinya sehingga menambahkan kesan sedikit ambigu.Setelah sekian lama, Zakki baru sadar .... Dia akan menjadi seorang ayah! Dia sudah menantikan itu begitu lama, mungkin anak mereka benar-benar adalah seorang gadis kecil.Namun, di momen seperti ini, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk memeluk Annika. Dia teringat dengan sebulan yang lalu, teringat pada hari itu ketika Annika mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya.Sayangnya, Zakki terburu-buru pergi ke luar negeri dan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. Mereka bahkan bertengkar karena Shilla .... Akhirnya, Zakki juga menampar Annika. Ternyata, dia menampar Annika yang sedang hamil.Jakun di tenggorokan Zakki tampak
Pembantu itu terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Nyonya Dian dan Nyonya Lily sama sekali nggak tahu bahwa Nyonya sudah hamil. Tuan harus memberi tahu kabar ini kepada mereka. Kalau nggak, Nyonya Dian selalu saja berusaha menjodohkanmu dengan Nona Chika. Dia hampir lupa bahwa Tuan sudah beristri, bahkan akan menjadi seorang ayah sekarang!"Suasana hati Zakki agak membaik. Dia pun berkata dengan santai, "Oke!"Zakki mematikan rokoknya, lalu bersiap-siap untuk pergi ke atas. Tiba-tiba, dia melihat seekor anjing berlari turun dari atas. Itu adalah Meta .... Anjing itu sudah lama tidak melihat Zakki dan sangat merindukannya. Ia berlari ke arah Zakki dan menggonggong beberapa kali.Sementara itu, Zakki membungkuk untuk menggendongnya, lalu membawanya ke atas. Dia memandikan Meta, menyisir bulunya, dan membawa anjing itu kembali ke kamar tidur setelah sudah bersih.Annika sudah mandi dan mengenakan piama berbahan sutra. Dia tengah bersandar di kepala ranjang sambil membaca buku "Panduan Keh
Di apartemen Keluarga Chandra. Shinta tahu Annika datang, jadi dia pergi ke pasar pagi-pagi untuk membeli daging iga dan rebung segar. Shinta mau memasak makanan yang bergizi untuk Annika. Melihat Annika yang mencuci sayuran, Shinta membujuk, "Kamu lagi hamil, sebaiknya kamu istirahat. Nanti aku yang cuci saja."Annika tersenyum dan menimpali, "Usia kandunganku baru 3 bulan, nggak masalah."Shinta tertegun saat Annika mengungkit tentang anaknya. Kemudian, dia memberi Annika apel, lalu bertanya setelah ragu-ragu sejenak, "Apa rencanamu selanjutnya? Terakhir kali aku dengar Sania bilang kamu mau buka toko di Kota Aruma. Apa benar begitu?"Annika menggigit apel, rasanya asam dan juga manis. Setelah beberapa saat, Annika baru menjelaskan, "Iya, aku punya kenalan di Kota Aruma. Nyonya Lukito yang memperkenalkannya kepadaku, jadi orang itu bisa dipercaya. Setelah Kak Satya dibebaskan, kita pindah ke Kota Aruma. Aku sudah mengajukan paspornya."Shinta bisa menebak permasalahan antara Annika d