Selvy membalas jabatannya sambil berucap, "Senang bertemu denganmu."Setelah itu, Yasa menoleh ke arah Jose dan berucap, "Ayo, masuk! Barusan, Kak Ariel mencari kita." Jose sangat memperhatikan wanita itu. Dia mengangguk ke arah Selvy, lalu pergi bersama pacarnya.Di depan pintu masuk, tinggal Selvy seorang diri. Di dekatnya, cermin besar dari lantai ke langit-langit memantulkan bayangan dirinya.Selvy menyentuh wajahnya. Dia bisa melihat betapa pucatnya dirinya sendiri. Dalam hatinya, dia tertawa sinis. Ini adalah pilihan yang dia buat sendiri, lalu kenapa sekarang dia seperti ingin menangis?Butuh lima menit bagi Selvy untuk menenangkan diri. Ketika memasuki aula pesta, dia kembali menjadi sosok Selvy yang tak bisa dikalahkan.Marcella pun mendekatinya. Barusan dia melihat apa yang terjadi sehingga merasa simpati. Tanpa banyak bicara, dia menarik kakaknya ke toilet yang sepi dan mengunci pintunya.Setelah berbalik, Marcella menatap kakaknya. Selvy tertawa sinis sebelum bertanya, "Kam
Jose baru memasuki aula utama setelah resepsi dimulai.Ada 100 meja tamu undangan dalam acara pernikahan Henley dan Ariel. Gedung pernikahan ini adalah yang terbesar dan termewah di Kota Brata, suasananya benar-benar megah. Sebagai sanak keluarga dari pihak mempelai wanita, Jose pun duduk di meja utama resepsi.Melihat Jose datang, Yasa berucap pelan, "Di sini, Jose."Setelah berjalan beberapa langkah, Jose yang belum sempat duduk mendapati Selvy yang duduk di meja sebelah mereka. Wanita itu duduk bersebelahan dengan Marcella dan berjarak beberapa kursi dari Joe. Matanya tampak memerah, seperti baru saja menangis.Wanita itu tidak mengenakan gaun pesta, melainkan setelan tulle simpel yang tampak formal tapi tidak kalah memesona. Figur tubuhnya memang bagus dan Jose paling tahu soal itu.Tak kuasa, dia jadi teringat dengan malam yang tak terkendali itu. Dia teringat bagaimana dua insan muda itu terus bergelut sepanjang malam. Itu adalah pengalaman pertama baginya, juga bagi Selvy.Beber
Setelah meletakkan gelas sampanye, gadis itu jadi makin tersipu. Dia langsung mendekap ke sisi Jose. Sikapnya tampak manja dan mesra.Di bawah kilauan lampu kristal, wajah tampan Jose memancarkan ekspresi dingin nan tegas yang memesona. Namun samar-samar, pandangan matanya terus mendarat pada Selvy.Sementara itu, wajah Selvy terlihat pucat. Adegan barusan terlalu kejam baginya. Dia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menahan emosinya agar tidak kehilangan kendali dalam situasi seperti ini.Pandangan mata Jose masih saja tertuju pada Selvy, seakan-akan hanya mereka berdua yang tersisa di dunia ini. Orang yang sangat tidak peka sekalipun pasti akan menyadarinya, terlebih lagi Yasa. Dia menarik lengan Jose dengan gelisah. "Ada apa, Jose?"Jose menunjukkan ekspresi datar. Setelah bersulang sebentar dengan tamu-tamu yang ada di meja itu, dia pun pamit dan menuju ke meja berikutnya.Saat ini, Marcella menekan lengan Selvy dengan erat untuk memberinya kekuatan.Joe yang berjarak dua ku
Di parkiran hotel.Selvy membuka pintu mobil dan hendak memasuki mobil. Terdengar suara seorang pria dari balik tubuhnya. "Kamu mau pulang?"Selvy terpaku.Itu Jose!Setelah membalikkan badannya dengan pelan, Selvy melihat wajah tegas Jose yang disinari cahaya lampu dingin. Jarak mereka cuma terpaut tiga atau empat langkah. Mata pria yang lebih hitam dari langit malam itu seakan-akan bisa menguras semua jiwa wanita yang sedang ditatapnya ini.Suasana di sana menjadi sangat tidak nyata.Seketika, Selvy memaksakan sebuah senyum cuek. "Iya, mau pulang. Ada pesan lainnya, Pak Jose?"Jose tidak menunjukkan ekspresi apa pun, tapi pandangannya mencekam. "Nggak ada yang mau kamu bilang padaku?"Selvy terdiam.Jose menyelipkan tangannya ke dalam saku mantel dan mengeluarkan sebungkus rokok. Setelah mengoyak plastik pembungkusnya, dia mencengkeram sekotak rokok itu tanpa membuka kotaknya. Pandangan matanya juga tidak pernah beralih dari Selvy. "Misalnya hal yang kamu tanyakan dari telepon waktu
