Setelah Joe selesai berbicara, Marcella terkejut. Berpacaran dan menikah, menjadi pasangan yang sesungguhnya?Marcella mendongak untuk menatapnya, seolah-olah dunia berhenti berputar dan hanya menyisakan kalimat "menjadi pasangan yang sesungguhnya".Tanpa sadar, Marcella menjawab, "Oke." Setelah mengucapkan kata itu, Marcella merasa sedikit bingung. Akan tetapi, tampaknya dia tidak menyesal.Marcella sadar bahwa dirinya tidak bisa menolak Joe demi masa depan Keluarga Orlando. Seperti yang dikatakan ayahnya, keluarga mereka bisa dianggap sangat beruntung jika Joe bersedia menikahinya.Tangan Marcella tiba-tiba digenggam. Kemudian, Joe membawanya masuk ke dalam mobil dan meminta sopir untuk jalan.Saat sopir menginjak pedal gas, Tasya yang duduk di kursi depan terkejut. Dia sudah lama bekerja untuk Joe sehingga tahu preferensinya.Marcella memang cukup baik, tetapi bukan tipe yang biasanya disukai Joe. Namun, sekarang jelas bahwa Marcella sudah naik status. Tidak disangka Joe lebih memil
Marcella yang penakut tidak berani menyentuh wajahnya. Namun, dia masih merasa penasaran.Marcella pun melihat wajah tampan Joe yang sedikit berubah karena berciuman. Dia berpikir bahwa seseorang yang terlihat begitu anggun dan sempurna seperti Joe ternyata juga memiliki sisi manusiawi.Hidung Joe yang mancung bergesekan lembut dengan hidung kecilnya. Dia berciuman dengan Marcella ....Ciuman itu makin lama makin dalam. Begitu dalam hingga melampaui batas yang bisa diterima oleh Marcella, terutama karena ini adalah ciuman pertamanya.Marcella tidak memiliki pengalaman dan tidak tahu bagaimana reaksi seorang pria saat sedang bergairah. Yang dia tahu hanyalah tubuh Joe sangat panas.Marcella tahu dalam hubungan ini, Joe adalah pihak yang dominan. Seperti halnya ciuman ini. Meski tidak seharusnya dilakukan, Marcella tidak bisa menolak karena Joe menginginkannya.Setelah ciuman itu selesai, Joe melepaskannya. Marcella pun terengah-engah. Dia tidak menolak, lalu menyandarkan kepalanya di ba
Di tengah malam, Alaia dan Xavier kembali ke hotel. Setelah mematikan mesin mobil, Xavier menoleh untuk melihat istrinya. Di pangkuannya, Alaia memegang sebuah kantong mewah dan terlihat sedang melamun.Xavier tahu bahwa hari ini Alaia bertemu dengan Joe. Dia mengambil kantong itu dan berpura-pura mencari sesuatu. Pria itu berujar, "Coba kulihat baju apa yang dibelikan Nyonya Adrian untukku."Ada dua kemeja, satu berwarna abu-abu dan satu lagi berwarna hitam. Itu adalah warna-warna yang kalem dan elegan.Xavier menatap kedua kemeja itu cukup lama, lalu bertanya, "Kamu suka aku pakai warna-warna ini?"Alaia tersadar dari lamunannya. Dia menyentuh kain kemeja itu dengan lembut sembari menjawab, "Kedua warna ini cocok untukmu. Tapi, kulihat di lemarimu nggak ada banyak warna seperti ini ... jadi aku membelikannya untukmu."Xavier membalas sambil tersenyum, "Aku sangat suka. Terima kasih, Nyonya Adrian." Dia membuka pintu mobil, seolah-olah hendak turun.Namun, Alaia menarik lengan bajunya
Joe duduk tegak dengan setelan resmi. Dia memandang sepasang kekasih di depannya dengan tenang. Dia tahu tidak ada yang bisa mengubah situasi ini, bahkan kemunculan Cordelia saja tidak bisa menggoyahkan hubungan mereka.Meskipun Joe sudah menyerah, ada beberapa kata yang ingin disampaikannya kepada Alaia. Mungkin itu karena dia belum bisa benar-benar menerima kenyataan.....Alaia pergi ke toilet. Saat dia keluar untuk mencuci tangan, aliran air dari keran berwarna emas mengalir dengan deras di antara pergelangan tangannya yang lembut.Setelah selesai mencuci, Alaia mematikan keran dan melihat ke cermin untuk merapikan riasannya. Tatapannya tiba-tiba terpaku.Di cermin setengah badan itu, terlihat bayangan Joe. Pria itu bersandar di pintu dengan pandangan tenang. Alaia tidak tahu sejak kapan dia datang. Dia sama sekali tidak mendengar suara apa pun."Selamat untukmu dan Xavier," ucap Joe dengan suara pelan.Pernikahan Alaia dan Joe dijadwalkan pada hari Natal. Dihitung-hitung, itu suda
