Keesokan harinya adalah hari wawancara Selena masuk TK. Selvy awalnya mau berjumpa di depan TK, tetapi Jose bilang akan menjemputnya dari rumah. Selvy tidak ingin bertengkar karena masalah sepele ini, jadi dia menyetujuinya.Selvy baru mengakhiri panggilan dan langsung bertatapan dengan Sally yang tampak sedang memikirkan sesuatu.Sally berkata, "Kemarin sore, Jose datang mengajak Selena dan sekretarisnya. Dia nggak bilang apa-apa, cuma kasih beberapa suplemen untukku. Kelihatannya semua itu produk berkualitas yang sulit didapatkan."Selvy tertegun.Sally menambahkan, "Aku nggak ada di sisimu beberapa tahun ini. Aku bahkan nggak tahu kisah cintamu selama ini. Aku ibu yang gagal, rasanya nggak pantas untuk ikut campur kehidupan percintaanmu.""Tapi, ada satu hal yang harus kukatakan. Aku bisa melihat bahwa Jose punya perasaan padamu. Meski sedikit arogan, dia seperti anak TK yang berbuat usil pada gadis yang dia sukai untuk mencari perhatian. Menurutku, Jose seperti itu," sambung Sally.
Momen yang menyentuh ini lebih dalam dibandingkan hubungan badan yang pernah mereka lakukan. Jose telah membantunya berkali-kali dalam hal finansial dan sumber daya, tetapi dukungan emosional sangat jarang.Mata Selvy awalnya sudah lembab. Kini, dia makin ingin menangis, tetapi dia berusaha menahan tangisnya. Dia tidak ingin kehilangan kendali di depan umum, jadi dia mengedipkan mata dengan perlahan.Jose masih menggenggam telapak tangan Selvy. Mereka terlihat seperti pasangan yang saling mencintai, seperti suami istri sesungguhnya, dan seperti orang tua yang sempurna.Di sisi lain, Revina menyiapkan soal tes yang baru. Selena tidak perlu menulis dan menggambar, hanya perlu menyebutkan benda-benda yang ada di dalam gambar.Selena bersandar di pelukan Revina dengan mata berbinar. Dia berkata, "Ini ayam, ini bebek ...."Revina memuji dengan terharu, "Pintar sekali."Selena menatap Jose. Wajah kecil yang putih dan lembut itu menunjukkan kebanggaan. Sebagai ayah, Jose juga merasa bangga. D
Begitu Selvy selesai melontarkan ucapannya, bibirnya langsung dicium. Ciuman yang lembut dan pelan ini seolah-olah sedang memperlakukan harta yang berharga. Selvy membuka matanya, begitu juga dengan Jose. Mereka saling bertatapan, tetapi saat ini Selvy ingin menangis lagi.Jose belum pernah mencium Selvy seperti ini. Setetes air mata mengalir lembut dari pipinya.Ketika Selvy mengira Jose akan melepaskannya, Jose malah meraih belakang leher Selvy dan berciuman dengan intens. Jose mencium Selvy dengan dalam dan penuh gairah, seolah-olah ingin memiliki Selvy seutuhnya. Sementara itu, air mata tidak berhenti mengalir deras selama berciuman.Setelah beberapa saat, Jose akhirnya melepaskan Selvy. Selvy tertegun karena ciuman itu dan terlihat seperti orang linglung. Jose malah melekatkan dahinya ke dahi Selvy sambil berbisik lembut, "Sekarang kamu bisa melaporkanku atas tuduhan pelecehan atau menamparku untuk melampiaskan amarahmu."Tak lama kemudian, sebuah tamparan mendarat di wajah tampa
Jose tercengang cukup lama sebelum menimpali, "Apa? Katakan sekali lagi."Suara Cindy bergetar karena gembira. Setelah mengulangi perkataannya, dia menyampaikan kabar yang baru dia dapatkan, "Mantan istri Ardi sepertinya sedang sakit. Mungkin Ardi merasa bertanggung jawab, jadi dia rujuk untuk menenangkan hati mantan istrinya.""Kalau dipikir-pikir, Ardi nggak salah," sahut Jose. Dia tidak tahu apakah Ardi orang baik atau bukan. Namun, menurutnya keputusan Ardi sangat bijak.Jose mengubah sikapnya. Dia meminta Cindy untuk menyelidiki penyakit mantan istri Ardi dan mencarikan dokter untuknya bila perlu. Mantan istri Ardi harus berumur panjang.Cindy mengangguk setuju sembari membalas, "Pak Jose tenang saja. Aku akan mengurusnya. Grup Ruslan memang bergerak di bidang farmasi. Ada beberapa obat yang sangat efektif. Aku bisa mengaturnya agar dia bisa mencobanya."Setelah mengakhiri panggilan, Jose duduk sendirian di dalam mobil cukup lama. Dia merasa senang, tetapi menurutnya dia tidak seh