Jose membuka pintu mobil.Suasana di dalam mobil sangat hangat, tapi Yasa tampak sedikit tidak tenang. Bagaimanapun, dia ini wanita. Tidak ada wanita yang tidak peka. Dia tahu sikap luar biasa ramah Jose malam ini sebenarnya ditujukan untuk wanita bernama Selvy itu.Dia pernah mendengar rumor tentang Jose dan Selvy, tapi tidak pernah memedulikannya. Bagaimanapun, dirinya muda dan menawan, mana mungkin kalah dari seorang wanita tua berumur tiga puluhan?Namun sekarang, dia jadi tidak yakin. Dia sadar kalau pandangan Jose kepada Selvy itu berbeda. Itu pandangan dengan cinta dan dendam yang bertaut!....Jose dan Yasa duduk bersebelahan di dalam mobil. Jika sesuai rencana, mereka adalah calon suami-istri yang bertunangan. Namun, ada sedikit kendala malam ini.Sambil memandang baju hitam yang ada di depan mobil, Jose berkata dengan ekspresi datar, "Maaf, Yasa, aku nggak bisa bertunangan denganmu."Yasa bisa menebak alasannya.Gadis muda itu berusaha menahan, tapi air mata tetap membasahi m
Aroma rokok memenuhi mobil.Jose membuka jendela mobil sampai tuntas untuk menghilangkan aroma rokok dari sana. Kemudian, dia meletakkan tangannya di atas setir mobil dengan pelan dan menahan pedal gas. Mobilnya pun melaju ke vila Selvy.Angin malam seakan-akan membuat pikiran Jose lebih jernih, juga membuat ekspresinya semakin tegas. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu 40 menit bisa ditempuhnya dalam 25 menit. Dia bahkan tiba lima menit lebih cepat dari Selvy.Jose memarkirkan mobilnya di tempat gelap dan menunggu di sana. Malam musim semi terasa hening. Terlihat seseorang sedang bermain kembang api di kejauhan sana. Saking jauhnya, kembang api itu malah terkesan sepi .... Seperti hubungannya dengan Selvy, yang cuma ada percikan, tanpa pernah bermekaran.Mereka bahkan belum pernah mengutarakan rasa cinta. Namun, mereka sudah punya anak. Namanya Selena Orlando, kan?Seharusnya itu anak perempuan yang pernah dilihat Jose di tempat parkir. Wajahnya manis, rambut pendeknya mencapai
Selena langsung mendekap ke pelukan Jose. Cepat sekali anak ini membelot!Selvy yang duduk di barisan depan menunjukkan ekspresi sayu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menahan pedal gas. Selang beberapa detik, mobilnya sudah berhenti di depan pintu vila. Dia melirik Jose dari kaca spion, tapi pria itu langsung menggendong Selena turun dari mobil tanpa memedulikannya.Di bawah sinar lampu remang-remang, tampak Jose yang bertubuh tegap berjalan dengan langkah mantap. Jelas terlihat, Selena amat menyukainya. Gadis kecil itu memeluk erat leher ayahnya dan memandang Selvy yang ketinggalan di belakang dengan mata bulatnya. Anak kecil itu bisa merasakan bahwa ada perselisihan di antara kedua orang dewasa ini.Ini jelas-jelas rumah Selvy, tapi wibawa Jose malah terlihat seperti tuan rumah. Semua pembantu di sana juga cuma bisa terpana membiarkannya menggendong Selena ke lantai dua. Saat Selvy masuk rumah, pembantunya lantas bertanya, "Nona, ini ....""Dia ayah Selena. Kalian istirahatla
Annika tidak tahu apakah semua pria yang berselingkuh itu memiliki dua ponsel. Ketika Zakki sedang mandi, pacar Zakki mengirimkan sebuah swafoto. Gadis itu cantik dan masih sangat muda, tetapi dia mengenakan pakaian mewah yang tidak sesuai dengan usianya, jadi dia terlihat sedikit tidak nyaman.“Pak Zakki, terima kasih hadiah ulang tahunnya.”Annika menatap pesan itu untuk waktu yang lama hingga matanya sakit. Dia tahu bahwa Zakki berselingkuh, tetapi dia tidak menyangka suaminya berselingkuh dengan gadis seperti itu. Annika merasa patah hati dan terkejut ketika melihat wanita yang disukai oleh suaminya. Dia benar-benar menyesal telah mengetahui rahasia Zakki. Kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Sesaat kemudian, Zakki keluar dalam keadaan basah kuyup. Jubah mandi berwarna putih membalut otot perut dan dadanya yang kekar. Lelaki itu tampak tampan dan seksi. "Sampai kapan kamu akan menatapnya?" Zakki mengambil ponselnya dari tangan Annika. Dia melirik ponseln