Ketiganya terdiam. Setelah beberapa saat, Alaia yang berbicara lebih dulu. Dia memandang Marcella dengan lembut, lalu berkata, "Kakakku mabuk, tolong jaga dia."Marcella yang memang baik hati dan tidak suka menyusahkan orang lain, tahu posisinya di hati Joe. Dia mengangguk dan melihat Alaia berlalu di sampingnya.Marcella belum pernah jatuh cinta. Namun, dia bisa membayangkan betapa dalam perasaan yang terpendam selama enam tahun.....Di lorong panjang dengan lampu gantung mewah di atasnya, Alaia berjalan perlahan. Di belakangnya, ada pria yang pernah sangat dia cintai.Joe bilang tidak ingin menyulitkannya. Pria itu juga membahas tentang Kota Aruma dan kenangan mereka.Alaia berpikir tidak peduli seberapa mendalam kenangan itu, semuanya harus terkubur dalam hati dan dilupakan selamanya. Saat sesekali mengingatnya, itu hanya akan menjadi kenangan yang indah. Sementara itu, manusia harus terus maju.Lorong itu terasa sangat panjang, seolah-olah menghabiskan seluruh hidup Alaia untuk sa
Lucy melanjutkan, "Ck, ck. Selvy, lihat dirimu yang pura-pura suci itu. Kamu berani bilang nggak suka Joe? Orang yang kamu sukai malah jadi adik iparmu .... Rasanya lebih menyakitkan daripada mati, 'kan?"....Ekspresi Selvy tetap tenang. Dia memandang Lucy dari atas, lalu menjawab sambil tersenyum, "Lucy, kalau kamu mau menggila, pergilah ke rumah Keluarga Chandra.""Yang nggak mau nikah denganmu adalah Joe, bukan keluargaku. Jadi, jangan cari masalah di depan rumah kami." Usai berkata demikian, Selvy menyuruh satpam untuk menutup pintu.Gerbang berwarna merah tua perlahan tertutup. Lucy tidak bisa menahan dirinya. Dia berlari ke gerbang dan memukulnya dengan keras.Wanita itu memaki, "Selvy, dasar munafik. Kamu bahkan nggak berani mengakui bahwa kamu suka Joe. Kamu juga nggak berani mengaku bahwa kamu adalah wanita yang ditolak sama Joe."Ekspresi satpam terlihat tidak nyaman. Sementara itu, Selvy menggeleng dan memarahi dengan suara rendah, "Benar-benar orang gila!"Selvy berjalan m
Tiba-tiba, tangan Marcella ditangkap oleh Joe. Dia masih belum sepenuhnya sadar, tetapi bisa mengenali bahwa wanita di depannya adalah istrinya, Marcella.Hari ini, Marcella sangat cantik. Alisnya diukir rapi dan hidungnya mancung. Sebenarnya paras Marcella sangat enak dipandang. Tubuhnya juga ramping dan proporsional. Dia adalah istrinya, juga orang yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersamanya.Joe memegang pergelangan tangan Marcella dan menariknya perlahan-lahan hingga dia berada di dekat tubuhnya yang panas. Mereka sangat dekat dan suasana terasa sangat panas.Marcella bisa merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang. Itu terasa menggelegak dan membakar telapak tangannya hingga membuatnya hampir ingin pergi.Marcella belum pernah berhubungan dekat dengan pria sebelumnya. Pengalaman paling intimnya hanya berciuman dengan Joe."Joe," bisik Marcella yang kebingungan. Pria itu memeluk pinggang rampingnya, lalu perlahan mengencangkan pelukan dan mulai menciumnya ....Gaun pengan
Di Grup Chandra, Tasya tampak sangat terkejut ketika melihat Joe datang ke kantor. Dia sontak bertanya, "Pak Joe, bukannya kamu baru menikah?"Di kantor presdir seluas lebih dari 100 meter persegi, sinar matahari musim dingin masuk melalui jendela besar dan meninggalkan pantulan cahaya emas di mana-mana.Joe yang tampak mengesankan duduk di balik meja kerjanya. Mendengar pertanyaan dari Tasya, dia mendongak dan menjawab dengan tenang, "Aku mau menangani sendiri kasus di Afrata Selatan. Siapkan semuanya, nanti kita akan ada makan siang bisnis."Tasya mengangguk, tetapi dia menghela napas dalam hatinya. Namun, Joe tidak menyangka akan bertemu dengan kakak Marcella, Selvy, di klub bisnis tersebut.Selvy adalah wanita yang tangguh di dunia bisnis. Dia berpakaian rapi dan membawa tas kerja. Sambil memandang adik iparnya, dia meledek, "Apa aku nggak salah lihat? Bukannya Pak Joe baru saja menikah dengan adikku?"Selvy bertanya, "Kenapa kamu malah datang ke sini? Mau cari gadis muda? Aduh, si
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se