Ketika Jose pulang kerja bersama Selena sore itu, dia langsung mencium aroma bunga di lantai bawah. Embusan angin bertiup lembut, membuatnya teringat pada puisi tentang musim semi.Sekuntum bunga pir jatuh ke atas Bantley hitam Jose. Kelopak putih bersihnya sangat indah.Selena mengulurkan tangan untuk meraihnya, tetapi tangannya terlalu pendek. Jose lalu mengambil bunga putih itu dan menaruhnya di telapak tangan Selena."Wah!" seru Selena dengan riang. Ketika gadis kecil itu mengecup pipinya, hati Jose yang keras diam-diam mencair.Di mobil, Selena berkata dengan manja, "Ayah, Selena mau makan Kids' Meal. Katanya anak-anak lain sering pergi makan itu sama orang tuanya. Selena juga mau."Jangankan Kids' Meal, kalaupun Selena meminta bulan di langit, Jose akan memenuhinya."Oke," ucap Jose dengan lembut sambil mengenakan sabuk pengamannya.Sepuluh menit kemudian, mobil berhenti di depan sebuah restoran barat. Jose melepas sabuk pengaman dan turun, lalu menggendong Selena turun dari mobi
Jose sudah berbalik dan melangkah menuju restoran.Selvy menenangkan perasaannya, lalu berkata sambil tersenyum pada Ardi, "Cepat coba jasmu. Aku mau lihat pas atau nggak. Kalau ukurannya nggak pas, masih sempat diperbaiki."Ardi yang perhatian mengambil selembar tisu dan menyeka air mata Selvy dengan lembut. Dia sedikit tergerak saat melihat wajah rupawan wanita itu. Ardi memang menyukai Selvy. Jika tidak, dia tidak mungkin mau menikah.Selvy mendongak, mempertemukan mata mereka berdua. Pasangan yang cocok satu sama lain umumnya lebih saling memahami. Jadi, bahkan ketika mereka belakangan berpisah, Selvy masih merasa bahwa Ardi adalah pria yang sangat cocok untuk dijadikan suami.Ardi mengikuti pegawai butik ke kamar ganti. Dia baru selesai berganti pakaian ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat bahwa sang putra yang menelepon, dia langsung menjawabnya.Anak itu berkata dengan panik di telepon, "Ayah, Ibu pingsan!"Hati Ardi bergetar. Setelah mengetahui penyakit mantan istrinya
Jose menginjak pedal gas dengan pelan dan melajukan mobilnya menuju ke arah matahari terbenam. Hanya tersisa sejumput awan di kaki langit dan cahaya keunguan yang indah.Mobil itu sepertinya sengaja dilajukan dengan sangat lambat. Di kursi belakang, Selena menyanyikan lagu anak-anak dengan nada sumbang. Sementara itu, seorang pria tampan mengemudi dengan ekspresi tenang di depan.Selvy menggigit burgernya. Saat ini, mereka benar-benar terlihat seperti keluarga utuh. Namun, dia tidak berani larut dalam pemikiran ini."Mau ke mana?" tanya Selvy dengan pelan.Jose meliriknya dari kaca spion, lalu menyahut dengan lembut, "Kamu mau jalan-jalan, 'kan? Sepatu hak tinggi yang kamu pakai terlalu mahal dan menyiksa. Lebih baik lihat pemandangan dari dalam mobil."Selvy tidak menanggapi dan hanya menggigit burgernya. Setelah beberapa saat, Selena tiba-tiba menyerahkan sekaleng soda sambil berkata dengan suara manisnya, "Ayah bilang Ibu terlalu kurus, takutnya gaun pengantinnya melorot."Selvy men
Jose memandang Selvy. Dia tentu tidak berharap dirinya dan Selvy akan tidur bersama Selena. Selvy adalah calon istri Ardi.Joe juga tahu Selvy pasti sedang menjaga kesuciannya sekarang. Joe hanya ingin melihat ekspresi Selvy dan ingin mengetahui apakah Selvy masih mengingat kenangan masa lalu mereka.Jose dan Selvy saling bertatapan dan tidak bersuara. Mereka tidak lupa sedikit pun, tetapi hal ini tidak bisa dideskripsikan.Beberapa saat kemudian, Jose berucap pada Selena dengan suara serak, "Beberapa hari lagi, kamu bisa tidur dengan Ibu."Selena mengerucutkan bibirnya sembari membalas dengan kesal, "Aku bilang mau tidur dengan Ayah dan Ibu. Aku melihat orang-orang tidur bersama di televisi.""Jose," tegur Selvy. Di bawah cahaya redup, Selvy mengernyit. Terlihat sisi rapuhnya yang tidak biasa.Jose memandang Selvy dengan tenang. Suasana seketika menjadi hening dan terasa canggung.Lantaran merasa ada yang salah, Selvy segera mencium Selena dan berpamitan, "Sampai jumpa dua hari lagi!"