Selvy buru-buru pergi ke lantai 1. Jose duduk di sofa lobi dengan santai. Terdapat secangkir kopi di atas meja. Resepsionis menemani Jose berbincang dengan ramah.Resepsionis berkata, "Sebentar lagi Bu Selvy akan turun. Pak Jose duduk dulu. Aku ambilkan 2 majalah bisnis untukmu."Suasana hati Jose sangat bagus. Dia membalas dengan sopan, "Nggak usah, terima kasih. Ibunya anakku akan segera turun."Resepsionis memegang dadanya. Jantungnya berdegup kencang. Dia ingin menyebarkan ucapan Jose kepada semua karyawan perusahaan.Sayangnya, Selvy datang begitu cepat dan dia mendengar ucapan Jose. Sementara itu, Jose bersandar di sofa dan berucap dengan santai, "Kopinya enak. Tapi, majalahnya nggak baru ...."Selvy menghampiri Jose, lalu melihat majalahnya dan menanggapi, "Kalau kamu mengakuisisi perusahaanku, kamu bisa mengubah banyak hal."Jose bertanya, "Aku mau, tapi kamu mau jual, nggak?"Selvy tertegun sejenak. Ucapan Jose sangat familier, sepertinya Jose pernah mengatakannya beberapa tah
Wajar saja jika Selvy merasa canggung. Ekspresi Jose sangat lembut dan parasnya sangat tampan. Setelah bernegosiasi sejenak, akhirnya mereka makan malam bersama.Mereka bertiga pergi ke sebuah restoran. Pelayan yang melihat mereka langsung bertanya, "Pak, Bu, untuk 3 orang, ya?"Sebelum Selvy sempat menjawab, Jose berbicara terlebih dahulu, "Iya, untuk 3 orang. Tolong carikan tempat duduk dekat jendela untuk kami. Jadi, anak kami bisa lihat bianglala."Pelayan merasa Jose sangat familier, lalu dia baru ingat pernah melihat Jose di majalah bisnis. Pria ini adalah presdir Grup Ruslan. Jadi, pelayan buru-buru menyediakan tempat duduk yang paling bagus untuk mereka dan memberi Selena kubus rubik yang baru.Selena sangat gembira. Mereka bertiga duduk di kursi. Selena fokus bermain dan tidak memedulikan kedua orang tuanya.Jose membuka serbet, lalu memberikan menu kepada Selvy dan berkata dengan lembut, "Kita sudah kenal begitu lama, tapi sepertinya kita nggak pernah makan bersama. Sekarang
Selvy memang takut. Dia pernah mencintai Jose. Selvy takut dia tidak bisa mengendalikan diri dan menyukai Jose setelah sering berhubungan seperti ini. Dia takut dirinya menjadi wanita seperti itu.Selvy berusaha menyangkal, tetapi sudah jelas Jose tidak percaya. Jose menatap Selvy, lalu berujar, "Kenapa kamu nggak berani mengaku sebenarnya kamu nggak menyukai Ardi? Kamu menikah dengannya hanya demi menghindari kenyataan dan nggak ingin disakiti olehku.""Tapi, bagaimana kalau aku bilang aku nggak akan menyakitimu dan marah kepadamu lagi? Bagaimana kalau aku tetap memperlakukanmu seperti malam ini? Apa kamu akan tetap memilih Ardi dan menikah dengannya?" lanjut Jose.Selvy tidak tahu. Dia menggeleng, tetapi Jose tidak memberi Selvy kesempatan untuk kabur. Jose terus menggenggam tangan Selvy.Selvy melihat Jose menatapnya dengan tulus. Hanya saja, dia masih tidak yakin. Selvy merasa dia pasti salah lihat, mana mungkin Jose menatapnya seperti itu?Selvy merasa sedih. Jelas-jelas, mereka m
Annika tidak tahu apakah semua pria yang berselingkuh itu memiliki dua ponsel. Ketika Zakki sedang mandi, pacar Zakki mengirimkan sebuah swafoto. Gadis itu cantik dan masih sangat muda, tetapi dia mengenakan pakaian mewah yang tidak sesuai dengan usianya, jadi dia terlihat sedikit tidak nyaman.“Pak Zakki, terima kasih hadiah ulang tahunnya.”Annika menatap pesan itu untuk waktu yang lama hingga matanya sakit. Dia tahu bahwa Zakki berselingkuh, tetapi dia tidak menyangka suaminya berselingkuh dengan gadis seperti itu. Annika merasa patah hati dan terkejut ketika melihat wanita yang disukai oleh suaminya. Dia benar-benar menyesal telah mengetahui rahasia Zakki. Kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Sesaat kemudian, Zakki keluar dalam keadaan basah kuyup. Jubah mandi berwarna putih membalut otot perut dan dadanya yang kekar. Lelaki itu tampak tampan dan seksi. "Sampai kapan kamu akan menatapnya?" Zakki mengambil ponselnya dari tangan Annika. Dia melirik ponseln