Zakki yang duduk di dalam mobil mendongak ke lantai 2, lalu bertanya dengan nada lembut, "Nyonya ada di rumah, nggak?"Pembantu itu tertegun sejenak sebelum menjawab, "Nyonya Lily nggak enak badan, jadi Nyonya ke sana untuk merawatnya. Sudah beberapa hari seperti ini."Ekspresi Zakki menjadi sedikit lebih lembut. Dia meminta pembantu untuk membawakan barang bawaannya ke lantai atas, lalu mengemudi sendiri ke Kediaman Ruslan ....Setengah jam kemudian, mobilnya berhenti di parkiran Kediaman Ruslan. Zakki tidak meminta pembantu untuk melaporkan kedatangannya, melainkan langsung pergi ke kamar tidur Lily. Suasana di kamar itu sangat tenang. Lily tampak bersandar di bantal dengan mata tertutup, sementara Annika berbaring di tepi ranjang .... Dia tampaknya tertidur.Zakki tidak mengganggu neneknya. Dia hanya duduk di samping Annika, lalu meraih wajahnya secara lembut. Istrinya itu tampak lebih kurus. Wajahnya yang memang sudah mungil, kini terlihat lebih kecil daripada telapak tangannya ...
Dalam kegelapan mobil, napas mereka berdua sama-sama cepat. Annika masih duduk di pangkuannya. Kulitnya yang putih, bersinar di bawah celana abu-abu tipis Zakki. Itu membuat Annika terlihat lebih lembut dan anggun .... Stoking tipisnya yang dilepaskan Zakki, tergantung di pergelangan kakinya sehingga menambahkan kesan sedikit ambigu.Setelah sekian lama, Zakki baru sadar .... Dia akan menjadi seorang ayah! Dia sudah menantikan itu begitu lama, mungkin anak mereka benar-benar adalah seorang gadis kecil.Namun, di momen seperti ini, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk memeluk Annika. Dia teringat dengan sebulan yang lalu, teringat pada hari itu ketika Annika mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya.Sayangnya, Zakki terburu-buru pergi ke luar negeri dan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara. Mereka bahkan bertengkar karena Shilla .... Akhirnya, Zakki juga menampar Annika. Ternyata, dia menampar Annika yang sedang hamil.Jakun di tenggorokan Zakki tampak
Pembantu itu terdiam sejenak sebelum melanjutkan, "Nyonya Dian dan Nyonya Lily sama sekali nggak tahu bahwa Nyonya sudah hamil. Tuan harus memberi tahu kabar ini kepada mereka. Kalau nggak, Nyonya Dian selalu saja berusaha menjodohkanmu dengan Nona Chika. Dia hampir lupa bahwa Tuan sudah beristri, bahkan akan menjadi seorang ayah sekarang!"Suasana hati Zakki agak membaik. Dia pun berkata dengan santai, "Oke!"Zakki mematikan rokoknya, lalu bersiap-siap untuk pergi ke atas. Tiba-tiba, dia melihat seekor anjing berlari turun dari atas. Itu adalah Meta .... Anjing itu sudah lama tidak melihat Zakki dan sangat merindukannya. Ia berlari ke arah Zakki dan menggonggong beberapa kali.Sementara itu, Zakki membungkuk untuk menggendongnya, lalu membawanya ke atas. Dia memandikan Meta, menyisir bulunya, dan membawa anjing itu kembali ke kamar tidur setelah sudah bersih.Annika sudah mandi dan mengenakan piama berbahan sutra. Dia tengah bersandar di kepala ranjang sambil membaca buku "Panduan Keh
Di apartemen Keluarga Chandra. Shinta tahu Annika datang, jadi dia pergi ke pasar pagi-pagi untuk membeli daging iga dan rebung segar. Shinta mau memasak makanan yang bergizi untuk Annika. Melihat Annika yang mencuci sayuran, Shinta membujuk, "Kamu lagi hamil, sebaiknya kamu istirahat. Nanti aku yang cuci saja."Annika tersenyum dan menimpali, "Usia kandunganku baru 3 bulan, nggak masalah."Shinta tertegun saat Annika mengungkit tentang anaknya. Kemudian, dia memberi Annika apel, lalu bertanya setelah ragu-ragu sejenak, "Apa rencanamu selanjutnya? Terakhir kali aku dengar Sania bilang kamu mau buka toko di Kota Aruma. Apa benar begitu?"Annika menggigit apel, rasanya asam dan juga manis. Setelah beberapa saat, Annika baru menjelaskan, "Iya, aku punya kenalan di Kota Aruma. Nyonya Lukito yang memperkenalkannya kepadaku, jadi orang itu bisa dipercaya. Setelah Kak Satya dibebaskan, kita pindah ke Kota Aruma. Aku sudah mengajukan paspornya."Shinta bisa menebak permasalahan antara Annika d
