Telepon di kedua sisi terdiam dengan keheningan aneh. Sebenarnya mereka sudah bersama cukup lama, tetapi tidak pernah ada kata cinta yang diucapkan, baik dari Jose maupun Selvy.Mereka selalu bertengkar dan membuat satu sama lain merasa tidak nyaman. Setelah sekian lama, akhirnya Selvy mengungkit tentang perasaan.Namun saat mereka berpisah dulu, apa yang Selvy katakan? Dia bilang selain tidur bersama, dia tidak pernah mencintai Jose sedikit pun.Selvy mengucapkan kata-kata yang sangat tajam, tanpa meninggalkan celah sedikit pun di antara mereka.Setelah sekian lama, suara Jose terdengar sangat dingin ketika berujar, "Masih mencintaimu? Selvy, apa kamu nggak terlalu banyak berkhayal? Aku nggak akan mati karena seorang wanita. Kamu seharusnya nggak lupa apa yang pernah kamu bilang, 'kan?""Sekarang, kamu lagi rencanakan apa lagi? Apa kamu melihat ada keuntungan dariku? Setelah memanfaatkannya, kamu mau membuangku lagi?" tanya Jose.Selvy tidak menutup telepon. Dia mendengarkan Jose teru
Selvy membalas jabatannya sambil berucap, "Senang bertemu denganmu."Setelah itu, Yasa menoleh ke arah Jose dan berucap, "Ayo, masuk! Barusan, Kak Ariel mencari kita." Jose sangat memperhatikan wanita itu. Dia mengangguk ke arah Selvy, lalu pergi bersama pacarnya.Di depan pintu masuk, tinggal Selvy seorang diri. Di dekatnya, cermin besar dari lantai ke langit-langit memantulkan bayangan dirinya.Selvy menyentuh wajahnya. Dia bisa melihat betapa pucatnya dirinya sendiri. Dalam hatinya, dia tertawa sinis. Ini adalah pilihan yang dia buat sendiri, lalu kenapa sekarang dia seperti ingin menangis?Butuh lima menit bagi Selvy untuk menenangkan diri. Ketika memasuki aula pesta, dia kembali menjadi sosok Selvy yang tak bisa dikalahkan.Marcella pun mendekatinya. Barusan dia melihat apa yang terjadi sehingga merasa simpati. Tanpa banyak bicara, dia menarik kakaknya ke toilet yang sepi dan mengunci pintunya.Setelah berbalik, Marcella menatap kakaknya. Selvy tertawa sinis sebelum bertanya, "Kam
Jose baru memasuki aula utama setelah resepsi dimulai.Ada 100 meja tamu undangan dalam acara pernikahan Henley dan Ariel. Gedung pernikahan ini adalah yang terbesar dan termewah di Kota Brata, suasananya benar-benar megah. Sebagai sanak keluarga dari pihak mempelai wanita, Jose pun duduk di meja utama resepsi.Melihat Jose datang, Yasa berucap pelan, "Di sini, Jose."Setelah berjalan beberapa langkah, Jose yang belum sempat duduk mendapati Selvy yang duduk di meja sebelah mereka. Wanita itu duduk bersebelahan dengan Marcella dan berjarak beberapa kursi dari Joe. Matanya tampak memerah, seperti baru saja menangis.Wanita itu tidak mengenakan gaun pesta, melainkan setelan tulle simpel yang tampak formal tapi tidak kalah memesona. Figur tubuhnya memang bagus dan Jose paling tahu soal itu.Tak kuasa, dia jadi teringat dengan malam yang tak terkendali itu. Dia teringat bagaimana dua insan muda itu terus bergelut sepanjang malam. Itu adalah pengalaman pertama baginya, juga bagi Selvy.Beber
Setelah meletakkan gelas sampanye, gadis itu jadi makin tersipu. Dia langsung mendekap ke sisi Jose. Sikapnya tampak manja dan mesra.Di bawah kilauan lampu kristal, wajah tampan Jose memancarkan ekspresi dingin nan tegas yang memesona. Namun samar-samar, pandangan matanya terus mendarat pada Selvy.Sementara itu, wajah Selvy terlihat pucat. Adegan barusan terlalu kejam baginya. Dia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menahan emosinya agar tidak kehilangan kendali dalam situasi seperti ini.Pandangan mata Jose masih saja tertuju pada Selvy, seakan-akan hanya mereka berdua yang tersisa di dunia ini. Orang yang sangat tidak peka sekalipun pasti akan menyadarinya, terlebih lagi Yasa. Dia menarik lengan Jose dengan gelisah. "Ada apa, Jose?"Jose menunjukkan ekspresi datar. Setelah bersulang sebentar dengan tamu-tamu yang ada di meja itu, dia pun pamit dan menuju ke meja berikutnya.Saat ini, Marcella menekan lengan Selvy dengan erat untuk memberinya kekuatan.Joe yang berjarak dua ku