Keesokan harinya adalah hari wawancara Selena masuk TK. Selvy awalnya mau berjumpa di depan TK, tetapi Jose bilang akan menjemputnya dari rumah. Selvy tidak ingin bertengkar karena masalah sepele ini, jadi dia menyetujuinya.Selvy baru mengakhiri panggilan dan langsung bertatapan dengan Sally yang tampak sedang memikirkan sesuatu.Sally berkata, "Kemarin sore, Jose datang mengajak Selena dan sekretarisnya. Dia nggak bilang apa-apa, cuma kasih beberapa suplemen untukku. Kelihatannya semua itu produk berkualitas yang sulit didapatkan."Selvy tertegun.Sally menambahkan, "Aku nggak ada di sisimu beberapa tahun ini. Aku bahkan nggak tahu kisah cintamu selama ini. Aku ibu yang gagal, rasanya nggak pantas untuk ikut campur kehidupan percintaanmu.""Tapi, ada satu hal yang harus kukatakan. Aku bisa melihat bahwa Jose punya perasaan padamu. Meski sedikit arogan, dia seperti anak TK yang berbuat usil pada gadis yang dia sukai untuk mencari perhatian. Menurutku, Jose seperti itu," sambung Sally.
Momen yang menyentuh ini lebih dalam dibandingkan hubungan badan yang pernah mereka lakukan. Jose telah membantunya berkali-kali dalam hal finansial dan sumber daya, tetapi dukungan emosional sangat jarang.Mata Selvy awalnya sudah lembab. Kini, dia makin ingin menangis, tetapi dia berusaha menahan tangisnya. Dia tidak ingin kehilangan kendali di depan umum, jadi dia mengedipkan mata dengan perlahan.Jose masih menggenggam telapak tangan Selvy. Mereka terlihat seperti pasangan yang saling mencintai, seperti suami istri sesungguhnya, dan seperti orang tua yang sempurna.Di sisi lain, Revina menyiapkan soal tes yang baru. Selena tidak perlu menulis dan menggambar, hanya perlu menyebutkan benda-benda yang ada di dalam gambar.Selena bersandar di pelukan Revina dengan mata berbinar. Dia berkata, "Ini ayam, ini bebek ...."Revina memuji dengan terharu, "Pintar sekali."Selena menatap Jose. Wajah kecil yang putih dan lembut itu menunjukkan kebanggaan. Sebagai ayah, Jose juga merasa bangga. D
Begitu Selvy selesai melontarkan ucapannya, bibirnya langsung dicium. Ciuman yang lembut dan pelan ini seolah-olah sedang memperlakukan harta yang berharga. Selvy membuka matanya, begitu juga dengan Jose. Mereka saling bertatapan, tetapi saat ini Selvy ingin menangis lagi.Jose belum pernah mencium Selvy seperti ini. Setetes air mata mengalir lembut dari pipinya.Ketika Selvy mengira Jose akan melepaskannya, Jose malah meraih belakang leher Selvy dan berciuman dengan intens. Jose mencium Selvy dengan dalam dan penuh gairah, seolah-olah ingin memiliki Selvy seutuhnya. Sementara itu, air mata tidak berhenti mengalir deras selama berciuman.Setelah beberapa saat, Jose akhirnya melepaskan Selvy. Selvy tertegun karena ciuman itu dan terlihat seperti orang linglung. Jose malah melekatkan dahinya ke dahi Selvy sambil berbisik lembut, "Sekarang kamu bisa melaporkanku atas tuduhan pelecehan atau menamparku untuk melampiaskan amarahmu."Tak lama kemudian, sebuah tamparan mendarat di wajah tampa
Jose tercengang cukup lama sebelum menimpali, "Apa? Katakan sekali lagi."Suara Cindy bergetar karena gembira. Setelah mengulangi perkataannya, dia menyampaikan kabar yang baru dia dapatkan, "Mantan istri Ardi sepertinya sedang sakit. Mungkin Ardi merasa bertanggung jawab, jadi dia rujuk untuk menenangkan hati mantan istrinya.""Kalau dipikir-pikir, Ardi nggak salah," sahut Jose. Dia tidak tahu apakah Ardi orang baik atau bukan. Namun, menurutnya keputusan Ardi sangat bijak.Jose mengubah sikapnya. Dia meminta Cindy untuk menyelidiki penyakit mantan istri Ardi dan mencarikan dokter untuknya bila perlu. Mantan istri Ardi harus berumur panjang.Cindy mengangguk setuju sembari membalas, "Pak Jose tenang saja. Aku akan mengurusnya. Grup Ruslan memang bergerak di bidang farmasi. Ada beberapa obat yang sangat efektif. Aku bisa mengaturnya agar dia bisa mencobanya."Setelah mengakhiri panggilan, Jose duduk sendirian di dalam mobil cukup lama. Dia merasa senang, tetapi menurutnya dia tidak seh