Zakki memegang setir dengan erat, tetapi dia tetap berusaha tenang saat berbicara, "Boleh saja kalau mau melahirkan di sana, tapi kamu jangan terlalu capek kerja. Ibu hamil sudah cukup susah .... Nyonya Ruslan, aku nggak mau melihatmu terlalu capek."Annika hanya tersenyum datar.....Malam harinya, Zakki membereskan pekerjaannya di ruang kerja. Sementara itu, Annika duduk di depan meja rias untuk memakai produk perawatan kulit setelah mandi. Kemudian, Annika membuka laci. Di dalamnya ada dokumen penting milik Annika.Dengan bantuan Faisal, Annika sudah mendapatkan izin tinggal tetap di Kota Aruma. Setelah mendapatkan paspor, Annika akan tinggal di Kota Aruma bersama anaknya dan tidak akan kembali ke Kota Brata lagi.Annika membuat keputusan ini sesudah mempertimbangkannya dengan matang. Dia tahu untuk sementara waktu ini Zakki pasti tidak akan melepaskannya. Jadi, Annika hanya bisa mengatasnamakan kepentingan anak untuk pisah rumah dengan Zakki.Lama-kelamaan, Zakki pasti akan kesepia
Chika dibawa ke aula bunga. Gerak-gerik dan suara pelayan saat melayani Chika sangat pelan. Chika berpikir, seharusnya ini karena Annika sedang hamil. Jadi, para pelayan lebih hati-hati.Chika tidak menyangka Annika bisa hamil. Bukannya hubungan Zakki dan Annika tidak harmonis? Kenapa Annika langsung hamil setelah mereka rujuk? Kala ini, hujan gerimis di luar membuat suasana hati Chika menjadi buruk.Kemudian, pintu aula bunga dibuka. Chika melihat Zakki. Namun, Zakki hanya berdiri di depan pintu dan tidak berniat menghampiri Chika. Tidak seperti sebelumnya, sekarang Zakki berusaha menjaga jarak dengan Chika untuk menunjukkan sikapnya sebagai suami dan ayah yang baik.Zakki menutup pintu. Sepertinya Zakki tidak ingin perbincangan mereka didengar oleh pelayan, lalu diketahui Annika. Chika merasa frustrasi. Dia tidak lagi memedulikan harga dirinya sebagai wanita dan langsung bertanya, "Zakki, apa kamu memedulikan Annika karena dia lagi hamil? Kalau Annika nggak hamil, apa mungkin kita ..
Annika berujar, "Aku percaya padamu."Zakki membelai wajah Annika, lalu menyentuh telinga Annika. Bagian telinga Annika sangat sensitif. Setiap bercinta, Zakki suka menggigit telinga Annika dengan lembut dan Annika akan memeluk Zakki lebih erat. Zakki sudah lama tidak memuaskan hasratnya dan sekarang dia teringat dengan momen-momen yang intens itu.Zakki berucap dengan suara serak, "Aku akan mengendarai mobilnya ke depan pintu vila. Kamu suruh pelayan untuk ambil jaket di lantai atas. Di luar agak dingin."Zakki pun pergi dan Annika memandang sosoknya yang menjauh. Zakki selalu berpakaian rapi. Kala ini, dia mengenakan kemeja abu tua dan jas. Meskipun hanya dilihat dari belakang, Zakki tampak sangat elegan. Pantas saja banyak wanita yang terpikat dengan pesona Zakki.Annika menunduk dan mengelus perutnya dengan lembut. Annika merenung, sebenarnya berpura-pura mesra dengan Zakki tidak terlalu sulit.Pelayan turun dari lantai atas dengan membawa jaket yang sering dipakai Annika, lalu men
Di kantor pusat Grup Ruslan. Setelah selesai menandatangani dokumen, Zakki bertanya kepada Dania dengan santai, "Apa kamu tahu restoran mana yang lebih cocok untuk berkencan?"Dania berpikir sejenak, lalu menyahut, "Harus dilihat dulu pasangannya siapa. Kalau dengan Nyonya Ruslan, ada sebuah restoran bergaya latin yang cukup bagus. Kalau dengan Nona Chika, lebih baik pilih tempat yang agak tersembunyi."Ekspresi Zakki sangat masam. Dia mengambil jaket, lalu berucap dengan datar, "Aku nggak punya hubungan apa-apa dengan Chika."Dania membawa dokumen sambil mengikuti Zakki dan mengingatkan, "Kudengar, Nona Chika datang ke vila. Pak Zakki, kalau Nyonya Ruslan nggak mempermasalahkan hal ini, jangan terlalu optimis."Dania hanya mengungkapkan pemikirannya. Sementara itu, Zakki hanya memandang angka merah di atas pintu lift dan tidak bersuara. Namun, Zakki merasa kecewa.....Zakki duduk di dalam mobil. Dia hendak menelepon Annika untuk menjemput Annika dan mengajaknya makan di luar. Hanya s