Di parkiran hotel.Selvy membuka pintu mobil dan hendak memasuki mobil. Terdengar suara seorang pria dari balik tubuhnya. "Kamu mau pulang?"Selvy terpaku.Itu Jose!Setelah membalikkan badannya dengan pelan, Selvy melihat wajah tegas Jose yang disinari cahaya lampu dingin. Jarak mereka cuma terpaut tiga atau empat langkah. Mata pria yang lebih hitam dari langit malam itu seakan-akan bisa menguras semua jiwa wanita yang sedang ditatapnya ini.Suasana di sana menjadi sangat tidak nyata.Seketika, Selvy memaksakan sebuah senyum cuek. "Iya, mau pulang. Ada pesan lainnya, Pak Jose?"Jose tidak menunjukkan ekspresi apa pun, tapi pandangannya mencekam. "Nggak ada yang mau kamu bilang padaku?"Selvy terdiam.Jose menyelipkan tangannya ke dalam saku mantel dan mengeluarkan sebungkus rokok. Setelah mengoyak plastik pembungkusnya, dia mencengkeram sekotak rokok itu tanpa membuka kotaknya. Pandangan matanya juga tidak pernah beralih dari Selvy. "Misalnya hal yang kamu tanyakan dari telepon waktu
Jose membuka pintu mobil.Suasana di dalam mobil sangat hangat, tapi Yasa tampak sedikit tidak tenang. Bagaimanapun, dia ini wanita. Tidak ada wanita yang tidak peka. Dia tahu sikap luar biasa ramah Jose malam ini sebenarnya ditujukan untuk wanita bernama Selvy itu.Dia pernah mendengar rumor tentang Jose dan Selvy, tapi tidak pernah memedulikannya. Bagaimanapun, dirinya muda dan menawan, mana mungkin kalah dari seorang wanita tua berumur tiga puluhan?Namun sekarang, dia jadi tidak yakin. Dia sadar kalau pandangan Jose kepada Selvy itu berbeda. Itu pandangan dengan cinta dan dendam yang bertaut!....Jose dan Yasa duduk bersebelahan di dalam mobil. Jika sesuai rencana, mereka adalah calon suami-istri yang bertunangan. Namun, ada sedikit kendala malam ini.Sambil memandang baju hitam yang ada di depan mobil, Jose berkata dengan ekspresi datar, "Maaf, Yasa, aku nggak bisa bertunangan denganmu."Yasa bisa menebak alasannya.Gadis muda itu berusaha menahan, tapi air mata tetap membasahi m
Aroma rokok memenuhi mobil.Jose membuka jendela mobil sampai tuntas untuk menghilangkan aroma rokok dari sana. Kemudian, dia meletakkan tangannya di atas setir mobil dengan pelan dan menahan pedal gas. Mobilnya pun melaju ke vila Selvy.Angin malam seakan-akan membuat pikiran Jose lebih jernih, juga membuat ekspresinya semakin tegas. Perjalanan yang seharusnya memakan waktu 40 menit bisa ditempuhnya dalam 25 menit. Dia bahkan tiba lima menit lebih cepat dari Selvy.Jose memarkirkan mobilnya di tempat gelap dan menunggu di sana. Malam musim semi terasa hening. Terlihat seseorang sedang bermain kembang api di kejauhan sana. Saking jauhnya, kembang api itu malah terkesan sepi .... Seperti hubungannya dengan Selvy, yang cuma ada percikan, tanpa pernah bermekaran.Mereka bahkan belum pernah mengutarakan rasa cinta. Namun, mereka sudah punya anak. Namanya Selena Orlando, kan?Seharusnya itu anak perempuan yang pernah dilihat Jose di tempat parkir. Wajahnya manis, rambut pendeknya mencapai
Selena langsung mendekap ke pelukan Jose. Cepat sekali anak ini membelot!Selvy yang duduk di barisan depan menunjukkan ekspresi sayu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menahan pedal gas. Selang beberapa detik, mobilnya sudah berhenti di depan pintu vila. Dia melirik Jose dari kaca spion, tapi pria itu langsung menggendong Selena turun dari mobil tanpa memedulikannya.Di bawah sinar lampu remang-remang, tampak Jose yang bertubuh tegap berjalan dengan langkah mantap. Jelas terlihat, Selena amat menyukainya. Gadis kecil itu memeluk erat leher ayahnya dan memandang Selvy yang ketinggalan di belakang dengan mata bulatnya. Anak kecil itu bisa merasakan bahwa ada perselisihan di antara kedua orang dewasa ini.Ini jelas-jelas rumah Selvy, tapi wibawa Jose malah terlihat seperti tuan rumah. Semua pembantu di sana juga cuma bisa terpana membiarkannya menggendong Selena ke lantai dua. Saat Selvy masuk rumah, pembantunya lantas bertanya, "Nona, ini ....""Dia ayah Selena. Kalian istirahatla
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se